Kesempurnaan Agama Islam
Segala puji bagi Allah Ta'ala
Rabb semesta alam, saya bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk di
sembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya. Saya
juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasulNya, semoga shalawat
serta salam tercurah kepada beliau, pada keluarga beliau dan para sahabat serta
para pengikutnya sampai hari kiamat nanti. Amma ba'du:
Berangkat atas kebodohan yang banyak di
dapati di kalangan manusia tentang kesempurnaan agama Islam serta hakekatnya,
tentang kelebihan agama Islam dan kebaikan-kebaikan yang ada padanya, yang mana
di dapati mereka menyepelekan perkara yang satu ini dan mengganti hukum-hukum
dan syari'atnya dengan peraturan (yang datang) dari orang luar baik di belahan
timur mau pun di belahan barat, semoga Allah Ta'ala memberi petunjuk pada
mereka semua dan mengarahkan mereka menuju pada kebenaran. Oleh karenanya
(berangkat dari situ) saya kumpulkan tulisan ini (yang berbarokah insya Allah
Ta'ala), yang di dalamnya saya sebutkan hakekat agama Islam, kesempurnaan,
kelebihan dan kebaikan-kebaikannya, dengan berpegang pada firman Allah Subhanahu
wa ta'ala:
قال الله تعالى:
{
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ
ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ }
( سورة آل عمران : 19)
"
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam..". QS al-'Imran: 19.
Agama Islam adalah agama yang hakiki, agama
yang di terima dan di ridhoi di sisi Allah Azza wa jalla, demikian pula di
ridhoi oleh para Nabi-Nya, dan orang-orang sholeh dari para hamba-hamba-Nya.
Oleh karena itu wajib bagi kita semua masuk kedalam agama Islam dan
meninggalkan selain agama Islam berdasarkan firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى:
{يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ
خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨ } ( سورة البقرة : 208)
"Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam (secara) keseluruhan,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu". QS al-Baqarah:
208.
Dan seseorang tidak mungkin di namakan
sebagai seorang muslim sampai dirinya menyakini tentang tauhid (mengEsakan)
kepada Allah Ta'ala dengan mempersaksikan bahwa tidak ada Ilah yang berhak
untuk di sembah melainkan Allah Subahanahu wa ta'ala, dan menyaksikan bahwa
Nabi Muhamad adalah utusan Allah Ta'ala, beriman kepada Allah, para malaikat,
kitab-kitabNya, para Rasul dan mengimani adanya hari kiamat dan takdir yang
baik maupun yang buruk. Mengamalkan kandungan rukun Islam yang lima yaitu
mengucapkan dua kalimat syahadat, sholat, zakat, puasa Ramadhan dan berangkat
haji kerumah Allah yang suci sekali dalam umurnya.
Dan menghalalkan apa yang telah di halalkan
Allah Ta'ala dengan menyakini tentang kehalalanya dan meninggalkan keharaman
dengan menyakini tentang keharamannya. Maka dengan mengamalkan itu semua
dirinya menjadi seorang muslim yang berhak masuk surga dan selamat dari siksaan
api neraka jika di terima (amalanya tersebut) oleh Allah Ta'ala, begitu juga
dirinya berhak menyandang sebagai orang-orang yang bertakwa pada Allah Ta'ala
dengan mengerjakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya berdasarkan
firman Allah Subahanahu wa ta'ala:
قال الله تعالى:
{
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ ٢٧} ( سورة المائدة : 27)
"Sesungguhnya
Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". QS al-Mai'dah: 27.
Dan lafadh " inamaa" dalam ayat di
atas adalah sebagai batasan yaitu menetapkan hukum atau menafikan hukum yang di
sebut dalam ayat.
Sebagaimana juga saya sebutkan dalam buku ini
ajakan untuk mengamalkan syari'at-syari'at yang ada dalam agama Islam, baik
syari'at yang dhohir maupun yang bathin. (di sini) saya juga menjelaskan
tentang kelembutan agama Islam pada sesama makhluk, dan mudahnya ajaran-ajaran
yang di bawanya di mana Allah Ta'ala menjadikan begitu mudah bagi para
pemeluknya dan sangat toleran yang gampang tanpa ada paksaan di dalamnya.
Ringan dan tidak membebani seorang pun diluar batas kemampuannya, dan termasuk
dari karunia dan kemulian Allah Ta'ala serta kebaikanNya menjadikan satu
kebaikan menjadi sepuluh kali lipat dalam ganjarannya bahkan sampai tujuh ratus
lebih, sedangkan kejelekan di balas sesuai dengan yang semisalnya atau bahkan
Allah Ta'ala memaafkannya.
Agama kita agama Islam adalah agama yang
sempurna mencakup setiap lini yang di butuhkan oleh kehidupan manusia di
seluruh jagat raya baik dalam masalah agama mereka mau pun perkara dunianya atau
pun perkara akhirat mereka, maka kita ucapkan pujian syukur kepada Allah Subhanahu
wa ta'ala atas nikmat tersebut.
Sebagaimana saya sebutkan juga dalam buku
ini tentang apa yang di bawa oleh agama Islam dalam permasalahan persamaan hak
di antara manusia, haknya seorang muslim terhadap saudaranya muslim. (saya
juga) menjelaskan tentang ushul (pokok.pent) iman yang enam. Dan sedikit
tambahan tentang kelebihan yang di miliki oleh agama ini, serta
kebaikan-kebaikan yang ada padanya. Bahwasanya semua terpisah secara sempurna
pada tiap bentuk ibadah (yang ada) dan peraturan, baik yang berhubungan dengan
perdagangan, tatanan masyarakat dan kelangsungan hidup. Dan di dalam peraturan
yang di miliki oleh agama Islam mengandung kebaikan pada seluruh bentuknya
berbeda dengan peraturan yang di bawa oleh orang barat, sebuah peraturang yang
di bangun di atas pondasi yang rapuh tidak menjadikan al-Qur'an dan sunah
RasulNya Shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai landasan hukumnya sehingga hukum
yang di hasilkan pun tidak sempurna, saling berbenturan dan adanya kezaliman di
sana sini, menghukumi masyarakatnya dengan kekufuran, kezaliman dan kefasikan,
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَمَن لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ
أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَٰٓئِكَ
هُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ} (سورة
المائدة : 44)
"Barangsiapa
yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir". QS al-Mai'dah: 44.
Dalam ayat
berikutnya Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: {وَمَن لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ} (سورة
المائدة : 45)
"Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut
apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim".
QS al-Mai'dah: 45.
Dalam ayat
selanjutnya Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: {وَمَن لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ} (سورة المائدة : 47)
"Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut
apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik".
QS al-Mai'dah: 47.
Sedangkan Allah
Ta'ala berfirman menanyakan apakah hukum jahiliyah yang kalian inginkan.
قال الله تعالى:
{أَفَحُكۡمَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ يَبۡغُونَۚ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ
حُكۡمٗا لِّقَوۡمٖ يُوقِنُونَ ٥٠} (سورة المائدة: 50)
"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki,
dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang
yang yakin ?". QS al-Ma'idah: 50.
Maka setiap hukum yang keluar dari hukum
Allah dan RasulNya sebagaimana yang ada dan telah di jelaskan dalam al-Qur'an
yang mulia dan sunah yang suci maka dia termasuk golongan hukum jahiliyah.
Dan tulisan ini saya ambil dari kalamullah
(al-Qur'an) dan kalamnya Rasul Shalallahu 'alaihi wa sallam serta ucapannya
para muhaqiq (peneliti.pent) dari kalangan para ulama. Saya memohon kepada
Allah Ta'ala agar menjadikan tulisan ini bermanfaat, bagi penulisnya, orang
yang menyebarkannya, membaca dan mendengarnya. Dan semoga menjadikan (tulisan
ini) ikhlas hanya mengharap wajahNya yang mulia, dan sebagai sebab untuk meraih
kemenangan yang ada di sisiNya yaitu surgaNya yang penuh dengan kenikmatan.
Begitu juga saya memohon kepada Allah Ta'ala dengan nama-namaNya yang indah dan
sifat-sifatNya yang tinggi agar menjadikan agama Islam dan kaum muslimin
berjaya dan merendahkan kesyirikan dan para pelakunya, menghancurkan
musuh-musuh Islam serta memperbaiki keadaan para pemimpin kaum muslimin. Dengan
menjadikan mereka sebagai pembawa petunjuk bagi orang-orang yang Engkau beri
petunjuk, dan memberi taufik pada mereka untuk mengamalkan ajaran yang ada di
dalam Al-Qur'an dan Sunah RasulNya Shalallahu 'alaihi wa sallam dan memberi
taufik serta kemudahan untuk berhukum dengan syari'at Allah pada setiap lini
kehidupan. Sesungguhnya Engkau satu-satu Dzat yang bisa mengabulkan itu semua
dan Maha Mampu mengurusi makhlukNya. Dial ah sebagai penolong kita dan hanya
kepadaNya kita bertawakal. Dan tiada daya dan kekautan melainkan dengan
pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi kita Muhammad, pemimpin para Nabi, begitu juga kepada keluarga
beliau dan seluruh para sahabatnya.
Kesempurnaan agama
Islam, hakekat serta kelebihan yang di milikinya
Segala
puji bagi Allah Azza wa jalla shalawat serta salam kepada Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa sallam, pada keluarga beliau , para sahabatnya serta orang-orang
yang mencintai beliau.
Sesungguhnya agama Islam adalah agamanya
Allah Subhanahu wa ta'ala yang dengan sebab agama tersebut Dirinya menciptakan
makhluk agar mereka mau beragama dengan agama Islam tersebut, dengan sebab
agama itu pula Ia mengutus para utusan, dan menurunkan kitab-kitab suci
(sebagai panduan) agama. Sedangkan makna Islam itu sendiri yaitu berserah diri
serta tunduk kepada Allah Azza wa jalla dalam ucapan, keyakinan, serta amal
perbuatannya maka tidak mungkin imannya bisa sempurna dan tegak lurus tanpa di
sertai amal perbuatan, demikian juga amal perbuatan tersebut tidak akan
bermanfaat tanpa adanya iman dan aqidah yang benar sebelumnya, seperti halnya
amal perbuatan tidak mungkin bisa di terima (di sisi Allah Ta'ala) melainkan
jika amal perbuatan tersebut di kerjakan dalam keadaan benar dan ikhlas karena
mengharap wajah Allah Subhanahu wa ta'ala serta sesuai berjalan di atas sunah
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
dengan tegas telah menjelaskan pada kita pondasi yang denganya agama (islam
ini) di bangun di atasnya, yaitu dalam sebuah hadits yang sangat terkenal, di
mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من
البر كتمان المصائب والأمراض والصدقة)) [ رواه البيهقي في شعب الإيمان ]
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله
وأن محمدًا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصوم رمضان وحج البيت الحرام )) (رواه البخاري و
مسلم)
"Agama
Islam di bangun di atas lima perkara (mengucapkan dua kalimat) syahadat (yaitu
mempersaksikan) bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk di sembah melainkan
Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat,
berpuasa Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitulharam". HR Bukhari dan Muslim.
Dan pondasi ini saling menghubungkan satu
sama lainnya serta saling memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, di
mana terkandung di dalamnya (pengertian iman) yaitu ucapan dengan lisan,
keyakinan di dalam hati dan amal perbuatan bagi anggota badan, hal ini
sebagaimana telah di isyaratkan dalam firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى:
{
وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣ } ( سورة
العَصۡرِ :
3-1)
"Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan (saling) nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran". QS al-'Ashr: 1-3.
Dalam surat yang mulia ini menunjukan
tentang wajibnya berilmu terlebih dahulu lalu beriman dan beramal shaleh
kemudian saling nasehat menasehati untuk menetapi kesabaran pada perkara itu
semua, yang mana merupakan timbangan bagi seorang mukmin yang denganya bisa
menimbang dirinya sehingga dirinya mengetahui apakah dalam keuntungan dari
kerugian, dalam kebahagian dari kesedihanya. Oleh karena itu Imam Syafi'i
mengomentari tentang surat ini dengan mengatakan kalau sekiranya manusia mau
mentadaburi surat ini maka sudah cukup bagi mereka.
Maka hakekat agama Islam yang sesungguhnya
yaitu beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan rasulNya, mentauhidkan Allah
Ta'ala dan mengikhlaskan ibadah hanya padaNya, mengerjakan sholat, puasa, dan
haji serta mengerjakan kewajiban-kewajiban (yang lain) dan meninggalkan larangan-larangan,
mengharap pahala manakala mengerjakan perintah dan ketika menjauhi larangan.
Cinta kepada Allah Ta'ala dan RasulNya serta orang-orang yang beriman, dan
benci dengan perkara-perkara yang di benci Allah Ta'ala dan RasulNya (dari
kekufuran, kefasikan dan perbuatan maksiat).
Di karenakan cinta karena Allah dan benci
karena Allah merupakan tali yang sangat kuat bagi keimanan dan bentuk amal
sholeh yang paling di cintai oleh Allah Azza wa jalla, di mana Allah Subhanahu
wa ta'ala telah mengabarkan bahwa tidak
mungkin berkumpul antara keimanan pada Allah Ta'ala dan cinta pada orang yang
menentang Allah dan RasulNya walau pun orang tersebut adalah orang yang
terdekat (di antara kita), seperti bapak, anak, saudara, atau juga keluarga
dekat lainya, hal itu sebagaimana yang Allah Ta'ala jelaskan dalam firmanNya:
قال الله تعالى:
{
لَّا تَجِدُ قَوۡمٗا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ يُوَآدُّونَ
مَنۡ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوۡ كَانُوٓاْ ءَابَآءَهُمۡ أَوۡ أَبۡنَآءَهُمۡ
أَوۡ إِخۡوَٰنَهُمۡ أَوۡ عَشِيرَتَهُمۡۚ0000 ٢٢ }
( سورة المُجَادلة :
22)
"kamu tak
akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka". QS al-Mujaadilah: 22.
Dan termasuk jenis penentangan yang paling
besar kepada Allah Azza wa jalla dan RasulNya adalah berhukum dengan
aturan-aturan yang di bikin oleh manusia, termasuk bentuk penentangan juga
meninggalkan kewajiban-kewajiban (yang telah di bebankan pada mereka) dan
menerjang larangan-laranganNya seperti halnya riba, perbuatan zina dan juga
meminum minuman keras.
Agama ini berbeda dengan agama yang lain pada
kesempurnaan dan keuniversalannya serta kebaikan yang mencakup seluruh aspek
kehidupan yang (mana bila di tilik semua hukum serta kandungannya) cocok dan
sesuai (untuk di terpakan) pada setiap waktu dan tempat sampai kiranya Allah
Subhanahu wa ta'ala mewariskan dunia ini pada orang-orang yang memeluknya,
demikian juga agama Islam ini mengajak pada kemajuan dan taraf hidup yang maju
namun benar di mana di dalamnya Allah Ta'ala telah menghalalkan perkara-perkara
yang baik lagi bermanfaat serta mengharamkan perkara-perkara yang jelek lagi
membahayakan, memerintahkan untuk berbuat adil dan berbuat baik serta suka
memberi pada sanak kerabat, melarang dari perbuatan keji dan munkar serta
perbuatan lalim, demikian juga menyuruh untuk saling tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan dan melarang dari perbautan dosa dan saling bermusuhan,
menyuruh untuk berkata jujur dan adil serta amanah dan melarang dari perkataan
dusta dan ketidak adilan serta khianat, (yang pada intinya agama ini) menyuruh
tiap kebaikan yang ada dan melarang dari setiap kemunkaran.
Tidak ada yang di tinggalkan oleh agama Islam
ini satu kebaikan pun melainkan datang perintahnya supaya di kerjakan serta
menganjurkan (bagi para pemeluknya) supaya mendatanginya dan tidak ada suatu
perkara yang jelek (dan membahayakan) melainkan agama telah melarang dan
memperingatkan supaya tidak terperosok ke dalamnya. Di mana Allah Azza wa jalla
juga telah menyempurnakan serta meridhoi agama ini bagi para hambaNya, sehingga
tidak akan ada agama seseorang yang di terima di sisiNya kecuali agama Islam
ini, ia adalah merupakan jalanNya yang lurus yang akan mengantarkan (manusia)
menuju surgaNya (yang penuh dengan kenikmatan) dan keridhoanNya serta
menyelamatkan dari siksaan dan kemurkaanNya.
Kemudian (perlu di ketahui) sesungguhnya
agama Islam mempunyai pembatal-pembatal (yang bisa membatalkan keislaman
seseorang) di antara pembatal yang paling besar yaitu perbuatan syirik
(meyekutukan.pent) Allah Azza wa jalla baik itu yang ada di dalam ucapan,
perbuatan atau juga keyakinan, seperti berdo'a pada selain Allah Subhanahu wa
ta'ala, menyembelih untuk sesaji, tawakal pada selainNya ketika ingin meraih
manfaat dan mencegah madharat atau ketika ingin mencari pertolongan dan lain
sebagainya yang mana tidak mungkin mampu di lakukan oleh Allah Azza wa jalla,
sama saja apakah perbuatannya tersebut di lakukan pada seorang Nabi atau wali,
malaikat, matahari, bulan, pohon angker, kuburan yang di keramatkan dan lain
sebagainya dari makhluk-makhluk Allah Ta'ala yang tidak bisa memberi manfaat
dan madharat, karena yang mempunyai manfaat dan madharat hanya satu yaitu Allah
Subhanahu wa ta'ala semata yang Maha Esa di dalam mencipta, memebri rizki,
menghidupkan dan mematikan serta mengatur segala urusan.
Di antara salah satu pembatal tersebut
yaitu mendustakan para Rasul atau sebagian mereka atau juga mendustakan
sebagian kecil yang di bawa oleh mereka, begitu juga mengolok-olok sunahnya
atau mengolok-olok orang yang berpegang pada sunah mereka.
Di antara pembatal itu juga sihir (dan
perdukunan) serta berpaling dari agama Allah Azza wa jalla, oleh karena itu
jangan sampai ingin mengetahui perkara perdukunan dan sihir, dan jangan mencoba
untuk mempelajarinya apalagi menggunakannya. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابٗا صَعَدٗا ١٧} ( سورة
الجن :
17)
"Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan
oleh Allah ke dalam azab yang amat berat".
QS al-Jin: 17.
Di antara pembatal keislaman seseorang
juga meninggalkan sholat dan berhukum dengan selain hukum Allah Azza wa jalla,
oleh karena itu berpegang teguh dengan agama Allah adalah merupakan suatu
kebenaran yang tidak ada kebenaran melainkan setelahnya adalah kesesatan. Allah
Subhanahu wa ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِي مُسۡتَقِيمٗا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ
ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ
تَتَّقُونَ ١٥٣ } (سورة الأنعام : 153)
"Dan bahwa
(yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa". QS al-An'am: 153.
Maha Benar Allah, dan kita bersaksi bahwa
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang mulai telah menyampaikan itu semua
pada umatnya.
Shalawat serta salam semoga Allah Ta'ala
senantiasa curahkan pada Nabi kita Muhammad, pada keluarga beliau dan seluruh
para sahabatnya.
Islam adalah agama yang
di terima serta di ridhoi di sisi Allah Azza wa jalla
Allah Ta'ala
berfirman dalam kitabNya yang mulia:
قال الله تعالى:
{
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ
ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ } ( سورة آل عمران : 19)
"Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam". QS al-'Imran: 19.
Allah Subhanahu wa ta'ala
mengabarkan (dalam ayat di atas) bahwa agama yang sah dan di ridhoi serta di
terima di sisiNya adalah cuma satu yaitu agama Islam yang maknanya berserah
diri kepada Allah Ta'ala dengan mentauhidkan dan tunduk padaNya dengan ketaatan
dan berlepas diri dari kesyirikan serta para pelakunya baik secara dhohir
maupun secara bathin, berlepas diri dari mereka semua dalam ucapan, perbuatan
dan keyakinan. Yang hal itu sejalan dengan apa yang telah di syari'at oleh
Allah Ta'ala melalui lisan para RasulNya, Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ
دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٨٥} ( سورة آل عمران : 85)
"Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
merugi". QS
al-'Imran: 85.
Oleh karenanya barangsiapa yang beragama
dengan selain agama Islam maka dia bisa di
katakan tidak beribadah kepada Allah Ta'ala secara benar di karenakan
dia tidak menempuh jalan yang telah di syari'atkan oleh Allah Ta'ala melalui
lisan RasulNya, di mana Allah Azza wa jalla dengan tegas telah menyuruh kaum
mukminin supaya mereka masuk kedalam syari'at Islam secara menyeluruh baik
dalam segi perkataan, keyakinan serta amal perbuatannya, berdasarkan firmanNya:
قال الله تعالى:
{يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ
خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨ }
( سورة البقرة : 208)
"Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu menuruti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu". QS Al-Baqarah: 208.
Allah Subhanahu wa ta'ala melarang mereka
dalam ayat ini untuk tidak mengikuti langkah-langkah setan yang merupakan musuh
nyata (bagi kita), yang pekerjaannya mengajak manusia pada kekufuran dan
perbuatan maksiat serta menguliti agama Islam sedikit demi sedikit sampai
mereka menjadi pengikut setia setan yang pada akhirnya menjadi penghuni neraka
bersama-sama.
Allah Ta'ala telah mengabarkan bahwa
Dirinya telah menyempurnakan agama kita dengan sangat sempurna yang
kesempurnaan syari'atnya mencakup perkara dhohir dan bathin baik dalam masalah
pokok-pokok (agama) ataupun cabang-cabangnya yang tidak di dapati sedikitpun
kekurangan dan cela, oleh karena itu al-Qur'an dan Sunah sudah mencukupi bagi
setiap orang yang sedang membutuhkan (apa pun permasalahanya), dalam hukum
agama yang di bawanya, pokok-pokok serta cabang-cabangnya. Allah Ta'ala telah
menyempurnakan atas kita nikmat-nikmatNya yang begitu banyak, yang nampak
maupun yang tidak nampak dan telah ridho Islam sebagai agama kita serta tidak membencinya.
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
telah menjelaskan kalau sesungguhnya agama Islam tersebut di bangun di atas
lima pondasi yaitu mengikrarkan (dua kalimat syahadat) bahwa tidak ada Ilah
yang berhak untuk di sembah dengan benar melainkan Allah semata (yang) tidak
ada sekutu bagiNya, dan Nabi Muhammad adalah hamba dan rasulNya, mengerjakan
sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan dan menunaikan ibadah haji ke
Baitullah bagi yang mampu melakukan perjalanan kesana. Maka barangsiapa datang
dengan membawa amal perbuatan yang lima tersebut secara sempurna, sungguh
dirinya telah sempurna di dalam keimanannya dan berhak untuk meraih kemenangan
serta keridhoan dari Rabbnya.
Sahabat Mu'adz bin Jabal semoga Allah
meridhoinya pernah bertanya kepada Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
tentang amalan yang bisa memasukan (pelakunya) ke dalam surga dan menjauhkan
dirinya dari siksa api neraka, maka Rasulallah Shalallahu 'alihi wa sallam
merasa itu merupakan pertanyaan yang agung, lalu beliau mengabarkan padanya bahwa amalan
tersebut mudah (untuk di kerjakan) bagi yang di mudahkan oleh Allah Ta'ala, dan
membimbingannya untuk mengerjakan pada kelima pokok tersebut walaupun surga
tidak di raih (dengan amal sholeh)
melainkan di raih dengan sebab rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala (kepada
para hambaNya yang taat), karena rahmat Allah Ta'ala dekat bersama orang-orang
yang muhsinin yang mana mereka
mengerjakan semua syari'at Islam yang ada serta mengikuti Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam di dalam pelaksanaanya. Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى قيل: ومن يأبى
قال من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني فقد أبى)) [رواه البخاري]
"Setiap
umatku pasti akan masuk surga kecuali orang yang enggan" di katakan pada
beliau "Siapa yang enggan masuk surga ya Rasulallah? Beliau menjawab:
"Siapa yang mentaatiku maka dia akan masuk surga sedangkan siapa yang
memaksiatiku maka dialah yang enggan masuk surga". HR Bukhari.
Dalam sebuah hadist
yang shahih Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((أمرت
أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأني رسول الله ويقيموا الصلاة
ويؤتوا الزكاة، فإذا فعلوا ذلك عصموا مني دماءهم وأموالهم إلا بحق الإسلام وحسابهم
على الله)) [رواه البخاري و مسلم]
"Saya di
perintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah
yang berhak untuk di sembah dengan benar melainkan Allah dan Saya adalah utusan
Allah, mereka mau mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat, jika mereka telah
melaksanakan yang demikian tersebut maka terjaga dari saya darah mereka dan
harta mereka kecuali dengan alasan yang di benarkan dalam Islam sedangkan
perhitungannya Allah yang mengurusinya". HR Bukhari dan Muslim.
Dalam hadits yang shahih ini menunjukan
bahwa orang yang meninggalkan sholat di perangi demikian pula orang yang tidak
mau mengeluarkan zakat juga di perangi, dan Abu Bakar semoga Allah meridhoinya
telah memerangi orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat pada awal
kepemimpinannya, beliau mengatakan: "Sesungguhnya zakat itu merupakan
haknya harta".
Dalam shahih Muslim di riwayatkan bahwa ada
seorang sahabat yang datang kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam sambil
mengatakan: "Apa kiranya jika saya mengerjakan sholat (lima waktu yang
wajib), saya berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang
haram, apakah saya akan masuk surga? Jawab Nabi : "Iya".
Dan makna perkataanya "saya
mengharamkan yang haram" yaitu menjauhi hal-hal yang haram, sedangkan
makna perkataanya "saya menghalalkan yang halal" yaitu saya
mengerjakan perkara yang di halalkan sambil menyakini tentang kehalalannya.
Maka hadits yang agung ini menunjukan bahwa
orang yang mengerjakan kewajiban-kewajiban (yang bebankan padanya) serta
berhenti pada perkara-perkara yang haram dirinya akan masuk surga. Di karenakan
Islam menuntut pada para pemeluknya supaya mengerjakan semua
kewajiban-kewajiban sambil mengharap pahala dan ganjaranya, dan meninggalkan
perkara yang telah di haramkan semuanya karena takut dengan hukuman yang akan
Allah turunkan padanya.
Sehingga bisa di simpulkan bahwa rukun Islam
yang lima tersebut saling memiliki ikatan satu dengan yang lainnya. Dan agama
Islam itu satu yang saling berhubungan satu sama lain, maka Islam itu adalah
ucapan, keyakinan dan amal perbuatan, Islam adalah cinta dan benci, cinta pada
Allah dan RasulNya, dan mencintai apa yang di cintai oleh Allah dan RasulNya
dan membenci apa yang di benci oleh Allah dan RasulNya baik benci pada individu
perorangan maupun benci pada amal perbuatan yang tidak di sukaiNya. Dalam Islam
mengandung dua perkara mengerjakan dan meninggalkan, mengerjakan
kewajiban-kewajiban yang ada serta meninggalkan perkara-perkara haram.
Atha bin al-Khurasaani mengatakan:
"Agama itu di bangun pada lima perkara Allah tidak akan menerima dari
kelima hal tersebut tanpa di sertai yang lainnya yaitu bersaksi bahwa tidak ada
Ilah yang berhak untuk di sembah dengan benar melainkan Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah, beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab suci, dan para
RasulNya, beriman dengan adanya surga serta kehidupan setelah kematian, ini
yang pertama, sholat lima waktu merupakan tiangnya agama dan Allah Ta'ala tidak
akan menerima keimanan melainkan harus dengan sholat, sedangkan zakat adalah
pembersih dari dosa dan Allah Ta'ala tidak akan menerima iman dan sholat
melainkan harus mengeluarkan zakat, maka barangsiapa yang mengerjakan ketiga
hal tersebut kemudian datang bulan Ramadhan dia meninggalkan puasa pada
siangnya secara sengaja maka Allah Ta'ala tidak akan menerima darinya iman,
sholat serta zakatnya, dan siapa yang telah mengerjakan keempat hal tersebut
kemudian di mudahkan bagi dirinya untuk menunaikanibadah haji namun tidak
melaksanakannya tidak pula mewasiatkan pada keluarganya supaya di hajikan
setelah kematiannya maka Allah Ta'ala tidak akan menerima keempat hal yang
telah di kerjakannya di awal, (sampai dia mau menunaikan ibadah haji)".[1]
Faidah yang bisa di ambil dari ayat pertama
di atas yaitu:
1.
Wajibnya
beragama Islam
2.
Mengetahui
agama Islam secara detail serta tafsiranya
3.
Keutamaan
agama Islam
4.
Wajib masuk
ke dalam agama Islam secara menyeluruh dan berpaling dari selain agama Islam
5.
Menjelaskan
bahwa Islam merupakan agamanya seluruh pada Nabi dan Rasul serta pada
pengikutnya mereka dari Nabi pertama sampai Nabi terakhir
Wajibnya masuk kedalam
Islam secara kontan dan berpaling dari selain Islam
Allah
Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam kitabNya yang agung:
قال الله تعالى:
{
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ
خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨ فَإِن زَلَلۡتُم مِّنۢ
بَعۡدِ مَا جَآءَتۡكُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
٢٠٩ }
( سورة البقرة : 209-208)
"Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah
datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, Maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana". QS al-Baqarah: 208-209.
Allah
Ta'ala berfirman menyuruh para hambaNya kaum mukminin supaya mengambil seluruh
syari'at Islam dan mengamalkan dengan seluruh perintahNya serta meninggalkan
semua laranganNya. Dan Allah Ta'ala telah berbicara kepada orang-orang yang
beriman di dalam al-Qur'an lebih dari Sembilan puluh tempat yang terkandung di
dalamnya perintah, larangan, berita, motivasi, peringatan, janji dan ancaman.
Berkata Ibnu Mas'ud semoga Allah meridhoinya: "Jika dirimu mendengar Allah
Azza wa jalla berfirman "Wahai orang-orang beriman" maka
bukalah telingamu lebar-lebar karena sesungguhnya ada kebaikan yang di
perintahkan (untuk di kerjakan) atau kejelekan yang di larang untuk
mendekatinya".
Di dalam ayat yang mulia ini Allah Ta'ala
memerintah orang-orang beriman secara umum supaya masuk kedalam syar'iat agama
secara menyeluruh tidak mengenyampingkan satu dengan yang lainnya, dan melarang
supaya jangan sampai menjadi orang yang menjadikan hafa nafsunya sebagai Tuhan
yang di sembah, jika perintah syari'at sesuai dengan hawa nafsunya di kerjakan
dan jika menyelisihi hawa nafsu di tinggalkan namun wajib bagi hawa nafsu
tunduk dan mengikuti aturan agama, hendaknya ia mengerjakan tiap perintah yang
dirinya sanggup untuk mengerjakannya dari perbuatan-perbuatan baik yang dhohir
maupun yang bathin dari ucapan dan keyakinan serta amalan anggota badan dan
harta.
Sedangkan perkara yang memang dia tidak
sanggup untuk mengerjakan maka mengharuskan bagi dirinya ada keniatan serta
memahami sehingga dia akan mendapati (pahalanya) dengan sebab niatnya yang
jujur tersebut. Tatkala masuk kedalam Islam secara sempurna tidak mungkin
sanggup dan bisa di wujudkan melainkan harus menyelisihi jalan serta ajakan
setan maka menjadikan wajibnya untuk menyelisihi mereka, seperti dalam ayat di
atas "Dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan".
Maksudnya janganlah kamu ikuti mereka di dalam perbutan maksiat kepada Allah
Ta'ala. Selanjutnya Allah berfirman "Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu". Dan
setan tidak pernah menyuruh manusia melainkan untuk berbuat kerusakan dan
kenistaan serta perbuatan yang menghancurkan dan membahayakan manusia. Maka
tatkala seorang hamba tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya kekurangan
serta kesalahan maka Allah Ta'ala selanjutnya berkata "Tetapi jika kamu
menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti
kebenaran". Maksudnya setelah
punya bukti dan ilmunya. Allah melanjutkan "Maka ketahuilah, bahwasanya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Yaitu jika kalian berpaling dari kebenaran
setelah tegak atas kalian hujah serta penjelasan maka ketahuilah bahwasannya
Allah Subhanahu wa ta'ala adalah Maha Perkasa untuk memberi hukuman pada
orang-orang yang berbuat maksiat kepadaNya dan Maha Bijaksana terhadap syari'at
dan perintah yang di bebankan pada para hambaNya. Dan Allah Ta'ala Maha
Bijaksana yang kalau sekiranya ada orang yang berbuat maksiat kepada Dirinya
maka tidak mungkin bisa mengkalahkan kekuatanNya dan akan menghukum dengan azab
yang sesuai dengan hikmahNya.
Yang bisa di ambil
faidahnya dari ayat di atas adalah
- Kewajiban mengamalkan seluruh isi syari'at Islam baik yang berupa perkataan maupun keyakinan atau penerapan langsung dalam amal perbuatan.
- Mengetahui apa itu Islam yaitu berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk padaNya dengan ketaatan dan berlepas diri dari syirik dan para pelakunya.
- Agama itu mencakup ucapan, keyakinan dan amal perbuatan.
- Bahwa orang yang tidak mengamalkan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan perkara haram yang ada maka dia tidak di namakan sebagai seorang mukmin yang sejati.
- Wajibnya mengamalkan seluruh cabang keimanan serta semua syari'at Islam sesuai dengan kadar kemampuannya.
- Haramnya mengikuti dan mentaati setan yang tidak menyuruh melainkan untuk berbuat maksiat dan kenistaan.
- Penjelasan yang sangat gamblang tentang permusuhan setan bagi anak cucu Adam di mana menangkap dan menyiapkan kesesatan bagi mereka supaya mereka menjadi penghuni neraka bersama-sama.
- Ancaman yang sangat keras bagi orang-orang yang menyelesihi kebenaran setelah jelas baginya petunjuk dan kebenaran.
Kapan seseorang itu
menjadi muslim?
Segala puji bagi Allah semata, shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada RasulNya. Amma ba'du:
Sesungguhnya banyak di antara manusia
yang mengaku kepada Islam namun tanpa di sertai amal perbuatan, maka
mengaku-mengaku kepada Islam tanpa adanya amal perbuatan tidak memberi arti
sedikitpun baginya, karena setiap klaim yang benar harus ada padanya bukti yang
nyata, hal itu berdasarkan firman Allah Azza wa jalla dalam surat al-Baqarah,
di mana Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{ قُلۡ هَاتُواْ بُرۡهَٰنَكُمۡ
إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ١١١ }
( سورة البقرة : 111)
"Katakanlah "Tunjukkanlah bukti
kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar". QS
al-Baqarah: 111.
Dan pengakuan bahwa dirinya Islam dengan
bukti yang menunjukan benar pengakuannya kalau dirinya seorang muslim adalah
mengucapkan kalimat tauhid (kalimat syahadat) dan mengerjakan kandungan yang
ada di dalamnya serta mengikuti petunjuk Rasulallah Shalallahu 'alihi wa sallam
dengan ucapan dan amal perbuatan serta berlepas diri dari kesyirikan dan
orang-orang musyrik yang berbuat kesyirikan. Kemudian mengerjakan sisa dari
rukun-rukun Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, dan yang paling
penting setelah dua kalimat syahadat tersebut adalah sholat wajib, maka
seseorang yang datang dengan membawa amalan sholat bersama tauhid dirinya di
katakan sebagai seorang muslim, dan siapa yang tidak mau mengerjakan sholat
maka dirinya dalam keadaan kafir berdasarkan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi
wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
((العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر)) [رواه
الترميذي]
"Perjanjian
(pembatas) antara kami dan antara mereka (orang-orang kafir) adalah sholat
barangsiapa yang meninggalkan sholat maka sungguh dia telah kafir". HR
Tirmidzi beliau berkata: "Hadits hasan shahih".
Kemudian mengerjakan setelah itu rukun
Islam yang selanjutnya yaitu membayar zakat, puasa dan menunaikan haji bersama
kemampuan yang di milikinya, maka siapa saja yang mengucapkan hal tersebut
(maksudnya dua kalimat syahadat) dan mengerjakan rukun Islam yang lainya maka
dirinya di katakan sebagai seorang muslim, semuanya setelah dirinya mengamalkan
itu semua sehingga ia masuk pada ruang lingkup Islam yang mana Rabbnya telah
ridho sebagai agamanya, berdasarkan firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى:
{
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي
وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ } ( سورة المائدة : 3)
"Pada hari
ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu". QS al-Maa'idah: 3.
Dalam surat
al-'Imran Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ
فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٨٥} ( سورة آل عمران : 85)
"Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
merugi". QS al-'Imran: 85.
Maka barangsiapa yang datang dengan agama
Islam sesuai dengan apa yang telah di perintahkan oleh Allah dan RasulNya
sungguh dirinya telah beruntung dalam perdagangannya (bersama Allah) dan akan
memperoleh balasan surga yang penuh dengan kenikmatan, sedangkan siapa yang
tidak mau mendatangi itu semua berpaling dari agama Islam maka sungguh dirinya
dalam kerugian yang sangat besar di dunia maupun di akhirat nanti, Allah
Subhanahu wa ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{ قُلۡ إِنَّ ٱلۡخَٰسِرِينَ
ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ وَأَهۡلِيهِمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ أَلَا ذَٰلِكَ
هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِينُ ١٥ } ( سورة الزمر :
15)
"Katakanlah:
"Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang merugikan
diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". ingatlah yang
demikian itu adalah kerugian yang nyata". QS
az-Zumar: 15.
Para pembaca yang budiman sesungguhnya
agama Islam adalah amanah yang di pikul oleh manusia maka wajib baginya untuk
menunaikannya serta mengharuskan untuk beragama Islam bagi setiap orang yang
berada dibawah kekauasaanya, sama saja baik kekuasaan secara khusus seperti
halnya seorang laki-laki bersama dengan anggota keluarganya dari anak-anaknya
dan yang lainya, atau juga kekuasaan secara umum sampai ia bisa lepas dari
tanggung jawab ancaman azab, serta bisa meraih balasan dan ganjaran. Dan Allah
Ta'ala Maha Mengurusi untuk memperbaiki
keadaan ulama kaum muslimin serta para pemimpin mereka, menyatukan satu kalimat
dia atas kebenaran dan memberi petunjuk kepada jalanNya yang lurus. Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga beliau
serta seluruh para sahabatnya.
Di tulis oleh
Syaikh Ahmad bin Nashir bin Ghanim rahimahullah.
Ajakan kepada Islam
Allah Subhanahu
wa ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعۡنَا
مُنَادِيٗا يُنَادِي لِلۡإِيمَٰنِ أَنۡ ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمۡ فََٔامَنَّاۚ000
١٩٣}
( سورة آل عمران : 193)
"Ya Allah
Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman,
(yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun
beriman". QS
ali-'Imran: 193.
Dalam ayat yang
lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
رَبَّنَآ ءَامَنَّا بِمَآ أَنزَلۡتَ وَٱتَّبَعۡنَا ٱلرَّسُولَ فَٱكۡتُبۡنَا
مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ ٥٣ } ( سورة
آل عمران : 53)
"Ya Allah
Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah
kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang
menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". QS
al-'Imran: 53.
Saudaraku muslim mari kita kembali pada
Islam, kepada naungannya yang penuh dengan kedamaian dan kepada bentengnya yang
teguh, kepada hukum-hukmnya yang penuh dengan keadilan serta kebijaksanaan yang
meliputi pada syari'atnya. Mari beramal dengan pengajaran al-Qur'an dan
mengikuti sunahnya penghulu para nabi yaitu Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa
sallam, di mana keduanya sudah mencukupi kita untuk bisa mengantarkan hidup
bahagia, berhasil, maju, modern dan sukses. Kembali pada keimanan kepada Allah,
para malaikat, kitab-kitabNya, para rasul serta datangnya hari kiamat, dan
beriman pada takdir yang baik maupun yang buruk, dan kembali pada sikap ridho
kalau sekiranya Allah Ta'ala sebagai Rabb, dengan Islam sebagai agamanya dan
dengan Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai Nabi dan Rasulnya.
Ajakan untuk merealisasikan kalimat tauhid
yaitu tidak ada Ilah yang berhak untuk di sembah dengan benar melainkan Allah
Ta'ala, dan Muhammad adalah utusan Allah, dengan tuntutan mengetahui maknanya
dan mengamalkan kandungan isinya serta mengerjakan sesuai dengan syarat-syarat
dan keharusan yang ada padanya dan yang terakhir menunaikan hak-hak yang di
milikinya. Mengajak untuk mencintai Allah dan RasulNya serta mencintai perkara
yang di cintai oleh Allah dan RasulNya dan membenci perkara-perkara yang di
benci oleh Allah dan RasulNya dari kekufuran, kefasikan dan perbuatan maksiat.
Mengajak untuk mencintai orang yang taat kepada Allah Azza wa jalla serta benci
kepada orang yang memaksiati Allah Subhanahu wa ta'ala, mengajak kepada iman
yang jujur dan amal sholeh. Kepada ketaatan pada Allah dan RasulNya dengan
mematuhi segala perintah-perintahnya serta menjauhi semua yang di larangan.
Kepada kalimat syukur pada Allah Ta'ala atas karuni nikmat yang telah di
berikan pada kita, dengan mempergunakan nikmat tersebut pada perkara-perkara
yang di cintai dan di ridhoi oleh Allah Azza wa jalla. Ajakan untuk menjaga
sholat lima waktu bersama jama'ah sesuai dengan waktu-waktunya, mengajak untuk
membayar zakat harta kepada orang-orang yang berhak untuk menerimanya. Menjaga
puasa Ramdhan, dan menunaikan ibadah haji ke baitullah haram. Untuk berjihad di
jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwa raga, mengajak untuk berbakti
pada kedua orang tua dan menyambung hubungan tali silaturahim serta berbuat
baik kepada tetangga dekat dan tidak mengganggu mereka. Mengajak untuk menjaga
amanat dan jauh dari sifat khianat, menundukan pandangan serta menjaga
kemaluan. Berbuat ihsan di dalam ibadah kepada Allah Azza wa jalla dan berbuat
baik kepada sesama sesuai dengan kemampuan yang di milikinya, mempunyai etika
bersama Allah Ta'ala dan juga bersama makhlukNya, malu kepada Allah Ta'ala dan
kepada makhlukNya, tawadhu kepada Allah dan para hambaNya serta jauh dari sifat
sombong.
Mengajak untuk menunaikan nasehat kepada
Allah, kitabNya, RasulNya, para pemimpin kaum muslimin dan nasehat secara umum
bagi kaum muslimin, untuk beramar ma'ruf dan melarang kemunkaran serta bersabar
atas gangguan yang kalian terima, untuk saling tolong menolong di atas kebaikan dan ketakwaan serta
saling naseha menasehati di dalam kebenaran dan kesabaran, untuk bertakwa
kepada Allah baik ketika sendirian maupun ketika di depan orang banyak dan
menjaga batasan-batasanNya. Mengajak untuk takut kepada hukuman Allah Ta'ala
sambil berharap rahmatNya dan mempersiapkan diri untuk bertemu denganNya.
Mengajak untuk banyak berdzikir kepada Allah Azza wa jalla baik dengan lisan
maupun dengan hati, dalam keadaan berdiri maupun ketika duduk atau ketika
sedang berbaring, mengajak untuk mempergunakan kesempatan masa muda, sehat dan
hidup sebelum semuanya hilang di telan zaman, bersiap-siap menyambut kematian
dan sakaratnya, bersiap-siap menghadapi kubur dan sempit serta gelapnya kubur,
untuk menghadapi hari kebangkitan serta kedahsyatannya, mengajak untuk
menyelamatkan diri dari siksa api neraka dan meraih kemenangan sebagai penghuni
surga, negeri penuh kenikmatan. Mengajak untuk berlomba-lomba dalam kebaikan
serta saling berpacu di dalam mengerjakan amalan sholeh, mengajak untuk
bertaubat yang benar pada setiap waktu dan setiap dosa serta kesalahan sebelum
terputusnya nyawa dengan kematian, Allah Ta'ala
berfirman:
قال الله تعالى:
{
وَتُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ
جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٣١ }
( سورة النور : 31)
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". QS an-Nuur: 31.
Semoga
Allah Azza wa jalla memberimu taufik untuk mengerjakan amalan itu semua dengan
kemuliaan dan kebaikanNya. Ya Allah terima taubat kami sesungguhnya Engkau Maha
menerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia
ini dan juga di akhirat nanti serta selamatkan kami dari siksa api neraka,
ampunilah dosa-dosa serta kesalahan yang kami perbuat dan kumpulkanlah kami
bersama orang-orang yang sholeh. Ya Allah terimalah do'a kami sesungguhnya
Engkau Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui, Amiin ya Rabbal 'alamin.
Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga beliau dan seluruh
para sahabatnya.
Toleran serta kemudahan yang di bawa oleh ajaran Islam
Allah
Azza wa jalla memilihkan bagi umat manusia Islam sebagai agama mereka dengan
mengutamakan Islam pada semua agama-agama yang ada bahkan Allah Ta'ala
menciptakan mereka dengan sebab (untuk beribadah kepadaNya) dengan melalui
jalan Islam, menurunkan kitab-kitabNya serta mengutus para Rasul untuk tujuan
(menyempurnakan agama Islam) sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan supaya tidak ada lagi alasan bagi umat manusia di hadapan Allah
nanti setelah di utusnya para Rasul. Dan Allah Ta'ala menjadikan Islam sebagai
agama yang toleran dan mudah tidak membebani dan gampang, tidak mewajibakan
sesuatu yang memang dirinya tidak mampu untuk mengerjakan, tidak membebani
mereka sesuatu yang tidak sanggup mereka lakukan namun memberi mereka tugas
sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki sebagaimana firmanNya di dalam
kitabNya yang mulia Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ 4 } ( سورة البقرة : 286)
"Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya". QS al-Baqarah:
286.
Allah Ta'ala
juga berfirman:
قال الله تعالى:
{
وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٖۚ 4 }
( سورة
الحج :
78)
"Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk
kamu dalam agama suatu kesempitan".
QS al-Hajj: 78.
Dalam ayat yang
lain Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى:
{
يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ }
( سورة البقرة : 185)
"Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu". QS al-Baqarah: 185.
Maka Islam adalah agama yang di anggap di
sisi Allah, siapa yang berpegang teguh dengannya maka dia akan selamat,
barangsiapa yang menempuh jalannya maka dia akan mendapat petunjuk dan
barangsiapa mengamalkanya maka akan mencapai derajat yang tinggi. Allah Ta'ala
sekali-kali tidak akan menerima dari salah seorangpun agama selain agama Islam,
tidak akan menerima agama Yahudi tidak pula Nasrani, Majusi, dan komunisme
serta yang lainnya dari pemikiran-pemikiran yang merusak serta firqoh-firqoh
menyeleweng dari jalan yang benar, pada akhirnya nanti mereka-mereka itu akan
merasa rugi sendiri, merugi dari yang telah di janjikan oleh Allah Ta'ala bagi
para waliNya dengan kemenangan, kemuliaan serta kenikmatan yang langgeng, Allah
Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ
ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ }
( سورة آل عمران : 19 )
"Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam". QS al-'Imran: 19.
Dalam ayat yang
lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ
فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٨٥
} ( سورة
آل عمران : 85)
"Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi". QS
al-'Imran: 85.
Islam adalah agama yang sempurna yang
ajaranya mencakup semua kebutuhan yang di butuhkan oleh umat manusia baik dalam
urusan keduniaan maupun keagamaan. Demikian pula Islam adalah agama yang sesuai
bisa mengikuti perkembangan zaman, cocok bagi setiap waktu dan tempat sampai
Allah Subhanahu wa ta'ala mewariskan dunia ini kepada orang-orang yang beriman
kepadaNya. Dengan agama Islam ini Allah
Ta'ala telah menyempurnakan nikmat bagi para hambaNya dan meridhoi Islam itu
sebagai agama mereka serta tidak murka bagi siapa saja yang memeluk agama ini.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ
دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ } ( سورة المائدة : 3)
"Pada hari
ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu". QS al-Maidah: 3.
Di dalam agama ini Allah Ta'ala telah
memubahkan setiap yang baik lagi bermanfaat serta mengharamkan setiap yang
buruk lagi membahayakan. Menyuruh untuk berbuat adil dan bijaksana serta
melarang dari melampaui batas dan perkataan dusta, menyuruh pada tiap kebaikan
dan melarang setiap kemunkaran, tidak luput darinya suatu kebaikan pun
melainkan telah di ajarkan serta di titahkkan supaya di laksanakan begitu pula
tidak ada satupun kejelekan melainkan telah ada rambu-rambu serta larangannya,
dan Allah Ta'ala telah menamakan Islam sebagai petunjuk, agama yang benar dan
agama tinggi yang mengungguli semua agama yang ada. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ
عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ ٣٣} ( سورة
التوبة :
33)
"Dia lah
yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama
yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama (yang ada), walaupun
orang-orang musyrikin tidak menyukainya".
QS at-Taubah: 33.
Nanti setiap orang akan di tanya tentang
agama ini di dalam kuburnya dan pada hari ketika dirinya di uji yang mana
jawabanya akan menentukan balasan yang akan di terimanya, dirinya di dalam
kubur akan di tanya siapa Rabbmu? Apa agamamu? Dan siapa Nabimu? Sedangkan
nanti pada hari kiamat dia akan di tanya apa yang telah kalian sembah dan apa
yang telah kalian terima dari para utusan Allah? Maka seorang yang cerdik
seharusnya mempersiapkan untuk menghadapi pertanyan tersebut, sehingga ketika
di tanya sudah mempunyai jawaban yang benar dengan cara menerapkan agama ini
sampai Allah menetapkan pada saat itu dengan perkataan yang teguh sebagaimana
yang Allah Ta'ala firmankan:
قال الله تعالى:
{
ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَىٰ كُلُّ نَفۡسِۢ بِمَا
كَسَبَتۡۚ لَا ظُلۡمَ ٱلۡيَوۡمَۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ ١٧} ( سورة الغافر : 17)
"Pada hari
ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya. tidak
ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya".
QS al-Ghaafir: 17.
Seorang penyair mengatakan:
Agama adalah
puncaknya harta maka pegangilah erat-erat dia***Siapa yang mencampakannya maka
dia dalam kerugian yang besar
Jika agama ini adalah sebab seorang
hamba di ciptakan untuknya dan tentangnya dia akan di tanya serta di atas agama
tersebut dirinya akan di beri balasan maka sangatlah mengherankan sekali bagi
orang yang mengingkari agama ini dan mencampakanya, masa bodoh dan tidak mau
tahu serta tidak pula mau mempelajarinya apalagi mau mengamalkannya bahkan yang
ada dia malah membencinya, mencela agama ini serta orang-orang yang memeluknya.
Berkata seorang penyair:
Agama tidak
mungkin ada wujudnya tanpa cinta dan benci
Loyal
serta berlepas diri dari setiap pendosa
Semua
itu tidak ada melainkan seseorang yang berpaling kebelakang (keluar dari agama
Islam) dan menggantinya dengan sesuatu yang rendah dari yang lebih baik,
sehingga pada kenyataanya dia sedang mengumumkan perang kepada Allah Ta'ala dan
RasulNya serta orang-orang yang beriman, maka barangsiapa yang meyakiti walinya
Allah sungguh dirinya telah berani menantang Allah Ta'ala, hal itu seperti yang
Allah Ta'ala gambarkan dalam sebuah hadits qudsi, di mana Allah Ta'ala
berfirman: "Siapa yang mengganggu waliKu maka Aku umumkan perang
kepadanya".
Dan termasuk pembatal keislaman seseorang
yang para ulama telah bersepakat tentangnya yaitu berpaling dari agama Allah,
tidak mau tahu dan enggan untuk mempelajarinya serta tidak mengamalkannya,
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بَِٔايَٰتِ رَبِّهِۦ ثُمَّ أَعۡرَضَ
عَنۡهَآۚ إِنَّا مِنَ ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُنتَقِمُونَ ٢٢}
( سورة السجدة :
22)
"Dan
siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan
ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa". QS as-Sajdah: 22.
Dalam ayat lain
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابٗا صَعَدٗا ١٧} ( سورة
الجِنِّ :
17)
"Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, maka niscaya ia akan
dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat". QS
al-Jin: 17.
Allah Ta'ala juga
berfirman:
قال الله تعالى:
{
أَفَحُكۡمَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ يَبۡغُونَۚ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ
حُكۡمٗا لِّقَوۡمٖ يُوقِنُونَ ٥٠ }
( سورة المائدة :
50)
"Apakah
hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?". QS al-Maidah: 50.
Sesungguhnya
ada di antara musuh-musuh agama ini yang menghiasi kebatilan dan kekafirannya
mereka dengan mengatas namakan kemajuan, modernisasi dan memanjakan diri (untuk
menikmati hidup) serta menuduh orang Islam yang berpegang teguh dengan ajaranya
sebagai orang yang terbelakang, beku dan primitif, maka kita cukupkan Allah
Ta'ala yang menjawab itu semua, Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{ كَبُرَتۡ كَلِمَةٗ تَخۡرُجُ مِنۡ أَفۡوَٰهِهِمۡۚ
إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبٗا ٥ } (سورة الكهف : 5)
"Alangkah
buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan
(sesuatu) kecuali dusta". QS al-Kahfi: 5.
Allah Ta'ala juga
telah membongkar apa yang sebenarnya menjadi tujuan mereka, seperti dalam
firmanNya:
قال الله تعالى:
{
يُرِيدُونَ أَن يُطۡفُِٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَيَأۡبَى
ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٣٢ } ( سورة التوبة :
32)
"Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan)
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun
orang-orang yang kafir tidak menyukainya".
QS at-Taubah: 32.
Dapat di pastikan dengan yakin bahwa agama
Allah itu tinggi mengungguli semua agama yang ada di mana Allah Ta'ala juga
telah menetapkan bagi agama ini untuk kekal dan selalu ada sampai hari kiamat
terjadi walaupun hal itu sangat membikin kesal dan jengkel bagi orang-orang kafir
dan musyrik, Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:{
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: }
( سورة
الحجر : 9)
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al
Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". QS al-Hijr: 9.
Nabi Shalallah
'alaihi wa sallam juga bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لا تزال طائفة من أمتي على
الحق منصورة لا يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم إلى يوم القيامة)) [رواه مسلم]
"Senantiasa
ada sekelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran, tidak akan
memudharatkan mereka orang-orang yang membenci dan menyelisihinya sampai hari
kiamat". HR Muslim.
Kita memohon kepada Allah Ta'ala supaya
kita berada di golongan mereka dan semoga Allah tidak mencabut petunjuk dari
dada-dada kita setelah sebelumnya kita di penuhi dan di beri petunjuk olehNya,
semoga Allah memberi kepada kita kasih sayangNya yang meruah sesungguhnya Allah
adalah Maha yang menyayangi.
Duhai orang-orang
yang sedang mengharap rahmatnya Allah dan takut akan azabNya, pelajarilah Islam
serta pahamilah secara benar sesuai dengan hakekatnya lalu setelah itu terapkan
dan amalkan hukum serta aturanya pada setiap lini kehidupan supaya kalian bisa
meraih kemenangan dengan kebahagian di dunia dan di akhirat.
Semoga Allah senantiasa memberi taufikNya
kepada kita semua (dalam beramal) sesuai dengan yang di ridho dan di cintai
olehNya, dan semoga Allah menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang
mendapat petunjuk, sesungguhnya Dia lah sebaik-baik tempat bersandar dan
bertawakal bagi kita, yang tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah
Subhanahu wa ta'ala yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga beliau serta para
sahabatnya.
Islam agama sempurna
dan universal
Islam
datang dengan membawa ajaran yang sangat di butuhkan oleh umat manusia
sekalian, baik dalam masalah keagamaan atau keduniannya mereka, dalam perkara
ibadah, hubungan sosial serta merambah pada berbagai perkara dari semua sisi
kehidupan, maka Islam adalah metode cara hidup yang sesuai bagi umat manusia
dengan setiap ajaran yang di bawanya, di mana mencakup atas prinsip-prinsip
dasar yang tinggi, budi pekerti yang luhur serta hukum dan aturan yang penuh
dengan keadilan, begitu pula pokok dasar yang sempurna. Oleh karena itu maka
dunia manusia pada saat ini sangat perlu untuk bersatu supaya berkumpul
bersama-sama di bawah naungan Islam yang teduh dan damai, hal itu di karenakan
prinsip dasarnya yang sangat bermanfaat bagi umat manusia guna menyelesaikan
problematika (yang sedang di alami oleh dunia) dari masalah peperangan,
ekonomi, politik, budaya serta semua problematika kehidupan, yang mana tidak
mungkin umat manusia bisa hidup dalam kehidupan yang bahagia melainkan harus
mencari solusi pada setiap problematika tersebut.
Maka aqidah yang di ajarkan adalah
merupakan aqidah yang paling benar serta paling cocok bagi hati dan jiwa yang
akan mengantarkan pada budi pekerti yang sangat indah, karena tidak ada yang
tersisa dari etika yang baik melainkan agama Islam telah menyuruh serta menganjurkannya,
dan kebalikannya tidak ada etika yang buruk dan jelek melainkan agama telah
melarangnya. Oleh karena ini yang menjadi kaidah terbesar pada agama ini yaitu
menjaga kemaslahatan secara umum serta mencegah kerusakan, keduanya selalu
berjalan bergandengan.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
kehidupan dituntut adanya kemajuan, maka Islam memerintahkan supaya mau mencari
rizki (yang telah Allah bagi) pada tiap sarana dan cara yang kira-kira bisa
mendatangkan untung dan manfaat serta di bolehkan (dalam aturan syari'at)
seperti berdagang, memproduksi barang, perkebunan, serta berbagai macam bentuk
pekerjaan yang lainnya, dan agama tidak mengharamkan (di dalam mencari rizki)
melainkan sebab-sebab yang membahayakan (kepentingan bersama) yang terkandung
di dalamnya dari kezaliman, kedustaan, pemaksaan, dan permusuhan, yang mana itu
semua termasuk dari bagian keindahan Islam .
Dalam ajaran Islam juga di ajarkan supaya
mewaspadai serta mengambil langkah persiapan untuk menghadapi dan mencegah musuh-musuh
Islam serta mencegah kejelekan serta keburukan yang seringkali menghantam umat,
dengan menggunakan berbagai sarana yang ada.
Dalam ajarannya juga sangat menganjurkan
sekali untuk saling bersatu dan saling menyayangi satu sama lain yang mana hal
itu merupakan pokok yang sangat prinsipil guna memperoleh persatuan, untuk bisa
mencapai arah yang lebih baik, saling tolong menolong, menjaga serta
melestarikan untuk kebaikan dan keuntungan agama serta kehidupan dunianya,
demikian pula kebalikannya agama juga melarang agar tidak saling berselisih dan
berpecah belah, hal sebagaimana di tegas oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya:
قال
الله تعالى: { وَٱعۡتَصِمُواْ
بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ4 } ( سورة آل عمران : 103)
"Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu saling
bercerai berai". QS al-'Imran: 103.
Dan dalam ajaranya membimbing pemeluknya
untuk mengaplikasikan semua sarana menuju keadilan, dan kasih sayang yang
sangat beragam caranya, dalam ajarannya juga sangat menganjurkan sekali untuk
menunaikan akad, surat perjanjian, perjanjian perdagangan yang dengan itu semua
kehidupan seorang hamba bisa tegak berdiri, begitu juga Islam mengajarkan untuk
berbuat adil pada diri sendiri, keluarga dekat maupun jauh, kepada teman maupun
musuh. Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: {يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ بِٱلۡقِسۡطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوۡ
عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَۚ} ( سورة النساء :
135)
"Wahai orang-orang
yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu". QS an-Nisaa': 135.
Islam
juga menganjurkan supaya mengambil paksa dan menangkap para pendosa serta
memberi hukuman sesuai dengan tingkat kesalahan dan kejahatannya,semua itu di
perintahkan supaya bisa mencegah serta meminimalkan tingkat kejahatan yang ada,
karena dengan hal itu akan terjaga jiwa serta kehormatan manusia maka dalam
Islam di wajibkan yang namanya qishos (hukuman) yang sangat berat (yaitu di
bunuh) bagi orang yang membunuh seorang muslim secara sengaja, hal itu
berdasarkan firman Allah Ta'ala:
قال
الله تعالى: {وَلَكُمۡ
فِي ٱلۡقِصَاصِ حَيَوٰةٞ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ} ( سورة البقرة :
179)
"Dan dalam
qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang
berakal, supaya kamu bertakwa". QS al-Baqarah: 179.
Serta akan terjaga dan terlindungi harta
manusia dari tangan-tangan pencuri, oleh karena itu diwajibkan hukuman potong
tangan bagi orang yang ketahuan mencuri tiga dirham atau lebih, seperti yang di
firmankan oleh Allah Ta'ala:
قال
الله تعالى: { وَٱلسَّارِقُ وَٱلسَّارِقَةُ فَٱقۡطَعُوٓاْ أَيۡدِيَهُمَا جَزَآءَۢ بِمَا
كَسَبَا نَكَٰلٗا مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٞ ٣٨} ( سورة المائدة : 38)
"Laki-laki
yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
QS al-Mai'dah: 38.
Begitu
juga Islam sangat memperhatikan serta menghargai kehormatan seseorang dari
tuduhan-tuduhan berbuat zina yang tidak benar, maka bagi siapa saja yang
menuduh seorang muslim baik-baik berbuat zina tanpa bukti yang jelas, wajib
bagi dirinya menerima hukuman di dera dengan delapan puluh kali cambukan. Allah
Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { وَٱلَّذِينَ يَرۡمُونَ ٱلۡمُحۡصَنَٰتِ ثُمَّ لَمۡ يَأۡتُواْ بِأَرۡبَعَةِ
شُهَدَآءَ فَٱجۡلِدُوهُمۡ ثَمَٰنِينَ جَلۡدَةٗ وَلَا تَقۡبَلُواْ لَهُمۡ
شَهَٰدَةً أَبَدٗاۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ } ( سورة النور : 4)
"Dan
orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka
tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu)
delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik". QS an-Nuur: 4.
Sangat menjunjung tinggi keturunan serta
menjaga kemaluan oleh karena itu di wajibkan hukuman rajam bagi para pezina
yang telah menikah sampai keduanya meninggal sedangkan bagi yang belum menikah
di cambuk sebanyak seratus kali cambukan yang setelahnya dirinya di asingkan
dari negerinya ketempat yang jauh. Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { ٱلزَّانِيَةُ وَٱلزَّانِي ۡلِدُواْ كُلَّ وَٰحِدٖ مِّنۡهُمَا مِاْئَةَ جَلۡدَةٖۖ وَلَا تَأۡخُذۡكُم بِهِمَا
رَأۡفَةٞ فِي دِينِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۖ
وَلۡيَشۡهَدۡ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٞ مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٢} ( سورة النور :
2)
"Perempuan
yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,
dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman".
QS an-Nuur: 2.
Islam sangat menjaga kebersihan serta
kesuciam akal, oleh karena itu di haramkan menenggak minuman keras serta semua
jenis minuman yang memabukan, dan menamakan khamer sebagai ibunya (sumbernya)
segala macam kerusakan dan kejahatan. Sehingga mewajibkan hukuman pada setiap
orang yang melanggar larangan ini dengan tidak memandang bulu, hukuman tetap di
tegakkan baik pada orang kaya maupun orang miskin, orang yang mempunyai
kedudukan mulia maupun orang rendahan.
Dan Allah Subhanahu wa ta'ala telah
menciptakan manusia dan jin denga tujuan supaya mereka beribadah kepadaNya semata dengan segala
jenisnya, supaya mereka mau mengenal penciptanya dan lebih khusus lagi akhirnya
mau mendekatkan diri kepadaNya dengan setiap ucapan (yang terlontar dari
bibirnya), perbuatan yang di kerjakannya, atau manfaat yang di berikan dalam
rangka membantu orang lain. Dan Allah Ta'ala menciptakan pada mereka setiap apa
yang ada di alam semesta ini dengan menundukan bagi mereka, semuanya dengan
tujuan agar mereka bisa memanfaatkan bagi keperluannya mereka, Allah juga
memerintahkan mereka agar mencari nikmat-nikmat ini dengan segala macam sarana
(tentunya yang di bolehkan dalam syari'at) dan mempergunakan hasil nikmat yang
telah di dapatnya untuk ketaatan kepadaNya.
Maka suatu kesalahan yang sangat besar bagi
seseorang setelah mengetahui semua ini, lantas orang tersebut mencela kaum
muslimin untuk berhukum dengan agama ini yang mana hukumnya berada pada puncak
kesempurnaan sedangkan kandungannya sangat universal sekali serta kekal bisa di
terapkan kapan dan di mana saja, kemudian suatu kenaifan kalau sekiranya
orang-orang tersebut lantas (berpaling dari hukum-hukumnya) dan bersandar pada
hukum serta peraturan yang di bikin oleh orang-orang asing dan rela dengan
peraturan tersebut, sungguh Allah Ta'ala dengan tegas telah berfirman tiga ayat
dalam surat al-Mai'dah yang melarang untuk berhukum selain hukum Allah:
قال
الله تعالى: { وَمَن لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ
}
( سورة المائدة : 44)
"Barangsiapa
yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir". QS al-Mai'dah: 44.
Dalam ayat
berikutnya Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { وَمَن لَّمۡ
يَحۡكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ } ( سورة المائدة : 45)
"Barangsiapa
tidak berhukum perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang zalim". QS al-Mai'dah: 45.
Dan ayat
selanjutnya Allah berfirman:
قال
الله تعالى: { وَمَن لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
}
( سورة
المائدة :
47)
"Barangsiapa
tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang fasik". QS al-Mai'dah: 47.
Barangsiapa yang berhujah dengan keadaan
yang di lihatnya tentang kenyataan kaum muslimin pada sekarang ini, tentang
lambatnya mereka untuk berkembang sehingga ketinggalam jauh dari umat-umat yang
lainnya, dalam masalah berkreasi dan berkarya serta sisi lainya dalam masalah
pelengkap kehidupan, maka sungguh dia telah keliru dan salah dalam berhujah, di
karenakan kaum muslimin mereka belum sepenuhnya mengerjakan aturan agama dengan
sebenar-benarnya seperti yang di anjurkan oleh agamanya, mereka belum
menerapkan aturan (dengan hukum Allah)
secara menyeluruh pada semua lini baik dalam masalah agamanya maupun
keduniannya, namun yang ada mereka mencukupkan diri hanya dengan nama dan
bangga dengan lafad Islam dari makna kandungan dan kewajibanya. Maka yang wajib
bagi orang tersebut melihat pada ajaran yang di bawa oleh agama ini, kepada
bimbingan, anjuran serta ajakannya pada semua umat manusia untuk menuju
kebaikan yang sempurna bagi mereka semua. Dan sebagaimana juga agama ini adalah
merupakan penghubunga antara seorang hamba dengan Rabbnya yang mana mereka bisa
mendekatkan diri kepadaNya, dan dengan agama ini mereka bisa merasakan lezatnya
kenikmatan hidup dunia dan akhirat.
Maka hubungan seorang hamba antara satu
dengan yang lainya akan menjadikan roda kehidupan mereka bisa berjalan,
problematika yang sedang di hadapi baik dalam masalah politik, ekonomi dan
keuangan maka bisa teratasi, dan (perlu di pahami) bahwa setiap solusi yang
bukan bersumber dari Islam maka kerusakanya lebih banyak dari pada manfaatnya,
kejelekanya lebih besar dari kebaikan yang di dapatnya.
Sesungguhnya agama
Islam menunjukan kepada kondisi yang lebih baik, denganya akan sempurna roda
kehidupan yang satu sama lain bisa saling bersandar dan bersanding antara agama
dan kehidupan dunia, tidak seperti yang di sangka oleh musuh-musuh Islam yang
mengatakan bahwa agama akan membikin terbelakang dan ketinggalan dari kehidupan
dunia, maka sungguh besar persangkaan mereka itu, dan cukuplah firman Allah
Ta'ala sebagai jawaban atas mereka:
قال
الله تعالى: { 000كَبُرَتۡ كَلِمَةٗ تَخۡرُجُ مِنۡ أَفۡوَٰهِهِمۡۚ
إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبٗا } ( سورة
الكهف : 5)
"Alangkah
buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan
(sesuatu) kecuali dusta". QS al-Kahfi: 5.
Maka
Islam adalah agama yang sempurna, yang kesempurnaanya mencakup bagi semua
kebutuhan bagi seluruh makhluk. Dan sebagaimana nabi Muhammad Shalallahu
'alaihi wa sallam di utus kepada semua makhluk baik manusia maupun jin,
demikian juga agamanya cukup menjamin kebaikan serta perubahan bagi keadaan
mereka baik perubahan jiwa maupun harta dan dengan agama maka akan menjadi
sempurna dan mudah untuk di dapat. Dan di jamin bagi siapa yang mau menegakan
agama ini dengan kehidupan yang damai dan bahagia dari semua segi.
Syaikh Abdurahman as-Sa'di mengatakan:
"Ibadah bukan hanya terbatas pada sholat, puasa, zakat dan haji, namun
ibadah ada pada semua amal perbuatan yang dengannya akan mengantarkan untuk
menunaikan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan jiwa, keluarga, dan
masyarakat maka itu juga di namakan ibadah, memberi nafkah yang sifatanya
khusus seperti (kepada anak dan istri) atau yang umum (seperti kepada kerabat)
itu juga merupakan bentuk ibadah, membikin suatu produk untuk bisa
melangsungkan kehidupan dan menegakan agama serta menolak para penentang agama
maka itu merupakan ibadah yang sangat mulia. Membuat maju dan perubahan (bagi
umat) yang di dalamnya bisa memberi manfaat bagi umat manusia sebagaimana hal
tersebut selalu muncul keperluan dan kebutuhan bagi kehidupan dan masyarakat
maka agama ini telah meletakan konsepnya. Sebagaimana juga agama ini telah
membikin kaidah serta pondasi yang memungkinkan bagi orang yang paham dengan
agama dan kenyataan untuk menerapkannya walaupun banyak dan besar perubahann
yang di alaminya, dan ini merupakan kesempurnaan agama ini, adapun selain agama
Islam dari peraturan dan hukum buatan walaupun besar dan bagus namun keadaannya
tidak akan bisa bertahan lama namun yang ada pada kenyataanya saling berbeda
dengan perbedaan dan perkembangan yang berubah-ubah, karena aturan tersebut
bikinan manusia, makhluk yang banyak kekuranganya baik dari segi ilmu, hikmah
dan semua sifatnya. Dan Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { أَفَحُكۡمَ
ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ يَبۡغُونَۚ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكۡمٗا لِّقَوۡمٖ يُوقِنُونَ ٥٠ }
( سورة
المائدة : 50)
"Apakah
hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
dari pada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin". QS al-Mai'dah: 50.[2]
Contoh dari
kemudahan Islam dan ajara yang di bawanya:
- Bahwa Islam tidak membebani seseorang di luar batas kemampuannya, Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ }
( سورة البقرة : 286)
"Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". QS al-Baqarah: 286.
- Membolehkan mengusap di atas dua sepatu dan kaos kaki sebagai pengganti mencuci kaki di dalam wudhu dengan syarat dan ketentuan yang telah di jelaskan oleh para ulama.
- Membolehkan bertayamum sebagai ganti wudhu dan mandi besar bagi orang yang sakit dan madharat ketika menggunakan air.
- Bahwa sholat-sholat lima waktu di syari'atkan pada waktu-waktu yang sesuai yang tidak menjadikan pekerjaan tercegah olehnya dan kemaslahatan lewat begitu saja.
- Di bolehkannya mengqashar sholat empat raka'at di dalam perjalanan dan menjama' (menggabung) dua sholat (dalam perjalanan) dan membolehkan berbuka pada puasa ramadhan bagi orang yang sakit dan musafir.
- Bahwa orang yang sedang sakit sholat sambil berdiri namun jika dirinya tidak mampu maka sholat sambil duduk dan jika tidak mampu maka sholat sambil tiduran.
- Bahwa zakat tidak di wajibkan melainkan kepada orang yang telah mempunyai harta dan sempurna nishabnya serta berjalan selama satu tahun, kemudian zakat di keluarkan hanya mengambil sedikit dari hartanya yang akan memberi manfaat pada orang miskin namun tidak merugikan bagi orang kaya.
- Bahwa puasa tidak wajib melainkan bagi seorang muslim yang telah baligh, berakal dan mampu untuk berpuasa.
- Bahwa ibadah haji tidak di wajibkan melainkan bagi orang yang mampu (harta) dan melakukan perjalanan ke tanah suci sekali dalam umurnya.
- Di bolehkannya memakan bangkai bagi orang yang terpaksa.
- Boleh melakukan transaksi jual beli, sewa menyewa, perusahan dan segala macam jenis transaksi jual beli.
- Bahwa pada dasarnya pada segala sesuatu adalah suci dan di bolehkan tidak di haramkan melainkan yang telah di haramkan oleh Allah dan rasulNya.
- Di syari'atkanya menegakan hukuman had bagi para pelaku kejahatan untuk menjaga agama, juwa, akal, harta, keturunan, kehormatan, serta keamanan di lingkungan masyarakat, maka ini termasuk keindahan Islam.
- Menghalalkan yang baik-baik dan bermanfaat, serta mengharamkan yang buruk yang akan membikin kerusakan. Maka segala puji bagi Allah Ta'ala serta syukur dan sanjungan kepadaNya atas iitu semua. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad, kepada keluarga beliau serta para sahabatnya.
Tujuan syari'at Islam
Islam
mempunyai misi dan visi yang di canangkannya, dengan ajaran yang di bawanya
yang penuh dengan sikap toleransi, serta perintah untuk mengerjakan tugas
tersebut yang sangat jernih dan bening mahkotanya, di antara misi dan visi
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Menjadikan
ruh mempunyai ketinggian jiwa melalui jalan takwa kepada Allah Ta'ala serta
banyak intropeksi diri, yang mana hal tersebut dengan jelas di sebutkan oleh
Allah Ta'ala dalam sebuah konsep yang terang, Allah firmanNya:
قال
الله تعالى: { وَٱتَّقُواْ يَوۡمٗا تُرۡجَعُونَ فِيهِ
إِلَى ٱللَّهِۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ
لَا يُظۡلَمُونَ ٢٨١ } ( سورة البقرة :
281)
"Dan
peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu
semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi balasan
yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun
tidak dianiaya (dirugikan)". QS al-Baqarah: 281.
2.
Agar selalu
berpegang dengan tali (agama) Allah Subhanahu wa ta'ala, hal itu sebagaimana
yang tersirat dalam firmanNya:
قال الله تعالى:
{ وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ
جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ
}
( سورة آل عمران : 103)
"Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai..". QS al-'Imran: 103.
Yang di maksud tali
Allah dalam ayat di atas yaitu agamaNya Islam.
2.
Persamaan
individu antar sesama, di mana yang tertuang dalam sabda Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((لا فضل لعربي على أعجمي إلا بالتقوى))
"Tidak ada
kemulian pada orang arab dengan orang non arab melainkan dengan ketakwaan".
[3]
Allah Ta'ala
berfirman:
قال الله تعالى:
{
¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 } ( سورة الحجرات : 13)
"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu". QS
al-Hujuraat: 13.
3.
Persaudaraan
sejati yang di bangun di atas kasih sayang dan saling mencintai, seperti yang
tercantum dalam firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى:
{
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) } ( سورة الحجرات : 10)
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara..". QS al-Hujuraat: 10.
Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يحقره ولا يخذله)) [رواه مسلم]
"seorang
muslim dengan muslim yang lain adalah saudara jangan menzaliminya, mengejeknya
tidak pula menipunya". HR
Muslim.
5.Adanya
tolong menolong sesama umat, hal itu seperti dengan jelas di firmankan oleh
Allah Ta'ala:
قال الله تعالى:
{ (#qçRur$yès?ur n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur
4
} ( سورة المائدة: 2 )
"Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran". QS al-Maidah : 2.
Sedangkan hakekat
kebajikan yang sebenarnya adalah apa yang tertuang dalam firman Allah Azza wa
jalla yaitu dalam firmanNya:
قال الله تعالى:
{
لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ
وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ
وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ
وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ
وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ
وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ
ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ١٧٧} ( سورة البقرة :
177)
"Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa". QS al-Baqarah: 177.
4.
Adil dan
tidak pilih kasih tanpa pandang bulu, hal itu tergambar dengan jelas dalam
firmanNya:
"Katakanlah:
"Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". QS al-'Araaf: 29.
7.Menyuruh
untuk saling memberi, di mana Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { * ¨bÎ) ©!$# ããBù't ÉAôyèø9$$Î/ Ç`»|¡ômM}$#ur } ( سورة النحل : 90)
"Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan..". QS an-Nahl: 90.
Dalam ayat yang
lain Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٩٥ } ( سورة البقرة : 195)
"Dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik". QS al-Baqarah: 195.
8.Persatuan
yang sempurna di mana mencakup pada segala sesuatu dalam perkara agama, bahasa,
cita-cita, tujuan, adat, akhlak, pengetahuan, pendidikan dan politik. Dan
setiap perkara yang mempunyai nilai untuk bisa menjadikan umat bersatu dan
berkumpul dalam sebuah persatuan yang teguh dan tidak berpecah belah maka hal
itu di anjurkan oleh agama ini.
5.
Keharusan
untuk berkata jujur dalam pembicaraanya, ikhlas dalam ucapan dan polah lakunya,
menunaikan perjanjian serta menjaga dengan janji yang telah di tentukan, sabar
dengan musibah dan kesulitan yang sedang menimpanya, berbuat baik pada kedua
orang tua, menghormati orang yang lebih dewasa, serta lembut dan menyayangi
anak kecil dengan penuh kelembutan, memelihara anak-anak yatim piatu, dan
memperhatikan para fakir miskin.
6.
Sangat
membenci dan melarang untuk berbuat ghibah (menggunjing), mengadu domba, hasad
iri dan dengki, berkhianat, dusta, mematai-matai, menipu dalam jual beli, serta
mengurangi ketika menimbang barang untuk orang lain, dan yang lainnya dari
setiap perkara yang akan menjadikan perseteruan dan permusuhan, seperti halnya mabuk-mabukan
atau transaksi riba dengan segala macam jenisnya.
7.
Islam
mengajak pada tiap keutamaan akhlak dan budi perkerti serta menyuruh untuk
bekerja agar memperoleh bagian manfaat dunia, dengan mencari rizki dalam
berbagai pekerjaan yang di bolehkan, seperti halnya berdagang, bercocok tanam,
memproduksi barang, membikin pabrik. Dan mengambil sebab-sebab kekautan umat
serta langkah-langkahnya dengan segala sesuatu yang bisa menjadikan kemulian
dan keluhuran Islam. Sangat menganjurkan manusia untuk menjaga kebersihan,
berhias dan segala bentuk kebaikan dan keindahan, Islam mengajak mereka untuk
berfikir dan merenung tentang rahasia alam serta kebiasaan makhluk hidup,
mewajibkan umatnya agar menyempurnakan pendidikan guna meraih ilmu yang
bermanfaat, seperti halnya ilmu ushul, aqidah, tafsir, hadits, fikih dan
bahasa. Islam tidak pernah melarang sesuatu melainkan segala perkara yang bisa
merusak akal atau badan atau juga perbuatan yang melawan sesuatu yang di ridhoi
oleh Allah Ta'ala, sebagaimana Islam melarang mengambil hak-hak orang lain atau
menyakiti mereka, mencegah mereka dari segala hal yang bisa merendahkan diri
atau hilang kewibaannya, mendidik mereka dengan adab dan tata krama, kemulian
jiwa dan cita-cita yang tinggi.
Inilah sebagian yang di anjurkan oleh Islam
dari kemulian akhlak serta prinsip-prinsip dasarnya, maka kepada
perkara-perkara tersebutlah kita mengajak seluruh umat manusia sebagaimana
Allah Subhanahu wa ta'ala menyeru mereka untuk hal itu dan mengutus RasulNya
Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam rangka mengajak umat manusia pada perkara
tersebut dengan memberi kabar gembira bagi orang yang memenuhi dan taat dengan
balasan surga serta memberi peringatan bagi orang-orang yang memaksiatinya
dengan neraka. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ إِنَّآ أَرۡسَلۡنَٰكَ شَٰهِدٗا وَمُبَشِّرٗا وَنَذِيرٗا ٤٥ وَدَاعِيًا إِلَى ٱللَّهِ
بِإِذۡنِهِۦ وَسِرَاجٗا مُّنِيرٗا ٤٦ }
( سورة الأحزاب : 46-45)
"Hai Nabi,
sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan. Dan untuk sebagai penyeru kepada agama Allah dengan
izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi". QS al-Ahzab: 45-46. [4]
Keindahan Islam
Tidak
di ragukan lagi bahwa agama Islam adalah agama yang turun dari langit yang
tidak ada sebelum sebuah umat dari umat-umat terdahulu yang semisalnya serta
tidak ada yang turun pada seorang nabi dari para nabi seperti yang di turunkan
kepadanya, di mana Islam adalah agama untuk semua orang yang menjelaskan
keadaan masyarakat Islam bahkan menjelaskan keadaan seluruh umat manusia.
Dengan Islam peraturan dunia menjadi sempurna yang mana peraturannya mencakup
semua kebaikan baik dari sisi sosial maupun etika pergaulan, sesungguhnya Islam
menjelaskan keadaan pribadi seseorang dalam hubungannya bersama Rabbnya dari
sholat, zakat, puasa, serta haji. Islam juga mensyari'atkan kebersihan badan
dengan menyuruh untuk mandi ketika terkena janabah, pada hari jum'at serta pada
dua hari raya, 'iedul fitri dan 'iedul adha. Atau juga menyuruh untuk membersihkan
sebagian anggota badanya seperti halnya ketika wudhu di mana di wajibkan tiap
kali akan mengerjakan kewajiban sholat yang lima waktu.
Islam juga mensyari'atkan perkara-perkara
fithrah seperti di khitan, memendekan kumis, memotong kuku, mencabut bulu
ketiak, bersiwak dan mencukur bulu kemaluan. Sebagaimana Islam juga mengajari
kita untuk memakai pakain yang indah dan bagus serta menganjurkan supaya
berpakaian secara sopan, sebagaimana hal itu di sunahkan pada saat akan
menghadiri sholat juma'at dan sholat iedul fithri dan iedul adha. Begitu juga
sangat menganjurkan sekali untuk memperbaiki akhlak, menyuruh supaya berkata
jujur di dalam jual beli dan memenuhi akad, perjanjian kontrak serta
janji-janji yang telah di buat bersama orang lain.
Mewajibkan untuk meninggalkan perbuatan dosa
seperti berzina, menenggak minuman keras, menggunjing, menuduh orang baik-baik
berbuat zina, bersaksi palsu, berpaling dari hukum Islam, merubah perkara yang
telah di bolehkan oleh Allah Ta'ala.
Mengharamkan untuk merubah hukum-hukum
(yang ada) dari ketentuan sesuai dengan hawa nafsunya dan larangan yang
lainnya, yang bisa di simpulkan bahwa agama Islam terkumpul hubungan dan ikatan
yang bisa menyatukan umat Islamiyah bahkan Islam merupakan nyawa bagi kehidupan
umat manusia yang akan kekal dengan sebab kekalnya Islam dan akan hilang jika
agama Islam tersebut hilang.
Islam adalah suatu kebanggan yang sangat
agung bagi para pemeluknya, di mana banyak sekali kekhususan yang di milikinya,
di antara kekhususan tersebut yaitu tidak pernah ada yang semisal dengan umat
Islam dari umat-umat terdahulu sebelum
kita, maka kalau seandainya kaum muslimin mau berpegang teguh dengan
hukum-hukum Islam serta ajaran agama (tentu mereka akan tinggi dan mulia di
atas agama mereka) sebagimana telah di buktikan oleh para pendahulu kita (para
ulama salaf) di mana mereka menjadi umat yang paling maju (dalam segala bidang)
serta menjadi manusia yang paling bahagia di (banding dengan umat-umat yang
lainnya), namun ketika mereka berpaling serta merubah ajaran dan aturan
agamanya maka mereka menjauh dari jalan yang lurus.
Sungguh agama Islam telah menjadikan bagi
orang-orang miskin bagian dalam harta yang di miliki oleh orang-orang kaya,
dengan adanya kewajiban zakat, membayar kafarah, sebagai bentuk kasih sayang
dan belas kasih kepada orang miskin serta rahmat kepada orang kaya, dan
pemuliaan bagi mereka dalam rangka untuk menjaga harta-harat mereka.
Islam juga mensyari'atkan ibadah haji supaya
mereka bisa menyaksikan bersama manfaat yang bisa mereka peroleh, dimana
seluruh umat Islam di penjuru dunia datang untuk menunaikan ibadah haji guna
meraih persatuan seluruh umat sekali dalam setahun yang mana umat menjadikan
itu bagian dari agama. Supaya sebagian mereka dengan yang lainya bisa saling
memberi manfaat dari ilmu-ilmu yang ada atau juga tabiat serta keadaan mereka
sehingga tercapai dengan sebab itu saling mengenal satu sama lain, dan pada
akhirnya timbul untuk mau saling tolong menolong serta persaudaraan, bahu
membahu membantu negeri dua tanah suci menjadikan kedua kota suci makah dan
madinah sebagai pusat pertemuan umat bagi seluruh umat Islam d seluruh penjuru
dunia.
Ini sebagian kecil saja dari maksud di
syari'atkanya ibadah haji, sebagaimana Islam telah mensyari'atkan
pertemuan-pertemuan yang lain, yang lebih kecil tingkatanya serta lebih mudah
yaitu pada sholat juma'at, dan dua hari raya. Demikian juga Islam menjelaskan
hukum transaksi jual beli dari permasalan jual beli riba, gadai, utang piutang,
sewa menyewa, dan kerja sama, perwakilan, hawalah [5], ariyyah
[6],
dan lain sebagainya dari transaksi jual beli yang terkandung di dalamnya kaidah
yang di bangun di atasnya ilmu persatuan umat manusia.
Demikian juga Islam menjelaskan bagaimana
membangun sebuah rumah tangga serta membina sebuah keluarga dengan menganjurkan
untuk menikah serta memotivasi para pemuda untuk menikah. Menjelaskan akad yang
dengannya seseorang resmi menjadi pasangan suami istri bersamaan dengan itu
meletakan syarat-syarat ketentuan yang harus di penuhi seperti halnya ridho
antara calon pasangan suami istri, adanya wali dari pihak perempuan,
saksi-saksi dan lain sebagainya. Dan barangsiapa yang menyelisihi hal tersebut
serta tidak memenuhi syarat-syaratnya maka dia bisa di katakan sedang berzina atau
kalau tidak lebih dekat di nyatakan perzibahan.
Islam juga memerintahkan perempuan supaya
mengulurkan jilbabnya sebagai bentuk penjagaan bagi dirinya dan juga keturunan
serta menjauhkan persangkaan melakukan perbuatan keji, demikian juga kenyamanan
bagi setiap orang yang melihatnya.
Menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan
dengan kriminal seperti halnya hukum qishos bagi orang yang membunuh jiwa atau
yang melukai sebagian anggota badan dan sebagainya yang berkaitan dengan
itudari perkara-perkara yang telah di syaratkan dalam hukum Islam, sebagaimana
juga menjelaskan perkara yang bisa menjaga (keamanan) lingkungan secara umum,
dari mulai mengharuskan adanya pemimpin (dalam sebuah negeri ataui lingkungan)
serta menjelaskan ketentuan syarat-syarat yang berrhak untuk menjadi seorang
pemimpin, dan kewajiban yang harus di berikan kepadanya dari ketaatan (selagi
memerintahkan yang ma'ruf), serta kewajiban bagi seorang pemimpin dari adanya
musyawarah, mengerjakan hukum syari'at serta menegakan keadilan di antara
masyarakat dan bawahannya.
Kemudian Islam juga membagi wilayah
kekuasaan menjadi beberapa cabang di antaranya adanya hakim yang mempunyai
kekuasaan serta memberi bagian kepadanya untuk mendamaikan perselisihan serta
melihat pada harta yang tidak ada pemiliknya (untuk di tentukan siapa yang
berhak mendapat bagian), memberi hukuman bagi siapa yang memang berhak untuk
menerimanya dan lain sebagainya. Demikian juga menjelaskan apa yang harus di
kerjakan oleh seorang saksi, bagaimana cara mengemban serta menunaikan sebuah syahadah
(persaksian.pent), dan menjelaskan dari siapa seharusnya syahadat itu di terima
dan dari siapa harus di tolak, dan memerintahkan supaya menetapkan syahadat
serta tidak menyembunyikannya.
Sebagaimana juga menjelaskan jalan bagi
orang yang ingin menjadi pemimpin serta cara dan jalan-jalan yang harus di
tempuh lainnya. Menjelaskan hukuman bagi siapa saja yang keluar dari ketaatan
pada pemimpin dengan memeranginya sampai mereka menyerah dan tunduk pada
putusannya Allah Ta'ala. Demikian pula menjelaskan bagaimana cara bergaul serta
berinteraksi dengan orang asing jika sampai terjadi peperangan bersama mereka,
begitu juga ketika kondisinya sedang aman, menyuruh untuk bersikap yang baik
bersama tetangga (walaupun seorang kafir), menegakan hukaman dera bagi siapa
saja yang membikin takut orang di jalanan umum, serta orang yang menyelisihi
apa yang telah di perintahkan oleh syari'at, dan dengan bahasa ringkasnya maka
agama Islam yang agung ini telah mencakup semua urusan yang berkaitan dengan
hubungan sosial antar sesama dan telah menjelaskan dengan bagus dan jelas, yang
mana membikin orang yang paling pandai sekalipun tidak mampu untuk membikinnya
sampai kalau sekiranya dia di bantu oleh orang lain.
Islam juga menjelaskan dengan penjelasan
yang indah yang membikin akal manusia tidak mampu membikin yang semisalnya,
yaitu hukum seseorang yang akan masuk ke dalam rumahnya, serta hukum antara
dirinya dengan istrinya, dan menjelaskan hak yang harus di berikan kepada
istrinya dan hak isrti yang harus di berikan kepadanya. Begitu juga menjelaskan
kalau sekiranya sampai terjadi percekcokan di antara keduanya pada suatu ketika
nanti (apa yang harus di lakukan), sebagaimana Islam juga memberi hukum antara
seseorang dengan anaknya, dan antara anak dengan bapaknya ketika masih hidup
dan setelah meninggal, seperti wakaf, dan menunaikan wasiatnya.
Islam telah membagi warisan dan menjelaskan
hukum-hukum yang berkaitan dengan memandikan dan mengkafani serta mengubur
jenazah, ini semua supaya kehidupan bisa berjalan dengan indah bersama aturan
yang sangat rapid an sempuran, sehingga seorang muslim bisa hidup dengan
kehidupan yang tenang, tentram supaya memungkin bagi dirinya menikmati hidupnya
untuk menambah bekal menuju hari yang panjang yaitu hari kiamat, serta
persiapan untuk menghadapi setelah kematianya. Maka agama Islam adalah sebuah
aturan umum yang mencakup semua hubungan kemasyarakatan bagi lingkungan Islami,
dan sesungguhnya hukum-hukumnya sempurna kokoh di atas bangunanya, agama yang turun
dari langit yang tidak meninggalkan suatu kejelekan atau keburukan melainkan
telah di jelaskannya dengan penjelasan yang bagus dan sempurna. Dan tidaklah
hal itu terjadi melainkan banyak sekali umat-umat di luar Islam yang masuk ke
dalam agama Islam sambil berduyun-duyun, sehingga Islam semakin luas dan umat
Islamiyah semakin melebar kepak sayapnya dari sungai Fatih di India di wilayah
timur sampai ke daratan Afrika kemudian
ke pertengahan Eropa pada beberapa waktu yang tidak lama, tidak ada
melainkan Islam sangat menghormati hak-hak orang lain, mengerjakan sesuai
dengan kaidah-kaidah Islam dan menyamaratakan kedudukannya antara sesama kaum
muslimin, raja mereka atau orang yang kere di antara mereka, anak kecil dan
orang dewasa dalam Islam sama kedudukanya.
Maka wujud umat Islamiyah tidak bisa hidup,
tidak pula bisa tegak tanpa orang-orangnya mau berpegang teguh pada agamanya
dan mengerjakan segala perintah serta larangannya, maka umat Islamiyah akan
selalu ada kalau agamanya di kerjakan, dan akan menyurut jika orang-orangnya
menyepelekan sampai terjatuh jika sekiranya mereka tidak lagi memperdulikan
ajaran-ajara agamanya yang lurus sebagaimana hal itu sering di gembar-gemborkan
oleh musuh-musuh kaum muslimin, namun sungguh sangat di sayangkan ketika banyak
bangsa yang lebih memilih di dalam meletakan prinsip, pondasi, serta pokok
hukum-hukumnya, mereka lebih memilih hukum-hukum buatan manusia dan
meminggirkan Islam dari kebanyakan akal-akal mereka, sedangkan mereka paham
kalau negeri Eropa yang maju itu baru sekarang ini terjadi yang tidaklah mereka
peroleh melainkan setelah mempelajari ajaran-ajaran yang ada di dalam Islam dan
mengambil pondasi serta kaidah-kaidahnya. Berkata sebagian para Ilmuwan Eropa
yang masih memiliki sikap adil di dalam berpendapat bahwa tumbuhnya kota-kota
Eropa dengan kemajuannya baru saja terjadi tidak lain ketika mereka terkena
kilauan cahaya Islam yang datang pada mereka dari Andalus (Spanyol
sekarang.pent) dan dari lembaran-lembaran buku-buku Islam yang mereka ambil
ketika terjadi peperangan di antara kaum muslimin baik di belahan barat maupun
di belahan barat. Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan taufikNya kepada
kaum muslimin agar mereka mau berpegang teguh kepada ajaran agamanya. Allahlah
Maha memberi taufik dan petunjuk kepada jalan yang lurus. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad, kepada keluarga beliau serta
seluruh pada sahabatnya. [7]
Di antara keindahan
Islam
Segala
puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada utusan Allah Muhammad, kepada keluarga dan seluruh para sahabatnya. Ama
ba'du:
Sesungguhnya agama Islam, kandungan yang di
bawanya seluruhnya membawa keindahan dan kebaikan, dia adalah agama yang
gampan, toleransi dan mudah, agama yang penuh dengan keadilan dan persamaan
hak, agama yang penuh dengan kasih sayang, kecintaan, dan persaudaraan, agama
ilmu dan amal, agama yang akan memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, agama
yang sempurna dan universal, agama yang menjunjung tinggi kejujuran, amanah
serta memenuhi janji, agama yang tinggi dan kuat, agama yang di bangun di atas
tauhid, ruh keikhlasan dan syiar toleransi dan persaudaraan.
Di antara keindahan Islam yaitu yang telah
di syari'atkan untuk menegkan hukuman rajam bagi para pendosa dan pelaku
kejahatan yang mana hal itu bisa membikin jera manusia untuk tidak berani
melakukan perbuatan maksiat yang telah di larang oleh Allah Subhanahu wa
ta'ala, dengan di tegakannya hukuman rajam maka Islam telah menjaga agama,
jiwa, akal, harta, keturunan dan kehormatan. Selanjutnya inilah perincian dari
itu semua:
Pertama: Menjaga
agama
Oleh
karena itu Islam mengharamkan riddah (keluar dari agama.pent), yaitu kafir
setelah masuk Islam yang mana ridah tersebut bisa di sebabkan mengucapkan
sebuah perkataan kufur atau menyakini (di bolehkanya) perbuatan kufur, atau
ragu (pada agama Islam) dengan keraguan yang bisa mengeluarkan dirinya dari
ruang lingkup agama, atau berbuat kesyirikan kepada Allah baik dalam ucapan
atau keyakinan atau perbuatan, seperti berdo'a kepada selain Allah, atau
menyembelih kepada selain Allah, bertawakal untuk mencari manfaat atau mencegah
madharat atau mendapat pertolongan kepada selain Allah, atau yang lainya yang
tidak mampu di lakukan kecuali oleh Allah semata, di antara amalan kekufuran
yaitu menghalalkan apa yang telah di haramkan oleh Allah Ta'ala atau berhukum
dengan selain hukum Allah atau meninggalkan sholat dan lain sebagainya dari
perbuatan-perbuatan yang bisa mengeluarkan seseorang dari keislamannya. Dan
ridah ini menghapus seluruh amal kebaikan yang telah di kerjakan, oleh karena
itu sebagai bentuk penjagaan kepada agama maka di wajibkan untuk membunuh
orang-orang yang murtad dari Islam karena sesungguhnya mereka adalah seperti
virus yang sangat berbahaya, dan anggota
badan yang akan merusak di dalam masyarakat, Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah".
Di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan selain beliau. Hal itu sebagai bentuk untuk
menjaga manusia dari agamanya supaya mereka bisa meraih kebahagian yang kekal,
dan di dalam hukuman tersebut ada ancaman yang sangat keras bagi orang yang
ingin mengganti dan menyia-nyiakan agamanya.
Kedua: Menjaga
jiwa dan nyawa
Oleh
karena itu Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengharamkan pembunuhan dan
menumpahkan darah yaitu darahnya kaum muslimin, ahlu dzimah serta darahnya
orang-orang kafir yang telah memiliki perjanjian damai bersama kaum muslimin.
Di samping hukumnya haram juga di sertai dengan ancaman yang sangat keras bagi
orang yang menerjang larangan tersebut, hal itu sebagaimana yang tercantum
dalam firmanNya:
قال
الله تعالى: { وَمَن يَقۡتُلۡ مُؤۡمِنٗا مُّتَعَمِّدٗا فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ
خَٰلِدٗا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهُۥ وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا
عَظِيمٗا ٩٣ }
( سورة النساء : 93)
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin
dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya". QS
an-Nisaa': 93.
Oleh karenanya pembunuhan termasuk dosa
besar dari dosa-dosa besar yang ada, dan pembunuhan tersebut termasuk salah
satu di antara tujuh kebinasaan sebagaimana yang di sabdakan oleh Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam: "Jauihilah oleh kalian tujuan perkara yang bisa
membinasanakan". HR Bukhari dan Muslim. Dan beliau menyebutkan di
antaranya yaitu membunuh jiwa yang telah di haramkan oleh Allah Ta'ala yaitu
jiwanya seorang muslim yang terjaga, sedangkan pembunuhan yang benar dan di
bolehkan adalah qishos yaitu hukuman sebagai balasan dari pembunuhan yang telah
di lakukanya, berzina setelah menikah dan yang ketiga kufur keluar dari agama
Islam. Hal itu sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam yang di riwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim.
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((لا يحل دم امرئ مسلم إلا بإحدى ثلاث: الثيب الزاني والنفس بالنفس والتارك
لدينه المفارق للجماعة)) (رواه البخارى و مسلم)
"Tidak
halal darah seorang muslim kecuali pada tiga perkara; orang tua renta yang
berzina, pembunuhan di balas dengan pembunuhan dan orang yang meninggalkan
agamanya yang menyelisihi jamaa'ah".
Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((لا ترجعوا بعدي كفارًا يضرب بعضكم رقاب بعض)) (رواه البخارى و مسلم)
"Janganlah
kalian kembali setelahku pada kekufuran yang saling membunuh satu sama lainnya".
HR Bukhari dan Muslim.
Dalam sebuah
sabdanya yang lain beliau bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((من قتل معاهدًا لم يرح رائحة الجنة)) (رواه البخاري)
"Barangsiapa
yang membunuh orang kafir yang memiliki perjanjian damai bersama kaum muslimin
maka dia tidak akan mencium baunya surga". HR Bukhari.
Jika ancaman ini kepada orang yang membunuh
kafir mu'ahad yaitu perjanjian damai yang di berikan kepada yahudi atau nasrhani
lantas bagaimana kiranya dengan seseorang yang membunuh seorang muslim?! Oleh
karena itu sebagai bentuk penjagaan kepada jiwa serta kehormatanya maka wajib
di bunuh orang yang telah membunuh jiwa seseorang secara sengaja supaya manusia
merasa aman terhadap diri dan jiwa mereka, Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِصَاصُ فِي
ٱلۡقَتۡلَىۖ ٱلۡحُرُّ بِٱلۡحُرِّ وَٱلۡعَبۡدُ بِٱلۡعَبۡدِ وَٱلۡأُنثَىٰ بِٱلۡأُنثَىٰۚ000
١٧٨ }
( سورة البقرة : 178)
"Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan
hamba, dan wanita dengan wanita". QS al-Baqarah: 178.
Dalam ayat
selanjutnya Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { وَلَكُمۡ فِي ٱلۡقِصَاصِ حَيَوٰةٞ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ لَعَلَّكُمۡ
تَتَّقُونَ ١٧٩}
( سورة البقرة : 179)
"Dan dalam
qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang
berakal, supaya kamu bertakwa". QS al-Baqarah: 179
Maksudnya yaitu darah akan terjaga dengan
sebab adanya qishas tersebut jiwa menjadi tunduk karena jika orang yang
membunuh mengetahui bahwa dirinya pasti akan di bunuh juga, pada akhirnya dia
tidak akan berani berbuat macam-macam untuk membunuh orang lain, dan jika di
lihat kalau pembunuh pasti di bunuh maka akan membikin yang lain tidak berani
melakukan pembunuhan, namun jika hukumannya bukan di bunuh tentu tidak bisa
tercapai stabilitas keamanan dengan sebab pembunuhan tersebut, di antara contohnya
yaitu adanya saling membalas untuk membunuh keluarga orang yang telah membunuh
keluarganya, begitu seterusnya. Demikian pula pada seluruh hukuman yang sesuai
dengan syari'at yang di penuhi dengan peringatan dan ancaman supaya jangan
sampai berani menerjang batasan-batasannya, yang mana hal ini menunjukan hikmah
dari yang Maham Bijaksana lagi Maha Mengetahui tentang kemaslahatan yang di
butuhkan oleh para makhlukNya.
Ketiga: Menjaga
akal pikiran manusia
Bukti
akan hal tersebut yaitu Allah Ta'ala telah mengharamkan setiap minuman
yang memabukan dan obat-obat terlarang, seperti halnya minuman keras,
marihuana, ganja, opium dan rokok, Allah Azza wa jalla berfirman:
قال
الله تعالى: { يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ
وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ
تُفۡلِحُونَ ٩٠ }
( سورة المائدة : 90)
"Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan". QS al-Maa'idah: 90.
Dan khamar adalah setiap yang menutupi akal
pikiran seseorang yaitu menutupi akalnya dengan sebab mabuk yang di sebabkan oleh
minuman keras, hal itu sama saja apakah khamar itu sesuatu yang berbentuk masih
basah atau yang sudah kering, atau juga sesuatu yang di gunakan dengan cara di
makan atau yang di minum, dan khamar ini adalah sentralnya segala perbuatan
jelek yang terkumpul di dalamnya segala macam dosa serta pembuka segala macam
perbuatan jelek, oleh karena itu barangsiapa yang tidak mau meninggalkan miras
tersebut maka sungguh dirinya telah berbuat maksiat kepada Allah dan RasulNya
yang berhak mendapat azab dengan sebab
kemaksiatannya kepada Allah dan RasulNya, dan khamar itu di namakan sentralnya
perbuatan buruk di karenakan orang yang meminumnya jika telah mabuk dirinya
akan melakukan setiap bentuk kejahatan sedangkan dirinya tidak merasa di
sebabkan pengaruh minuman keras tersebut.
Dan Allah Azza wa jalla mengharamkan khamar
di karenakan terkandung di dalamnya berbagai macam kerusakan, menghancurkan
kepribadian seseorang dan merusak kejernihan akal pikiran. Maka khamar akan
membuang harta benda, menghilangkan akal pikiran, dan kalau sekiranya tidak ada
kerusakan yang lebih buruk dari sebab minuman keras melainkan hanya hilangnya
harta benda, kurangnya agama, serta jatuh sifat keadilanya tentu sudah cukup
menjadikan orang yang masih mempunyai akal sehat untuk menjauhinya, dan
bagaimana tidak sedangkan khamar adalah sentralnya perbuatan buruk dan nista?!
Dan sebagai bentuk penjagaan kepada akal
pikiran manusia maka di wajibkan hukuman cambuk bagi seseorang yang ketahuan
minum minuman keras sebanyak delapan puluh kali cambukan, hal itu supaya
manusia kapok dengan perbuatan jahat ini, sehingga akal-akal mereka tetap
terjaga dan pada akhirnya mereka bisa menggunakan akal pikirannya untuk
memahami kebesaran Allah, perintah-perintah dan larangan-laranganNya, sehingga
mereka bisa mendapatkan kemenangan dengan kebahagian dan selamat dari siksa.
Keempat: Agama
Islam menjaga harta benda
Dengan sebab itu maka agama Islam
mengharamkan pencurian yaitu mengambil harta orang lain secara
sembunyi-sembunyi tanpa persetujuannya, dan dosa mencuri termasuk dari
dosa-dosa besar yang mewajibkan pelakunya memperoleh hukuman yang sangat keras
yaitu di potong tangannya dalam rangka untuk menjaga harta benda dari
kejahatannya serta sebagai bentuk kehati-hatian dari adanya pencurian kembali
karena hukuman tersebut akan membikin jera bagi pencuri jika mereka mengetahui
bahwa tangan mereka akan di potong kalau mencuri, sehingga manusia merasa aman
dengan adanya hukuman tersebut atas harta-harta mereka. Allah Azza wa jalla
berfirman:
قال
الله تعالى: { وَٱلسَّارِقُ وَٱلسَّارِقَةُ فَٱقۡطَعُوٓاْ أَيۡدِيَهُمَا جَزَآءَۢ بِمَا
كَسَبَا نَكَٰلٗا مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٞ ٣٨ }
( سورة المائدة : 38)
"Laki-laki
yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
QS al-Maa'idah: 38.
Kelima: Islam
menjaga anak keturunan
Sebagai
buktinya adalah Allah Ta'ala mengharamkan perbuatan zina dan segala macam
bentuk sarananya termasuk dalam hal ini yaitu melihat kepada perempuan yang di
haramkan baginya, berbicara kepada yang bukan mahramnya, mendengar sesuatu yang
haram, yang arahnya perbuatan zina.
Sebagaimana sudah ketahui bahwa dalam
perbuatan zina akan menjadi sebab tersebarnya berbagai macam penyakit,
menanggalkan sifat malu, anak keturunan menjadi tidak jelas, menasabkan anak
kepada selain bapaknya, mewarisi harta warisan dari selain keluarganya,
sehingga tercapailah dengan sebab zina tersebut segala macam bentuk kezaliman
dan kerusakan yang tidak ada yang mengetahuinya selain Allah Subhanahu wa
ta'ala. Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢ }
( سورة الإِسۡرَاءِ : 32)
"Dan
janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji, dan suatu jalan yang buruk".
QS al-Israa': 32.
Dan larangan untuk
mendekati zina itu lebih dalam dan lebih keras dari hanya sekedar larangan
untuk berbuat zina maksudnya yaitu janganlah kalian berkeliaran di sekitar
perbuatan zina, jangan mempelajari cara dan sarana yang mengantarkan untuk melakukan perbuatan
zina, seperti melihat yang haram atau mendengar atau berbicara yang haram (yang
berkaitan dengan perbuatan zina).
Oleh karena itu
sebagai bentuk penjagaan kepada anak keturuan dan nasab maka di wajibkan bagi
pelaku perzinahan untuk di hukum cambuk bagi yang masih perawan atau perjaka
sebanyak seratus kali sambil di asingkan dari kampungnya selama setahun hal itu
sebagaimana yang di firmankan oleh Allah Ta'ala:
قال
الله تعالى: { ٱلزَّانِيَةُ وَٱلزَّانِي ۡلِدُواْ كُلَّ وَٰحِدٖ مِّنۡهُمَا مِاْئَةَ جَلۡدَةٖۖ وَلَا تَأۡخُذۡكُم بِهِمَا
رَأۡفَةٞ فِي دِينِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۖ
وَلۡيَشۡهَدۡ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٞ مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٢} ( سورة النور :
2)
"Perempuan
yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera, dan janganlah merasa belas kasihan kepada keduanya
sehingga mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman
kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman". QS an-Nuur: 2.
Maksud yang terkandung dalam ayat di atas
yaitu janganlah kalian merasa belas kasihan kepada mereka ketika sedang
menegakan hukuman yang telah di perintahkan oleh Allah kepadanya, dan hendaknya
hadir di saat pelaksanaan hukuman tersebut sekelompok manusia supaya menjadi
menyebar dan membikin takut manusia untuk melakukan perbuatan yang terkutuk
tersebut serta lari dari perbuatan zina.
Sebagaimana juga di wajibkan untuk memberi
hukuman rajam bagi pezina yang sudah menikah dengan di lempar batu sampai
meninggal, berdasarkan dalil ayat yang telah di mansukh lafadnya namun masih
tetap hukumnya dan juga berdasarkan sunah Nabi yang shahih. Dan hukuman rajam
serta hukum cambuk, itu semua di berlakukan setelah terbukti bahwa mereka
benar-benar telah melakukan perzinahan dengan adanya empat orang saksi atau
pengakuan dirinya sebanyak empat kali yang menyatakan kalau dirinya telah
melakukan perbuatan zina atau terbukti ada seorang perempuan yang hamil setelah
perzinahanya tersebut.
Keenam:
Penjagaan Islam pada kehormatan serta harga diri
Oleh
karena itu Allah Azza wa jalla mengharamkan tuduhan orang baik-baik telah
melakukan perbuatan zina, dan larangan tersebut di sertai dengan ancaman yang
sangat keras, hal itu sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan dalam ayatNya:
قال
الله تعالى: { إِنَّ ٱلَّذِينَ يَرۡمُونَ ٱلۡمُحۡصَنَٰتِ ٱلۡغَٰفِلَٰتِ ٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ
لُعِنُواْ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ ٢٣ يَوۡمَ تَشۡهَدُ
عَلَيۡهِمۡ أَلۡسِنَتُهُمۡ وَأَيۡدِيهِمۡ وَأَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
٢٤}
( سورة النور : 24-23)
"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita
yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di
dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar. Pada hari (ketika), lidah,
tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu
mereka kerjakan". QS an-Nuur: 23-24.
Dalam ayat yang
lain Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { وَٱلَّذِينَ يَرۡمُونَ ٱلۡمُحۡصَنَٰتِ ثُمَّ لَمۡ يَأۡتُواْ بِأَرۡبَعَةِ
شُهَدَآءَ فَٱجۡلِدُوهُمۡ ثَمَٰنِينَ جَلۡدَةٗ وَلَا تَقۡبَلُواْ لَهُمۡ
شَهَٰدَةً أَبَدٗاۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ٤ إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُواْ مِنۢ
بَعۡدِ ذَٰلِكَ وَأَصۡلَحُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٥} ( سورة النور :
5-4)
"Dan
orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka
tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu)
delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
selama-lamanya. dan mereka itulah orang-orang yang fasik. kecuali orang-orang
yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
QS an-Nuur: 4-5.
Allah
Subhanahu wa ta'ala telah menjelaskan dalam ayat-ayat di atas bahwa
barangsiapa yang menduduh wanita suci yang telah baligh lagi menjaga diri
berbuat zina dan keji bahwasanya Allah akan menimpakan bagi dia laknat di dunia
dan di akhirat nanti dia akan di azab dengan azab yang sangat pedih, sedangkan
hukuman yang dia terima ketika di dunia adalah di cambuk sebanyak delapan puluh
kali serta sudah tidak di terima lagi persaksianya dan di hukumi sebagai orang
yang fasik yang sudah tidak lagi mempunyai sifat adil.
Di dalam sebuah hadits yang di riwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Muslim bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda: "Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang bisa membinasakan –dan
beliau menyebutkan di antaranya yaitu- menuduh perempuan-perempuan suci yang
tidak mempunyai firasat untuk berbuat zina lagi beriman telah melakukan
perzinahan".
Dan maksud qadzaf dalam ayat dan
hadits di atas adalah melempar tuduhan perzinahan dengan mengatakan pada
seorang perempuan muslimah yang telah baligh dan menjaga kesucianya "Wahai
pezina", atau mengatakan kepadanya
"Wahai wanita murahan", atau
mengatakan kepada suami wanita tersebut "Wahai suaminya perempuan
murahan", atau kepada anaknya "Wahai anak zina". Karena
perkataan wanita murahan biasanya di sematkan kepada perempuan-perempuan yang
menjual dirinya alias pezinah. Maka jika ada seseorang yang mengatakan
kalimat-kalimat tersebut kepada seorang wanita atau laki-laki baik-baik maka
wajib bagi dirinya untuk menerima hukuman cambuk sebanyak delapan puluh kali
kecuali kalau memang dirinya mampu mendatangkan bukti-bukti yang valid bahwa
tuduhanya tersebut benar. Dan bukti tersebut sebagaimana yang telah di katakan
oleh Allah Ta'ala yaitu mendatangkan empat orang saksi yang bersaksi atas
kejujuran tuduhanya pada laki-laki atau perempuan tersebut. Namun jika dirinya
tidak mampu menghadirkan bukti dan saksi maka dia berhak menerima hukuman
cambuk kalau sekiranya orang yang di tuduh meminta supaya dia di hukum. Dan
sangat di sayangkan sekali kalau kebanyakan orang-orang yang tidak tahu
terjatuh kedalam perkataan dan tuduhan keji ini yang menjadikan mereka berhak
menerima hukuman di dunia dan di akhirat nanti, oleh karena itu Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((وهل يكب الناس في النار على وجوههم إلا حصائد ألسنتهم)) (رواه الترميذي)
"Dan
manusia di seret dengan wajah mereka ke dalam api nereka di sebabkan oleh
ucapan lidah-lidah mereka". HR Tirmidzi dan beliau mengatakan hadits
hasan shahih.
Dan dengan menerapkan hukuman-hukuman
semacam ini maka manusia akan merasa aman pada agama, jiwa, akal, keturunan,
harta, dan kehormatan mereka dan akan membikin jera manusia untuk tidak
melakukan kejahatan-kejahatan tersebut sehingga pada akhirnya mereka bisa
meraih kemenangan dengan kebahagiaan di
dalam agama mereka, dunia dan di akhiratnya. Dan ini sangat bertolak belakang
sekali dengan peraturan dan hukum-hukum yang di buat oleh manusia yang mana
telah merubah hukum-hukum Allah dan batasan-batasanya dan menggantinya dengan
peraturan dan hukum produk manusia yang banyak sekali kekuranganya dari segala
sisi. Di mana mereka membikin peraturan bagi pelaku kejahatan yang mengganggu
manusia dengan merobek kehormatanya, darah, harta, dan harga dirinya hanya
dengan di penjara atau di kenai denda uang, maka hasil yang terjadi adalah
menyebar dan semakin banyaknya kejahatan, kekacauan, menurunkan kehormatan dan
mengganggu manusia pada jiwa, harta dan kehormatan mereka, tanpa di sertai rasa
malu, takut dan jera sama sekali. Sehingga manusia pada negeri yang mencampakan
hukum Allah tersebut menjadi merasa tidak aman pada jiwa, harta dan
perempuan-perempuan mereka, dan sungguh benar firman Allah Ta'ala:
قال
الله تعالى: {وَمَن
لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ
أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَٰٓئِكَ
هُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٤٤ } (سورة المائدة: 44)
"Barangsiapa
yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir". QS al-Maa'idah: 44.
Dalam ayat yang
lain Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { أَفَحُكۡمَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ يَبۡغُونَۚ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ
حُكۡمٗا لِّقَوۡمٖ يُوقِنُونَ ٥٠ }
( سورة المائدة : 50)
"Apakah
hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?". QS al-Maa'idah: 50.
Maka sesuatu yang telah datang di bawa oleh
syari'at Islam dari adanya hukum yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat
kejahatan adalah termasuk dari bagian keindahan dan kemudahan agama Islam
karena kejahatan dan menentang pada hak-haknya Allah dan hak-haknya orang lain
termasuk bentuk kezaliman yang sangat besar yang membikin sulit di atasi oleh
sebuah hukum bikinan manusia dan mengekang agama dan dunia oleh karena itu
agama Islam meletakan bagi para pelaku kejahatan hukuman-hukuman yang akan
menjadikan jera langsung dari sumbernya dan meminimalkan tingkat kejahatan dari
adanya di qishos, potong tangan, di cambuk dan berbagai macam bentuk hukuman
lainya yang semuanya mengandung manfaat dan kemaslahatan baik secara khusus
maupun secara umum yang di ketahui oleh orang yang berakal bagaimana keindahan
dan kebaikan syari'at Islam. Hanya dengan taufik Allah kita memohon hal
tersebut.
Salam penghormatan
Islam
Salam merupakan ucapan bagi kaum muslimin dan
yang paling sempurna yaitu mengucapkan secara penuh "Assalamu 'alaikum
wa rahmatullahi wa barakatuh", dan kandungan ucapan salam ini di
penuhi dengan do'a keselamatan, rahmat dan barokah bagi sesama muslim.
Salam adalah termasuk nama dari nama-nama
Allah yang indah, sedangkan ucapan salam adalah merupakan keindahan di antara
keindahan-keindahan Islam, dan termasuk haknya seorang muslim kepada saudaranya
sesama muslim adalah memulai sunah ini tatkala pertama kali berjumpa baik pada
orang yang di kenalnya atau orang yang tidak di kenal olehnya, orang besar,
kecil, kaya, miskin, mulia, rendah semua sama saja berhak mendapat ucapan salam
ketika berjumpa. Ucapan salam terkandung di dalamnya sikap tawadhu seorang
muslim di mana dirinya tidak merasa sombong pada orang lain, oleh karena itu di
katakan "Barangsiapa yang mau memulai ucapan salam kepada manusia sungguh
dirinya telah berlepas diri dari sikap sombong". [8]
dan manusia yang paling mulia adalah yang memulai salam di antara mereka,
sedangkan orang yang paling pelit adalah orang yang pelit mengucapkan salam.
Dan menyebarkan salam merupakan sebab
terjalinnya rasa saling sayang dan mencintai di antara kaum muslimin yang
mewajibkan padanya keimanan yang akan memasukan dirinya kedalam surga dan
selamat dari siksa neraka, hal itu sebagaimana yang di sabdakan oleh Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((لا تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا ولا تؤمنوا حتى تحابوا، ألا أدلكم على شيء إذا
فعلتموه تحاببتم أفشوا السلام بينكم)) (رواه مسلم)
"Tidaklah
kalian bisa masuk surga sampai kalian mau beriman, dan tidaklah kalian di
katakan telah beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku kasih
tahu suatu perkara yang jika kalian melakukannya akan menjadikan kalian saling
mencintai, yaitu tebarkanlah salam di antara kalian". HR Muslim
Sedangkan bagi seorang muslim yang di beri
salam maka wajib atas dirinya untuk menjawabnya dengan ucapan yang semisal atau
yang lebih baik darinya, hal itu berdasarkan firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى:
{
#sÎ)ur LäêÍhãm 7p¨ÅstFÎ/ (#qyssù z`|¡ômr'Î/ !$pk÷]ÏB ÷rr& !$ydrâ 3 }
(
سورة النساء : 86)
"Apabila
kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah
penghormatan itu (dengan yang serupa) ".
QS an-Nisaa': 86.
Inilah salam
penghormatan bagi kaum muslimin yang di bawa oleh agam Islam, Allah Ta'ala
berfirman:
قال الله تعالى:
{
Zp¨ÏtrB ô`ÏiB ÏYÏã «!$# Zp2t»t7ãB Zpt6ÍhsÛ 000}
( سورة النور : 61)
"Salam yang
telah ditetapkan dari sisi Allah, yang telah diberkati lagi baik..". QS an-Nuur: 61.
Berbeda dengan salamnya orang yahudi dan
nashrani, karena salamnya orang-orang yahudi hanya dengan mengisyaratkan jari
sedangkan salamnya orang-orang nashrani dengan isyarat telapak tangan, dan kita
telah di larang untuk mengikuti serta menyerupai mereka, begitu pula tidak
boleh memulai salam kepada mereka. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((ليس منا من تشبه بغيرنا لا تشبهوا باليهود ولا بالنصارى، فإن تسليم اليهود
الإشارة بالأكف)) (رواه ترميذي والطبراني)
"Bukan
termasuk golongan kami orang yang menyerupai selain kami (orang muslim),
janganlah kalian menyerupai orang-orang yahudi dan nashrani, sesungguhnya
salamnya orang-orang yahudi adalah dengan mengisyaratkan telapak tangan".
HR Tirmidzi dan ath-Thabrani.
Beliau juga bersabda: "Janganlah
kalian memulai salam bersama orang-orang yahudi dan nashrani". HR Muslim.
Dan beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam menegaskan dalm sabdanya: "Barangsiapa
yang menyerupai sebuah kaum maka dia seperti mereka". HR Ahmad, Abu
Dawud dan di shahihkan oleh Ibnu Hiban.
Dan larangan tersebut di karenakan termasuk
nama Allah Ta'ala adalah salam dan dariNya salam (keselamatan.pent) itu
di berikan pada para hambaNya.
Ucapan salam adalah salam penghormatan bagi
kaum muslimin ketika di dunia dan di akhirat nanti, hal itu seperti yang di
jelaskan oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya:
قال
الله تعالى: { تَحِيَّتُهُمۡ يَوۡمَ يَلۡقَوۡنَهُۥ سَلَٰمٞۚ وَأَعَدَّ لَهُمۡ أَجۡرٗا كَرِيمٗا ٤٤ }
( سورة الأحزاب : 44)
"Salam
penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka
menemui-Nya Ialah: Salam, dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi
mereka". QS
al-Ahzab: 44.
Dalam ayat yang
lain di jelaskan:
قال
الله تعالى: { لَا يَسۡمَعُونَ فِيهَا لَغۡوٗا وَلَا تَأۡثِيمًا ٢٥ إِلَّا قِيلٗا سَلَٰمٗا
سَلَٰمٗا ٢٦ } ( سورة الوَاقِعَةِ : 26-25)
"Mereka
tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan
yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam". QS al-Waqi'ah:
25-26.
Rabb yang Maha Pemberi mengucapkan salam
kesejehteraan atas mereka penduduk surga begitu juga para malaikat serta
sebagian mereka satu sama lain saling memberi ucapan salam pada penduduk surga,
sungguh mereka telah selamat dari segala macam penyakit dan kekurangan.
Rumah mereka adalah negeri yang penuh dengan
keselamatan dan salam penghormatan mereka adalah salam (keselamatan), salam
adalah salah satu nama dari Dzat sang pemilik ampunan Allah Subhanahu wa
ta'ala.
Saudaraku muslim jikalau perkara agama
Islam begini indahnya maka ini menunjukan bahwa agama ini adalah agama yang
penuh dengan kecintaan dan keselamatan, agama yang penuh dengan kasih sayang
dan persaudaraan, yang mengakibatkan keindahan, ketentraman yang sempurna, di
balut dengan kemulian yang kekal di dalam kenikmatan yang tiada tara, betapa
indahnya kita kaum muslimin manakala mau menerapkan ajaran-ajaran agamanya
serta mengamalkan hukum-hukumnya dan berjalan di atas metodenya. Ya Allah
Engkau lah Salam dan kepadaMu kembali keselamatan itu maka hidupkanlah kami
dengan keselamatan serta selamatkan kami dari segala yang tidak di senangi.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad, kepada
keluarga beliau dan seluruh para sahabatnya.
Aqidah seorang muslim
Aqidah seorang muslim yaitu beriman kepada
Allah, para malaikat, kitab-kitabNya, para Rasul dan beriman pada hari kiamat
serta qodho (ketentuan.pent) dari Allah Ta'ala yang baik maupun yang
buruk. Dan iman itu adalah di ucapkan dengan lisan di yakini dengan hati serta
di amalkan oleh anggota badan, bisa bertambah dengan ketaatan dan bisa
berkurang dengan kemaksiatan. Dan iman itu bercabang-cabang ada lebih dari
tujuh puluh cabang dan yang tertinggi adalah mengucapkan laa ilaha ilallah
sedangkan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari
jalan. Dan rasa malu adalah bagian
dari cabang keimanan karena rasa malu tersebut biasanya akan membawa orang yang
memiliki sifat tersebut untuk mengerjakan perbuatan yang baik dan meninggalkan
perbuatan yang buruk, sedangkan perbuatan yang baik yaitu perkara yang telah di
perintahkan oleh Allah Azza wa jalla dan RasulNya adapun perbuatan yang buruk
adalah setiap perkara yang telah di larang oleh Allah dan RasulNya, oleh karena
itu setiap ketaatan kepada Allah maka itu termasuk cabang keimanan, adapun
pokok iman tersebut ada enam, di antaranya:
1.
Iman kepada
Allah Ta'ala bahwa Allah adalah Maha Esa yang berdiri sendiri tidak melahirkan
serta tidak di lahirkan dan tidak ada yang semisal denganNya. Demikian pula
beriman kepada perintah dan laranganNya, kepada janji dan ancamanNya, kepada
ganjaran dan azabNya, serta mengimani bahwa ilmunya Allah Subhanahu wa ta'ala
meliputi segala sesuatu begitu juga bahwa Allah Azza wa jall Maha Mampu untuk
mengerjakan segala hal. Beriman kepada Rububiyah dan Uluhiyah Allah serta
nama-nama dan sifat-sifatNya, menyakini bahwasanya Allah Ta'ala melihat serta
mendengarkan kita, mengetahui amalan yang tersembunyi dari kita serta amalan
yang di lakukan secara terang-terangan, Allah Ta'ala berfirman dalam surat
al-Hadid:
قال
الله تعالى: { وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ
٤}
( سورة الحديد : 4)
"Dan Dia
bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan". QS al-Hadiid: 4.
Tidak ada Ilah yang berhak di sembah dengan
benar melainkan Allah begitu juga tidak
ada Rabb yang semisal dengan diriNya. Dan keimanan kepada Allah Subhanahu wa
ta'ala mengharuskan dirinya mencintai Allah, takut dan berharap kepadaNya serta
taat untuk mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.
2.
Beriman
kepada para malaikat yang mulia baik secara umum maupun khusus, seperti halnya
malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil serta malaikat pencabut nyawa, begitu juga
mengimani bahwa setiap orang ada empat malaikat yang selalu selalu bersama
menemaninya tidak pernah berpisah darinya, dua malaikat yang menulis kebaikan
dan keburukanya sedangkan dua lainya menjaga dirinya. Mengimani para malikat
yang di tugaskan untuk mempersiapkan surga bagi para penghuninya dan para
malaikat yang di beri tugas untuk menyalakan api neraka dan menyiksa
penghuninya, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat at-Tahrim:
قال
الله تعالى: { عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ
أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ٦ }
( سورة التحريم : 6)
"Penjaganya
(neraka yaitu) malaikat-malaikat yang kasar dan keras, serta tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka". QS at-Tahriim: 6.
Dan tidaklah ada di
langit yang tujuh sejengkal tempat untuk menaruh kaki tidak pula tangan
melainkan ada malaikat di situ yang sedang berdiri atau ruku' atau sedang
bersujud kepada Allah Ta'ala, Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
tbqßsÎm7|¡ç @ø©9$# u$pk¨]9$#ur w tbrçäIøÿt ÇËÉÈ }
( سورة
الأنبياء : 20)
"Mereka
selalu bertasbih tipa malam dan siang tiada henti-hentinya". QS al-Anbiya: 20.
3.
Beriman
kepada kitab-kitabnya Allah yang di turunkan kepada para nabi dan utusanNya,
seperti kitab Taurat yang di turunkan kepada nabi Musa 'alaihi sallam, kitab
Injil yang di turunkan kepada nabi Isa 'alaihi sallam, kitab Zabur yang di
turunkan kepada nabi Dawud 'alaihi sallam dan yang terakhir kitab suci
al-Qur'an yang di turunkan kepada nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa
sallam, dan al-Qur'an adalah sebaik-baik kitab suci yang di turunkan dari
langit, yang mana al-Qur'an memelihara dan menghapus atas kitab-kitab yang
lainnya, dan al-Qur'an sebagai timbangan bagi segala sesuatu, petunjuk dan
rahmat serta obat yang ada di dalam hati, Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { لَّا يَأۡتِيهِ ٱلۡبَٰطِلُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَلَا مِنۡ خَلۡفِهِۦۖ
تَنزِيلٞ مِّنۡ حَكِيمٍ حَمِيدٖ ٤٢ } (سورة فصلت : 42)
"Yang tidak
datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya,
yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji". QS Fushshilat: 42.
Dan termasuk keharusan dari keimanan kepada
al-Qur'an adalah membacanya, mentadaburi isinya serta mengamalkan ajaranya, dan
tidaklah seseorang di katakan beriman kepada Al-Qur'an kalau seandainya dia
menghalalkan sesuatu yang di haramkan oleh Al-Qur'an.
4.
Beriman
kepada nabi-nabi Allah yang jumlahnya mencapai seratus dua puluh empat ribu
nabi (124,000) sedangkan jumlah para Rasul di antara mereka mencapai tiga ratus
tiga belas rasul (313), dan ulul 'azmi (penghulu para rasul) ada lima (5)
mereka adalah Nuh, Ibrahim kekasih Allah, Musa, Isa, dan Muhammad Shalawatullah
wa sallamu 'alaihim.[9]
Dan rasul pertama adalah nabi Nuh sedangkan yang terakhir adalah nabi Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam. Maka termasuk keharusan keimanan kepada nabi kita
adalah membenarkannya, mengerjakan perintah serta menjauhi laranganya, berhukum
dengan syari'atnya dan mengamalkan sunah-sunahnya, Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم: ((لا يؤمن أحدكم حتى يكون هواه تبعًا لما جئت به))
"Tidaklah
salah seorang di antara kalian beriman sampai hawa nafsunya mengikuti dengan
yang aku bawa". Berkata Imam Nawawi hadits shahih.
5.
Beriman
kepada qadha (ketentuan) yang baik dan yang buruk, bahwa Allah Subhanahu wa
ta'ala Maha Mengetahui segala macam perbuatan para hambaNya dan telah
menentukan segala ketentuan bagi para makhlukNya sebelum menciptakan mereka
dengan mencatat ketentuan itu semua di lauhful mahfudhz, Allah Ta'ala yang
menghendakinya, menciptakan dan mengadakan bagi mereka takdir tersebut dalam
waktu-waktu tertentu tanpa meleset sedikit pun, maka setiap musibah yang
menimpa seorang manusia tidak mungkin kesalahan dariNya dan sesuatu yang tidak
di takdirkan maka tidak akan menimpanya, telah di angkat pena dan telah kering
lembaran-lembaran itu. Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدۡقٗا وَعَدۡلٗاۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦۚ
وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ١١٥}
( سورة الأَنعَامِ : 115)
"Telah
sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.
tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha
Mendenyar lagi Maha mengetahui". QS al-An'am: 115.
6.
Beriman
kepada hari akhir yang meliputi di dalamnya keimanan kepada tanda-tandanya,
seperti halnya keluarnya Dajjal dan hewan melata dari dalam bumi, dan keluarnya
Ya'juj dan Ma'juj, terbitnya matahari dari arah barat, turunya Nabi Isa 'alaihi
sallam, kemudian beriman kepada fitnah kubur, azab dan nikmat kubur, bahwa
kuburan adalah taman dari taman-taman surga atau sebagai lubang dari
lubang-lubang neraka, kemudian beriman dengan hari kebangkitan setelah kematian,
dengan balasan, hisab, pahala dan azab. Begitu juga meliputi keimanan kepada
telaga, timbangan, dan titian serta surga dan neraka, bahwa kematian akan di
sembelih di antara surga dan neraka kemudian manusia akan hidup kekal
selama-lamanya dalam kenikmatan atau di dalam azab, lalu di katakan kepada
penghuni surga wahai ahli surga kekal lah kalian tidak ada lagi kematian, wahai
penghuni neraka kekal lah kalian di dalamnya tidak ada lagi kematian, oleh
karena itu kalian semua bisa memilih kiranya mau mana di antara dua tempat
tersebut selagi kita masih dalam ruang kehidupan.
Ya Allah hiasilah kami dengan hiasan iman
dan jadikan lah kami sebagai orang-orang yang di beri petunjuk, Ya Allah
jadikan lah kecintaan kami kepada iman serta hiasilah hati-hati kami dengan
iman tersebut, dan jadikan lah kami benci kepada kekufuran, kefasikan, dan
kemaksiatan, serta jadikan kami sebagai orang-orang yang mendapat bimbingan.
Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepadaMu
surga dan segala sesuatu dari amalan, ucapan atau keyakinan yang bisa mendekat
kami kepadanya. Dan kami berlindung kepadaMu dari siksa neraka dan dari segala
amalan, ucapan dan keyakinan yang mendekatkan darinya.
Ya Allah berilah kami taufik untuk bisa
mengerjakan kewajiban-kewajibanMu serta jagalah kami dari perkara-perkara yang
menjadikan Engkau murka dan mendapat pedihnya siksaanMu.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga beliau serta seluruh para
sahabatnya.
Hak seorang muslim kepada
muslim lainnya
Di
riwayatkan dari Abu Hurairah semoga Allah meridhoinya berkata: "Rasulallah
Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
حق المسلم على المسلم ست»
قيل يا رسول الله وما هن؟ قال: «إذا لقيته فسلم عليه وإذا دعاك فأجبه وإذا استنصحك
فانصح له وإذا عطس فحمد الله فشمته وإذا مرض فعده وإذا مات فأتبعه . (رواه مسلم)
"Hak seorang
muslim kepada muslim lainnya ada enam". Di tanyakan kepada beliau, apa
saja wahai Rasulallah? Beliau menjawab: "Jika engkau bertemu memberi salam
kepadanya, jika engkau di undang mendatanginya, jika engkau di minta nasehat
menasehatinya, dan jika ia bersin lalu mengucapkan alhamdulillah engkau
membalas dengan mendo'akan yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu)
kepadanya, dan jika dia sakit engkau menjenguknya, jika dia meninggal engkau
mengikuti jenazahnya". HR Muslim.
Inilah enam hak
yang barangsiapa mampu menunaikannya kepada kaum muslimin maka di tuntut untuk
menegakan hak lainnya yang lebih utama, sehingga dirinya bisa memperoleh
kebaikan yang sangat banyak dan pahala yang besar dari Allah Ta'ala. Di antara
hak-hak tersebut yaitu:
Pertama: Jika kamu berjumpa dengannya maka engkau segera memberi salam padanya,
karena sesungguhnya ucapan salam tersebut menjadi sebab turunnya rasa cinta di
antara kaum muslimin yang mana dengan rasa cinta itu mewajibkan keimanan kepada
Allah Subhanahu wa ta'ala dan dengan sebab iman tersebutlah akan menjadikan
dirinya masuk kedalam surga, hal itu sebagaimana yang telah di sabdakan oleh
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((والذي نفسي بيده لا تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا ولا تؤمنوا حتى تحابوا أفلا
أدلكم على شيء إذا فعلتموه تحاببتم أفشوا السلام بينكم)) (رواه مسلم)
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, tidaklah kalian bisa
masuk ke surga sampai kalian beriman dan tidak lah kalian di katakan beriman
sampai saling mencintai, maukah kalian aku kasih tahu perkara yang jika kalian
lakukan akan menjadikan kalian saling mencintai? (yaitu)
tebarkanlah salam di antara kalian". HR Muslim.
Ucapan salam juga termasuk bagian dari
keindahan agama Islam karena setiap satu dari dua orang muslim yang bertemu
saling mendo'akan satu sama lain, dengan keselamatan, keburukan dan kejelekan,
begitu juga mendo'akan dengan rahmat dan barokah yang mengantarkan kepadanya
segala kebaikan, di samping mengucapkan salam juga di iringi dengan wajah yang
bersinar, tersenyum sambil mengucapkan salam penghormatan lainya yang sesuai,
sehingga muncullah persaudaran dan kasih sayang serta segera sirna rasa takut
dan asing dari dirinya. Maka ucapan salam adalah hak seorang muslim bagi
saudaranya muslim, dan wajib atas muslim yang satunya untuk membalas
salamnya dengan semisal atau yang lebih
baik darinya, dan sebaik-baik serta semulia-mulianya orang di sisi Allah adalah
yang memulai salam pada orang lain.
Kedua: Jika engkau di undang maka mendatanginya, yaitu apabila dirimu di
undang untuk makan atau minum bersama, maka sebagai bentuk untuk menyenangkan
hatinya yang sudah berusaha memuliakan dirimu maka wajib bagimu untuk mendatanginya,
kecuali jika memang ada udzur syari'i yang tidak memungkinkan untuk
mendatanginya, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((من دعاكم فأجيبوه)) (رواه أبو داود والنسائي بسند صحيح)
"Barangsiapa
yang mengundangmu maka datangilah". HR Abu Dawud dan Nasa'i dengan
sanad yang shahih.
Ketiga: Jika dirimu di mintai nasehat maka berilah ia nasehat, yaitu ketika
dirimu di minta untuk memberi pendapat pada suatu perkara atau pekerjaan dari
perkerjaan-pekerjaan yang ia bingung apakah harus di kerjakan atau tidak? Maka
berilah ia nasehat dengan pendapat yang kiranya kamu pun senang untuk
melakukannya, jika pekerjaannya adalah sesuatu yang bermanfaat pada setiap
sisinya maka berilah ia motivasi dan semangat untuk mengerjakanya, namun
apabila pekerjaanya membahayakan maka cegahlah dan ingatkan darinya, dan jika
pekerjaan tersebut mempunyai manfaat dan bahaya maka jelaskan padanya akan hal
tersebut, supaya ia bisa menimbang antara baik dan buruknya serta manfaat dan
mudharatnya, demikian pula jika dirimu dimintai pendapat dalam perkara hubungan
dengan orang lain atau supaya menikahkan dengannya atau tentang pernikahan maka
nampakan keseriusan untuk menanggapinya dengan memberi nasehat dan lakukan
sesuai dengan kemampuan dan pendapat yang bagus seperti halnya memperlakukan
itu untuk dirimu, dan ingatlah jangan sampai dirimu menipunya dalam perkara
itu, karena barangsiapa yang menipu kaum muslimin maka dia bukan termasuk
mereka dan dirinya telah meninggalkan kewajiban memebri nasehat, sebab nasehat
ini adalah wajib pada setiap keadaan namun lebih di tegaskan lagi jika orang
tersebut datang kepadamu untuk meminta nasehat dan meminta pendapat yang
bermanfaat darimu, oleh karena itu di syarat pada keadaan seperti di atas untuk
memberi nasehat sebagaimana di tegaskan dalam hadits "Agama adalah
nasehat", di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakannya tiga
kali, hadits di riwayatkan oleh Imam Muslim.
Keempat: Jika dirinya bersin lalu mengucapkan alhamdulillah maka
berilah dia do'a yarhamukallah, karena bersin merupakan nikmat dari
Allah Subahanahu wa ta'ala dengan keluarnya angin yang menekan pada sebagian
anggota badan seorang manusia, yang mana Allah memudahkan baginya untuk keluar
sehingga orang yang bersin merasa lega setelah keluar tekanan angin tersebut,
maka di syari'atkan baginya untuk memuji kepada Allah Ta'ala atas nikmat ini
dan di syari'atkan bagi saudaranya muslim yang mendengarnya untuk mendo'akan
baginya yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu) dan di perintahkan
orang yang pertama untuk membalasnya kembali dengan mengucapkan yahdikumullah
wa yuslihu baalakum (semoga Allah memberi hidayah kepadamu dan memperbaiki
kondisimu).
Dan barangsiapa yang tidak memuji Allah
ketika bersin maka dirinya tidak berhak untuk mendapat do'a tidak pula mencela
melainkan pada dirinya sendiri karena pada dasarnya dia telah melewatkan untuk
dirinya dua nikmat sekaligus yang pertama nikmat memuji Allah dan nikmat
mendapat do'a dari saudaranya yang terkait dengan ucapan pujian pada Allah. Dan
di namakan do'a bagi orang yang bersin mendapat rahmat dengan tasmiyat di
karenakan itu merupakan do'a bagi orang
yang bersin setelah hilang sesuatu yang mengganggu padanya, maka sebagai bentuk
rasa bahagia kepadanya ketika hilang musibah tersebut, dia mendo'akan yarhamukallah
kepadanya yang maknanya tetap di dalam jalan yang lurus dan istiqomah.
Kelima: Sabdanya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam: "Jika saudarmu sakit
maka engkau menjenguknya". Sesungguhnya menjenguk orang yang sedang sakit
serta mengunjunginya termasuk bagian dari hak-haknya seorang muslim, lebih
khusus lagi terhadap orang yang mempunyai hak bagimu, maka hal itu lebih di
pertegas lagi perintahnya, seperti halnya kepada saudara kerabat, tetangga,
orang yang mempunyai hubungan denganya, atau teman dekatnya.
Menjenguk orang sakit merupakan amal sholeh
yang paling utama, dan barangsiapa yang menjenguk saudaranya muslim maka
senantiasa rahmat menaunginya dan jika ia duduk di sisinya maka turunlah rahmat
tersebut, siapa yang menjenguk di waktu pagi maka para malaikat mendo'akan
baginya sampai sore hari, siapa yang menjenguk di waktu sore maka para malaikat
mendo'akan baginya sampai pagi hari hal itu sebagaimana yang di jelaskan dalam
sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Abu Dawud.
Seharusnya bagi orang yang datang
menjenguk orang sakit untuk menyenangkan pikiran orang yang sedang sakit dengan
kabar yang membahagiakan dan dengan kesehatan serta mendo'akannya supaya cepat
sembuh, mengingatkan taubat dan inabah (kembali.pent) kepada Allah
Subhanahu wa ta'ala, agar memperbanyak dzikir, do'a dan istighfar kepada Allah
Ta'ala, menasehati supaya membikin wasiat yang kira-kira bermanfaat baginya.
Dan jangan sampai duduk terlalu lama di sisinya namun sesuaikan dengan batasan
orang yang menjenguk kecuali kalau memang di minta oleh orang yang sedang sakit
supaya agak lama lagi dan duduk di sisinya maka setiap keadaan di sesuaikan
dengan keadaanya.
Keenam: Termasuk haknya seorang muslim kepada saudaranya muslim yang lain
adalah mengikuti jenazahnya ketika dia meninggal, karena barangsiapa yang
mengikuti jenazahnya sampai dia di sholati maka baginya pahala satu qiroth
(pahala semisal gunung yang sangat besar) ketika dia mengikutinya sampai di
kubur maka mendapat pahala dua qiroth .
Mengikuti jenazah
maka padanya mempunyai hak bagi Allah, haknya mayit dan haknya keluarga yang di
tinggal meninggal.[10]
Faidah yang bisa di
ambil dari hadits di atas adalah:
- Bimbingan dalam masalah haknya seorang muslim kepada saudaranya muslim di mana saling mengikat keduanya dalam agama Islam.
- Di sunahkanya menebarkan salam, memenuhi undangan, memberi nasehat kepada sesama muslim, mendo'akan orang yang bersin, menjenguk orang sakit dan mengikuti jenazah.
- Keutamaan perkara-perkara di atas serta anjuran untuk mengerjakannya.
Kelebihan-kelebihan
yang di miliki oleh agama Islam [11]
Berkata
Syaikh Ahmad bin Hajar Alu Buthi yang ucapanya sungguh sangat menakjubkanku,
hendaknya ucapannya tersebut di tulis dengan tinta emas dan di ukir di dalam
hati ketika mengucapkan dalam kitabnya "Tafsir al-'Ashri al-Qodim"
beliau mengatakan:
1.
Tidak ada
agama dari agama-agama yang ada di dunia ini yang meletakan akal dan ilmu pada
setiap keadaan dan tempat melainkan Islam.
2.
Tidak ada
agama yang mengandung nilai ruhaniyah (jiwa.pent) dan madiyah (harta benda.pent)
melainkan Islam.
3.
Tidak ada
agama yang mengajak untuk mencapai peradaban dan kemajuan melainkan Islam.
4.
Tidak ada
agama yang telah di buktikan oleh seorang ilmuwan filosof barat tentang
peradabanya melainkan Islam.
5.
Tidak ada
agama yang mudah untuk di buktikan kebenaranya melainkan Islam.
6.
Tidak ada
agama yang pondasinya menyakini seluruh para nabi dan rasul serta kitab suci
yang turun dari Allah melainkan Islam.
7.
Tidak ada
agama yang menyatukan seluruh kebutuhan yang di butuhkan oleh umat manusia
melainkan Islam.
8.
Tidak ada
agama yang mengandung di dalamnya kelenturan (bisa menyesuaikan pada segala
hal) dan mengandung kemudahan yang sangat banyak sekali melainkan Islam.
9.
Tidak ada
agama yang telah terbukti dan mampu membuktikan ilmu pengetahuan modern secara
ilmiah melainkan Islam.
10.
Tidak ada
agama yang cocok bagi segala umat serta sesuai pada setiap zaman melainkan
Islam.
11.
Tidak ada
agama yang mudah untuk di kerjakan pada setiap keadaan melainkan Islam.
12.
Tidak
terdapat sebuah agama yang bersikap tengah-tengah tidak berlebih-lebihan dalam
ajarannya tidak pula meremehkan isinya melainkan Islam.
13.
Tidak ada
agama yang terjaga kitab sucinya dari perubahan dan penambahan melainkan Islam.
14.
Tidak ada
agama yang terang-terangan menyatakan bahwa kitab suci yang di turunkan
kepadanya umum bagi seluruh manusia selian Islam.
15.
Tidak ada
agama yang menyuruh mempelajari seluruh ilmu yang bermanfaat selain Islam.
16.
Peradaban dan
kemajuan yang di capai pada peradaban sekarang ini adalah di ambil dari agama
Islam.
17.
Peradaban
yang ada sekarang ini pincang dan masih banyak mempunyai kekurangannya, dan
tidak ada yang mampu untuk menyelasaikannya melainkan Islam.
18.
Tidak pernah terbukti ada sebuah peradaban
yang menyatukan antara ruh (keimanan) dan harta melainkan peradaban Islam.
19.
Keselamatan yang bersifat umum bagi seluruh
dunia tidak akan bisa tercapai dan sempurna melainkan dengan Islam.
20.
Tidak ada
agama yang mudah menetapkan sebuah penemuan ilmu pengetahuan modern melainkan
Islam.
21.
Tidak ada
agama yang menyatukan peraturan hukum perdagangan secara sempurna di antara
umat manusia melainkan Islam.
22.
Tidak ada
agama yang senantiasa terbedakan dengan yang lain pada setiap generasi
melainkan Islam.
23.
Tidak ada
agama yang mempunyai hak-hak keadilan secara sosial melainkan Islam.
24.
Tidak ada
agama yang sesuai dengan fitrah manusia melainkan Islam.
25.
Tidak ada
agama yang mencegah penguasa bertindak lalim dan memerintahkan untuk
bermusyawarah dalam memutuskan perkara melainkan Islam.
26.
Tidak ada
agama yang menyuruh untuk bersikap adil walaupun bersama musuh melainkan Islam.
27.
Tidak ada
agama yang telah di beritakan kedatanganya dalam kitab-kitab suci yang turun
dari langit melainkan Islam.
28.
Tidak ada
agama yang menyelamatkan perempuan dan mengembalikan kepada fitrahnya sebagai
ibu atau istri atau anak melainkan Islam.
29.
Tidak ada
agama yang membeda-bedakan antara orang yang berkulit hitam dengan orang yang
berkulit putih, dan orang yang berkulit kuning dengan yang berkulit merah
melainkan Islam.
30.
Tidak ada
agama yang menyuruh untuk belajar dan mengharamkan menyembunyikan ilmu yang
bermanfaat melainkan Islam.
31.
Tidak ada
agama yang menetapkan hak bagi bangsa-bangsa yang ada selian Islam.
32.
Tidak ada
agama yang perintah-perintahnya cocok sekali dengan apa yang telah di temukan
dalam penemuan ilmu kedokteran modern selain Islam.
33.
Tidak ada
agama yang menyelamatkan budak dari perlakuan yang tidak manusiawi dan
menyamakan dengan tuannya serta menganjurkan supaya banyak membebaskan budak
melainkan Islam.
34.
Tidak ada
agama yang mengakui keunggulan akal dan memerintahkan supaya tunduk kepada
hukum Allah melainkan Islam.
35.
Tidak ada
agama yang menyelamatkan orang-orang miskin dan kaya dengan mewajibkan orang
kaya untuk mengeluarkan sedikit saja dari sebagian hartanya supaya di berikan
kepada orang-orang miskin melainkan Islam.
36.
Tidak ada
agama yang menetapkan etika yang selaras dengan fitrah dan hikmah Sang
Pencipta, dengan bersikap keras pada tempatnya dan bersikap lembut pada
tempatnya melainkan Islam.
37.
Tidak ada
agama yang memerintahkan supaya berbuat baik dan dermawan kepada semua makhluk
selain Islam.
38.
Tidak ada
agama yang telah menetapkan hak-hak pribadi yang di bangun di atas fitrah
melainkan Islam.
39.
Tidak ada
agama yang sangat peduli sekali dengan kesehatan dan sebab-sebabnya melainkan
Islam.
40.
Tidak ada
agama yang mempunyai dampak yang sangat signifikan pada jiwa, etika dan akal
melainkan Islam. [12]
Islam bebas dari
turut campur dan sempurna dalam masalah ibadah dan hukum-hukumnya
Allah Subhanahu
wa ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي
وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ }
( سورة المائدة : 3)
"Pada hari
ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..". QS al-Maa'idah: 3.
Dan ini mencakup
segala kesempurnaan dari semua sisi, Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ0000 ٩ }
( سورة
الإِسۡرَاءِ:
9)
"Sesungguhnya
Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus..". QS al-Israa': 9.
Maksudnya yaitu
lebih sempurna dan lebih sesuai dalam masalah aqidah, akhlak, amal perbuatan,
ibadah, hubungan sosial, hukum yang bersifat pribadi dan hukum yang bersifat
secara umum, Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: {وَمَنۡ
أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكۡمٗا لِّقَوۡمٖ يُوقِنُونَ ٥٠ }
( سورة المَائِدَةِ: 50)
"Dan
(hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang
yakin?". QS
al-Maa'idah: 50.
Dan ini mencakup
segala jenis hukum yang di perintahkan oleh Allah Ta'ala, bahwasanya
hukum-hukum Allah lebih baik, lebih sempurna dan lebih cocok bagi para
hambaNya, lebih selamat dari cela dan kekurangan serta dari kejelekan dan
kerusakan, dan lain sebagainya dari ayat-ayat yang menjelaskan tentang hal itu
baik secara umum maupun secara khusus.
Adapun aqidah yang di bawa oleh agama ini ,
akhlak, etika serta hubungan sosialnya, maka sungguh telah sampai pada derajat
paling sempurna, paling baik, bermanfaat serta paling sesuai bagi umat manusia,
yang tidak ada jalan untuk bisa mendapat perbaikan melainkan dengannya,
sebagaimana hal tersebut telah di jelaskan dan sampai pada kita yang tidak
mungkin lagi bagi akal untuk meragukannya, maka barangsiapa yang berani
mengucapkan selain hal itu tentu akalnya perlu di teliti kemungkinan karena
kebodohanya atau karena kesombonganya dengan kenyataan yang sangat jelas.
Demikian pula
hukum-hukum yang berkaitan dengan politik, serta aturan hukum yang berkaitan
dengan harta benda bersama pemiliknya atau orang lain maka sungguh aturanya
sampai pada puncak kesempurnaan, paling adil dan mudah bagi kebaikan umat
manusia semuanya, di mana setiap orang yang paham dan bersikap adil dalam
menilai menyakini bahwasannya tidak ada lagi cara untuk menyelamatkan umat manusia
dari kejelekan yang terjadi sekarang ini dan yang akan terjadi nanti melainkan
dengan kembali kepada aturan tersebut dan bernaung di bawahnya, yang mengandung
di atasnya keadilan, kasih sayang, serta kebaikan yang beragam jenisnya bagi
umat manusia, yang mencegah dari keburukan dan hukum-hukumnya tidak bersandar
kepada hasil buatan manusia serta aturan-aturannya yang nampak sekali banyak
kekuranganya, tidak membutuhkan sama sekali untuk mencocok dengan aturan mereka
sedikitpun, bahkan justru aturan-aturan tersebut yang sangat membutuhkan pada
hukum Islam serta bersandar kepada hukum-hukumnya, karena sesungguhnya
hukum-hukum tersebut turun dari Maha Perkasa, Maha Mengetahui lagi Bijaksana
serta memahami keadaan para hambaNya, baik secara dhohirnya maupun bathinnya,
serta segala hal yang bisa memberi manfaat dan memperbaiki keadaanya.
Dan Allah Ta'ala tidak mungkin merugikan
serta merusak dengan hukum-hukum tersebut sedangkan Allah Ta'ala adalah Maha
Penyayang pada segenap makhlukNya, Allah Ta'ala lebih menyayangi dari pada
bapak-bapak dan ibu-ibu mereka, Maha Mengetahui segala perkaranya mereka, oleh
karena itu Allah mensyari'atkan bagi mereka sebuah syari'at yang maha sempurna,
bebas di dalam pokok dan cabangnya. Maka jika mereka telah mengetahuinya dan
paham serta mau menerapkan hukum-hukum tersebut pada kehidupan sehari-hari
tentu perkara-perkara yang mereka punyai akan menjadi baik karena sesungguhnya
hukum Allah adalah merupakan penjamin untuk mendapat semua kebaikan.
Dan ketika engkau ingin membuktikan akan
kebenaran hal tersebut maka lihatlah kepada hukum-hukumnya satu persatu dalam
hukum politik, perdagangan, ekonomi, hak asasi, kehormatan dan hudud (seperti
qishsos, potong tangan, rajam atau dera), lantas hubungkan semua itu bersama
makhluk maka engkau akan mendapati bahwa hukum-hukumnya berada pada puncak
kesempurnaan, yang kalau sekiranya di kumpulkan otaknya seluruh makhluk untuk
memberikan usulan-usulan yang mereka miliki agar bisa menghasilkan sebuah hukum
yang lebih baik dari hukum Allah atau paling tidak bisa menyamainya tentu
mereka tidak akan mampu dan mustahil untuk bisa melakukannya.
Maka dengan ini dan
yang semisalnya kita mengetahui kesalahan orang yang mempunyai niatan baik
untuk membela Islam dengan mencoba mendudukan bareng hukum Allah dengan hukum
yang telah di terapkan oleh pemerintahan-pemerintahan yang mempunyai hukum dan
peraturan yang di bikin oleh mereka sendiri yang mengandung banyak sekali
kekuranganya, karena sesungguhnya bisa di buktikan bahwa hukum dan peraturan mereka
bisa bagus dan kuat jika berkesesuaian dengan hukum Allah yang ada sebagian
hukum yang mereka miliki, adapun Islam maka sangat kaya untuk mencomot atau
menjiplak hukum dan peraturan mereka, berdiri sendiri di dalam hukum-hukumnha
tidak membutuhkan sedikitpun dari aturan mereka, walaupun sekiranya ada yang
cocok dengan sebagian perkara, maka hal ini merupakan perkara yang kebetulan
saja yang tidak mungkin bisa di hindari, karena Islam maha kaya untuk
menjiplaknya ketika hukumnya ada yang mirip dengan aturan mereka atau hukum
mereka menyelisihinya, oleh karena itu bagi siapa yang ingin hatinya lapang
bisa menerima agama Islam dan menjelaskan sifat-sifatnya hendaknya melakukan
penelitian tentang Islam dengan penelitian yang bebas tidak terikat dengan seorang
pun atau merasa lebih unggul darinya, maka sesungguhnya perbuatan yang di
lakukan oleh sebagian orang (seperti yang di sebutkan di atas) merupakan bentuk
ketidak pahaman dengan agama Islam dan tidak paham dengan jalan yang di telah
tempuhnya, dan sungguh sangat di sayangkan sekali kalau banyak orang-orang pada
zaman modern seperti sekarang ini yang terfitnah dengan masalah ini dengan
tidak menutup mata bahwa tujuan mereka sebetulnya adalah baik, namun mereka
tertipu dengan gemilaunya kota-kota di negeri barat yang di bangun di atas
hukum yang bersifat kedunian saja dan terpisah dari yang namanya agama sehingga
ia kembali berlawanan dengan maksud hukum tersebut maka hilanglah agama dan
mereka tidak akan memperoleh kebaikan di dalam dunianya. Mereka tidak mampu
untuk hidup dengan kehidupan yang damai dan tentram, dan di tangan Allah lah
segala perkara itu berakhir.
Adapun Islam maka
sesungguhnya dia telah menyamakan kedudukan bagi umat manusia di dalam masalah
hak-haknya tidak ada di dalamnya fanatsime golongan, atau kelompok, tidak pula
fanatisme negara atau yang lainnya, namun yang ada Islam telah menjadikan
ukuran tertinggi dan terendah dalam masalah hak itu semua sama, Islam
memerintahkan agar para pemimpin untuk berbuat adil secara sempurna kepada setiap
orang dan dalam segala hal, dan menyuruh rakyat supaya taat kepada pemimpin
yang mana dengan itu tercapai secara sempurna saling menolong dan saling
melindungi, Islam juga memerintahkan supaya mereka bermusyawarah yang dengan
hal itu akan menjadi jelas perkaranya dan menjadi terang segala persoalanya
sehingga bisa mengambil yang bermanfat dan meninggalkan yang merugikan. [13]
Penjelasan tentang
Islam yang menyamakan hak sesama manusia
Islam datang dengan membawa persamaan
yang benar dan lurus yang di bangun di atas ruh yang adil dan penuh kasih
sayang serta saling menyempurnakan di dalam masalah hak asasi manusia di mana
semuanya sama untuk bisa memperoleh keadilan dan dalam segala hal, Allah Ta'ala
berfirman:
قال
الله تعالى: { يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ بِٱلۡقِسۡطِ
شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَۚ
إِن يَكُنۡ غَنِيًّا أَوۡ فَقِيرٗا فَٱللَّهُ أَوۡلَىٰ
بِهِمَاۖ 000}
( سورة النساء : 135)
"Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau kepada kedua
orang tuamu dan kaum kerabatmu. jika (orang yang terdakwa itu) kaya atau pun
miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya..". QS an-Nisaa': 135.
Sedangkan Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((إن الله كتب الإحسان على كل شيء: فإذا قتلتم فأحسنوا القتلة، وإذا ذبحتم
فأحسنوا الذبحة)) (رواه مسلم)
"Sesungguhnya
Allah telah menyuruh (kalian) untuk berbuat baik pada setiap perkara, (oleh
karena itu) jika kalian membunuh maka dengan cara yang baik di dalam
membunuhnya, jika kalian menyembelih (hewan) maka berbuat baik lah di dalam
cara menyembelihnya". HR Muslim
.
Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
telah mewajibkan untuk menasehati bagi setiap orang, seperti dalam sabdanya:
"Agama adalah nasehat", beliau mengulang-ulang sampai tiga
kali. Hadits di riwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya.
Menyamakan kedudukan kasta bagi para
pemeluknya di dalam mendapat hak-hak yang wajib atas mereka sesuai dengan kekuatan
dan kemampuan yang mereka miliki, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
قال الله تعالى:
{
(#qà)¨?$$sù ©!$# $tB ÷Läê÷èsÜtFó$# } ( سورة التغابن : 16)
"Maka
bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu..". QS ath-Taghaabun:
16.
Dalam ayat yang
lain Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { لِيُنفِقۡ ذُو سَعَةٖ مِّن سَعَتِهِۦۖ وَمَن قُدِرَ عَلَيۡهِ رِزۡقُهُۥ
فَلۡيُنفِقۡ مِمَّآ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُۚ لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا مَآ
ءَاتَىٰهَاۚ }
( سورة الطلاق : 7)
"Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang
disempitkan rezkinya hendaknya memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa
yang Allah berikan kepadanya…". QS ath-Thalaq: 7.
Dalam firmanNya
yang lain Allah berfirman:
قال الله تعالى:
{
w ß#Ïk=s3ã ª!$# $²¡øÿtR wÎ) $ygyèóãr }
( سورة البقرة : 156)
"Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..". QS al-Baqarah: 286.
Kedudukan mereka sama di dalam kewajiban
untuk mendatangi kebenaran yang di wajibkan atas mereka, dan di dalam mendapat
kebenaran, maka tiap orang yang mempunyai hak baginya hendaknya ia
mendatanginya secara sempurna tanpa menguranginya, tidak pula menyepelekan. Dan
tiap orang yang memiliki hak pada orang lain maka hendaknya ia membantu untuk
bisa menunaikanya dengan segala macam sarana yang ia sanggupi.
Sebagaimana juga menyamakan kedudukan bagi
para mukalaf (yang telah di bebani perintah dan larangan agama) di dalam
kewajiban-kewajiaban ibadah serta menjauhi segala yang menjadi larangan mereka,
sebagaimana menyamakan di antara mereka di dalam kesempatan untuk memperoleh
keutamaan dan pahala sesuai dengan amal perbuatan mereka, Allah Ta'ala
berfirman:
قال
الله تعالى: { مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ
أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ
أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٧ } ( سورة النحل : 97)
"Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan".
QS an-Nahl: 97.
Allah Subhanahu
wa ta'ala juga berfirman:
قال
الله تعالى: { إِنَّ ٱلۡمُسۡلِمِينَ وَٱلۡمُسۡلِمَٰتِ وَٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ
وَٱلۡقَٰنِتِينَ وَٱلۡقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ
وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلۡخَٰشِعِينَ وَٱلۡخَٰشِعَٰتِ وَٱلۡمُتَصَدِّقِينَ وَٱلۡمُتَصَدِّقَٰتِ
وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلۡحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمۡ وَٱلۡحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ
ٱللَّهَ كَثِيرٗا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغۡفِرَةٗ وَأَجۡرًا عَظِيمٗا ٣٥} ( سورة الأحزاب : 35)
"Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar". QS
al-Ahzab: 35.
Menyamakan kedudukan di antara mereka
dalam kesempatan memiliki harta benda dengan segala macam sarana untuk
mendapatkannya serta kebebasan dalam menggunakan dan membelanjakannya (selagi
dalam perkara yang di bolehkan oleh syari'at) di mana terkumpul pada mereka
kebebasan akal dan pikiran untuk mendapatkan harta benda tersebut.
Menyamakan kedudukan di antara mereka dalam
masalah jual beli yang menggunakan mata uang, demikian pula dalam menyumbang
dan bersodakah secara umum bahwa ridho adalah syarat sah dan terlaksananya akad
tersebut, adapun jika salah satu di antara keduanya ada yang benci atau tidak
suka maka akad jual beli atau muamalah tersebut tidak sah demikian pula dalam
masalah sumbangan juga tidak bisa di terima.
Menyamakan kedudukan di antara mereka
dalam mendapat tiap hak yang bersifat agama mau pun kedunian, tidak pernah
menjadikan salah seorang di antara mereka lebih utama dari yang lainnya, baik
dalam masalah keturunan, atau kedudukan, ataupun harta benda yang mereka miliki
atau juga rupa yang menawan, namun yang bisa menjadikan mereka bisa mendapat
keutamaan serta kelebihan dalam artian yang lebih tinggi adalah ada dalam
masalah ketakwaan serta hal-hal yang menyertainya, Allah Subhanahu wa ta'ala
berfirman:
قال
الله تعالى: {يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ
لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٞ ١٣ } ( سورة الحجرات : 13)
"Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu". QS al-Hujuraat: 13.
Hanyalah semata-mata kelebihan, saling mengungguli
satu sama lain serta mendapat keutamaan terjadi dengan sebab-sebab kesempurnaan
agamanya sehingga dia di lebihkan dari yang lainya, seperti halnya dalam
masalah warisan maka laki-laki di lebihkan bagiannya dari bagian perempuan,
begitu juga menjadikan laki-laki sebagai pemimpin bagi para wanita dengan
keutamaan yang di lebihkan oleh Allah Ta'ala pada mereka sebagian dengan yang
lainnya, karena seorang laki-laki mempunyai persiapan serta kemampuan yang
sempurna dan kekuatan untuk bekerja di mana hal tersebut tidak di miliki oleh
seorang perempuan, demikian juga seorang laki-laki memiliki kewajiban-kewajiban
yang bersifat pribadi dan keluarga, duhai betapa indahnya kelebihan yang di
berikan kepada laki-laki atas perempuan, oleh karena itu Allah Ta'ala memberi
penjelasan dalam masalah ini, seperti dalam firmanNya:
قال
الله تعالى: { ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعۡضَهُمۡ
عَلَىٰ بَعۡضٖ وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ
حَٰفِظَٰتٞ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ وَٱلَّٰتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ
فَعِظُوهُنَّ وَٱهۡجُرُوهُنَّ فِي ٱلۡمَضَاجِعِ وَٱضۡرِبُوهُنَّۖ فَإِنۡ أَطَعۡنَكُمۡ
فَلَا تَبۡغُواْ عَلَيۡهِنَّ سَبِيلًاۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيّٗا كَبِيرٗا ٣٤} ( سورة النساء :
34)
"Dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..". QS an-Nisaa': 34.
Maka sebagai bentuk rasa terima kasih
kepada mereka atas nafkah yang di berikan kepada para wanita agar bisa membantu
dan menggunakan nafkah tersebut (dalam kebaikan) maka keutamaan itu sangat
serasi sekali.
Dan ini sebagaimana kewajiban-kewajiban
yang lainnya dalam ibadah harta benda, seperti adanya zakat, kafarah, dan lain
sebagainya yang di wajibkan kepada para pemilik harta tapi tidak di wajibkan
atas orang yang tidak mempunyainya, dalam hal ini hukum tersebut mengikuti pada
sebab dan ada bentuk barangnya.
Sebagaimana juga membedakan di antara manusia dalam masalah ukuran dan jenis
kewajiban-kewajiban yang ada sesuai dengan kemampuan serta kesiapan yang mereka
punyai, maka dengan ini di ketahui dengan jelas kesempurnaan hikmah yang telah
Allah Ta'ala berikan kepada para hambaNya serta rahmatNya yang mencakup pada
tiap makhlukNya dan keindahan hukum-hukumNya, Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { أَفَحُكۡمَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ يَبۡغُونَۚ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ
حُكۡمٗا لِّقَوۡمٖ يُوقِنُونَ ٥٠ }
( سورة
المَائِدَةِ: 50)
"Apakah
hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?". QS al-Maa'idah: 50.
Adapun apa yang menyelisihi
persamaan-persamaan ini yang di munculkan oleh sebagian orang-orang yang
menyeleweng antara laki-laki dan
perempuan serta antara orang kaya dan miskin maka sesungguhnya hal tersebut
hanya bersifat kedunian saja yang tidak mungkin bisa lurus agama di atasnya
tidak pula dunia di karenakan telah kosong dari yang namanya agama, serta ruh
kemanusian yang mulia dan menyelisihi sunatullah yang tidak mungkin bisa di
robah dan mungkin bisa menjadi benar melainkan harus tunduk kepada sunatullah
tersebut, yang mana dengan ini akan menjamin anak keturunan adam dalam
kehormatanya, kemuliannya serta terjaga hak-haknya mereka dalam masalah
keagamaan serta keduniaanya. Dan jika engkau ingin mengethaui kerusakan di
sebabkan menyelisihi hal tersebut lihatlah kepada dampak yang di akibatkan oleh
orang-orang yang menyelisihi aturan tersebut, di mana akhlak yang indah yang
mereka miliki mereka ganti dengan akhlak yang bengis dan buruk, rasa kasih
sayang serta menyayangi telah hilang dari mereka demikian pula saling nasehat
menasehati sudah tidak ada lagi, bagaimanapun sesungguhnya mereka sedang menuju
kedalam kehancuran di sadari atau pun tidak mereka sadari.
Para pengikut dan pencinta kebebasan
mutlak, yang mereka inginkan pada tiap sisi kehidupan mereka tanpa batas, yang
sejatinya itu merupakan sebuah gaya hidup yang di ungkapkan dengan kebebasan
melepas syahwat seperti binatang, mereka tidak perduli dengan yang namanya
agama, akhlak, tidak pula maslahat umum bahkan tidak juga maslahat yang
bersifat pribadi, sehingga mereka terjatuh kedalam kekacauan, saling
kontradiksi antara keinginan nafsunya dengan kejernihan akal sehatnya, mereka
terbolak-balik di dalam kesesatanya dan terombang-ambing dalam kebingungan.
Maka sesungguhnya Allah Azza wa jalla dengan hikmah serta rahmatNya menciptakan
manusia dan menjadikan padanya syahwat yang akan mengajak mereka untuk
melakukan sesuatu yang di inginkan oleh nafsunya, maka tatkala nafsu tersebut
di lepas dengan dorongan yang begitu kuat, maka tidak mungkin lagi bisa
berhenti pada batasan yang di wajibkan, namun terus terdorong sampai terjatuh
pada kerusakan yang sangat parah.
Akan tetapi dengan kasih sayangNya Allah
menciptakan bersamanya akal, yang bisa membedakan perkara-perkara yang membawa
manfaat untuk dirinya yang seharusnya di dahulukan dengan perkara-perkara yang
membahayakan yang wajib untuk di tinggalkan, maka akal yang sehat akan menyetop
secara bijaksana bagi syahwatnya dan mencegah syahwatnya untuk tidak bebas
berkeliaran yang akan menghancurkan dirinya, seperti yang di lihat dan di
dengar oleh akalnya. Dan memotivasi akalnya di dalam mengerjakan kebaikan dunai
dan akhirat bagi siapa yang mau mendahulukan akal sehatnya dan syari'at di
dalam kebaikan dan menanggung beban dari kepayahan, mendahulukan bagian
agamanya dari pada mengambil bagian nafsu binatang, sehingga dia akan
memperoleh akibat yang baik dengan segera mau pun di peroleh setelahnya, Allah
Subhanahu wa ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { فَأَمَّا مَن طَغَىٰ ٣٧ وَءَاثَرَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا ٣٨ فَإِنَّ
ٱلۡجَحِيمَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ ٣٩ } ( سورة
النَّازِعَاتِ :
39-37)
"Adapun
orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka
sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya) ". QS an-Nazi'at:
37-39.
Inilah adalah merupakan balasan bagi
siapa saja yang melampaui batas, yang melepas nafsu syahwatnya seperti binatang
yang mengajak kepada ke kufuran. Kemudian Allah Ta'ala melanjutkan dalam
firmanNya:
قال
الله تعالى: { وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ
٤٠ فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ ٤١ }
( سورة النَّازِعَاتِ : 41-40)
"Dan adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya syurgalah tempat
tinggal(nya)". QS an-Nazi'at: 40-41.
Maka ini adalah merupakan bagian bagi
orang yang mau mendahulukan rasa takutnya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala di
atas keinginan hawa nafsunya yang akan membahayakan dirinya, selalu mengawasi
dirinya dari keinginan mengikuti hawa nafsunya yang merusak, karena hawa nafsu
biasanya selalu mengajak pada seseorang untuk meninggalkan kewajiban-kewajiban
yang ada serta hal-hal yang sunah, dengan dalih untuk bisa memperoleh
ketenangan dan lebih mendahulukan rasa malasnya, begitu juga hawa nafsu
tersebut mengajak untuk mengerjakan hal-hal yang haram. Oleh karena itu jika dirinya tidak mengekang
nafsu tersebut dengan rasa takut kepada Allah Azza wa jalla serta takut akan
azabNya, maka dirinya akan melepas hawa nafsunya sampai melampaui batas
sehingga sudah tidak lagi merasa sungkan untuk mengerjakan keharaman, tidak
pula mau mengerjakan kewajibanya, maka inilah yang di namakan dengan kehancuran
yang abadi. Namun jika dirinya merasa takut kepada RabbNya serta selalu merasa
di awasi olehNya, dan mengetahui adanya kewajiban-kewajiban yang harus di
kerjakan oleh dirinya, tentu dia tidak akan berkeinginan untuk mengerjakan
hal-hal yang haram, maka dengan usaha yang kuat dari dirinya serta hawa
nafsunya untuk mengerjakan kewajiban sungguhnya dirinya akan beruntung dan
berhasil, dan yang demikian itu adalah keutamaan dari Allah bagi siapa saja
yang di kehendakiNya. [14]
Peraturan Islam seluruhnya membawa kebaikan
Termasuk kesalahan terbesar dan yang
paling besar adalah terus menerusnya negeri-negeri Islam, kelompok serta
pribadi masyarakat di dalam menerapkan aturan serta hukum yang beragam jenisnya
hanya mengekor dan rela mengambil dari hukumnya orang-orang asing (orang kafir),
maka ini adalah merupakan suatu kemunduran serta kekurangan yang tidak bisa di
tolerir lagi, sehingga menjadikan mereka senantiasa meninggalkan agamanya,
padahal di dalam agamanya sendiri sudah sangat sempurna, tidak butuh pada yang
lainnya lagi dan hukum serta aturanya mampu menolak segala macam keburukan yang
merusak bagi umat manusia.
Oleh karena itu dengan sebab ini tidaklah
tersisa dari Islam melainkan hanya sekedar nama dan papannya saja, kita
menamakan diri kita kalau kita adalah seorang muslim namun kita meninggalkan
perkara yang menjadikan kuat bagi agama kita, pokok serta ajarannya kemudian
kita pergi meninggalkan lalu bersandar kepada orang asing. Dan sebab mendasar
akan hal tersebut adalah kebodohan yang sangat besar tentang agamanya serta persangkaan baik yang berlebihan kepada
orang asing. Lantas apa yang kita saksikan sekarang tentang keadaan kaum
muslimin, di kuasi oleh bangsa lain, lemah pada setiap sisi penopang
kehidupannya baik ruhiyah mau pun ekoniminya, itu semua tumbuh tidak lain di
karenakan mereka lebih senang mengulurkan tangan kepada orang asing (mengekor
kepada mereka), yang tidaklah menambah bagi kaum muslimin melainkah kelemahan,
kekurangan, kerusakan, dan kerugian.
Sebenarnya kalau seandainya kita
mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa apa yang di dalam agama kita semua
yang di inginkan oleh kita telah ada, mulai dari yang paling ujung dari
prinsip-prinsip dasar yang menjulang tinggi, budi pekerti yang sangat santun,
aturan hukum yang adil, serta kebutuhan pokok lainya yang telah sempurna
(semuanya ada). Tentu dengan hal itu kita akan mengetahui serta menyakini bahwa
seluruh umat manusia (sekarang ini) sangat membutuhkan sekali kepada naunganya
dari kerusakan yang berkepanjangan.
Tidak ada suatu perkara yang bersifat
prinsipil, sebagai suatu pondasi serta amal perbuatan yang membawa manfaat bagi
umat manusia melainkan agama Islam telah menjamin ada dengan jaminan yang
sangat sempurna untuk memudahkan mengarungi kehidupan secara komplit di atas
kaidah serta pondasinya. Di dalam agama juga mengandung solusi untuk bisa
menyelesaikan berbagai problematika dunia, mulai dari peperangan, ekonomi serta
seluruh problematika kehidupan, di mana tidak mungkin umat manusia bisa hidup
dengan kehidupan yang damai dan tentram melainkan harus mengambil solusi yang
sodorkan oleh agama kita.
Bukankah kita telah mengetahui bahwa
aqidah yang di bawa agama Islam adalah aqidah yang paling benar serta sesuai
bagi hati, tidak ada aqidah yang bisa sesuai bagi hati melainkan aqidah Islam.
Apakah di sana ada yang lebih benar, lebih memberi manfaat, serta lebih banyak
memberi bukti-bukti akan kebenaranya dari pada aqidah Islam yang menyakinkan
dan benar, di mana kita mengetahui dengan seyakin-yakinnya bahwa kita mempunyai
Rabb yang Maha Agung, yang tidak mungkin satu makhluk pun sanggup mengungguli
ke agunganNya, Dia memiliki nama-nama yang indah serta sifat-sifatNya yang
mulia, Maha Mampu dalam segala hal, Maha Mengetahui dengan setiap perkara, dan
tidak ada yang sanggup untuk menghalangiNya, serta tidak ada satu pun perkara
yang tersembunyi dariNya di dunia mau pun di langit, Maha Menyayangi yang Maha
luas kasih sayangNya bagi segenap makhlukNya.
KedermawananNya meliputi segala penjuru
baik di dunia mau pun di atas langit sana, Maha Bijaksana pada setiap
ciptaanNya dan pada setiap hukum syari'at yang di perintahkanNya, Maha Memberi
bagi makhlukNya, hukum-hukum yang di syari'atkan olehNya sangatlah bijaksana,
Maha Mengabulkan do'a dan melepas kesulitan bagi orang-orang yang sedang dalam
kesulitan serta menghilangkan kesedihan bagi orang-orang yang di timpa musibah,
bagi siapa saja yang bertawakal kepadaNya maka Dia mencukupkan baginya,
barangsiapa yang kembali serta mendekatkan diri kepadaNya maka Dia akan
mendekat kepadanya, tidak ada yang bisa mendatangkan kebaikan melainkan Allah,
dan tidak ada yang mampu menghilangkan keburukan serta mara bahaya melainkan
Dia.
Sangat baik kepada para hambaNya dengan
memberi kepada mereka (segala kebutuhanya) dengan berbagai cara, dan memberi
petunjuk kepada mereka untuk beribadah kepadaNya dengan segala sarana, tidak
ada yang keluar dari kebaikan serta kedermawananNya melainkan orang-orang yang
melampaui batas, tidak ada yang pantas dan layak bagi jiwa dan hati setelah ini
semua kecuali harus tunduk dan patuh serta beribadah kepadaNya, lantas siapakah
yang mampu menyamai Allah dalam urusan-urusan yang menjadi kekhususanNya ini?.
Demikian juga dalam masalah budi pekerti,
etika maka tidaklah agama ini memberi petunjuk dalam hal itu melainkan yang
terbaik, oleh karena itu tidak ada satu perkara pun yang dapat menyempurnakan
akhlak seorang manusia melainkan agama ini telah memerintahkan dengannya, tidak
pula bagian yang bisa memberi manfaat serta bermanfaat bagi mereka melainkan Islam
pasti menganjurkannya, dan tidak ada satu kebaikan pun melainkan agama Islam
telah memberi petunjuk kepadanya tidak pula satu kejelekan pun kecuali telah di
peringatkan darinya.
Adapun dalam perkara jujur dan adil di
dalam ucapan dan perbuatan, perintah untuk ikhlas kepada Allah Ta'ala dalam
setiap keadaanya, anjuran untuk berbuat baik kepada setiap makhluk dengan
berbagai jenisnya, perintah untuk menolong orang yang terzalimi dan orang yang
tertimpa bencana serta menghilangkan mara bahaya bagi orang-orang yang
kesusahan, (maka Islam berada di barisan paling depan).
Demikian pula dalam menganjurkan untuk
berbudi pekerti yang luhur kepada sesama dengan berbagi cara, baik kepada
saudara dekat mau pun bersama orang lain, kepada teman mau pun musuh (maka
Islam sangat menganjurkan sekali), Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ
عَدَٰوَةٞ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ حَمِيمٞ ٣٤ }
( سورة فُصِّلَتۡ : 34)
"Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara
dirimu dan antara dia (orang lain) ada permusuhan seolah-olah telah menjadi
teman yang sangat setia". QS Fushshilat: 34.
Bukankah Islam telah melarang untuk
berkata bohong, keji dan khianat, dan menganjurkan untuk menjaga persaksian dan
amanah, bukan kah Islam telah memperingatkan untuk tidak menzalimi manusia
dalam perkara darah, harta dan kehormatan? Maka tidak ada budi pekerti yang
luhur melainkan telah di perintahkan kepadanya dan tidak ada akhlak yang jelek
melainkan telah di larang untuk melakukannya, oleh karena itu yang menjadi
kaidah terbesar bagi agama ini adalah menjaga kemaslahatan umum dan mencegah
segala kerusakan yang ada.
Kemudian jika kita melihat sejarahnya
pada perjalanan panjangnya serta hidup berdampingan bersama umat-umat yang lain
maka di dapati di dalam semua hukumnya mengandung manfaat dan aturannya sangat
pas dan sesuai, di dalamnya penuh dengan perintah untuk mengkais rezki, dari
seluruh sarana yang bermanfaat dan di bolehkan dari perdagangan, produksi,
pertanian serta pekerjaan yang lainnya, tidak pernah melarang suatu sebab dari
sebab-sebab yang bisa mendatangkan kebaikan dari sisi mana pun juga, akan
tetapi hanya melarang dari transaksi yang membahayakan orang tersebut yaitu
yang berkisar pada menzalimi orang, merugikan orang lain serta perjudian, yang
merupakan larangan yang paling bagus pada perkara-perkara ini yang mana tidak
bisa di pungkiri kerugian serta bahayanya yang sangat besar.
Di dalam agama juga ada perintah untuk
berjaga-jaga serta mewaspadai musuh-musuh Islam dan keburukan yang mereka
lemparkan, dengan mengambil berbagai sarana yang ada, demikian juga perintah
untuk persiapan melawan mereka dengan berbagai wasilah sesuai dengan zaman
(waktu), tempat serta kemampuan yang di miliki umat Islam.
Bukankah Islam juga menganjurkan untuk
saling bersatu dan saling menyayangi satu sama lain, yang mana hal tersebut
merupakan pondasi yang sangat urgen sekali dalam rangka untuk meraih sikap
saling tolong menolong, saling membantu
antar sesama dalam mendapat kemaslahatan serta keuntungan dunia dan
agama, dan melarang mereka lawan dari itu semua yaitu perpecahan? Bukankah
Islam telah membimbing untuk dapat adil dan menyayangi orang lain dengan cara
yang berbeda-beda, serta menganjurkan untuk menerapkannya pada gerak kehidupan
(dalam rangka menunaikan) hak-hak setiap makhluk?
Bukankah Islam juga menganjurkan untuk
menunaikan perjanjian dan akad jual beli dalam transaksi, dan tidak membedakan
apakah transaksi besar mau pun kecil, yang mana dengan hal tersebut
kehidupan manusia dapat berjalan dengan damai dan tentram? Bukan kah pula di
dalam Islam ada perintah untuk menangkap orang-orang yang melampaui batas serta
para pelaku kejahatan sesuai dengan tingkat kejahatannya serta memberi hukuman
kepada mereka dan hudud (hukum-hukum yang berkaitan dengan qishos, potong
tangan, rajam dll), yang mana hal tersebut akan mencegah serta meminimalisir
tingkat kejahatan? Maka kemaslahatan apa lagi yang tidak di anjurkan oleh agama
ini? Karena tidak ada pokok serta pondasi yang di dalamnya mengandung kebaikan
dan kemaslahatan melainkan telah di anjurkan oleh agama ini, tidak berbeda
apakah itu untuk kemaslahatan agama mereka mau pun dunianya.
Maka ringkas kata dari perkara-perkara
yang telah di kemukan di awal tadi kita bisa menyimpulkan bahwa agama ini
sebagaimana telah di jelaskan oleh Allah Azza wa jalla tentangnya, bahwa agama
ini memang di ciptakan untuk para hambaNya, di mana Allah Ta'ala menciptakan
mereka untuk beribadah kepadaNya dengan berbagai jenisnya, demikian juga salah
satu tujuannya yaitu supaya mereka bisa mengenal lebih dekat kepada Allah
Ta'ala, bisa mendekatkan diri kepadaNya dengan setiap ucapan, perbuatan, harta
atau perkara-perkara yang bermanfaat. Dan menciptakan apa yang ada di alam
semesta ini untuk mereka, dan menundukan bagi mereka untuk seluruh
kemaslahatanya, serta menyuruh mereka untuk mencari nikmat-nikmat tersebut
dengan berbagai cara serta sarana (yang di bolehkan) yang memungkin kan bagi
mereka untuk bisa mendapatkannya, dan menjadikan sebagai sarana untuk berbuat
ketaatan kepada Sang pemberi nikmat yaitu Allah Azza wa jalla.
Oleh karena itu tidak ada yang lebih
zalim, lebih bodoh dan lebih menyia-yiakan suatu yang berharga bagi orang yang
berpaling dari agama ini yang merupakan agama yang telah berada pada puncak
kesempurnaan, yang mana Islam adalah tempat untuk bersandar dan menjatuhkan
pilihan terakhir yang pas bagi orang-orang yang cerdas lagi berakal, kemudian
orang-orang yang bodoh dan zalim tersebut pergi meninggalkan (agama ini) lalu
menyandarkan petunjuk dan kebaikan dari yang lainnya, sedangkan dia tetap
mengklaim bahwa dirinya masih seorang muslim, sungguh sikapnya ini tidaklah
menambah bagi dirinya melainkan kesesatan dan melampaui batas.
Adapun orang yang berdalih dengan
kenyataan yang dia lihat (sekarang ini) tentang keadaan kaum muslimin serta
kemundurannya (dalam berbagai aspek kehidupan) di banding dengan umat-umat yang
lain maka sungguh dirinya telah berbuat zalim dalam hujahnya tersebut, karena
kaum muslimin (pada saat ini), mereka tidak mau mengerjakan dengan ajaran yang
di ajarkan oleh agama, mereka tidak menghukumi dalam urusan agama maupun
dunianya dengan agama ini, mereka malah memadamkan kejayaan serta ruh agamanya
dan mencukupkan dirinya hanya dengan sekedar namanya saja dan enggan untuk
menggali arti dari sebuah penamaan dan dari lafadhznya dari pada makna Islam
yang sebenarnya, dengan plangnya bukan dengan kenyataan secara hakekat.
Akan tetapi yang wajib di lihat yaitu
pada ajaran-ajaran yang di bawa oleh agama ini, bimbingan yang di berikan
kepada pemeluknya, pondasi yang agama ini di bangun di atasnya, tujuan serta
maksud yang menjadi targetnya dan ajakan kepada seluruh umat manusia untuk
menggapai kebaikan yang ada di dalam agama ini untuk mereka yang berbeda-beda
jenisnya, oleh karena itu orang-orang asing yang adil di dalam menilai,
membandingkan dengan keadaan mereka sekarang ini mereka sadar dan paham akan
kesempurnaan agama Islam, bahwa tidak ada cara lain untuk bisa menghilangkan
berbagai kerusakan yang ada di dunia ini melainkan harus pasrah untuk mengambil
ajaran-ajaran yang di sodorkan oleh Islam, akhlak yang di ajarkan serta
bimbingan-bimbingannya.
Sebagaimana juga, bahwa agama adalah
merupakan penghubung yang hakiki antara seorang hamba bersama Rabbnya, dengan
agama mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala serta
mencintaiNya, dengan agama akan turun melimpah kepada mereka kebaikan dunia mau
pun akhiratnya. Sesungguhnya agama adalah penghubung antara seorang hamba satu
sama lainnya, dengan agama kehidupan mereka akan menjadi lurus, segala
problematika mereka bisa teratasi, baik problematika yan berkaitan dengan
politik, ekonomi atau pun keuangan. Karena setiap solusi yang di ambil dari
selain Islam maka merusaknya lebih banyak dari pada manfaat yang di berikannya,
keburukannya lebih besar dari kebaikan yang di dapatnya, oleh karena itu jika
memang menginginkan untuk memperbaiki secara sempurna berbagai macam problem
(yang ada) dengan menggunakan aturan yang telah ada maka perhatikanlah pada
solusi yang di sodorkannya tersebut, karena solusi tersebut harus ada
sandarannya pada agama, di karenakan agama memberi petunjuk kepada yang lebih
baik, dengan kata lain tidak tersisa sedikit pun (solusi hidup melainkan ada
dalam Islam) dan kenyataan lapangan meyaksikan hal tersebut.
Dengan agama akan
sempurna denyut kehidupan, karena setiap orang satu sama lain akan bersandar
kepada kebutuhan agama dan kebutuhan hidup , tidak seperti persangkaan sebagian
orang yang mengingkari dan telah tertipu serta lancang yang mengatakan bahwa
agama adalah penyebab mundurnya untuk meraih kemajuan kehidupan, maka sungguh
demi Allah bahwa mereka telah berdusta dengan kedustaan yang sangat jelek,
karena mungkin kebutuhan dari kebutuhan-kebutuhan hidup yang telat atau
berhenti atau juga belum sampai adalah sesuatu yang tidak di ketahui oleh umat
manusia sampai pada akhir kehidupan. Oleh sebab itu datangkan lah dengan satu
misal dari agama bukan dengan contoh yang di ambil dari keadaan orang-orang yang
menyandarkan kepada agama ini, maka akan di dapati bahwa agama berlepas diri
dari tuduhan-tuduhan tersebut kalau sekiranya mereka adalah orang-orang yang
jujur.
Jika ada yang mengatakan bukankah
agama-agama yang benar semua datangnya dari Rabb semesta alam? Lantas apa
bedanya dengan agama masihi (agama Kristen), ruhnya serta hakekatnya, bukankah
dia hanya sebagai penghubung saja antara seorang hamba dengan Rabbnya, tidak
ada perbedaan dengan perkara-perkara yang di butuhkan oleh kehidupan modern zaman
sekarang serta peraturanya, bersamaan juga bahwa Allah adalah Maha luas kasih
sayangNya?
Maka untuk menjawab tentang hal ini
sangat lah mudah bagi orang yang paham bagaimana tumbuh dan berkembangnya agama
masihi, ketika keadaan yang di alami oleh orang-orang Yahudi sangat
memprihatinkan dalam segi ekonominya, sedangkan Bani Israil pada saat itu masih
sangat sedikit dan hanya bagian kecil di banding dengan negeri Romawi yang adi
kuasa dan mempunyai peraturan di muka bumi (pada waktu itu), dan umat Israil
masih sedikit sedangkan kehidupan masih serba susah.
Begitu juga karena agama masihi sifatnya
hanya sementara sampai datangnya agama yang sempurna, agama yang mencakup untuk
seluruh umat manusia serta mengandung semua kemaslahatan, sebagaimana nabi
Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam di utus kepada seluruh makhluk, dari
jenis manusia mau pun jin, maka demikian pula agama yang di bawanya pun
mencukupi serta menjamin untuk memperbaiki dan merubah keadaan para makhluk,
perubahan yang bersifat ruhiyah mau pun keduniaan dengan adanya sikap saling
membantu satu sama lain, maka dengan agama ini menjadi sempurna dan bisa
tercapai (tujuan penciptaan insan), sebagaimana hati dan jiwa dapat di perbaiki
demikian pula kehidupan dunia pun bisa di kuasai, dan menjamin bagi orang-orang
yang mau menegakan serta menjalankan agama ini dengan kehidupan yang bahagia
dari segala hal, bukan hanya satu atau kebahagian yang terbatasi (namun
kebahagian yang tiada batas).
Di antara dalil-dalil yang menunjukan akan
hal ini yaitu bahwasanya Allah Subhanahu wa ta'ala telah menyatukan dalam satu
tempat di dalam kitabNya antara ibadah-ibadah yang mahdhoh (murni.pent)
dengan perkara-perkara kehidupan dunia serta peraturan hukum dalam lingkungan
masyarakat (bangsa dan Negara), di antaranya yaitu sebagaimana yang di
firmankan oleh Allah Azza wa jalla dalam banyak ayatNya, seperti:
قال
الله تعالى: { يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا لَقِيتُمۡ فِئَةٗ فَٱثۡبُتُواْ وَٱذۡكُرُواْ
ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٤٥ } (سورة الأَنفَالِ: 45)
"Hai
orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh
hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya (berdzikir kepadaNya)
agar kamu beruntung". QS al-anfaal: 45.
Kemudian Allah
Ta'ala melanjutkan dalam ayat berikutnya:
قال
الله تعالى: { وَلَا تَنَٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ
إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٤٦} ( سورة الأَنفَالِ : 46)
"Dan
janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar". QS
al-Anfaal: 46.
Dalam ayat
berikutnya Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى: { وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ
تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ }
(سورة الأَنفَالِ : 60)
"Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh-musuh kamu) kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu…". QS al-Anfaal: 60.
Allah Azza wa
jalla berfirman:
قال
الله تعالى: { يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوۡمِ
ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡاْ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُواْ ٱلۡبَيۡعَۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ
لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٩ فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي
ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ
تُفۡلِحُونَ ١٠}
( سورة الجُمُعَةِ : 10-9)
"Hai
orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Maka apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung". QS al-Jumu'ah: 9-10.
Bukankah engkau melihat bagaimana Allah
Ta'ala telah menyatukan perintah supaya berdzikir kepadaNya dengan perintah
untuk sabar dan teguh, demikian juga menyatukan perintah agar mereka kuat
secara maknawi (terlebih dahulu) sambil bersatu tanpa berselisih dengan perintah
agar mereka mengambil kekuatan secara hakiki, seperti yang tergambar dengan
jelas dalam firmanNya:
قال
الله تعالى: { وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ 000}
( سورة الأَنفَالِ : 60)
"Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…".
QS al-Anfaal: 60.
Maka jelas sekali perintah yang ada dalam
ayat di atas, yang mencakup dua perkara sekaligus, hal itu seperti perintah
yang ada di dalam surat al-Jumu'ah, (di mana mereka di suruh) supaya bersegera
untuk mendatangi sholat dan berdzikir kepada Allah di dalam kewajiban untuk
mendatangi sholat jum'at kemudian setelahnya (di perintahkan) supaya bertebaran
(di muka bumi) untuk mencari rizki Allah, dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda sebagaimana yang di
riawayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya:
قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((إن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين)) (رواه مسلم)
"Sesungguhnya Allah telah memerintahkan
orang-orang yang beriman dengan perintah yang di berikan kepada para Rasul
", Allah berfirman:
قال
الله تعالى: {يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ
إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ ١٧٢} ( سورة البقرة : 172)
"Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kamu beribadah
kepadaNya". QS al-Baqarah: 172.
Allah Ta'ala
berfirman:
قال
الله تعالى: { يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُواْ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعۡمَلُواْ صَٰلِحًاۖ
إِنِّي بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ ٥١} ( سورة
المُؤۡمِنُونَ: 51)
"Hai para
rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh.
sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". QS al-Mu'minun: 51.
Dan ayat-ayat yang semakan dengan hal ini
sangatlah banyak sekali, dan syari'at-syari'at agama serta hukum mu'amalah
secara rinci telah membuktikan hal itu semua, yang mana merupakan syari'at yang
paling baik, dan merupakan hukum yang paling sempurna serta muamalah yang paling
baik yang denganya akan menjadi baik dan bersih semua keadaan.
Dan ketahuilah bahwa ibadah-ibadah yang
ada bukanlah hanya sholat, puasa, dan shodaqoh saja, namun (ibadah tersebut)
mencakup seluruh amal perbuatan yang bisa mengantarkan seseorang untuk
menegakan kewajiban-kewajiban secara individu maupun keluarga atau juga secara
hubungan sosisal sesama insan, maka setiap amal perbuatan yang dapat menjadikan
tegak urusan tersebut dan menjadi wajib untuk harus di lakukan maka itulah
ibadah, oleh karena itu mencari rizki untuk menafkahi keluarganya adalah ibadah
yang sangat agung, demikian juga mencari rizki yang bermaksud (dengan rizki
tersebut) untuk menunaikan zakat, kafarah, serta memberi nafkah secara umum dan
khsusus maka itu semua adalah merupakan ibadah, masuk dalam hal ini juga
memproduksi suatu barang yang bisa membantu untuk menegakan agama dan membikin
gentar musuh maka hal ini merupakan ibadah yang paling utama, begitu juga
belajar untuk mempelajari ilmu politik dalam negeri mau pun luar negeri dan
memahami serta berfikir dalam perkara itu untuk bisa mendatangkan manfaat bagi
umat maka merupakan ibadah. Dan semua yang di sebutkan di atas adalah ibadah.
Mana kala Allah Azza wa jalla menekankan supaya melakukan musyawarah dalam
segala urusan maka perintah tersebut tidak lain adalah supaya bisa tercapai
tujuan yang tinggi dan bermanfaat serta terlaksananya maksud-maksud syari'at
yang mulia, dan bukti-bukti ini banyak sekali bertebaran di dalam al-Qur'an dan
Sunah.
Dan perlu di ketahui juga bahwa
perkembangan yang senantiasa terjadi dan selalu berkembang dan baru di dalam
kehidupan dunia serta pada lingkungan masyarakat, maka sesungguhnya agama yang
sempurna ini telah meletakan pada perkara itu pokok-pokok serta ushulnya
(pondasi.pent) yang memungkinkan bagi orang yang paham tentang agama ini dan
bagi orang yang paham tentang kenyataan yang sedang terjadi untuk bisa
menerapkan kaidah dan ushul tersebut walau pun sebanyak serta sebesar apa pun
perubahan yang terjadi, maka ini adalah merupakan kesempurnaan agama ini dan
sebagai bukti yang sangat jelas tentang keluasan ilmu Sang Pencipta Yang Maha
Tinggi yang meliputi segala hal, baik yang terbagi dalam partikel-partikel yang
terkecil mau pun yang terkumpul dalam bagian yang besar (semuanya di ketahui
oleh Allah Ta'ala), serta menjelaskan tentang universalnya rahmat dan hikmahnya
Allah Azza wa jalla.
Ada pun selain dari Islam dari aturan serta
pondasi (yang di buat oleh manusia) walau pun cakupannya cukup luas dan bagus
namun aturan tersebut tidak bisa bertahan lama di banding dengan banyaknya
tuntutan perubahan zaman, dan perkembangan yang berbeda-beda, di karenakan
aturan tersebut di buat oleh makhluk yang banyak kekuranganya baik dalam segi
ilmu mau pun hikmahnya serta sifat-sifatnya, aturan tersebut bukan bikinan dari
Rabb semesta alam.
Tidakkah engkau lihat pada kota-kota
besar ini yang gemerlap dengan ilmu pengetahuan yang kalau sekiranya di
kumpulkan antara ilmu pengetahuan dengan ruh agama, serta orang-orangnya mau
menghukumi dengan ajaran agamanya yang maha sempurna, bukan kah engkau lihat
jikalau mereka mau melakukan hal tersebut apa jadinya dengan kota-kota yang
makmur tersebut (tentu) mereka akan mendapat kehidupan yang bahagia, damai dan
tentram. Akan mendapat tameng yang bisa menahan keburukan dari luar namun ketika hilang dari mereka agama, lalu
berlabuh kepada dunia dan isinya yang tidak pernah membikin kenyang sehingga
menjadikan mereka tenggelam untuk mencari kehidupan yang bahagia, akan tetapi
mereka tidak mendapatinya melainkan kehidupan yang sengsara, kehidupan yang
tidak pernah kosong dari peperangan, kehidupan yang menyedihkan. (kita hanya
sanggup mengatakan) Tiada daya dan upaya melainkan dari Allah yang Maha Tinggi
lagi Mulia.
Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada nabi kita Muhammad, kepada keluarga beliau serta seluruh para
sahabatnya.
Daftar
pustaka
- Tafsir Ibnu Katsir
- Tafsir Ibnu Sa'di
- Ar-Riyadhu Nadhiroh Ibnu Sa'di
- al-Majmu'ah al-Jalilah Syaikh Faishol bin Abdulazizi Alu Mubarak
- Ahaditsul Jum'ah Syaikh Abdullah bin Hasan al-Qu'ud
- Jauharu Diin Abdul Hamid al-Khathib
- Taujihat Islamiyyah Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Humaid
- al-Kabair Imam Dzahabi
- Islam wa Rasul fii nadhori munsifi asy-Syarq wal Gharb Syaikh Ahmad bin Hajar Alu Buthi
- Bahjatun Nadhirin fiima yashluhu dunya wa diin oleh peulis
- Kalimatun Mudhiah oleh penulis
- Al-Hidayah lii asbab Sa'adah oleh penulis
- Al-Kawakib Niiraath fii Munajiyaat wal Muhlikaat oleh penulis
- Ats-Tsimar Yani'ah minal Kalimat Jami'ah oleh penulis
[2]
. Ar-Riyadhu
Nadhiroh dengan sedikit perubahan hal: 143. lihat Ahadits jum'ah oleh Syaikh
Abdullah bin Qu'ud 1/64.
[3]
. Di riwayatkan oleh Imam al- Baihaqi dan
Thabrani dengan lafad: " Tidak ada keutamaan bagi seorang dengan yang
lainnya melainkan dengan ketakwaan".
[5]
. Sistem hawalah
dapat di jelaskan sebagai berikut; Si-A memiliki hutang kepada si-B, akan
tetapi si-A juga meminjamkan uang kepada si-C. jika si-C adalah orang kaya,
maka si-A wajib mengalihkan hutangnya kepada si-C. pengalihan hutang dari si-A
ke si-C inilah yang di sebut hawalah. Pent.
[6]
. Ariyah adalah
menukar kurma basah dengan kurma kering dengan takaran tertentu akan tetapi
harus memenuhi syarat-syaratnya, yaitu:
a.
Dibuat
taksiran harga kesetaraan.
b.
Di peruntukan
bagi orang yang sangat membutuhkan kurma basah.
c.
Orang
tersebut tidak memiliki uang untuk membeli kurma basah tersebut.
d.
Kedua belah
pihak harus menerima barang masing-masing sebelum berpisah.
e.
Harganya
tidak boleh lebih dari lima wasaq. (lihat Taisir Alam Syarh Umdatul Ahkam
2/33. Pent).
[7]
. Di ambil dari
Risalah "Taujihaat Islamiyah" oleh Fadhilatus Syaikh Abdullah bin
Muhammad bin Humaid rahimahullah hal:
18-21.
[9]
. Hal itu
berdasarkan sebuah hadits dari Abu Dzar yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad dan
Ibnu Mardawih di dalam tafsirnya, Ibnu Hiban di dalam Shahihnya dan Abu Hasan
al-Ajuri. Lihat tafsir Ibnu Katsir 1/585-587 ketika menafsirkan surat an-Nisaa'
ayat 164.
[12]
. Tafsir al-Ashri
al-Qodim juz 3, lihat kitab "Islam wa Rasul fii Nadhori Munshofi Syarq wal
Gharb" oleh Ahmad bin Hajar Alu Buthi
hakim di mahkamah syari'yah di Negara Qatar hal: 117-119.
[13]
. Di ambil dari
risalah "Ar-Riyadh Nadhiroh" oleh Syaikh Abdurahman bin Nashir as-Sa'di
hal: 169.
[14]
. Di ambil dari risalah "Ar-Riyadh
Nadhiroh" oleh Syaikh Abdurahman bin Nashir as-Sa'di hal: 155.
Post a Comment