Ihtibaa'
Ihtibaa'
901/1182. Dari
Sulaim bin Jabir Al Hujaimi
berkata,
أتيت
النبي صلى الله عليه وسلم وهو محتب في بردة وإن هدابها لعلي قدميه فقلت يا رسول
الله أوصني قال عليك باتقاء الله ولا تحقرن من المعروف شيئا ولو أن تفرغ للمستسقي
من دلوك في إنائه أو تكلم أخاك ووجهك منبسط وإياك وإسبال الإزار فإنها من المخيلة
ولا يحبها الله وإن امرؤ عيرك بشيء يعلمه منك فلا تعيره بشيء تعلمه منه دعه يكون
وباله عليه وأجره لك ولا تسبن شيئا قال فما سببت بعد دابة ولا
إنسانا
"Saya
mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan beliau sedang duduk berselimut
suatu kain, dan sesungguhnya ujung kain tersebut ada dibawah dua telapak
kakinya. Saya
berkata, 'Berilah Saya wasiat/nasihat wahai Rasulullah!' Beliau bersabda, 'Bertakwalah kepada
Allah, dan janganlah engkau anggap remeh suatu kebaikan sekalipun engkau menuangkan air dari
bejanamu untuk orang yang minta air, atau engkau berbicara dengan
saudaramu dengan wajah berseri-seri. Hindarilah Isbal (menjulurkan) pakaian,
karena hal itu merupakan suatu kesombongan
dan tidak dicintai Allah. Apabila seseorang mencelamu dengan sesuatu yang ia
ketahui darimu, maka janganlah engkau cela dengan sesuatu yang engkau ketahui darinya.
Biarkanlah akibat jeleknya
ditanggung olehnya, sedangkan pahalanya untukmu. Selain itu
janganlah engkau mencela sesuatu
apapun.'"
Dia berkata, "Setelah kejadian
itu, Saya tidak pernah mencela binatang maupun manusia.
Shahih
lighiarihi, di
dalam kitab Ash-Shahihah (9827). [Abu Daud, 31-
Kitab Al Libaas, 20- Bab fil Hudbi (ujung
pakaian/ kain), hadits
(4074). Abu Daud, 31- Kitab Al-Libaas, 24-
Bab Maa Ja’a fi Isbalil Izar, hadits 4084].
902/1183.
Dari
Abu Hurairah berkata,
مارأيت
حسنا قط إلا فاضت عيناي دموعا وذلك : أن
النبي صلى الله عليه وسلم خرج يوما فوجدني في المسجد فأخذ بيدي فانطلقت معه فما
كلمني حتى جئنا سوق بني قينقاع فطاف فيه ونظر ثم انصرف وأنا معه حتى جئنا المسجد
فجلس فاحتبى ثم قال أين لكاع ادع لي لكاع فجاء حسن يشتد فوقع في حجره ثم أدخل يده
في لحيته ثم جعل النبي صلى الله عليه وسلم يفتح فاه فيدخل فاه في فيه ثم قال اللهم
إني أحبه فأحببه وأحب من يحبه
"Saya melihat
Hasan, pasti air mata Saya berlinang, mengingat pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar, lalu mendapatkan Saya di masjid. Lalu beliau menggenggam tangan Saya dan Saya berangkat
bersamanya. Beliau tidak berbicara dengan Saya hingga
kami tiba di pasar bani Qainuqa'. Lalu berkeliling dan
mencari-cari, lantas berlalu dan Saya bersamanya, sampai kami tiba di
masjid. Lalu duduk Ihtiba' (melipatkan paha dan betis ke perut),
kemudian berkata, 'Di mana si anak kecil itu?, mana si anak kecil itu?1 Lalu Hasan
pun datang dengan kegembiraan, kemudian menjatuhkan diri di pangkuan Nabi lalu
memasukkan tangannya ke jenggotnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuka mulutnya dan mengecupnya dan bersabda, 'Ya Allah!, Saya
sangat mencintainya, maka cintailah dia dan cintai orang yang
mencintainya."
Hasan,
di
dalam kitab Adh-Dhaifah (3486).
[Bukhari, 34-Kitab Al
Buyuu',
39- Bab Maa Dzukirafil-Aswaaq.
Muslim,
44- Kitab Fadha’ilush-Shahabah, hadits
57].2
__________
1 Di sini tertera (lakaa'),
sedang di hadits terdahulu (879/1152) "Luka" Ini yang lebih
benar.
2
Takhrij ini sama dengan takhrij yang lalu (879/1152). Di sana benar Takhrijnya sedang di sini salah, karena tidak ada pada
keduanya (Syaikhaini) selengkap ini yang ada di sini, dan tidak
pula dengan sanad keduanya. Oleh karena itu Al Hakim
melengkapi keduanya, sebab keduanya tidak ada kata linangan air mata, tidak pula Ihtiba' yang ada pada judul bab, tidak juga pangkuan, jenggot, dan mulut, dan Muallif
telah mengeluarkannya dalam Al-Libaas (5774), seperti yang telah berlalu di
sana dan menambahnya di bagian akhirnya.
Post a Comment