Ada apa di Hari Kiamat ?
Ada Apa Di Hari Kiamat
Segala
puji hanya bagi Allah, yang telah mengajari manusia dengan perantara baca
tulis, dan mengajari mereka dengan apa yang mereka tidak ketahui. Segala puji
bagiNya yang telah mencipatkan manusia dan mengajari mereka dengan al-Bayan.
Shalawat dan salam teriring kepada insan
yang tidak pernah mengucap menurut hawa nafsunya, namun ucapan yang keluar
darinya adalah wahyu yang diwahyukan. Amma Ba'du:
Hakikat
Iman Pada Hari Kemudian
Kajian kita kali ini adalah yang
berkaitan dengan keimanan pada hari akhir. Sudah dimaklumi bersama bahwa
keimanan pada hari akhir merupakan rukun kelima dari rukun iman yang enam. Dan Allah
Azza wa jalla menegaskan hal itu adalah firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ
أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ
مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ ﴾ [البقرة: 177]
"Bukanlah menghadapkan wajahmu
ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, dan hari Kemudian..". (QS al-Baqarah: 177).
Demikian juga, berdasarkan sebuah sabda
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Sahabat Umar bin
Khatab radhiyallahu 'anhu, dalam haditsnya Jibril yang mashur, yang mana beliau
berkata: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam persabda:
قالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: « الإِيْمَانُ
أَنْ تُؤْمِنَ بالله ِوَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ » [رواه مسلم]
"Iman
adalah engkau mempercayai Allah, para malaikat, kitab, para rasul dan hari
kemudian, serta engkau mempercayai adanya takdir yang baik maupun yang
buruk". [1]
a.
Beriman
pada hari kemudian menjadikan pola kehidupan seorang muslim lebih tertata,
serta sensitif, sehingga menggerakkan anggota badan untuk giat beribadah.
Hal itu sebagaimana yang
dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّمَا يَعۡمُرُ
مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ
وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ
مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ ﴾ [التوبة: 18]
"Hanya saja orang-orang yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS
at-Taubah: 18).
Diantara
amalan tersebut ialah:
1. Jiwanya menjadi
sensitif, sehingga cepat tanggap terhadap nasehat.
Seperti
apa yang tercantum dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَإِذَا طَلَّقۡتُمُ
ٱلنِّسَآءَ فَبَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ أَن يَنكِحۡنَ أَزۡوَٰجَهُنَّ
إِذَا تَرَٰضَوۡاْ بَيۡنَهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ ذَٰلِكَ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ مِنكُمۡ
يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۗ ذَٰلِكُمۡ أَزۡكَىٰ لَكُمۡ وَأَطۡهَرُۚ
وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ﴾ . (سورة البقرة 232)
"Apabila
kamu mencerai isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, Maka janganlah kamu
(para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan calon suaminya, apabila telah
terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang
dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan
hari kemudian. itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui". (QS
al-Baqarah: 232).
Dan
juga sebagaimana yang tersirat dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ فَإِذَا بَلَغۡنَ
أَجَلَهُنَّ فَأَمۡسِكُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ فَارِقُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٖ وَأَشۡهِدُواْ
ذَوَيۡ عَدۡلٖ مِّنكُمۡ وَأَقِيمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِۚ ذَٰلِكُمۡ يُوعَظُ بِهِۦ
مَن كَانَ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل
لَّهُۥ مَخۡرَجٗ ﴾ (سورة الطلاق 2)
"Apabila
mereka telah mendekati usai masa iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik
atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena
Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar". (QS
ath-Thalaaq: 2).
2. Senang dalam
menggemban amanah.
Allah
Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلۡمُطَلَّقَٰتُ
يَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَٰثَةَ قُرُوٓءٖۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكۡتُمۡنَ
مَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِيٓ أَرۡحَامِهِنَّ إِن كُنَّ يُؤۡمِنَّ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ
ٱلۡأٓخِرِۚ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنۡ أَرَادُوٓاْ إِصۡلَٰحٗاۚ
وَلَهُنَّ مِثۡلُ ٱلَّذِي عَلَيۡهِنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيۡهِنَّ دَرَجَةٞۗ
وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴾ (سورة البقرة
227).
"Wanita-wanita
yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh
mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka
beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya
dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan para
wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada
isterinya. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS al-Baqarah: 228).
3. Bijak dalam
berinteraksi, serta jauh dari perbuatan tercela.
Sebagaimana yang digambarkan dalam sebuah
hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Bahwa
Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: « مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ » [رواه
البخاري]
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaknya tidak menyakiti tetangganya. Dan barang siapa benar-benar
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya,. Dan
barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia tidak
berkata kecuali yang baik atau diam".[2]
4. Tidak berani menerjang
larangan-larangan Allah Ta'ala.
Di riwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam
pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ «
لاَ يَحِلُّ لاِمْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُسَافِرَ
سَفَرًا يَكُونُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصَاعِدًا إِلاَّ وَمَعَهَا أَبُوهَا أَوِ
ابْنُهَا أَوْ زَوْجُهَا أَوْ أَخُوهَا أَوْ ذُو مَحْرَمٍ مِنْهَا » [رواه مسلم] .
"Haram
bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir, bepergian
selama tiga hari atau lebih melainkan harus ditemani oleh ayah atau anak, atau
suami, atau saudara atau mahramnya".[3]
Iman
Kepada Hari Kemudian
Yang dimaksud beriman kepada hari
akhri yaitu mengilmui dengan setiap perkara yang berkaitan dengan kejadian
setelah kematian seorang hamba sambil dibarengi keyakinan yang sempurna.
Dan keimanan ini mencakup berbagai
aspek, serta gambaran garis besarnya, mulai dari adanya siksa dan nikmat kubur,
hari kebangkitan, berkumpul dipadang mahsyar, penghitungan semua amal,
pembalasan, pembagian kitab, timbangan, telaga, melewati shirat, surga dan
neraka.
Dan gambaran globalnya dari
itu semua, yaitu:
1.
Kewajiban setiap muslim, tanpa terkecuali.
Dituntut untuk mengetahui serta menyakini, bahwa didalam kubur nanti ada nikmat
maupun siksa bagi penghuninya.
Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam
sebuah hadits, yang diriwayatkan dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, beliau
menceritakan: "Bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله ِصَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِنَّمَا
الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّار ِ
)) [رواه الترمذي وضعفه الألباني].
"Sesungguhnya kubur
itu tak ubahnya, bagaikan taman dari taman-taman surga atau lubang dari
lubang-lubang neraka". [4]
Adapun hadits diatas, walaupundi katakan
lemah oleh para Ulama, akan tetapi maknanya shahih, hal itu sebagaimana yang
telah di tunjukan oleh al-Qur'an serta hadits shahih lainnya dari Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Dan
cukup satu saja sebagai bukti akan keabsahan pernyataan diatas, yaitu firman
Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ وَحَاقَ بَِٔالِ
فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ ٤٥ ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوّٗا وَعَشِيّٗاۚ
وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ ﴾ [غافر : 45-46]
"Dan
Fir'aun beserta kaumnya (mereka) dikelilingi oleh azab yang amat buruk. Kepada
mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya
kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke
dalam azab yang sangat keras". (QS
Ghaafir: 45-46).
2.
Adalah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
sebagai teladan kita, beliau biasa dalam do'anya berlindung kepada Allah dari
adzab kubur.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan
oleh Ibunda kaum Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha dalam sebuah hadits shahih
yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa
pernah pada suatu hari ada seorang wanita Yahudi berkunjung kerumahnya,
kemudian disela-sela pembicaraanya, wanita tersebut menyebut masalah adzab
kubur. Maka Aisyah mengatakan padanya semoga Allah melindungimu dari adzab
kubur.
Tatkala Rasulallah datang,
maka Aisyah menanyakan kepada beliau tentang adzab kubur. Dan beliau menjawab;
'Ia, adzab kubur itu ada'.
قَالَتْ عَائِشَةُ رَضَيَ اللهُ عَنْهَا :(( فَمَا
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ صَلَّى صَلَاةً إِلَّا تَعَوَّذَ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ)) [رواه البخاري] .
Aisyah
mengatakan: "Tidak pernah saya melihat Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam mengerjakan sebuah sholat melainkan pasti meminta perlindungan kepada
Allah dari adzab kubur". [5]
3.
Beliau
Shalallahu 'alaihi wa sallam juga menekankan umatnya agar berlindung dari adzab
kubur.
Seperti yang ditegaskan dalam
haditsnya Aisyah radhiyallahu 'anha dalam sebuah haditsnya. Diriwayatkan dari
Aisyah bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh umatnya
agar mereka berlindung dari adzab kubur.[6]
4.
Adanya
hadits shahih yang mengabarkan pada kita sebagian orang yang mendapat adzab
kubur.
Dalam sebuah hadits yang shahih dari
Rasulallah, mengabarkan kepada kita beberapa orang yang akan mendapat adzab
kubur, diantaranya;
Haditsnya
Abu Ayub Radhiyallahu 'anhu. Diriwayatkan darinya, di mana beliau menceritakan:
((خَرَجَ النَّبِيُّ
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ , قَدْ وَجَبَتْ الشَّمْسُ فَسَمِعَ صَوْتًا
فَقَالَ يَهُودُ تُعَذَّبُ فِي قُبُورِهَا)) [رواه البخاري] .
"Pada
suatu hari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar tatkala matahari
hampir tenggelam, lalu beliau mendengar ada suara, maka beliau bersabda: '(Itu
adalah suaranya) orang Yahudi yang sedang diadzab di dalam kuburnya". [7]
Dalam hadits yang lain, dijelaskan dari
sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan; 'Bahwasannya
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati dua kuburan yang penghuninya
sedang diadzab, maka beliau bersabda:
فَقَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ
فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا
الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا
بِنِصْفَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً فَقَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ
يَيْبَسَا )) [ رواه البخاري ] .
"Seunggguhnya
kedua penghuni kubur ini sedang diadzab, tidaklah mereka diadzab dalam
permasalahan yang besar. Adapun yang pertama, dia diadzab karena dirinya tidak
menutup aurat ketika sedang kencing. Sedangkan yang satunya lagi, maka dia
diadzab karena senang mengadu domba". Kemudian beliau mengambil pelepah kurma
yang masih basah, lalu membelah menjadi dua, dan meletakkan diatas tiap kubur
tadi. Maka para Sahabat merasa heran dengan tindakan Rasulallah, sehingga
mereka bertanya: "Ya Rasulallah, kenapa engkau lakukan ini? Semoga Allah
meringankan adzabnya selagi pelepah kurma ini belum kering, jawab beliau
Shalallahu 'alaihi wa sallam".
[8]
Itu beberapa bukti adanya siksa kubur
bagi penghuninya. Sedangkan diantara nikmat kubur yang akan diperoleh adalah,
seperti yang telah datang penjelasannya dalam haditsnya Abu Darda radhiyallahu
'anhu. Yang isinya menyatakan bahwa tidak ada seorang manusiapun, tanpa
terkecuali, baik laki maupun perempuan, ketika mereka meninggal dunia, kemudian
dikubur melainkan ruhnya akan langsung dikembalikan kedalam jasadnya, begitu
selesai acara pemakaman.
Lalu datanglah dua orang malaikat,
yang kemudian keduanya mendudukannya dan menanyakan padanya empat pertanyaan:
Pertanyaan
pertama: Siapa Rabbmu?.
Yang
kedua: Apa agamamu?.
Yang
ketiga: Siapa Nabimu?
Dan
yang keempat: Dari mana kamu memperoleh jawaban pertanyaan-pertanyaan diatas.
Jika seandainya dia mampu menjawab
keempat pertanyaan tersebut, maka Allah Ta'ala dengan cepat segera memberitahu
tentang keberhasilan dalam ujian yang baru saja dikerjakannya. Setelah itu,
Allah Ta'ala menyuruh para malaikat agar memberikan padanya enam hadiah
sekaligus, sedang dia masih berada di dalam kuburnya. Enam hadiah tersebut
yaitu:
Pertama:
Kasur dari surga.
Kedua:
Pakaian dari surga.
Ketiga:
Dibukakan baginya pintu menuju surga, sehingga bau surga datang mengalir
semerbak kedalam kuburnya, lalu di perlihatkan padanya keindahan surga dan para
penduduknya serta segala macam isi yang ada di dalamnya.
Keempat:
Berita gembira, kalau dirinya telah mengantongi tiket masuk surga serta
termasuk sebagai calon tetap penghuni surga sedangkan ia masih di dalam
kuburnya.
Kelima:
Diluaskan kuburnya sejauh mata memandang.
Keenam:
Kuburnya diterangi dengan cahaya yang terang benderang.
Untuk lebih jelaskan simaklah hadits
berikut ini. Dari Baraa' bin Azib radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu
'alaih wa sallam pernah menyebutkan seorang hamba yang beriman apabila telah
dipendam didalam kuburnya, beliau menceritakan:
فَقَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( فَتُعَادُ
رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ. فَيَقُولاَنِ لَهُ
مَنْ رَبُّكَ؟.فَيَقُولُ رَبِّيَ اللهُ . فَيَقُولاَنِ لَهُ مَادِينُكَ؟ فَيَقُولُ
دِينِيَ الْإِسْلَامُ . فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ
فِيكُمْ؟ . فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللهِ r . فَيَقُولاَنِ لَهُ وَمَا عِلْمُكَ؟ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللهِ فَآمَنْتُ
بِهِ وَصَدَّقْتُ. فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي
فَافْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ
بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ . قَالَ: فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا
وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ . وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ
الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ , فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي
يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ : مَنْ أَنْتَ
فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ ؟. فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ
، فيقُولُ : رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ
حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي )) [رواه أحمد، وأبو داود وصححه الألباني]
"Maka
ruh orang tersebut dikembalikan kedalam jasadnya, lalu datanglah dua malaikat,
kemudian keduanya mendudukannya, dan bertanya:
Siapa
Rabbmu? Ia menjawab; 'Rabbku adalah Allah'. Keduanya bertanya lagi; 'Apa agamamu?
Agamaku Islam, jawabnya. Siapa orang ini yang telah diutus ditengah-tengah
kalian? Dia adalah Rasulallah. Apa dasarmu? Saya membaca di al-Qur'an maka saya
beriman dengannya dan membenarkannya.
Setelah
selesai, dan dia mampu menjawab semua pertanyaan tadi, maka terdengar suara
dari langit, Sesungguhnya benar apa yang dikatakan oleh hambaKu, berilah ia
kasur dari surga, pakaikan padanya pakaian dari surga, lalu bukakan baginya
pintu menuju surga.
Kemudian
datanglah bau surga serta keindahannya, dan diluaskan kuburnya sejauh mata
memandang. Lalu datanglah seorang laki-laki yang bagus rupanya, berpakaian
indah dan berbau wangi dan mengatakan padanya; 'Kabar gembira dengan segala
yang menyenangkanmu, inilah hari yang telah dijanjikan padamu. Ia bertanya pada orang tersebut; 'Siapa kamu,
duhai orang yang wajahnya membawa kebaikan?. Saya adalah amal sholehmu,
jawabnya. Lantas ia berdo'a; 'Ya Allah, segera tegakkan hari kiamat sampai
kiranya saya bisa kembali pada keluarga dan hartaku".[9]
Sedangkan adanya adzab kubur, maka
hal ini telah dijelaskan dalam haditsnya Abu Darda radhiyallahu 'anhu,
dikatakan bahwasannya tidaklah seorangpun baik kafir maupun munafik, laki
maupun perempuan yang meninggal dunia, kemudian di pendam didalam kuburnya
melainkan pasti akan dikembalikan ruh kedalam tubuhnya, langsung setelah
selesai acara pemakamannya.
Lalu datanglah di dalam kuburnya dua
malaikat, lantas keduanya mendudukannya dan bertanya sama seperti
pertanyaan-pertanyaan diatas. Namun apabila dirinya tidak mampu menjawab dari
pertanyaan tersebut, maka Allah Ta'ala segera memberitahu tentang kegagalannya,
dan memerintahkan agar ia diberi empat hal. Tahukah kalian apa empat hal
tersebut? yaitu:
Pertama:
Pakaian dari neraka.
Kedua:
Dibukakan pintu dari kuburnya menuju neraka, sehingga panas dan hawa neraka
masuk ke dalam kuburnya.
Ketiga:
Dipersempit kuburnya, sampai-sampai meremuk seluruh tulang-belualngnya.
Keempat:
Kabar buruk sedangkan ia didalam kuburnya, baginya setempel calon penduduk
neraka.
Hal itu sebagaimana yang tercantum di
dalam haditsnya Baraa' bin Azib radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan:
"Bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda tentang orang
kafir apabila telah dipendam dalam kuburnya. Beliau bersabda:
فَقَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : ((فَتُعَادُ رُوحُهُ
فِي جَسَدِهِ ، وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ . فَيَقُولاَ نِ لَهُ مَنْ
رَبُّكَ؟. فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِي. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا دِينُكَ؟. فَيَقُولُ
هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ
فِيكُمْ؟. فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي. فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ
أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى
النَّارِ. فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ
حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ. وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ
قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ .فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ
هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ .فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ
يَجِيءُ بِالشَّرِّ ؟ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ. فَيَقُولُ رَبِّ لَا
تُقِمِ السَّاعَةَ )) [ رواه أحمد، وأبو داود، وصححه الألباني]
"Lalu setelah itu,
ruhnya di kembalikan kedalam tubuhnya. Datanglah dua malaikat, lantas
mendudukkannya, dan bertanya: "Siapa Rabbmu? Dia menjawab: "Hah..hah
saya tidak tahu". Keduanya bertanya lagi: "Apa agamamu? Dia masih
menjawa: " Hah..hah saya tidak tahu". Siapa laki-laki ini yang telah
diutus diantara kalian? Hah..hah saya tidak tahu, jawabnya.
Maka
terdengar suara dari langit, sungguh dusta apa yang ia ucapkan, berilah dia
kasur dari neraka, bukakan untuknya pintu neraka. Lalu merembaslah hawa, bau
dan panasnya neraka kedalam kuburnya. Kuburnya menjadi sempit sehingga tulang
belulangnya menjadi remuk. Dalam keadaan seperti itu, datanglah seorang
laki-laki yang berwajah buruk, pakaiannya jelek, dan baunya busuk, sembari
mengatakan: 'Kabar untukmu yang telah berbuat buruk, inilah hari yang dulu
pernah dijanjikan padamu". Siapa kamu, wajahmu mendatangkan keburukan?
Tanyanya. Sayalah amalan burukmu, jawab orang tersebut. Maka iapun berdo'a: 'Ya
Allah, tangguhkanlah kiamat itu".[10]
Saudaraku semoga Allah merahmati
kalian. Manusia didalam kegelapan kubur berada diantara dua hal, mendapat
nikmat atau adzab. Hal itu sampai tegak hari kiamat kelak, dan apabila kiamat
telah datang maka Allah Ta'ala mengembalikan ruh mereka kedalam tubuhnya ketika
berada didunia, setelah itu Allah lalu menghidupkan mereka. Sebagaimana yang
tersirat dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ ذَٰلِكَ بِأَنَّ
ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّهُۥ يُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ
قَدِيرٞ ﴾ [سورة الحج: 6]
"Yang demikian itu, karena sesungguhnya
Allah, Dialah ilah yang benar dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala
yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS
al-Hajj: 6).
Dalam hadits disebutkan, dari Abdullah
bin Amr radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Saya pernah mendengar
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ
يَقُوْلُ: (( ثُمَّ يُنْزِلُ
اللَّهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ
الظِّلُّ فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ
النَّاسِ )) [ رواه مسلم ] .
"Kemudian
Allah menurunkan hujan seperti gerimis atau deras maka hujan tersebut
menumbuhkan jasad manusia".[11]
Inilah beberapa fase perjalanan
seorang manusia setelah kematiannya lalu dikubur hingga ia dibangkitkan dan
dikumpulkan oleh Allah Ta'ala sehingga ia mengetahui, apakah sebagai penghuni
surga atau neraka:
ý Apabila Allah telah menghendaki
agar manusia hidup kembali, maka Dia menyuruh bumi menghimpun mereka agar
keluar dari dalam kuburnya.
Hal
itu sebagaimana yang dijelaskan dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمۡ
دَعۡوَةٗ مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ إِذَآ أَنتُمۡ تَخۡرُجُونَ ﴾ [سورة الروم: 25]
"Kemudian apabila Dia memanggil kalian
sekali panggil dari bumi, maka seketika itu (juga) kamu keluar (dari dalam
kubur)". (QS ar-Ruum: 25).
Dalam
ayat yang lain Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱسۡتَمِعۡ يَوۡمَ
يُنَادِ ٱلۡمُنَادِ مِن مَّكَانٖ قَرِيبٖ ٤١ يَوۡمَ يَسۡمَعُونَ ٱلصَّيۡحَةَ بِٱلۡحَقِّۚ
ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡخُرُوجِ ٤٢ إِنَّا نَحۡنُ نُحۡيِۦ وَنُمِيتُ وَإِلَيۡنَا ٱلۡمَصِيرُ
٤٣ يَوۡمَ تَشَقَّقُ ٱلۡأَرۡضُ عَنۡهُمۡ سِرَاعٗاۚ ذَٰلِكَ حَشۡرٌ عَلَيۡنَا يَسِير
﴾ [سورة ق : 41-44]
"Dan dengarkanlah (seruan) pada hari
penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (Yaitu) pada hari mereka
mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari ke luar (darid dalam
kubur). Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kami-lah
tempat kembali (semua makhluk). (Yaitu) pada hari bumi terbelah-belah
menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah
pengumpulan yang mudah bagi Kami". (QS Qaaf: 41-44).
ý Rasulallah
Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah orang pertama yang bangkit dari kuburnya.
Seperti tercantum dalam hadits shahih,
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan:
"Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ «
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ
الْقَبْرُ وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ» [رواه مسلم ] .
"Aku adalah penghulu anak cucu Adam, Pada
hari kiamat kelak. Aku adalah orang pertama yang dibangkitkan dari dalam kubur,
dan orang pertama yang meminta syafa'at dan diizinkan memberi syafa'at".[12]
ý Apabila manusia
telah bangkit dari dalam kuburnya, maka tiap orang berdiri disisi kuburnya
menunggu perintah selanjutnya untuk berkumpul di Mahsyar.
Sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam firmannya Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ
إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخۡرَىٰ فَإِذَا هُمۡ قِيَامٞ يَنظُرُونَ ﴾ [سورة
الزمر : 68]
"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah
siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing)". (QS az-Zumar: 68).
Dalam hadits, hal senada juga telah
dijelaskan, hal itu sebagaimana yang dikatakan ole Abdullah bin Amr
radhiyallahu 'anhu: "Saya pernah mendengar Rasulallah Shalallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ
يَقُوْلُ: (( ثُمَّ يُنْفَخُ فِى الصُّورِ فَلاَ يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلاَّ
أَصْغَى فَيَصْعَقُ النَّاسُ ثُمَّ يُنْزِلُ اللهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ ثُمَّ
يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ ثُمَّ يُقَالُ يَا
أَيُّهَا النَّاسُ هَلُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ. وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ ))
[ رواه مسلم ]
"Kemudian sangkakala ditiup, maka tidak ada
seorangpun yang mendengarnya melainkan pasti semuanya mati. Setelah itu Allah
menurunkan hujan gerimis atau deras yang menumbuhkan jasad mereka. Lalu
sangkakala ditiup sekali lagi, maka mereka berdiri menunggu (perintah
selanjutnya). Kemudian terdengar suara yang menyeru; 'Wahai manusia kemarilah
kepada Rabb kalian'. Lalu mereka berhenti menunggu, sesungguhnya mereka semua
akan ditanya (tentang amalannya)".[13]
Bila semua orang telah bangkit dari
kuburnya, Allah Ta'ala kemudian menyuruh menggiring dan mengumpulkan mereka
disatu tempat, guna mempertanggang jawabkan amalannya masing-masing tatkala
didunia, dan menerima balasan atas
amalannya tersebut, jika baik maka ia memetik yang baik, dan bila amalannya
jelek maka dia juga akan mengunduh hasilnya. Hal itu, sebagaimana yang Allah
Ta'ala firmankan dalam ayatnya:
قال الله تعالى : ﴿ وَإِنَّ رَبَّكَ
هُوَ يَحۡشُرُهُمۡۚ إِنَّهُۥ حَكِيمٌ عَلِيمٞ ﴾ [سورة الحجر: 25]
"Sesungguhnya
Tuhanmu, Dia-lah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Bijaksana lagi Maha mengetahui".
(QS al-Hijr: 25).
Dalam
ayat yang lain, Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ تَشَقَّقُ
ٱلۡأَرۡضُ عَنۡهُمۡ سِرَاعٗاۚ ذَٰلِكَ حَشۡرٌ عَلَيۡنَا يَسِيرٞ ﴾ [سورة ق: 44]
"(Yaitu) pada hari di mana bumi terbelah,
menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. yang demikian itu adalah
pengumpulan yang mudah bagi Kami". (QS Qaaf: 44).
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Abu Hurairah
radhiyallah 'anhu, beliau berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda:
قاَلَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: ((يَجْمَعُ
اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ
فَيُسْمِعُهُمْ الدَّاعِي وَيَنْفُذُهُمْ الْبَصَرُ وَتَدْنُو الشَّمْسُ
فَيَبْلُغُ النَّاسَ مِنْ الْغَمِّ وَالْكَرْبِ مَا لَا يُطِيقُونَ وَمَا لَا
يَحْتَمِلُونَ )) [ رواه مسلم]
"Kelak pada hari kiamat Allah akan
mengumpukan seluruh makhluk, dari generasi pertama sampai yang paling akhir
disatu tempat. Lalu mereka dipanggil, yang memalingkan seluruh pandangan
kearahnya. Kemudian matahari didekatkan pada mereka, sehingga manusia pada saat
itu dalam kesulitan dan kepayahan yang tidak sanggup lagi mereka rasakan".[14]
[2]. HR Bukhari no: 6018. Bab: Man kaana Yu'minu
billah wal Yaumil Akhir.
[4]
. HR Tirmidzi no: 2384. Bab: Maa Ja'a fii Shifati Awaanil Haudh.
Dan hadits ini dilemahkan oleh al-Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan
at-Tirmidzi no: 2460.
[9]
. HR Ahmad di dalam
Musnadnya no: 17803, 37/490. Dan Abu Dawud no: 4127 di dalam Bab: Fiil Mas'alah
fiil Qobri. Hadits ini dinyatakan Shahih oleh Syaikh al-Bani dalam Shahih wa
Dha'if Sunan Abi Dawud no: 4753.
Post a Comment