Mentadaburi Firman Allah ta'ala (Surat an-Nisaa)
Mentadaburi Firman Allah ta'ala (Surat an-Nisaa)
Segala
puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shallahu ‘alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak
ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu
bagi -Nya, dan
aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi
wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Sesungguhnya
Allah azza wa jalla menurunkan al-Qur'an yang agung ini supaya ditadaburi
isinya lalu diamalkan kandungannya. Allah ta'ala menegaskan akan hal itu
melalui firman -Nya:
﴿ أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ
أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ ٢٤ ﴾ [ محمد: 24]
"Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci?. (QS
Muhammad: 24).
Dan
dalam rangka mengamalkan ayat mulia ini, maka pada halaqah kali ini kita akan
membawakan dua ayat dari kitabullah lalu kita coba mentadaburi maknanya agar
kita bisa mengambil pelajaran serta faidah darinya.
Yaitu sebuah firman Allah Shubhanahu wa ta'ala
dalam surat an-Nisaa:
﴿ إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
بَِٔايَٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِيهِمۡ نَارٗا كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُودُهُم بَدَّلۡنَٰهُمۡ جُلُودًا غَيۡرَهَا لِيَذُوقُواْ
ٱلۡعَذَابَۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمٗا ٥٦ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ
جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ لَّهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَنُدۡخِلُهُمۡ ظِلّٗا ظَلِيلًا ٥٧ ﴾ [ النساء: 56-57]
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami,
kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka
hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan
azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan
mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di
dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang Suci, dan Kami
masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman". (QS an-Nisaa': 56-57).
Penjelasan
ayat:
Didalam
ayat pertama Allah ta'ala mengabarkan pada kita tentang balasan api neraka
jahanam bagi orang yang mengingkari ayat-ayat Allah Shubhanahu wa ta’alla serta
menghalangi jalan -Nya. Allah
ta'ala menegaskan dalam ayat -Nya
ini:
﴿ إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
بَِٔايَٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِيهِمۡ نَارٗا ٥٦ ﴾ [ النساء: 56]
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami,
kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka". (QS an-Nisaa': 56).
Maksudnya
akan kami masukkan mereka kedalam neraka jahanam dalam keadaan terliputi oleh
api, tanpa menyisakan celah bagi anggota tubuh mereka sedikitpun yang tidak
terkena api neraka, hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Shubhanahu wa
ta’alla didalam ayat -Nya
yang lain:
﴿ لَهُم مِّن فَوۡقِهِمۡ ظُلَلٞ
مِّنَ ٱلنَّارِ وَمِن تَحۡتِهِمۡ ظُلَلٞۚ ذَٰلِكَ يُخَوِّفُ ٱللَّهُ بِهِۦ عِبَادَهُۥۚ
يَٰعِبَادِ فَٱتَّقُونِ ١٦ ﴾ [ الزمر:16]
"Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di
bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti
hamba-hamba -Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada -Ku hai hamba-hamba
-Ku". (QS az-Zumar: 16).
Lalu firman -Nya:
﴿ كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُودُهُم
٥٦ ﴾ [ النساء: 56-57]
"Setiap kali kulit mereka hangus". (QS an-Nisaa': 56).
Maksudnya
kulit mereka hangus terbakar secara sempurna tanpa menyisakan secuilpun,
kemudian kami ganti dengan kulit yang baru selain kulit yang pertama supaya
mereka merasakan betapa pedih dan kekalnya siksa neraka tersebut.
Sebagian
ulama mengatakan: "Dan hikmah akan hal tersebut ialah dikarenakan kulit
adalah indera perasa yang sangat peka terhadap rasa sakit, oleh karenanya
apabila sudah terbakar agar rasa sakitnya tidak berhenti cukup sampai disitu,
maka diganti kulit mereka yang sudah terbakar dengan kulit yang lain".
Ulama
tafsir yang lain mengatakan: "Sesungguhnya mereka berganti kulit dalam
sehari atau satu jam beberapa kali, tujuannya adalah supaya mereka betul-betul
merasakan siksaan tersebut".[1]
Disebutkan
dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: « ضِرْسُ الْكَافِرِ أَوْ نَابُ الْكَافِرِ مِثْلُ أُحُدٍ
وَغِلَظُ جِلْدِهِ مَسِيرَةُ ثَلاَثٍ » [ أخرجه مسلم]
"Gigi geraham orang
kafir atau taringnya (besarnya) semisal gunung uhud, dan ketebalan kulitnya
sejauh perjalanan tiga (hari)". HR Muslim no: 2851.
Dalam hadits
yang lain disebutkan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « ضِرْسُ الْكَافِرِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مِثْلُ أُحُدٍ وَعَرْضُ جِلْدِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا وَفَخِذُهُ مِثْلُ وَرِقَانَ
وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ مِثْلُ مَا بَيْنِي وَبَيْنَ الرَّبَذَةِ » [ أخرجه أحمد]
"Gigi geraham yang
dimiliki orang kafir kelak pada hari kiamat besarnya semisal gunung uhud,
sedangkan panjang ketebalan kulitnya sejauh tujuh puluh jengkal, pahanya
semisal gunung besar, adapun tempat duduknya dia dineraka luasnya semisal kota
Rabdzah".[2] HR Ahmad dalam
musnadnya 14/87 no: 8345. dari sahabat
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu.
Imam
Nawawi menerangkan: 'Ini semua bertujuan agar rasa sakit yang mereka rasakan
lebih terasa sakit, dan hal ini bukan suatu yang mustahil, karena Allah ta'ala
Maha mampu melakukan hal tersebut, oleh karenanya wajib bagi kita mengimani
berita yang disampaikan oleh orang yang paling jujur perkataannya yaitu (Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam)".[3]
Selanjutnya
Allah Shubhanahu wa
ta'ala berfirman:
﴿ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَزِيزًا
حَكِيمٗا ٥٦ ﴾ [ النساء: 56]
"Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana". (QS an-Nisaa': 56).
Artinya
tidak ada yang menghalangi Allah tabaraka wa ta'ala segala sesuatu yang di
kehendaki -Nya. Dan
Allah Maha Bijaksana terhadap apa yang diputuskan -Nya.
Kemudian
manakala Allah ta'ala menyebutkan kisahnya orang-orang yang sengsara maka Allah
menyebutkan kebalikan keadaan orang-orang tersebut yaitu orang-orang yang
beruntung. Allah ta'ala melanjutnya firman -Nya:
﴿ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ
ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ ٥٧ ﴾ [ النساء: 57]
"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang
shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya". (QS an-Nisaa': 57).
Makananya bahwa orang-orang yang beriman
dengan Nabi Muhammad Shalallahu
'alaihi wa sallam, dengan al-Qur'an, serta kitab-kitab suci
lainnya yang diturunkan oleh Allah Shubhanahu wa
ta’alla, serta mengimani adanya takdir yang baik maupun yang
buruk, dan mentaati Rabbnya, maka kelak mereka akan dimasukan kedalam surga,
yaitu kebun yang dipenuhi dengan pepohonan yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai, ada sungai khamr, susu, air tawar, dan madu.
Dan
firman -Nya: "Kekal mereka di
dalamnya". Artinya mereka tinggal didalam surga tanpa merasakan
kematian tidak pula dikeluarkan darinya. Hal itu seperti yang Allah azza wa
jalla firmankan dalam ayat -Nya:
﴿ إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ ذَٰلِكَ
ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡكَبِيرُ ١١ ﴾ [ البروج: 11]
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bagi mereka
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah keberuntungan yang
besar". (QS al-Buruuj: 11).
Kemudian Allah ta'ala berfirman:
﴿ لَّهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ
مُّطَهَّرَةٞۖ ٥٧ ﴾ [ النساء: 57]
"Mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang
Suci". (QS an-Nisaa': 57).
Sebagian
besar ulama tafsir mengatakan akan maksud ayat diatas: 'Maksudnya seorang istri
yang suci, dari haid, buang air kecil dan besar, nifas, ingus, ludah, dan
segala sesuatu yang menjijikan dan mengotori seperti yang biasa dialami oleh
para wanita yang ada didunia".[4]
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ
الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا
وَلَمَلَأَتْهُ رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا
وَمَا فِيهَا » [ أخرجه البخاري]
"Kalau seandainya
wanita penduduk surga melongok ke dunia, tentu akan menerangi dunia dan langit,
dan semerbak bau wanginya akan memenuhi keduanya. Dan sungguh penutup kepala
yang dipakai olehnya itu lebih baik dari dunia dan seisinya". HR
Bukhari no: 2796.
Dalam
hadits lain dijelaskan tentang nikmat ahli surga, sebuah hadits yang
dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu
'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ
لُؤْلُؤَةٍ وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا
أَهْلُونَ يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا » [ أخرجه البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya seorang
beriman kelak disurga akan mempunyai sebuah kemah, yang terbuat dari intan
permata, panjangnya enam puluh mil, dan untuk seorang mukmin dirinya akan
mendapat beberapa istri yang setiap harinya dia berkeliling untuk menggilirnya,
dan satu sama lain tidak bisa melihat yang lainnya". HR Bukhari no:
3242 , Muslim no: 2838.
Dalam sunan
ad-Darimi disebutkan sebuah hadits dari Zaid bin Arqam radhiyallahu 'anhu,
bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ الرَّجُلَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ يُعْطَى قُوَّةَ مِائَةِ رَجُلٍ
فِي الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَالشَّهْوَةِ وَالْجِمَاعِ » [ أخرجه الدارمي]
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad
berada ditangan -Nya. Sesungguhnya seorang dari penduduk surga
akan diberi kekuatan seratus orang didalam makan, minum dan berhubungan badan". HR Darimi
2/431 no: 2825. dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam al-Misykah 3/1567.
Kemudian
Allah ta'ala berfirman:
﴿ وَنُدۡخِلُهُمۡ ظِلّٗا ظَلِيلًا ٥٧ ﴾ [ النساء: 57]
"Dan
Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman". (QS an-Nisaa': 57).
Allah Shubhanahu wa ta'ala
dalam ayat yang mulia ini mensifati surga dengan sebuah tempat yang teduh lagi
nyaman. Sedangkan dalam ayat yang lain disifati bahwa naungannya tidak pernah
terputus, sebagaimana yang Allah ta'ala
firmankan:
﴿ أُكُلُهَا دَآئِمٞ وَظِلُّهَاۚ
٣٥ ﴾ [ الرعد : 35]
"Buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian
pula)". (QS ar-Ra'du: 35).
Disebutkan pula kalau naungan
surga itu terbentang luas, seperti yang Allah Shubhanahu wa ta’alla firmankan dalam ayat yang lain:
﴿ وَظِلّٖ مَّمۡدُودٖ ٣٠ ﴾ [ الواقعة: 30]
"Dan naungan yang terbentang luas". (QS al-Waaqi'ah: 30).
Dijelaskan pada kesempatan
yang lain kalau naungan surga itu sangatlah banyak. Hal itu sebagaimana yang
Allah ta'ala terangkan dalam ayat -Nya:
﴿ إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِي ظِلَٰلٖ
وَعُيُونٖ ٤١ ﴾ [ المرسلات: 41]
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam
naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air". (QS al-Mursalaat: 41).
Pada kesempatan yang lain
diterangkan bahwa dibawah naungan tersebut mereka tiduran bertelekan diatas
dipan-dipan bersama istri-istrinya. Seperti yang digambarkan oleh Allah ta'ala
dalam firman -Nya:
﴿ هُمۡ وَأَزۡوَٰجُهُمۡ فِي
ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ مُتَّكُِٔونَ ٥٦
﴾ [ يس: 56]
"Mereka dan isteri-isterinya berada dalam tempat yang
teduh, bertelekan di atas dipan-dipan".
(QS Yaasin: 56).
Al-Araaik adalah jama' dari arikah
yang bermakna tempat tidur yang dihiasai dengan berbagai macam hiasan yang diperuntukan
bagi pasangan pengantin baru.
Sebaliknya Allah ta'ala
menjelaskan bahwa naungan penduduk neraka itu sangat bertolak belakang dan
kebalikan dari itu semua, Allah ta'ala berfirman:
﴿ ٱنطَلِقُوٓاْ إِلَىٰ مَا كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ ٢٩ ٱنطَلِقُوٓاْ إِلَىٰ
ظِلّٖ ذِي ثَلَٰثِ شُعَبٖ ٣٠ لَّا ظَلِيلٖ وَلَا يُغۡنِي مِنَ ٱللَّهَبِ ٣١﴾ [المرسلات: 29-31]
"(Dikatakan kepada mereka pada hari kiamat): "Pergilah
kamu mendapatkan azab yang dahulunya kamu mendustakannya. Pergilah kamu
mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang. Yang tidak melindungi dan tidak
pula menolak nyala api neraka". (QS
al-Mursalaat: 29-31).
Dalam ayat yang lain Allah azza wa
jalla berfirmanh:
﴿ وَأَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ
أَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ ٤١ فِي سَمُومٖ وَحَمِيمٖ ٤٢ وَظِلّٖ مِّن يَحۡمُومٖ ٤٣ لَّا
بَارِدٖ وَلَا كَرِيمٍ ٤٤ ﴾ [ الواقعة: 41-44]
"Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? Dalam
(siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih. Dan dalam naungan
asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan". (QS al-Waaqi'ah: 41-44).
Diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, yang sampai
kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ فِي الْجَنَّةِ شَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي
ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ لَا يَقْطَعُهَا وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ {وَظِلٍّ
مَمْدُودٍ} »
[ أخرجه البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya
disurga ada sebuah pohon yang naungannya seluas perjalanan seratus tahun
ditempuh dengan naik kendaraan dan itu tidak habis, kalau sekirnya kalian mau
bacalah firman Allah ta'ala:
﴿ وَظِلّٖ مَّمۡدُودٖ ٣٠ ﴾ [ الواقعة: 30]
"Dan naungan yang terbentang luas". (QS al-Waaqi'ah: 30). HR Bukhari no: 4881,
Muslim no: 2827.
Akhirnya
kita ucapkan segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau
serta para sahabatnya.
[2] . Wariqaan adalah sebuah gunung yang sangat besar yang letaknya
berada di Tuhamah sebuah daerah antara Makah dan Madinah. Sedangkan ar-Rabdzah
adalah kampung dari perkampungan Madinah, disanalah tempat meninggalnya seorang
sahabat mulia yang bernama Abu Dzar radhiyallahu 'anhu.
Post a Comment