Menasihati Dan
Berlaku Sederhana
Dalam Memberikan Nasihat
Allah Ta'ala
berfirman:
"Ajaklah kepada jalan
Tuhanmu dengan menggunakan kebijaksanaan dan nasihat yang baik."
(an-Nahl: 125)
697. Dari Abu Wail
iaitu Syaqiq bin
Salamah, katanya: "Ibnu Mas'ud r.a. itu memberikan peringatan - nasihat yang
berisikan keagamaan - kepada kita sekali setiap hari Khamis. Kemudian ada
seorang yang berkata padanya: "Hai Abu Abdir Rahman, nescayalah saya akan lebih senang
lagi, jikalau engkau memberikan peringatan kepada kita itu setiap hari." Ibnu
Mas'ud menjawab: "Sebenarnya saja yang mencegah saya
berbuat demikian itu - yakni tidak memberikan
peringatan setiap hari - ialah kerana saya tidak senang kalau saya
akan menyebabkan bosannya engkau semua. Sesungguhnya saya menjaga waktu - yakni
tidak setiap hari - memberikan nasihat kepadamu semua ini sebagaimana keadaannya
Rasulullah s.a.w. yang juga menjaga waktu memberikan nasihat kepada kita dahulu,
kerana takut timbulnya kebosanan
pada kita." (Muttafaq 'alaih)
698. Dari
Abulyaqdzhan iaitu Ammar bin Yasir radhiallahu
'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya
panjangnya seseorang dalam bersembahyang dan pendeknya dalam berkhutbah adalah
suatu tanda kepandaian orang itu dalam urusan keagamaan. Oleh sebab itu, maka
panjangkanlah shalat dan pendekkanlah berkhutbah." (Riwayat
Muslim)
699. Dari Mu'awiyah
bin al-Hakam as-Sulami r.a., katanya: "Pada suatu ketika saya bersembahyang
bersama Rasulullah s.a.w., tiba-tiba ada seorang dari kaum yang berjamaah itu
bersin, lalu saya mengucapkan: "Yarhamukallah." Kaum - yakni orang-orang itu
-sama melemparkan pandangan mereka padaku, lalu saya mengucapkan: "Aduh bencana
ibuku, mengapa engkau semua melihat padaku?" Orang-orang itu selalu memukulkan
tangan-tangan mereka pada paha-paha mereka. Setelah saya mengerti
bahawa mereka itu
menyuruh saya supaya berdiam lalu saya pun berdiamlah.
Selanjutnya setelah
Rasulullah s.a.w. selesai mengerjakan shalat, maka aduhai ayah dan ibuku, belum
pernah saya melihat seorang guru pun sebelum saat itu dan bahkan
sesudah itu sekalipun yang lebih bagus cara mengajarnya daripada beliau s.a.w.
tersebut. Demi Allah, beliau tidak membentak-bentak padaku, tidak pula memukulku
dan tidak pula mencaci maki padaku. Beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya shalat
ini tidak patut di waktu mengerjakannya itu mengucapkan sesuatu dari ucapan
manusia. Hanyasanya shalat itu adalah ucapan tasbih (Subhanallah), ucapan takbir
(Allahu Akbar) serta bacaan al-Quran" atau seperti itu apa yang disabdakan oleh
Rasulullah s.a.w. Saya lalu berkata: "Ya Rasulullah, saya ini baru saja keluar
dari masa jahiliyah, dan Allah sungguh-sungguh telah mendatangkan Agama Islam
ini. Sesungguhnya di antara kita semua ini ada beberapa orang yang suka
mendatangi ahli ramal -pedukunan." Beliau s.a.w. bersabda: "Jangan engkau
mendatangi mereka." Saya berkata lagi: "Di antara kita ada pula orang-orang yang
merasa akan mendapat nasib buruk." Beiiau s.a.w. bersabda: "Hal itu adalah
sesuatu yang mereka dapatkan dalam hati mereka sendiri, maka tentulah tidak
dapat menghalang-halangi mereka," yakni hal itu tidak akan memberikan bekas
apapun kepada mereka, baik kemanfaatan atau kemudharatan. (Riwayat
Muslim)
700. Dari al-'Irbadh
bin Sariyah r.a., katanya: "Kita semua diberi nasihat oleh Rasulullah s.a.w.
berupa suatu nasihat yang kerana mendengarnya itu semua hati
menjadi takut
dan
semua mata dapat mengalirkan air mata." Lalu ia menyebutkan Hadis itu dan sudah
lampau keterangan selengkapnya dalam bab "Perintah memelihara sunnah,"dan sudah
kami sebutkan pula bahawasanya Imam Tirmidzi mengatakan
bahawa ini adalah Hadis
hasan shahih - lihat Hadis no.
Muka depan |
Post a Comment