Bila Seorang Lelaki Memberi Salam kepada yang Lain di Rumahnya

Bila Seorang Lelaki Memberi Salam kepada yang Lain di Rumahnya 

817/1073. Dari Ubaid bin Umair,1 dari Abu Musa berkata,

  استأذنت على عمر فلم يؤذن لي ثلاثا فأدبرت فأرسل الي فقال يا عبد الله اشتد عليك أن تحتبس على بابي اعلم أن الناس كذلك يشتد عليهم أن يحتبسوا على بابك فقلت بل استأذنت عليك ثلاثا فلم يؤذن لي فرجعت وكنا نؤمر بذلك فقال ممن سمعت هذا فقلت سمعته من النبي صلى الله عليه وسلم فقال أسمعت من النبي صلى الله عليه وسلم ما لم نسمع لئن لم تأتني على هذا ببينة لأجعلنك نكالا فخرجت حتى أتيت نفرا من الأنصار جلوسا في المسجد فسألتهم فقالوا أو يشك في هذا أحد فأخبرتهم ما قال عمر فقالوا لا يقوم معك إلا أصغرنا فقام معي أبو سعيد الخدري أو أبو مسعود إلى عمر فقال خرجنا مع النبي صلى الله عليه وسلم وهو يريد سعد بن عبادة حتى أتاه فسلم فلم يؤذن له ثم سلم الثانية ثم الثالثة فلم يؤذن له فقال قضينا ما علينا ثم رجع فأدركه سعد فقال يا رسول الله والذي بعثك بالحق ما سلمت من مرة إلا وأنا أسمع وأرد عليك ولكن أحببت أن تكثر من السلام علي وعلى أهل بيتي فقال أبو موسى والله إن كنت لأمينا على حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال أجل ولكن أحببت أن أستثبت


"Saya meminta izin kepada Umar, tapi tidak diberi -tiga kali-izin, lalu Saya pulang, kemudian Saya disusul. Umar berkata, 'Hai Abdullah! Apa engkau berat hati untuk berdiam (sejenak) di depan pintu Saya? Ketahuilah bahwa orang-orangpun begitu juga. Mereka akan merasa berat hati untuk berdiam di depan pintumu.' Lalu Saya berkata, 'Saya minta izin kepadamu tiga kali, tetapi tidak dizinkan, maka Saya pun pulang [dan kita diperintahkan seperti itu]'2 Lalu Umar berkata, 'Dari siapa engkau mendapatkan perintah itu?' Saya jawab, 'Saya mendengarnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.' la berkata, 'Apakah engkau mendengar hal ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang kami tidak mendengarnya? Jika engkau tidak mendatangkan bukti, maka Saya akan menghukum dirimu!' Lalu Saya keluar sampai Saya mendatangi beberapa orang Anshar yang sedang duduk di masjid, lalu Saya bertanya kepada mereka. Mereka menjawab, 'Tidak ada yang menyertaimu selain orang yang paling muda.' Kemudian Abu Sa'id Al Khudri -atau Abu Mas'ud- pergi dengan Saya kepada Umar, kemudian berkata, 'Kami pergi bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau ingin menjumpai Sa'ad bin Ubadah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan salam, tapi tidak diizinkan baginya (untuk masuk), lalu mengucapkan salam yang kedua dan ketiga, tetapi tidak ada yang mempersilahkannya, maka beliau bersabda, 'Kita telah melakukan apa yang seharusnya kita lakukan/ Iantas beliau kembali pulang.
Lalu Sa'ad menjumpai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah! Demi Allah yang telah mengutusmu dengan hak, bahwa engkau telah mengucapkan salam beberapa kali dan Saya sebenarnya mendengar salam tersebut, serta jawab salammu. Akan tetapi Saya ingin engkau memperbanyak salam kepada Saya dan kepada keluarga Saya.'
Kemudian Abu Musa berkata,3 'Demi Allah, Saya benar-benar dapat dipercaya tentang hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' Lalu ia berkata, 'BetuL tapi Saya ingin betul-betul memastikan kebenarannya.'"

Shahih lighairihi, [Bukhari, 34- Kitab Al Buyu', 9- Bab Al Khuruujufit-Tijaarah. Muslim, 38- Kitab Al Adah, hadits 36].4


_____________
1      Asalnya Human, sedang dalam teks India Husain. Lalu dikoreksi Ustadz Muhibbuddin rahimahullah menjadi Hunain! Ini salah, tapi diikuti oleh komentator (Syarikh) Al Jailani, sedang pembetulan (ralat) dari Shahihain telah berlalu tanpa kesalahan pada nomor (812'1065), dan diriwayatkan Ubaid di sini dari Abu Musa dengan disebut sanadnya. la juga meriwayatkannya dengan mursal di sana. Demikian juga dengan hal ini di (Shahihain) dan Saya sudah menerangkan di sana bagaimana semestinya, serta pindahkan penyambungan sanadnya ke sini.
2      Demikianlah pada asalnya. Begitu juga di naskah Jailani tapi tidak terdapat dalam cetakan India. Sekiranya memang tertera di sebagian naskah tulisan tangan yang telah diperkuat maka tidak ada masalah, tapi bila dinukil dari riwayat lain seperti yang telah lalu pada nomor (812/1065) maka itu tidak boleh. Itu hanya disebutkan di dalam komentar dengan catatan penting sebagai peringatan, bahwa itu berasal dari riwayat lain!.
3 Demikian pada asal dan lainnya. Terdapat dalam Fathul Baari (11/30) dari penyusunnya, "Lalu Umar berkata kepada Abu Musa, Demi Allah, bila engkau...'" dan seterusnya, tanpa ada perkataannya setelah Faqaala: Ajal, Fallaahi A'lamu bis Shawaab; karena Saya tidak pernah melihat hadits tersebut di tempat lain dari kitab As-Sunnah dan buku-buku induk.
4      Dalam takhrij ini ada sesuatu yang meragukan, seakan-akan mengisyaratkan kebalikan yang ada dan sudah lalu hal-hal semacam itu. Hadits tersebut di tempat yang telah diisyaratkan dari Ash-Shahihmn dengan seperti itu, tanpa cerita Sa'ad bin Ubadah seperti yang baru saja berlalu (812/1065).
      Adapun cerita Umar Sa'ad diriwayatkan Abu Dawud (5185) dan Nasa'i dalam Al 'Atrial [324 dan 325) dengan sanad yang shahih dari Qais bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu, akan tetapi kedua imam tersebut menganggapnya bermasalah karena mursal, hanya saja ada syahid (hadits yang mendukung) untuk hadits tersebut dengan sanad shahih dari Anas yang ada pada Al Bazzar (2007) dan lainnya, dan juga ditakhrij dalam buku Adabuz-Zafaf (169-170/cetakan baru). Adapun perkataan Umar kepada Abu Musa di penghujung hadits ada syahidnya dari jalan yang lain dari Abu Musa dengan lafazh: "Maka Umar berkata kepada Abu Musa: Saya tidak menuduhmu, tetapi hadits Rasul sangatlah berat tanggungannya." Riwayat Abu Daud (5183) dengan sanad ]ayyid (bagus), ada pula jalan lain dalam Ibnu Hibban (5776) dan diriwayatkan (5184) dari jalan Malik, dan ini dalam Al Muwatha' (3/134-135) dengan sanad shahih, seperti itu yang diriwayatkan oleh ulama mereka lebih dari satu orang, dengan lafazh: "Saya tidak menuduhmu, tapi Saya takut orang-orang akan mudah mengada-ada perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."
      Saya berkata: Ini menunjukkan betapa sempurna akal, ilmu dan kegigihan serta kehati-hatian Umar terhadap hadits Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. Sekalipun dia (umar) radhiyallahu 'anhu percaya dan tidak ada tuduhan terhadap Abu Musa, namun ia ingin mendidik para remaja, pemuda Islam, atau orang Arab ataupun orang selain Arab yang bam masuk Islam melalui perkataannya kepada Abu Musa. Lihat At-Tamhid susunan Ibnu Abdul Barr (3/198-201). Tetapi, sungguh sangat mencolok perbedaan sikap hati-hati Umar dengan umat Islam zaman ini?! mereka memungut setiap hadits dari semua orang atau semua yang menulis suatu karya atau menyusunnya. Mereka tidak merujuk kepada pakarnya, sebagaimana mereka bertindak dalam disiplin ilmu yang lain. Tidak ada bedanya antara orang-orang awam maupun orang khusus, tidak juga antara didikan dan yang mendidik. Wallaahul musta'aan (Allah tempat kita meminta tolong).

Tidak ada komentar