Merenungi Firman Allah dalam surat al-Haaqqah
Merenungi Firman Allah dalam surat al-Haaqqah
Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak
disembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan
aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi
wa sallam adalah seorang hamba dan utusanNya. Amma ba'du:
Allah tabaraka wa ta'ala berfirman:
﴿
فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقۡرَءُواْ
كِتَٰبِيَهۡ ١٩ إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ٢٠ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ
٢١ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ٢٢ قُطُوفُهَا دَانِيَةٞ ٢٣ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيَٓٔۢا
بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ ٢٤ وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ
بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ٢٥ وَلَمۡ أَدۡرِ مَا
حِسَابِيَهۡ ٢٦ يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ٢٧ مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي مَالِيَهۡۜ
٢٨ هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ٢٩ خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ٣٠ ثُمَّ ٱلۡجَحِيمَ صَلُّوهُ
٣١ ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٖ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعٗا فَٱسۡلُكُوهُ ٣٢ إِنَّهُۥ كَانَ
لَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ ٱلۡعَظِيمِ ٣٣ وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ ٣٤
فَلَيۡسَ لَهُ ٱلۡيَوۡمَ هَٰهُنَا حَمِيمٞ ٣٥ وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنۡ غِسۡلِينٖ
٣٦ لَّا يَأۡكُلُهُۥٓ إِلَّا ٱلۡخَٰطُِٔونَ
٣٧ ﴾ [الحاقة: 19-37]
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya
kitabnya dari sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah, bacalah
kitabku (ini)". Sesungguhnya aku yakin, bahwa Sesungguhnya aku akan
menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang
diridhai, dalam syurga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka
dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah
kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". Adapun orang yang diberikan
kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai alangkah
baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui
apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan
segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah
hilang kekuasaanku daripadaku. (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu
belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh
puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha
besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang
miskin. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada
(pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada
yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa". (QS al-Haaqqah: 19-37).
Penjabaran makna ayat:
Firmannya Allah dalam ayat yang pertama:
﴿
فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقۡرَءُواْ
كِتَٰبِيَهۡ ١٩ ﴾ [الحاقة: 19-37]
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya
kitabnya dari sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah, bacalah
kitabku (ini)". (QS al-Haaqqah: 19).
Allah azza wa jalla
mengabarkan tentang kebahagian orang yang catatan amalnya dikasihkan dari
sebelah kanannya, sehingga karena begitu bahagianya sampai-sampai dalam
mengungkapkannya mengatakan pada tiap orang yang ditemuinya: "Ambillah,
bacalah kitabku (ini)". Karena
dia sudah tahu kalau isinya penuh dengan catatan amal kebajikan dan amal
sholeh.
Dalam sebuah hadits
dijelaskan lebih gamblang keadaan mereka-mereka itu kelak pada hari kiamat,
sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat
Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasannya beliau pernah ditanya
tentang an-Najwa, maka beliau mengatakan: "Aku pernah mendengar Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ اللَّهَ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ
كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ فَيَقُولُ أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا
فَيَقُولُ نَعَمْ أَيْ رَبِّ حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ وَرَأَى فِي
نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ قَالَ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا
أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ فَيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ وَأَمَّا الْكَافِرُ
وَالْمُنَافِقُونَ فَيَقُولُ الْأَشْهَادُ {هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى
رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ} »
[أخرجه البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya Allah kelak akan mendekatkan seorang mukmin lalu
menaruh tirai dan menutupinya, kemudian Allah ta'ala berfirman padanya: 'Apakah
engkau mengetahui dosamu ini dan itu? Ia menjawab: 'Betul, wahai Rabbku'.
Sampai dia mengakui semua perbuatan dosanya, sehingga dia mengira bahwa dirinya
tidak akan selamat. Selanjutnya Allah berkata padanya: 'Aku telah tutupi
dosa-dosamu ini ketika didunia, sedangkan pada hari ini maka Aku ampuni
kamu". Kemudian dirinya dikasih catatan amal kebaikannya. Adapun orang
kafir serta munafik, maka Allah berkata kepada mereka didepan kumpulan manusia.
Sebagaimana firmanNya:
﴿
وَيَقُولُ ٱلۡأَشۡهَٰدُ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَىٰ رَبِّهِمۡۚ
أَلَا لَعۡنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ ١٨
﴾ [ هود : 18]
"Dan para saksi akan berkata: "Orang-orang
inilah yang telah berdusta terhadap tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah
(ditimpakan) atas orang-orang yang zalim".
(QS Huud: 18). HR Bukhari no: 2441. Muslim no: 2768.
Selanjutnya Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
﴿
إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ٢٠ ﴾ [الحاقة:
20]
"Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku
akan menemui hisab terhadap diriku".
(QS
al-Haaqqah: 20).
Maksudnya sungguh dulu
ketika didunia aku merasa yakin sekali bahwa hari penghisaban amal itu pasti
terjadi. Sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah ta'ala dalam firmanNya:
﴿
ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ
رَٰجِعُونَ ٤٦ ﴾ [البقرة : 46]
"(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka
akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya". (QS al-Baqarah: 46).
Kemudian Allah melanjutkan firmanNya:
﴿
فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ٢١ ﴾ [الحاقة: 21]
"Maka orang itu berada dalam kehidupan yang
diridhai". (QS al-Haaqqah: 21).
Artinya dia hidup dibawah keridhoan Allah, dimana mereka pun ridho
sehingga enggan untuk memilih selainnya.
Lalu Allah ta'ala berfirman:
﴿
فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ٢٢ ﴾ [الحاقة: 22]
"Dalam syurga yang tinggi".
(QS
al-Haaqqah: 22).
Yaitu dalam surga yang
tinggi, istananya, dengan bidadari yang jelita, dikelilingi oleh kenikmatan,
dan kekal didalamnya. Di sebutkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ
لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ
فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ
الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ »
[ أخرجه البخاري]
"Sesungguhnya didalam surga ada seratus tingkat yang Allah siapkan
bagi para mujahid yang berperang dijalan Allah. Antara satu tingkat dengan yang
diatasnya bagaikan setinggi langit dan bumi. Dan, bila kalian meminta surga
mintalah surga Firdaus. Sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling luas dan
tinggi". Dan beliau pernah diperlihatkan surga Firdaus, lalu menceritakan:
"Diatas surga Firdaus adalah Arsynya Allah, dan dari Arsy tersebut
memancar mata air ke sungai surga". HR Bukhari no: 2790.
Selanjutnya Allah berfirman:
﴿
قُطُوفُهَا دَانِيَةٞ ٢٣ ﴾ [الحاقة: 23]
"Buah-buahannya dekat". (QS al-Haaqqah: 23).
Bara' bin Azib radhiyallahu
'anhu menjelaskan maksud ayat diatas dengan mengatakan: 'Maksudnya sangat dekat
untuk dipetik oleh salah seorang penghuninya, saking dekatnya dia bisa
mengambilnya sedangkan dia sambil tiduran diatas tempat tidurnya'.
Selanjutnya Allah menjelaskan:
﴿
كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيَٓٔۢا
بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ ٢٤ ﴾ [الحاقة: 24]
"(kepada mereka dikatakan):
"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan
pada hari-hari yang telah lalu". (QS al-Haaqqah: 24).
Maksudnya dikatakan pada
mereka seperti itu sebagai bentuk pemuliaan, nikmat dan balasan kebaikan atas
mereka, kalau bukan karena itu tentunya ada sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا فَإِنَّهُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا
الْجَنَّةَ عَمَلُهُ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا
إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَ » [ أخرجه البخاري ومسلم ]
"Berusahalah agar kalian mendekati dan
sesuai dengan sunah, sesungguhnya tidak ada seorangpun yang bisa masuk surga
dengan sebab amalannya". Maka para sahabat bertanya: 'Tidak pula engkau ya
Rasulallah? Tidak pula saya, kecuali Allah telah melimpahkan kepadaku ampunan
dan rahmatNya". HR Bukhari no:
6467. Muslim no: 2818.
Dalam ayat berikutnya Allah ta'ala berfirman:
﴿
وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي
لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ٢٥ ﴾ [الحاقة: 25]
"Adapun orang yang diberikan
kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai alangkah
baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini)". (QS al-Haaqqah: 25).
Ini adalah berita tentang
keadaan orang-orang yang celaka, yaitu apabila diberi kepada salah seorang
diantara mereka buku catatan amalnya dari sebelah kiri, maka pada saat itu
dirinya hanya mampu menyesali dengan penyesalan yang sangat. Sembari
mengatakan: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku
kitabku (ini)". Karena dia paham bahwa itu sebagai pertanda dirinya adalah
penghuni neraka.
Lalu Allah melanjutkan firmanNya:
﴿
وَلَمۡ أَدۡرِ مَا حِسَابِيَهۡ ٢٦ ﴾ [الحاقة: 26]
"Dan aku tidak mengetahui apa
hisab terhadap diriku". (QS al-Haaqqah: 26).
Duhai sekiranya aku menjadi
orang yang lupa dan dilupakan, sebagaimana yang Allah kabarkan dalam ayatNya
yang lain, Allah ta'ala berfirman:
﴿
إِنَّآ أَنذَرۡنَٰكُمۡ عَذَابٗا قَرِيبٗا يَوۡمَ يَنظُرُ ٱلۡمَرۡءُ مَا
قَدَّمَتۡ يَدَاهُ وَيَقُولُ ٱلۡكَافِرُ يَٰلَيۡتَنِي كُنتُ تُرَٰبَۢا ٤٠ ﴾ [النبأ : 40]
"Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu
(hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah
diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya
sekiranya dahulu adalah tanah". (QS an-Naba': 40).
Selanjutnya Allah berfirman:
﴿
يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ٢٧ ﴾ [الحاقة: 27]
"Duhai kiranya kematian itulah
yang menyelesaikan segala sesuatu".
(QS
al-Haaqqah: 27).
Imam Adh-Dhahak menjelaskan
maksud ayat diatas dengan mengatakan: "Yaitu kematian yang tidak ada lagi
kehidupan setelahnya". Sedangkan Qatadah, beliau menjelaskan: 'Dia
berangan-angan bisa mati sedangkan dahulu ketika masih didunia, kematian adalah
suatu perkara yang paling dia benci'.
Lalu Allah ta'ala melanjutkan:
﴿
مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي مَالِيَهۡۜ ٢٨ ﴾ [الحاقة: 28]
"Hartaku sekali-kali tidak
memberi manfaat kepadaku". (QS al-Haaqqah: 28).
Maksudnya hartaku tidak
mampu menolak adzab dan siksaan Allah azza wa jalla, akan tetapi, justru
perkaranya aku selesaikan sendiri tanpa ada yang membantu dan meringankan
urusanku.
Kemudian Allah berfirman:
﴿
هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ٢٩ ﴾ [الحاقة: 29]
"Telah hilang kekuasaanku
daripadaku". (QS al-Haaqqah: 29).
Artinya telah hilang dan pergi, tidak bermanfaat sedikitpun pasukannya
yang dulu sangat banyak, tidak pula pengikut, kedudukan serta kekuasaan.
Semuanya hilang tak berbekas ditelan kehidupan. Dirinya telah ketinggalan untuk
meraih keuntungan yang banyak, lalu datang penggantinya kesedihan dan
kesusahan.
Selanjutnya Allah berfirman:
﴿
خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ٣٠ ﴾ [الحاقة: 30]
"(Allah berfirman):
"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya ". (QS al-Haaqqah: 30).
Allah memerintahkan pada
malaikat zabaniyah untuk memegang dia ditengah-tengah Mahsyar lalu menaruh
belenggu dilehernya, kemudian ia dilempar kedalam api neraka yang menyala-yala.
Hal itu sebagaimana yang Allah ta'ala kabarkan dalam firmanNya:
﴿
إِذِ ٱلۡأَغۡلَٰلُ فِيٓ أَعۡنَٰقِهِمۡ وَٱلسَّلَٰسِلُ يُسۡحَبُونَ ٧١
فِي ٱلۡحَمِيمِ ثُمَّ فِي ٱلنَّارِ يُسۡجَرُونَ ٧٢
﴾ [ غافر : 71-72]
"Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher
mereka, seraya mereka diseret. Ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka
dibakar dalam api". (QS Ghaafir: 71-72).
Selanjutnya Allah ta'ala berfirman:
﴿
ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٖ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعٗا فَٱسۡلُكُوهُ ٣٢ ﴾ [الحاقة: 32]
"Kemudian belitlah dia dengan
rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta".
(QS
al-Haaqqah: 32).
Berkata Ka'ab: 'Dan mata rantainya berbentuk bulat yang terbuat dari
besi neraka'. Ibnu Abbas mengatakan: 'Panjangnya satu hasta sama dengan ukuran
hastanya para malaikat'. Pada kesempatan lain beliau mengatakan: 'Faslukuuh
maksudnya dijadikan mata rantai tersebut menyatu, mulai dimasukkan dari
duburnya lalu tembus keluar dari mulutnya, setelah itu baru diikat jadi satu.
Dan dirinya senantiasa diadzab dengan adzab ini, sungguh celaka adzab dan siksa
seperti itu'.
Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya
dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhuma, dia berkata: 'Rasulallah shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَنَّ رَصَاصَةً مِثْلَ هَذِهِ وَأَشَارَ إِلَى مِثْلِ
جُمْجُمَةٍ أُرْسِلَتْ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ وَهِيَ مَسِيرَةُ خَمْسِ
مِائَةِ سَنَةٍ لَبَلَغَتْ الْأَرْضَ قَبْلَ اللَّيْلِ وَلَوْ أَنَّهَا أُرْسِلَتْ
مِنْ رَأْسِ السِّلْسِلَةِ لَسَارَتْ أَرْبَعِينَ خَرِيفًا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
قَبْلَ أَنْ تَبْلُغَ أَصْلَهَا أَوْ قَعْرَهَا »
[ أخرجه أحمد ]
"Kalau sekiranya peluru semisal ini, dan beliau mengisyaratkan
seperti tengkorak (kepala) dilemparkan dari langit ke bumi, yang perjalanannya
sama dengan lima ratus tahun, tentu peluru tadi akan sampai kebumi sebelum
malam hari, dan kalau seandainya dilempar ke arah kepala ahli neraka yang
dibelenggu dengan rantai, tentu peluru tadi melesat selama empat puluh musim,
malam dan siang, sebelum sampai pada sasaran bagian dalamnya". HR Ahmad 11/444 no: 6856.
Selanjutnya Allah ta'ala berfirman:
﴿
إِنَّهُۥ كَانَ لَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ ٱلۡعَظِيمِ ٣٣ ﴾ [الحاقة: 33]
"Sesungguhnya dia dahulu tidak
beriman kepada Allah yang Maha besar".
(QS
al-Haaqqah: 33).
Artinya mereka kafir dan
durhaka terhadap para rasul yang telah Allah utus untuk mereka serta menolak
apa yang dibawa oleh para utusan tersebut.
Kemudian Allah berfirman:
﴿
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ ٣٤ ﴾ [الحاقة: 34]
"Dan juga dia tidak mendorong
(orang lain) untuk memberi makan orang miskin". (QS al-Haaqqah: 34).
Tidak ada dalam hatinya rasa
kasih sayang untuk mengasihi orang-orang miskin dan fakir, enggan mengeluarkan
hartanya untuk memberi makan pada mereka, begitu pula tidak mau mengajak orang
lain untuk memberi makan terhadap orang miskin.
Sehingga Allah tabaraka wa ta'ala berfirman:
﴿
فَلَيۡسَ لَهُ ٱلۡيَوۡمَ هَٰهُنَا حَمِيمٞ ٣٥ ﴾ [الحاقة: 35]
"Maka tiada seorang temanpun
baginya pada hari ini di sini". (QS al-Haaqqah: 35).
Tidak ada saudara atau teman
yang mau memberinya syafa'at supaya bisa selamat dari siksaan Allah atau
memperoleh kemenangan dengan mengambil pahala yang Allah siapkan bagi orang
yang taat, sebagaimana yang Allah ta'ala jelaskan dalam firmanNya yang lain:
﴿
مَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ حَمِيمٖ وَلَا شَفِيعٖ يُطَاعُ ١٨ ﴾ [ غافر : 18]
"Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman
setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang
diterima syafa'atnya". (QS Ghafir: 18).
Dan balasannya ialah:
﴿
وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنۡ غِسۡلِينٖ ٣٦ لَّا يَأۡكُلُهُۥٓ إِلَّا ٱلۡخَٰطُِٔونَ
٣٧ ﴾ [الحاقة: 19-37]
"Dan tidak ada (pula) makanan
sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah". (QS al-Haaqqah: 36).
Al-Ghisliin ialah
nanah yang bercampur darah dari penduduk neraka, yang sangat panas, bau busuk,
dan menjijikkan serta pahit.
Yang memakannya hanyalah para pendosa:
﴿
لَّا يَأۡكُلُهُۥٓ إِلَّا ٱلۡخَٰطُِٔونَ
٣٧ ﴾ [الحاقة: 19-37]
"Tidak ada yang memakannya
kecuali orang-orang yang berdosa". (QS al-Haaqqah: 37).
Yaitu orang-orang yang
telah salah jalan dari jalan yang lurus (shirothol mustaqim) dan lebih memilih
jalannya para peniti neraka jahanam. Oleh karena itu pantas kalau mereka pada
akhirnya memperoleh adzab yang sangat pedih.
Inilah sedikit pembahasan
tentang tafsir dalam surat al-Haaqqah. Akhirnya kita ucapkan segala puji hanya
milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau serta para sahabatnya.
Post a Comment