Sebaik-baik Makhluk



Sebaik-baik Makhluk
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya, kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:
Sesungguhnya ayat-ayat Allah Shubhanahu wa ta’alla serta makhluk ciptaan -Nya yang memenuhi langit dan bumi serta yang berada diantara keduanya. Allah Shubhanahu wa ta’alla perintahkan kepada kita supaya memperhatikan ayat-ayat tersebut, lalu memikirkan pada penciptaan itu dengan karunia akal yang diberikan kepada kita. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:

 ﴿أَوَلَمۡ يَنظُرُواْ فِي مَلَكُوتِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ مِن شَيۡء وَأَنۡ عَسَىٰٓ أَن يَكُونَ قَدِ ٱقۡتَرَبَ أَجَلُهُمۡۖ فَبِأَيِّ حَدِيثِۢ بَعۡدَهُۥ يُؤۡمِنُونَ ١٨٥﴾ [ الأعراف: 185]
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah al-Qur'an itu? (QS al-A'raaf: 185).

Langit dan bumi, matahari dan bulan, tata surya dan gugusan bintang, tanah dan air, gunung-gunung dan tambang, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, malam dan siang, gempa dan angin, kehidupan dan kematian, benda bergerak dan yang diam, yang mengalir dan yang beku. Makhluk-makhluk yang agung ini, yang berada di alam semesta baik dibagian bawah maupun atas, Allah ta'ala telah menciptakannya dalam rangka sebagai saksi akan ke esaan -Nya, mereka memuji dengan lantunan pujian untuk -Nya, tunduk terhadap perintah -Nya, serta bersegera dan memenuhi segala kehendak dan keinginan -Nya. Sebagaimana disebutkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla didalam firman -Nya:

  ﴿ أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسۡجُدُۤ لَهُۥۤ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلۡجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ وَكَثِير مِّنَ ٱلنَّاسِۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيۡهِ ٱلۡعَذَابُۗ وَمَن يُهِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّكۡرِمٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يَشَآءُ۩ ١٨ ﴾ [ الحج: 18]
"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki". (QS al-Hajj: 18).

Sebagian ayat-ayat serta makhluk-makhluk -Nya ini yang berada di alam semesta nan luas, semuanya sebagai bukti dengan keberadaannya akan adanya yang menciptakan, dan menunjukan keagungan makhluk-makhluk tersebut akan keagungan pencipta serta yang menciptakannya, sebagaimana kekuatan, pergerakan serta diam yang dimiliki oleh makhluk tersebut membuktikan akan kekuatan pencipta serta pengaturnya, dengan beragam makhluk-makhluk tadi mempunyai hikmah bagi penciptanya, dan dengan keberadaan, keteraturan, dan ketundukan makhluk-makhluk tersebut menunjukan akan kehidupan penciptanya serta kemampuan yang maha sempurna.
Sesungguhnya menyaksikan serta merenungi ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat al-Qur'an merupakan sarana tunggal untuk mengetahui kebenaran hakiki, sebagaimana Allah Shubhanahu wa ta’alla jelaskan didalam firman -Nya:

﴿ سَنُرِيهِمۡ ءَايَٰتِنَا فِي ٱلۡأٓفَاقِ وَفِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ أَوَ لَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡء شَهِيدٌ ٥٣ ﴾ [ فصلت: 53]
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa al-Qur'an itu adalah benar. Tidakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?.  (QS Fushshilat: 53).

Demikian pula dalam ayat lain Allah ta'ala Menyatakan dalam firman -Nya:
﴿ أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ ٢٤ ﴾ [ محمد: 24]
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci?. (QS Muhammad: 24).
Sungguh Allah azza wa jalla telah mengistimewakan manusia di antara sekian banyak makhluk ciptaan -Nya, Allah Shubhanahu wa ta’alla mengistimewakan mereka dengan menciptakan langsung melalui kedua tanan -Nya yang mulia, lalu meniupkan ruh padanya, mengajari nama-nama segala sesuatu, menyuruh para malaikat untuk sujud kepadanya, memuliakan dengan akal, menjadikan sebagai pemakmur bumi, menundukan padanya apa yang ada dilangit dan bumi, itu semua tertitik pada satu tujuan supaya dirinya mampu beribadah kepada Rabb yang telah menciptakan, memberi rizki serta memuliakannya, sehingga dirinya mampu merengkuh kebahagian didunia dan akhirat. Allah Shubhanahu wa ta’alla menjelaskan hal tersebut didalam firman -Nya:

﴿ وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ كَثِير مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلا ٧٠ ﴾ [ الإسراء: 70]
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan". (QS al-Israa': 70).

Demikian pula didalam ayat yang lain Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan:

﴿ أَلَمۡ تَرَوۡاْ أَنَّ ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَأَسۡبَغَ عَلَيۡكُمۡ نِعَمَهُۥ ظَٰهِرَة وَبَاطِنَةۗ ٢٠ ﴾ [ لقمان: 20]
"Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat -Nya lahir dan batin". (QS Luqman: 20).

                Lantas dengan syukur semacam apa yang seharusnya diucapkan oleh manusia kepada Rabbnya atas keistimewaan yang diberikan seperti ini? Dengan sesuatu apa dia harus berikan pada        -Nya? Ketahuilah betapa pendermanya Allah Shubhanahu wa ta’alla terhadap para hamba -Nya, Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan akan tetapi hamba -Nya menyembah selain Allah Shubhanahu wa ta’alla, memberinya rizki namun bersyukur kepada yang lain. Ketahuilah betapa besar kemurahan -Nya terhadap para hamba -Nya. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:
﴿ öqs9ur äÏ{#xsムª!$# }¨$¨Z9$# /ÏSÏJù=ÝàÎ/ $¨B x8ts? $pköŽn=tæ `ÏB 7p­/!#yŠ `Å3»s9ur öNèd㍽jzxsム#n<Î) 9@y_r& wK|¡B ( #sŒÎ*sù uä!%y` óOßgè=y_r& Ÿw šcrãÏø«tFó¡tƒ Zptã$y ( Ÿwur tbqãBÏø)tGó¡o ﴾ [النحل: 61]

"Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan -Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya". (QS an-Nahl: 61).

Maka kapan seseorang cerdas bisa memahami jati dirinya, serta mengetahui hak yang harus ia tunaikan untuk Rabb yang telah menciptakan dan memberinya rizki, maka dirinya telah menyadari dan mengakui, betapa bodohnya manusia itu, betapa tertipunya dia terhadap penghidupan duniawi, sedangkan Allah Shubhanahu wa ta’alla mengtakan didalam firman -Nya:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلۡكَرِيمِ ٦ ٱلَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ ٧ فِيٓ أَيِّ صُورَة مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ ٨ ﴾ [ الإنفطار: 6-8]
"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu". (QS al-Infithar: 6-8).

Sehingga tidak mengherankan bila suatu ketika dirinya ditanya, dalam jawabannya, tidak ada sesuatu yang lebih berharga dalam hidup kecuali makan dan minum, bermain dan bersendau gurau, bersenang-senang dan bergembira ria tanpa mengandung makna ibadah sama sekali?
Maka sesungguhnya itu merupakan tata cara kaum jahiliyah yang pertama yang digunakan oleh para setan dari jenis manusia dan jin diantara pribadi umat untuk mencegah menapaki jalan -Nya yang lurus. Allah Shubhanahu wa ta’alla mengisyaratkan hal tersebut didalam firman -Nya:
﴿ يُرِيدُونَ أَن يُطۡفِ‍ُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَيَأۡبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٣٢ ﴾ [ التوبة: 32]
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya -Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai". (QS at-Taubah: 32).

Sungguh orang-orang yang semacam itu keadaanya termasuk diantara manusia yang paling bodoh dan tersesat, serta paling merugi, sedangkan akhir perjalanan mereka tidak lain ialah ke neraka jahanam. Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan dalam firman       -Nya:
﴿وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يَتَمَتَّعُونَ وَيَأۡكُلُونَ كَمَا تَأۡكُلُ ٱلۡأَنۡعَٰمُ وَٱلنَّارُ مَثۡوى لَّهُمۡ ١٢  [ محمد: 12]
"Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka". (QS Muhammad: 12).

Saya melihat ada seorang pemuda yang terlihat malas-malasan untuk mengerjakan sholat, dan langsung bangun begitu sholat telah usai. Saya katakan padanya, "Semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla memberimu taufik, maukah kiranya engkau duduk sejenak diskusi bersama saling mengingatkan, sesungguhnya peringatan itu berguna bagi orang-orang yang beriman. Kita telah mengerjakan sholat, alangkah baiknya kalau sekiranya kita ikuti sambil mengingat serta merenungi ayat-ayat -Nya? Dia menjawab, "Silahkan".
Saya pun melanjutkan, "Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla menundukan bagi kita, semua apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi, kemudian -Dia menyuruh kita supaya berfikir merenungi itu semua dengan firman -Nya:

﴿ وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعا مِّنۡهُۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰت لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ١٣ ﴾ [ الجاثية: 13]
"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada -Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir". (QS al-Jaatsiyah: 13).

Apakah engkau telah siap untuk menghadirkan akalmu untuk berfikir? Siap, jawabnya.
Saya katakan padanya, "Dengarlah, semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla memberimu taufik. Sesungguhnya Allah azza wa jalla telah menciptakan benda mati, begitu pula menciptakan yang lebih tinggi tingkatnya dari benda mati tersebut, dan lebih sedikit jumlah komunalnya bila dibanding dengannya yaitu tumbuh-tumbuhan, lantas Allah Shubhanahu wa ta’alla membedakan dari benda mati dengan pertumbuhan dan perkembang biakannya. Selanjutnya Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan makhluk yang lebih tinggi kedudukannya dari pada tumbuh-tumbuhan dan lebih sedikit dari jumlah keseluruhan tumbuh-tumbuhan yaitu hewan. Lalu –Dia membedakan hewan dari tumbuh-tumbuhan dengan perasaan dan gerakan.
Kemudian Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan yang lebih tinggi lagi kedudukannya dari pada hewan, dan lebih sedikit jumlahnya yaitu manusia. Lalu -Dia membedakan dari hewan dengan akal pikiran. Maka manusia lebih istimewa dari pada hewan, dan hewan lebih mulia dari pada tumbuhan, dan tumbuhan lebih mulia dari pada benda padat. Dari sini kita mengetahui bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia diantara makhluk lainnya, dengan sebab akal yang telah –Dia karuniakan padanya yang dengan akal tersebut bisa digunakan untuk mengetahui pencipta serta sesembahannya. Dan dengan akal bisa membedakan antara perkara yang bermanfaat dan perkara yang mendatangkan mara bahaya. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan didalam firman -Nya:

  ﴿ ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& Ÿw šcqßJn=÷ès? $\«øx© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur   öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s?  ﴾ [ النحل: 78]
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (QS an-Nahl: 78).

Kemudian Allah Shubhanahu wa ta’alla menundukan makhluk-makhluk ini dimana satu sama lain saling membantu serta melayani sesuai dengan tingkat kemulian masing-masing makhluk tersebut. Maka, benda mati seperti matahari, bumi dan air atau yang semisalnya Allah Shubhanahu wa ta’alla tundukan untuk melayani yang lebih mulia kedudukannya yaitu tumbuhan, hewan dan manusia.
Maka kita jumpai matahari melayani seluruh makhluk dengan sinarnya, bumi menopang seluruh mahluk diatasnya, sedangkan air mengairi seluruhnya. Adapun tumbuhan Allah tundukan untuk melayani yang lebih tinggi kedudukannya yaitu hewan dan manusia, sehingga hewan bisa memakan rerumputan, manusia bisa memakan daun-daunya, kapan menginginkan dan seberapapun dia suka, dan dari jenis apapun yang dikehendaki.
Lihat pada binatang, Allah Shubhanahu wa ta’alla tundukan untuk melayani yang lebih mulia darinya yaitu manusia dengan mudah menaikinya, memakan dagingnya, dan meminum dari susunya. Dengan ini menjadi sempurna bagi manusia seluruh sifat yang dimiliki oleh makhluk semisal bentuk, bisa tumbuh, beranak, memiliki perasaan, dapat bergerak dan lain sebagainya. Dan terkumpul baginya bersama dengan sifat-sifat tadi akal yang dengan akal tersebut -Dia muliakan dari makhluk lainnya, Allah Shubhanahu wa ta’alla bedakan dengan seluruh makhluk. Maka ini merupakan keistimewaan dalam penciptaan yang sangat pas sekali untuk memikul tugas yang mulia. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:
﴿ لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيم ٤ ثُمَّ رَدَدۡنَٰهُ أَسۡفَلَ سَٰفِلِينَ ٥ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمۡ أَجۡرٌ غَيۡرُ مَمۡنُون ٦ ﴾ [ التين: 4-6]
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya". (QS at-Tiin: 4-6).

Sesungguhnya Allah menciptakan benda mati, dan menjadikan sebagai pelayan dan ditundukan bagi makhluk yang lebih tinggi darinya seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan tumbuhan, dan menjadikan sebagai pelayan dan tunduk kepada makhluk yang lebih tinggi darinya dari hewan dan manusia. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan hewan dan menjadikan sebagai pelayan dan tunduk serta menurut bagi manusia.
Manusia ini yang telah Allah Shubhanahu wa ta’alla tundukan baginya apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi untuk siapa dia melayani? Siapa yang dia sembah? Siapa yang dia harapkan? Pada siapa dia merasa takut? Pada siapa dia berdo'a? Apakah dia akan menyembah yang lebih rendah kedudukannya, dari benda mati atau tumbuhan atau hewan, apakah pantas dirinya merendah kepada yang lebih rendah derajatnya, apakah pantas seorang tuan tunduk kepada budaknya. Allah ta'ala menegur kita semua didalam firman -Nya:
﴿ قُلۡ أَتَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَمۡلِكُ لَكُمۡ ضَرّا وَلَا نَفۡعاۚ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ٧٦ ﴾ [ المائدة: 76]
"Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" dan Allah -lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui". (QS al-Maa-idah: 76).

Jadi, harus bagi manusia untuk menyembah dan melayani Dzat yang lebih tinggi darinya, yaitu Rabb yang maha tinggi lagi maha mulia, yang telah menciptakannya, memberinya rizki serta memuliakan dan mengistimewakan dengan akal, agar dirinya bisa meraih kebahagian dunia dan merengkuh kemenangan surga diakhirat kelak. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firmanNya:
﴿ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ خَٰلِقُ كُلِّ شَيۡء فَٱعۡبُدُوهُۚ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡء وَكِيل ١٠٢﴾ [ الأنعام: 102]
"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain dia, Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu". (QS al-An'aam: 102).

Lantas bagaimana cara menyembah Rabbnya? Kapan waktu menyembah -Nya? Karena akal sangatlah cekak tidak mungkin mampu mengetahui tata cara ibadah dengan sendirinya, dia tidak paham macam-macam ibadah, dari sholat, puasa, do'a serta dzikir, demikian pula tidak tahu apa yang ada diakhirat kelak dari adanya surga dan neraka, titian dan timbangan. Maka Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:

﴿ قَدۡ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُور وَكِتَٰب مُّبِين ١٥ يَهۡدِي بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضۡوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ وَيُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذۡنِهِۦ وَيَهۡدِيهِمۡ إِلَىٰ صِرَٰط مُّسۡتَقِيم ١٦ ﴾ [ المائدة: 15-16]
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan -Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizing -Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus". (QS al-Maa-idah: 15-16).

Maka sudah barang tentu harus ada metode yang menjelaskan secara rinci bagaimana seorang manusia menyembah Rabbnya, bagaimana cara berdo'a padanya, bagaimana mendekatkan diri kepada penciptanya, bagaimana bisa mengetahui apa yang dicintai dan dibenci oleh Rabbnya, dan apa yang disiapkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla baginya kelak diakhirat. Sehingga harus ada seorang yang menyampaikan metode tadi kepada umat manusia untuk menjelaskan isi yang global, dan menerangkan hukum-hukumnya, makanya Allah Shubhanahu wa ta’alla menurunkan kepada para hamba kitab-kitab suci, dan mengutus para Rasul sebagai rahmat bagi semesta alam, dalam rangka menegakan hujah atas mereka, yang menjelaskan kebenaran, dan menampakan keadilan. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan dalam firman       -Nya:
﴿ قَدۡ جَآءَكُم بَصَآئِرُ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَنۡ أَبۡصَرَ فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ عَمِيَ فَعَلَيۡهَاۚ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيۡكُم بِحَفِيظ ١٠٤  ﴾ [ الأنعام: 104]
"Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu)". (QS al-An'aam: 104).

Dalam kesempatan lain Allah ta'ala menyatakan:
﴿لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلَنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَنزَلۡنَا مَعَهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمِيزَانَ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلۡقِسۡطِۖ٢٥ ﴾ [ الحديد: 25]
"Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan". (QS al-Hadiid: 25).

Tidakkah engkau merasakan betapa lembutnya Allah Shubhanahu wa ta’alla terhadap para hamba -Nya, namun, betapa bodohnya manusia, dan betapa dzalim ia kepada dirinya sendiri. –Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan, "Sungguh benar, sesungguhnya musibah yang menimpa kita cuma satu yaitu melampaui batas, baik sedikit maupun banyak. Betapa mengena pembicaraan kita kali ini, sekarang hatiku terasa tersinari dan pikiranku mampu mencerna apa yang engkau katakan, dan memberiku petunjuk apa yang bermanfaat bagiku. Dan sebaik-baik air ialah ketika diberikan pada orang yang sedang kehausan. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan dalam firman -Nya:
﴿ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ ٤﴾ [ الجمعة: 4]
"Demikianlah karunia Allah, diberikan -Nya kepada siapa yang dikehendaki      -Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar".  (QS al-Jumu'ah: 4).

Sesungguhnya menyempatkan hadir dimajelis ilmu itu mampu menghidupkan hati, dan sebagai pengingat bagi akal pikiran. Tambahlah obrolannya, semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla menambah ilmu dan keutamaan bagi anda, karena seberapa lalainya aku dari nasehat, namun, pada urusanan dunia tidak pernah melewatkannya. Sungguh tepat sekali firman Allah tabaraka wa ta'ala yang Menyatakan:

﴿ وَمَا هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَهۡو وَلَعِبۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَ لَهِيَ ٱلۡحَيَوَانُۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ٦٤ ﴾ [ العنكبوت: 64]
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui". (QS al-'Ankabuut: 64).

Saya jawab, "Sungguh maha benar Allah Shubhanahu wa ta’alla yang menyatakan dalam firman -Nya:

﴿ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨﴾ [الرعد: 28]
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah -lah hati menjadi tenteram". (QS ar-Ra'du: 28).

Demikian pula semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla memberimu taufik untuk melakukan apa yang dicintai dan diridhoi oleh -Nya, dan menjadikanmu termasuk orang yang apabila mendengar ucapan mengikuti yang baik. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:

﴿ وَٱلَّذِينَ ٱجۡتَنَبُواْ ٱلطَّٰغُوتَ أَن يَعۡبُدُوهَا وَأَنَابُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ لَهُمُ ٱلۡبُشۡرَىٰۚ فَبَشِّرۡ عِبَادِ ١٧ ٱلَّذِينَ يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقَوۡلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحۡسَنَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٨ ﴾ [ الزمر: 17-18]
"Dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak menyembah -Nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba -Ku, Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal". (QS az-Zumar: 17-18).

Jika engkau bertanya pada seseorang, apa sih hikmah diciptakannya makanan? Niscaya dia akan menjawab supaya kita makan. Apa sih hikmah diciptakannya air? Tentu dia akan menjawab supaya kita bisa minum. Dan jika engkau bertanya, apa sih hikmah diciptakannya udara? Niscaya dia akan menjawab agar kita bisa bernafas. Dia memotong pembicaraanku, "Tentu saja jawabannya tidak mungkin berselisih antara dua orang, atau merasa ragu manusia untuk menjawabnya". Saya katakan, "Dengar lalu jawablah dari mata hatimu".
Apa hikmah diciptakan akal untukmu? Dia menjawab, "Untuk membedakan mana yang memberiku manfaat dan mana yang membahayakanku, lalu aku pahami dengan akal"
Terus apa hikmah diciptakan hati bagimu? Dia menjawab, "Jelas agar aku gunakan untuk berfikir".
Terus apa hikmah diciptakan mata untuku? Dia katakan, "Supaya aku bisa melihat". Lantas apa hikmah diciptakan dua telinga untukmu? Dia menjawab, "Untuk aku gunakan mendengar". Apa hikmah diciptakan tangan bagimu? Dia katakan, "Untuk aku gunakan untuk mengambil dan memberi, makan, menulis dan lainnya".
Lantas apa hikmah diciptakannya lisan untukmu? Dia menjawab, "Agar aku bisa bicara".
Lalu apa hikmah diciptakan alat pencernaan untukmu? Dia menjawab, "Supaya bisa mencerna makanan yang masuk ketubuhku" Kemudian saya tegaskan, "Sesungguhnya anggota tubuh ini semuanya mempunyai hikmah dibalik penciptaannya, yaitu anggota tubuh yang saling melayani anggota yang lainnya, dan ini semua yaitu wujud manusia, bukankah lebih layak kalau penciptaannya juga ada hikmahnya? Apakah mungkin anggota tubuh diciptakan lalu berhenti begitu saja tanpa memiliki hikmah? Jelas tidak mungkin, Allah ta'ala menegaskan didalam firman -Nya:
﴿ أَفَحَسِبۡتُمۡ أَنَّمَا خَلَقۡنَٰكُمۡ عَبَثا وَأَنَّكُمۡ إِلَيۡنَا لَا تُرۡجَعُونَ ١١٥ ﴾ [ المؤمنون: 115]
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?". (QS al-Mukminuun: 115).

Dia mengatakan, "Katanya sih, hikmahnya supaya makan dan minum serta menikmati segala kesenangan sesukanya".
Saya katakan, "Maka makan dan minumlah serta nikmatilah sesukanya dari apa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla halalkan baginya, kemudian tidak perduli sama sekali untuk beribadah kepada Rabbnya yang telah menciptakan dan memberinya rizki, tentu kalau hanya itu hikmahnya dia lebih sesat dari pada binatang? Kok bisa, tanyanya penasaran.
Saya jawab, "Sebab hewan itu kerjanya cuma makan dan minum serta bersenang-senang sesuka hatinya, akan tetapi, sisi baiknya hewan itu tetap saja mau melayani makhluk yang lebih tinggi darinya yaitu manusia, dengan mau dinaiki, rela dimakan daging dan diminum susunya. Walaupun tidak sedikit banyak orang yang berbuat baik kepada binatang. Jika begitu, lantas bagaimana dengan Allah Shubhanahu wa ta’alla yang telah memberi nikmat yang tidak bisa dihitung karena banyaknya kepada kita, kebaikan Allah Shubhanahu wa ta’alla pada kita memenuhi segala langit dan bumi, bagi -Nya kedaulatan mutlak dalam mencipta dan mengatur, di tangan -Nya perbendaharaan langit dan bumi. 
Bukankah seharusnya kita sembah, kita syukuri, kita harapkan kemurahan -Nya, kita takuti siksaa -Nya, kita taati, kita memohon ampun, memohon pertolongan, bertawakal serta berdo'a kepada -Nya. Sungguh itu semua tidak layak untuk kita serahkan selain kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang ditangan -Nya kekuasaan dan -Dia maha mampu atas segala sesuatu, Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan hal itu didalam firman -Nya:

﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ٢١ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَٰشا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآء وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآء فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزۡقا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٢٢ ﴾ [البقرة: 21-22]
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui". (QS al-Baqarah: 21-22).

Sesungguhnya kamu kalau seandainya keliling dimuka bumi ini, lalu engkau bertanya pada seluruh penduduknya, apakah sepatu yang dipakai sama orang itu gunanya untuk apa? Niscaya mereka akan memberi satu jawaban, gunanya sepatu yang dipakai manusia, untuk melindungi kaki dari panas dan dingin. Dan jika engkau bertanya pada mereka tentang manusia ini, lalu engkau katakan, "Sepatu yang dipakai saja ada hikmahnya, apakah yang memakai mempunyai hikmah, dibalik penciptaanya? Niscaya engkau akan dapati kebanyakan mereka, karena jauhnya dari Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak memuaskan dalam memberi jawaban, tidak bisa dipahami maksud dan arah pembicaraanya, apakah tidak engkau sadari betapa ingkar dan melampaui batas bagi akal yang lebih besar dari ini? sedangkan Allah Shubhanahu wa ta’alla telah tegas Menyatakan didalam firman -Nya:

﴿ أَفَلَمۡ يَنظُرُوٓاْ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَوۡقَهُمۡ كَيۡفَ بَنَيۡنَٰهَا وَزَيَّنَّٰهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوج ٦ وَٱلۡأَرۡضَ مَدَدۡنَٰهَا وَأَلۡقَيۡنَا فِيهَا رَوَٰسِيَ وَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوۡجِۢ بَهِيج ٧ تَبۡصِرَة وَذِكۡرَىٰ لِكُلِّ عَبۡد مُّنِيب ٨﴾ [ ق: 6-8]
"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah)". (QS Qaaf: 6-8).

Celaka sekali akal yang mampu menciptakan pesawat terbang dan kereta api, menyingkap partikel terkecil atom dan membikin bom, mengarsiteki bangunan istana megah, menanam dataran dengan berbagai tanaman, memenuhi penjuru bumi dengan penemuan-penemuan baru nan menakjubkan. Celaka sekali akal tersebut, bagaimana bisa dirinya kok tidak mengenal Rabbnya? Dan bagaimana ia tidak mengetahui jati dirinya? Sungguh benar firman Allah ta'ala yang Menyatakan:
﴿فَإِنَّهَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَلَٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِي فِي ٱلصُّدُورِ ٤٦﴾ [ الحج: 46]
"Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada". (QS al-Hajj: 46).

Betapa dzalim orang itu pada dirinya sendiri, dan betapa dzalim ia kepada orang lain, sesungguhnya ketika hati tidak digunakan untuk memahami, mata tidak digunakan untuk melihat, telinga tidak digunakan untuk mendengar, sangat pas sekali bagi pemiliknya untuk tidak mengharap balasan melainkan pada akibat yang sangat buruk. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:
﴿ وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوب لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُن لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَان لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ ١٧٩ ﴾ [ الأعراف: 179]
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai". (QS al-A'raaf: 179).

Duhai orang yang punya akal dan pikiran, sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla lah yang telah menciptakan langit dan bumi seorang diri, maka gunakanlah akal pikiran semampumu niscaya tidak akan engkau jumpai selain -Nya yang turun serta ikut membuatnya. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan hal itu dengan tegas didalam firman -Nya:

﴿ قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَمَن يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُۚ فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٣١ فَذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَمَاذَا بَعۡدَ ٱلۡحَقِّ إِلَّا ٱلضَّلَٰلُۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ ٣٢ ﴾ [ يونس: 31-32]
"Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada   -Nya)? Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?". (QS Yunus: 31-32).

Duhai orang yang punya akal dan hati, pendengaran dan penglihatan, sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang menundukan bagi kita segala yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi, maka pikirkan dan pahami, lihat dan dengarlah sesuka kamu, maka engkau tidak akan menjumpai sama sekali melainkan –Dia semata satu-satunya yang menundukan pada kita. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:
﴿ فَفِرُّوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۖ إِنِّي لَكُم مِّنۡهُ نَذِير مُّبِين ٥٠﴾ [ الذريات: 50]
"Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu". (QS adz-Dzariyaat: 50).

Duhai pemilik akal yang hebat, sesungguhnya rahmat Allah Shubhanahu wa ta’alla serta kelembutan -Nya pada makhluk memenuhi ruang angkasa dan bumi, maka renungi dan perhatikanlah, niscaya dirimu tidak akan menjumpai seorangpun yang sanggup melakukan hal itu semua selain Allah Shubhanahu wa ta’alla semata, Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:

﴿هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِۖ هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ ٢٢﴾
[ الحشر: 22]
"Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". (QS al-Hasyr: 22).

Duhai pemilik akal yang jenius, hati dan penglihatan, sesungguhnya bagi -Nya kedaulatan mutlak dalam mencipta, memelihara dan mengurusi, dari Allah Shubhanahu wa ta’alla semata rizki itu datang, ditangan -Nya kekuasaan dan Allah maha mampu atas segala sesuatu. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman     -Nya:

﴿ قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِي ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُۖ بِيَدِكَ ٱلۡخَيۡرُۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡء قَدِير ٢٦﴾[ آل عمران: 26]
"Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS al-Imraan: 26).

Kalau seandainya pikiran manusia mau berfikir tanpa tercampur dengan hawa nafsu pasti dia akan dapati dan tidak akan dia jumpai itu semua melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang menciptakan lalu menyamakan, yang kuasa dan memberinya petunjuk, akan tetapi kesombongan dan ingkar yang ada dalam hati. Seperti yang disinggung oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam firman -Nya:
﴿ فَإِنَّهُمۡ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَٰكِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ ٣٣ ﴾ [ الـنعام: 33]
"Karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah". (QS al-An'aam: 33).

Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepada -Mu dari kesesatan mengikuti fitnah, dari ilmu yang tidak bermanfaat dan dari hati yang tidak bisa khusyu.

﴿ رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ ٨  ﴾ [ آل عمران: 8]
"(Mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)". (QS al-Imraan: 8).

Tidak ada komentar