Meraih Kejayaan Umat Bersama al-Qur'an
Meraih Kejayaan Umat Bersama al-Qur'an
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami memuji -Nya, memohon pertolongan dan
ampunan kepada -Nya, kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami
dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu
wa ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku
bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Allah Shubhanahu wa ta’alla semata, yang
tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:
Diantara
bentuk kasih sayang Allah Shubhanahu wa ta’alla terhadap
para hamba -Nya ialah diutusnya pada mereka para Rasul, dengan membekali
masing-masing kitab suci sebagai pedoman mereka, tujuannya tidak lain agar
supaya mereka bisa keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.
Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla melalui
firman -Nya:
﴿ ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ
إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم
مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِۗ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا
خَٰلِدُونَ ٢٥٧﴾ [ البقرة: 257]
"Allah
pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya". (QS al-Baqarah: 257).
Selanjutnya Allah tabaraka wa
ta'ala memilih para Rasul tersebut dari kalangan manusia yang –Dia muliakan
mereka dengan tugas untuk menyebarkan risalah, kemudian -Dia juga memberi
kekhususan pada mereka dengan kemuliaan seluruh umat manusia. Demikian yang
Allah Shubhanahu wa ta’alla jelaskan
dalam firman -Nya:
﴿ ٱللَّهُ يَصۡطَفِي مِنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ رُسُلا وَمِنَ ٱلنَّاسِۚ
إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ بَصِير ٧٥ ﴾ [الحج: 75]
"Allah memilih utusan-utusan
-(Nya) dari Malaikat dan dari manusia, sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi
Maha melihat". (QS al-Hajj: 75).
Kemudian
Allah ta'ala mengutus pada setiap umat seorang Rasul yang bertugas mengajak
mereka untuk memurnikan ibadah kepada -Nya semata. Berdasarkan firman Allah Shubhanahu
wa ta’alla:
﴿ ôs)s9ur $uZ÷Wyèt/ Îû Èe@à2 7p¨Bé& »wqߧ Âcr& (#rßç6ôã$# ©!$# (#qç7Ï^tGô_$#ur |Nqäó»©Ü9$# ( Nßg÷YÏJsù ô`¨B yyd ª!$# Nßg÷YÏBur ïƨB ôM¤)ym Ïmøn=tã ä's#»n=Ò9$# 4 (#rçÅ¡sù Îû ÇÚöF{$# (#rãÝàR$$sù y#øx. c%x. èpt7É)»tã úüÎ/Éjs3ßJø9$# ﴾ [النحل: 36]
"Dan
sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara
umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul)". (QS an-Nahl: 36).
Dan
Allah Shubhanahu wa ta’alla memilih
para Nabi dan Rasul dari kalangan umatnya sendiri, agar mereka bisa dijadikan
sebagai suri teladan yang baik bagi umat-umatnya, dalam segala kondisi, baik
yang berkaitan dengan hukum, budi pekerti atau pun etika. Baik dalam masalah
ibadah, atau mu'amalah, dalam ucapan maupun perbuatan, ketika minum maupun
makan, tatkala sholat atau puasa, ketika tidur maupun terjaga, ketika menikah
atau berjihad, dan seterusnya dari semua kondisi. Dan itu ditegaskan oleh Allah
ta'ala melalui firman -Nya:
﴿ لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَة لِّمَن كَانَ
يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرا ٢١ ﴾ [
الأحزاب: 21]
"Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah". (QS al-Ahzab: 21).
Maka
didapati para Rasul dan Nabi merupakan manusia terbaik dari segi penciptaan dan
akhlak, paling bagus tabiatnya, paling bersih hatinya, dan paling jujur didalam
ucapannya. Para medis mengatakan, "Diantara sisi kesamaan antara tabiat
hewan dan manusia maka yang terbaik ialah tabiat yang dimiliki manusia, dan
yang terbaik diantara tabiat manusia adalah tabiat yang dimiliki oleh orang-orang
yang beriman, dan diantara tabiat terbaik yang dimiliki oleh orang-orang yang
beriman ialah yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul, dan yang terbaik tabiat
yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul ialah yang dimiliki oleh penghulu para
Rasul, dan tabiat terbaik yang dimiliki oleh penghulu para Rasul ialah yang
dimiliki oleh nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam yang merupakan manusia terbaik dari segi akhlak serta
tabiatnya, seperti dinyatakan oleh Allah ta'ala didalam firman -Nya:
﴿ وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيم ٤ ﴾ [ القلم: 4]
"Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung". (QS al-Qolam: 4).
Aisyah
radhiyallahu 'anha pernah ditanya tentang akhlak Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam maka beliau
mengatakan, "Sesungguhnya akhlak yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah
al-Qur'an". HR Muslim no: 646. Yang mana Allah ta'ala mengutus Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
rahmat bagi semesta alam, sebagaimana disebutkan hal itu didalam firman -Nya:
﴿ وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَة لِّلۡعَٰلَمِينَ ١٠٧ ﴾ [
الأنبياء: 107]
"Dan
tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam". (QS
al-Anbiyaa': 107).
Lalu
Allah Shubhanahu wa ta’alla mensucikan
hati dan akalnya, lisan dan juga ucapannya. Allah Shubhanahu wa ta’alla mengatakan didalam firman -Nya:
﴿ وَٱلنَّجۡمِ إِذَا هَوَىٰ ١ مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ وَمَا غَوَىٰ ٢ وَمَا
يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ ٣ إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡي يُوحَىٰ ٤ ﴾ [ النجم: 1-4]
"Demi
bintang ketika terbenam. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
dan tidaklah yang diucapkannya itu (al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.
ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS an-Najm: 1-4).
Kemudian
Allah Shubhanahu wa ta’alla menurunkan
padanya sebuah kitab yang mengandung didalamnya penjelas dan petunjuk, rahmat
dan kabar gembira. Sebagaimana yang Allah Shubhanahu
wa ta’alla jelaskan melalui firman -Nya:
"Dan Kami turunkan
kepadamu Al kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri". (QS an-Nahl: 89).
Maka Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjadi
nabi dan rasul terbaik dan penutup bagi kalangan para nabi dan rasul.
Dan
al-Qur'an yang agung adalah kitab suci yang paling mulia diantara kitab-kitab
yang lain. Sedangkan umat nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam merupakan umat yang paling utama dibanding umat-umat yang
lainnya. Allah Shubhanahu wa ta’alla yang
menyatakan hal tersebut didalam firman -Nya:
﴿ كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ
لَكَانَ خَيۡرا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠
﴾ [ آل عمران: 110]
"Kalian adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik". (QS al-Imraan: 110).
Dan Allah ta'ala
telah menantang ahli balaghah (sastra) dan bahasa untuk membuat
al-Qur'an yang mulia, bukan hanya itu bahkan tantangannya Allah Shubhanahu wa ta’alla juga layangkan
pada seluruh manusia dan jin untuk mendatangkan yang semisal dengan al-Qur'an.
Maka didapati tidak ada seorangpun dikalangan mereka yang sanggup, dan tidak
akan ada yang sanggup untuk membuatnya hingga hari kiamat nanti. Seperti Allah Shubhanahu wa ta’alla tegaskan dalam
firman -Nya:
﴿ قُل لَّئِنِ ٱجۡتَمَعَتِ ٱلۡإِنسُ وَٱلۡجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأۡتُواْ بِمِثۡلِ
هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ لَا يَأۡتُونَ بِمِثۡلِهِۦ وَلَوۡ كَانَ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡض ظَهِيرا
٨٨ ﴾ [ الإسراء: 88]
"Katakanlah: "Sesungguhnya
jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur'an ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS al-Israa': 88).
Kenapa
mereka tidak sanggup? Karena al-Qur'an adalah firman Rabb semesta alam. Firman
yang mencakup segala ilmu, tidak ada kebatilan dari sisi manapun jua. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan didalam
firman -Nya:
﴿ ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحۡسَنَ ٱلۡحَدِيثِ كِتَٰبا مُّتَشَٰبِها مَّثَانِيَ
تَقۡشَعِرُّ مِنۡهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمۡ
وَقُلُوبُهُمۡ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهۡدِي بِهِۦ مَن يَشَآءُۚ
وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنۡ هَادٍ ٢٣ ﴾ [ الزمر: 23]
"Allah
telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur'an yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulan, gemetar karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu -Dia menunjuki siapa
yang dikehendaki -Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada
baginya seorang pemimpinpun". (QS az-Zumar: 23).
Turun dengan cara
terpisah-pisah kepada Rasulallah Shalallahu
‘alaihi wa sallam selama dua puluh tiga tahun, karena sebagai pemberi
solusi bagi segenap problematika kehidupan tanpa terkecuali, sehingga
dibutuhkan waktu, agar mudah dihafalnya dan penerapan pada setiap lini kehidupan
baik secara aqidah maupun syari'at, ibadah maupun sosial, hukum mapun adab,
kisah maupun berita, dalam kondisi aman maupun perang, ketika tinggal maupun
bepergian.
Rasulallah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para
sahabatnya mengamalkan isi kandungan al-Qur'an tersebut, maka keadaan mereka
berubah seratus delapan puluh derajat dari rendah dan hina menjadi penuh
kemuliaan, dari sedikit menjadi banyak, dari perpecahan menjadi persatuan, dari
permusuhan menjadi cinta damai, bahkan dari kesyirikan menjadi keimanan, dari
kesesatan menjadi mendapat petunjuk, dari kegelapan menuju cahaya yang terang
benderang. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan
didalam firman -Nya:
﴿ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآء فَأَلَّفَ
بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا
حُفۡرَة مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ
ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ١٠٣ ﴾ [ آل عمران: 103]
"Dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat -Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk". (QS al-Imraan: 103).
Kehidupan
mereka berbuah dari generasi yang paling buruk menjadi generasi yang paling
baik, lalu Allah Shubhanahu wa ta’alla meridhoi
mereka dan mereka pun ridho terhadap Allah azza wa jalla. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan didalam
firman -Nya:
﴿ وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ
ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰن رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ
جَنَّٰت تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَداۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ
ٱلۡعَظِيمُ ١٠٠ ﴾ [ التوبة: 100]
"Orang-orang
yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar". (QS at-Taubah: 100).
Dan Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam wafat
dengan meninggalkan pada umat ini dalam keadaan terang benderang malamnya
seperti siang hari, tidak ada yang berpaling darinya melainkan binasa.
Kemudian
Allah Shubhanahu wa ta’alla menyempurnakan
agama, dan menyempurnakan nikmat terhadap umat ini, serta ridho Islam sebagai
agama mereka. Allah Shubhanahu wa ta’alla
menyatakan didalam firmanNya:
﴿ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي
وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِيناۚ ٣ ﴾ [ المائدة: 3]
"Pada
hari ini telah -Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat -Ku, dan telah Ku- ridhai Islam itu jadi agama bagimu". (QS al-Maa-idah: 3).
Dan tinggal tersisa tugas umat
ini untuk mengamalkan kitab suci al-Qur'an dan sunah Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, berpegang
teguh dengan petunjuk yang dibawa oleh keduanya, sehingga mereka tidak
tersesat. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan
didalam firman -Nya:
﴿ وَٱلَّذِينَ يُمَسِّكُونَ
بِٱلۡكِتَٰبِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُصۡلِحِينَ ١٧٠
﴾ [ الأعراف: 170]
"Dan
orang-orang yang berpegang teguh dengan Al kitab (Taurat) serta mendirikan
shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan
pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan". (QS al-A'raaf: 170).
Dan diperkuat dengan sabda
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam yang mengatakan didalam sabdanya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا
بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابَ اللَّهِ » [أخرجه مسلم]
"Aku
tinggalkan pada kalian yang tidak akan tersesat selagi kalian mau berpegang
teguh dengannya yaitu kitabullah". HR Muslim no: 1218.
Kalau
sekiranya umat ini berpegang teguh dengan keduanya niscaya kejayaan yang akan
mereka raih, namun, bila tidak maka keadaan mereka akan berbalik seperti
keadaan para pendahulunya dari kalangan ahli Jahiliyah, kehidupan mereka
berubah, keadaannya berubah dari kemulian menjadi kehinaan, dari banyak menjadi
sedikit, dari persatuan menuju perpecahan, dari cinta menjadi saling
bermusuhan, dari iman menjadi kafir, dari memperoleh petunjuk menjadi tersesat,
dari mendapat cahaya menuju kegelapan. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan didalam firman -Nya:
﴿ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي
هُدى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشۡقَىٰ ١٢٣ وَمَنۡ أَعۡرَضَ
عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَة ضَنكا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ
١٢٤ قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرۡتَنِيٓ أَعۡمَىٰ وَقَدۡ كُنتُ بَصِيرا ١٢٥ قَالَ كَذَٰلِكَ
أَتَتۡكَ ءَايَٰتُنَا فَنَسِيتَهَاۖ وَكَذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمَ تُنسَىٰ ١٢٦ ﴾ [ طه: 123-126]
"Maka
jika datang kepadamu petunjuk daripada -Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti
petunjuk -Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. dan barangsiapa
berpaling dari peringatan -Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan
buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam
keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah
berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu
melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". (QS Thahaa: 123-126).
Dan Allah ta'ala juga
menyatakan didalam firman -Nya:
﴿سُنَّةَ ٱللَّهِ فِي ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلُۖ وَلَن تَجِدَ
لِسُنَّةِ ٱللَّهِ تَبۡدِيلا٦٢﴾ [الأحزاب: 62]
"Sebagai
sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu),
dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati peubahan pada sunnah Allah". (QS al-Ahzab: 62).
Post a Comment