Cinta Sejati
Cinta Sejati
Segala puji hanya untuk Allah
Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Aku
bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah
Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu
bagi -Nya, dan
aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi
wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Kajian
kita kali ini tentang firman Allah azza wa jalla dalam surat at-Taubah, mari
kita memulai dengan membaca, baru setelahnya kita ambil faidah serta pelajaran
yang bisa kita petik. Allah ta'ala berfirman pada ayat yang ke 24:
قال الله تعالى: ﴿ قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ
وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا
وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ
ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ
حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ
٢٤ ﴾ [التوبة: 24]
"Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah Shubhanahu wa
ta’alla dan Rasul -Nya dan dari berjihad di jalan
-Nya, Maka tunggulah sampai
Allah Shubhanahu wa ta’alla mendatangkan
keputusan -Nya". dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". (QS at-Taubah: 24).
Allah Shubhanahu wa
ta’alla didalam ayat ini, menyuruh
Rasul -Nya untuk menegur orang-orang
yang lebih mendahulukan, keluarga, saudara dekat, sanak kerabat, dari pada
Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Rasul -Nya
serta berjihad dijalan -Nya.
Diawali
dengan kata perintah kepada Nabi -Nya:
قال الله تعالى: ﴿ قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ
وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ ٢٤ ﴾ [التوبة: 24]
"Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu". (QS
at-Taubah: 24).
Kemudian
Allah Shubhanahu wa
ta’alla melanjutkan:
قال الله تعالى: ﴿ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا
٢٤ ﴾ [التوبة:
24]
"Harta kekayaan yang kamu usahakan". (QS
at-Taubah: 24).
Artinya
harta yang kamu usahakan bersusah payah dalam mencarinya.
Kemudian
Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman:
قال الله تعالى: ﴿ وَتِجَٰرَةٞ
تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا ٢٤ ﴾ [التوبة: 24]
"Perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya". (QS
at-Taubah: 24).
Artinya perniagaan yang kamu khawatirkan kerusakan
serta kerugiannya. Dan ini mencakup segala jenis perniagaan, mencari harta dan
beternak serta yang semakna dengan ini
semua. Lalu Allah Shubhanahu wa ta’alla
melanjutkan:
قال الله تعالى: ﴿ وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ٢٤
﴾ [التوبة: 24]
"Dan tempat tinggal yang kamu sukai". (QS at-Taubah:
24).
Yaitu
lebih engkau sukai dan cintai karena bagusnya atau lainnya, maka jikalau itu
semua:
قال الله تعالى: ﴿ أَحَبَّ
إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ
يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ٢٤ ﴾ [التوبة: 24]
"Adalah lebih kamu cintai dari Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Rasul -Nya dan dari berjihad di jalan
nya". (QS at-Taubah: 24).
Maka tunggulah apa yang akan
kalian rasakan dari siksa dan hukuman, oleh karena itu Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman:
قال الله تعالى: ﴿ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ
ٱلۡفَٰسِقِينَ ٢٤ ﴾ [التوبة: 24]
"Dan Allah
Shubhanahu wa ta’alla tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik". (QS
at-Taubah: 24).
Maksudnya
orang-orang yang telah keluar dari garis taat kepada -Nya.
Yang lebih mendahulukan kecintaan perkara yang tersirat dalam ayat dari pada
Allah Shubhanahu wa ta’alla.
Syaikh
Abdurahman as-Sa'di mengatakan ketika menafsirkan ayat mulia diatas: "Dan
ayat mulia ini sebagai bukti paling nyata yang menjelaskan wajibnya mencintai
Allah Shubhanahu wa ta’alla dan
Rasul -Nya. Lebih mendahulukan kecintaan
pada keduanya dari pada kecintaan terhadap segala hal. Dengan adanya ancaman
yang keras, bagi siapapun yang memasukkan perkara-perkara yang termaktub dalam
ayat tersebut bahwa lebih
ia cintai dari pada Allah Shubhanahu wa
ta’alla dan Rasul -Nya serta berjihad dijalan -Nya". [1]
Ada
banyak dalil yang mendorong kita untuk lebih mengedepankan rasa cinta kita pada
Allah Shubhanahu wa ta’alla dan
Rasul -Nya, salah satunya dalam hadits Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari
dari Zahrah bin Ma'bad dari kakeknya Abdullah bin Hisyam radhiyallahu 'anhu,
beliau bercerita:
« كُنا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ فَقَالَ عُمَرُ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ
مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا نَفْسِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ
إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ قَالَ عُمَرُ فَأَنْتَ الْآنَ وَاللَّهِ أَحَبُّ إِلَيَّ
مِنْ نَفْسِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْآنَ
يَا عُمَرُ » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Pada suatu hari kami pernah bersama Rasulallah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada saat itu beliau sedang menggandeng tangan
Umar bin Khatab. Umar berkata padanya: "Ya Rasulallah Shalallahu ‘alaihi
wa sallam, sungguh engkau adalah orang yang lebih aku cintai dari segala
sesuatu, kecuali diriku". Maka Nabi mengatakan: "Tidak, demi Dzat
yang jiwa tanganku berada ditangan -Nya. Hingga menjadikan diriku
lebih engkau cintai sampai dari dirimu". Umar pun menjawab:
"Sekarang, demi Allah engkau lebih aku cintai dari pada diriku
sendiri". Nabi pun bersabda: "Sekarang wahai Umar (baru benar
kecintaanmu)". HR Bukhari no: 6632.
Pada hadits lain dijelaskan, dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى
أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ »
[أخرجه البخاري و مسلم]
"Tidaklah sempurna keimanan salah seorang
diantara kalian, hingga menjadikan diriku lebih ia cintai dari pada orang tua
dan anaknya serta seluruh manusia". HR Bukhari no: 15. Muslim no:
44.
Pelajaran
yang bisa kita petik dari ayat ini:
1.
Orang yang cinta kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan
Rasul -Nya, maka itu sebagai bukti
akan kesempurnaan iman pemiliknya serta menekuni ajaran Islam.
Disebutkan dalam sebuah hadits
yang menunjukan hal tersebut, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Nabi Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ
بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ
مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ وَأَنْ
يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا
يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ» [أخرجه البخاري و مسلم]
"Tiga perkara, barangsiapa yang mempunyainya maka ia akan merasakan
lezatnya iman; dirinya menjadikan Allah dan Rasul -Nya lebih ia cintai dari
segala sesuatu. Dia mencintai seseorang yang kecintaannya tidak didasari
kecuali karena Allah. Dan dirinya benci kembali pada kekufuran seperti halnya
dia benci dilempar kedalam api neraka". HR Bukhari no: 16. Muslim no:
43.
- Bahwa ketaatan kepada Allah dan RasulNya lebih didahulukan dari pada mentaati keluarga, harta benda dan anak.
Berdasarkan firman Allah
ta'ala:
قال الله تعالى: ﴿ وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا
مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ
مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا
٣٦﴾ [الأحزاب: 36]
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul -Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul -Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan
yang nyata". (QS al-Ahzab: 36).
3.
Meninggalkan jihad dijalan
Allah Shubhanahu wa ta’alla lalu menyibukan diri dengan urusan dunia adalah
penyebab kemurkaan -Nya
dan turunnya kehinaan ditubuh kaum muslimin.
Dan faidah ini didukung oleh
ayat lain, seperti yang telah Allah katakan dalam firman- Nya:
قال
الله تعالى: ﴿ يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَا لَكُمۡ إِذَا قِيلَ لَكُمُ ٱنفِرُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ
ٱثَّاقَلۡتُمۡ إِلَى ٱلۡأَرۡضِۚ أَرَضِيتُم بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا مِنَ ٱلۡأٓخِرَةِۚ
فَمَا مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا فِي ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ ٣٨﴾ [التوبة: 38]
"Hai
orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu:
"Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat
dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia
sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini
(dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit". (QS at-Taubah: 38).
Sedangkan pendukung dalam
hadits dikatakan, sebagaimana haditsnya Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma yang
diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إذا
تبايعتم بالعينة وأخذتم أذناب البقر ورضيتم بالزرع وتركتم الجهاد سلط الله عليكم
ذلا لا ينزعه حتى ترجعوا إلى دينكم » [أخرجه أبو داود]
"Apabila
kalian telah jual beli dengan sistem riba, memegangi ekor-ekor sapi, lebih senang
dengan pertanian, dan meninggalkan jihad, maka (pasti) Allah
akan menimpakan pada kalian kehinaan, (dan itu) tidak akan terangkat sampai
kalian kembali kepada urusan agama kalian". HR Abu Dawud no: 3462.
Dinilai shahih oleh al-Albani dalam silsilah ash-Shahihah 1/42 no: 11.
4.
Bahwa bermalas-malasan untuk
berangkat jihad termasuk salah satu ciri khasnya orang-orang munafik.
Seperti dijelaskan dalam
banyak ayat, salah satunya dalam surat al-Imran, dimana Allah ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿ وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ نَافَقُواْۚ وَقِيلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡاْ قَٰتِلُواْ
فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَوِ ٱدۡفَعُواْۖ قَالُواْ لَوۡ نَعۡلَمُ قِتَالٗا لَّٱتَّبَعۡنَٰكُمۡۗ هُمۡ
لِلۡكُفۡرِ يَوۡمَئِذٍ أَقۡرَبُ مِنۡهُمۡ لِلۡإِيمَٰنِۚ يَقُولُونَ بِأَفۡوَٰهِهِم
مَّا لَيۡسَ فِي قُلُوبِهِمۡۚ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا يَكۡتُمُونَ ١٦٧ ﴾ [ال عمران: 167]
"Dan
supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. kepada mereka
dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah
(dirimu)". mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi
peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". mereka pada hari itu lebih
dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. mereka mengatakan dengan mulutnya
apa yang tidak terkandung dalam hatinya. dan Allah lebih mengetahui dalam
hatinya. dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan". (QS al-Imran: 167).
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ
مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ
نِفَاقٍ » [أخرجه مسلم]
"Barangsiapa yang
meninggal lalu tidak pernah berperang, tidak pula ada keinginan dalam dirinya,
maka dirinya mati dengan membawa bagian dari kemunafikan". HR Muslim no: 1910.
5.
Beriman kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Rasul -Nya
serta berjihad dijalan -Nya termasuk sebab seorang hamba selamat dari siksa Allah
azza wa jalla.
Berdasarkan ayat ini dan juga
ayat lainnya, dimana Allah ta'ala menegaskan dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: ﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ هَلۡ أَدُلُّكُمۡ عَلَىٰ تِجَٰرَةٖ
تُنجِيكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِيمٖ ١٠ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَٰهِدُونَ
فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِكُمۡ وَأَنفُسِكُمۡۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن
كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ١١ ﴾ [الصف: 10-11]
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan
suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan Rasul -Nya
dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui". (QS ash-Shaaf: 10-11).
Diperjelas lagi dalam sabda
Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari
haditsny Abdurahman bin Jabr radhiyallahu 'anhu, bahwa Beliau bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ
اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ »
[أخرجه أحمد]
"Barangsiapa
menggunakan kakinya untuk berjihad dijalan Allah, maka Allah mengharamkan
baginya neraka". HR Ahmad 22/205 no: 14947.
6.
Didalam ayat menjelaskan bahwa
jihad merupakan amalan yang paling utama. Oleh karenanya, tidak keliru kalau
Allah Shubhanahu
wa ta’alla menggandeng dengan kecintaan pada -Nya dan pada Rasul -Nya.
Berdasarkan ayat yang telah
lalu, dimana Allah ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿ أَحَبَّ
إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ
حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ
٢٤﴾ [التوبة: 24]
"Lebih
kamu cintai dari Allah dan Rasul -Nya dan dari berjihad di jalan
-Nya, Maka tunggulah sampai
Allah mendatangkan keputusan -Nya". dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". (QS at-Taubah: 24).
Disebutkan dalam sebuah
hadits, yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anu, beliau berkata: "Rasulallah Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَثَلُ
الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ – والله أعلم بمن يجاهد في سبيله- كمَثَلِ
الصَّائِمِ الْقَائِمِ » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Perumpamaan
seorang mujahid yang berperang dijalan Allah -dan Allah lebih tahu dengan orang
yang berjihad dijalan -Nya- seperti halnya orang yang berpuasa dan sholat
malam". HR Bukhari no: 2787. Muslim no: 1876.
7.
Dalam ayat mengandung motivasi
untuk berjihad dan anjuran untuk zuhud di dunia. Karena yang namanya keluarga,
sanak kerabat, harta benda, perniagaan serta tempat tinggal semua itu hanyalah
perhiasan dunia yang akan sirna.
Seperti didukung oleh banyak
ayat, diantaranya firman Allah tabaraka wa ta'ala:
قال الله تعالى: ﴿ زُيِّنَ لِلنَّاسِ
حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ
مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ
ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمََٔابِ ١٤ ﴾ [ ال عمران: 14]
"Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah -lah
tempat kembali yang baik (surga)". (QS
al-Imran: 14).
Dalam ayat yang lain, masih
dari surat yang sama Allah menyatakan:
قال الله تعالى: ﴿ وَلَا تَحۡسَبَنَّ
ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ
يُرۡزَقُونَ ١٦٩ فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ وَيَسۡتَبۡشِرُونَ
بِٱلَّذِينَ لَمۡ يَلۡحَقُواْ بِهِم مِّنۡ خَلۡفِهِمۡ أَلَّا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا
هُمۡ يَحۡزَنُونَ ١٧٠ ﴾ [ال عمران: 170]
"Janganlah
kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan
mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan
gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan -Nya kepada mereka, dan mereka
bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum
menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati". (QS al-Imran: 169-170).
Akhirnya kita tutup kajian kita dengan mengucapkan
segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu
wa ta’alla Rabb seluruh makhluk. Shalawat
serta salam semoga senantiasa Allah Shubhanahu
wa ta’alla curahkan kepada Nabi kita
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau serta para sahabatnya.
Post a Comment