KAIN PENYEKA RASULULLAH SAW

KAIN PENYEKA RASULULLAH SAW
"Rasulullah saw.sering menyeka (minyak di kepalanya), seakan-akan kain
penyeka kepalanya seperti kain penyeka tukang minyak."
(Diriwayatkan oleh Yusuf bin `Isa, dari Waki', dari Rabi' bin Shabih, dari *Yazid bin Aban ar
Raqasi, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
Yazid bin Aban ar Raqasy dikenal sebagai orang yang dinilai munkar periwatannya. Hadits
    ini sangat berlawanan dengan hadist Shahih, yang menerangkan tentang kebersihan dan
    penampilan terpuji dari Rasulullah saw. (Muhammad `Afif az Za'bi)

SIKAP DUDUK RASULULLAH SAW
"Ia (Qabilah) melihat Rasulullah saw. di masjid sedang duduk *qurfasha."
Qabilah berkata :"Manakala aku melihat Rasulullah saw. sedang duduk dengan
khusyu', maka akupun dibawa oleh perasaan takjub karena wibawanya."
(Diriwayatkan oleh'Abd bin Humaid, dari `Affan bin Muslim, dari `Abdullah bin Hasan, dari
kedua orang anaknya, yang bersumber dari Qabilah binti Makhramah)
Duduk Qurfasha yakni duduk bertumpu pada pinggul, kedua paha merapat ke perut dan
    jangan memegang betis.
"Sesungguhnya ia melihat Rasulullah saw. berbaring telentang di masjid, dan
salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya."
(Diriwayatkan oleh Sa'id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, mereka menerima
dari Sufyan, dari Zuhri, dari `Abbad bin Tamim yang bersumber dari pamannya*)
Ia adalah `Abdullah bin Zaid bin `Ashim bin Muhammad, ia adalah seorang sahabat dan
    dikatakan bahwa ia yang membunuh Musailamah al Kadzdzab (Nabi palsu)
"Apabila Rasulullah saw. duduk di *masjid, maka ia duduk secara *ihtiba dengan
kedua tangannya."
(Diriwayatkan oleh Salamah bin Syabib, dari `Abdullah bin Ibrahim al Madini, dari Ishaq bin
Muhammad al Anshari, dari Rabih bin `Abdurrahman bin Abi Sa'id, dari bapaknya yang
bersumber dari kakeknya Abi Sa'id al Khudri r.a.)
Ada yang mengatakan di dalam majlis
Ihtaba adalah duduk Qurfasha sambil bersandar

TEMPAT BERTELEKAN RASULULLAH SAW
"Aku pernah melihat Rasulullah saw. duduk bertelekan pada sebuah bantal di
sebelah kirinya."
(Diriwayatkan oleh `Abbas bin Muhammad ad Dauri al Baghdadi, dari Ishaq bin Manshur,
dari Israil, dari simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)
"Rasulullah saw. bersabda : "Aku tak mau makan sambil bertelekan, aku tak mau
makan sambil bertelekan."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari
`Ali bin al `Aqmar, yang bersumber dari Abu Juhaifah r.a.)
"Aku melihat Rasulullah saw. duduk bertelekan pada sebuah bantal."
(Diriwayatkan oleh Yusuf bin `Isa, dari Waki', dari Ismail, dari Simak bin Harb, yang
bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)
CARA BERTELEKAN RASULULLAH SAW
"Aku masuk ke rumah rasulullah saw. tatkala beliau sedang sakit yang
membawa ajalnya. Di kepalanya ada balutan kain kuning. Kepadanya kuucapkan
salam, kemudian beliau bersabda : "Wahai Fadlal, apa kabarmu?" Aku
menjawab : "Baik wahai Rasulullah !" Rasulullah bersabda : "Kuatkan balutan
yang ada di kepalaku ini !" Fadlal meneruskan ceritanya :"Maka kulakukan
perintah Rasulullah saw. itu. Kemudian beliau duduk, lalu meletakkan tangannya
di atas bahuku, kemudian beliau berdiri lalu masuk ke masjid." Dan kisah
selanjutnya terdapat dalam hadist perihal wafatnya Rasulullah saw.
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Muhammad bin al Mubarak, dari
*`Atha'bin Muslim al Khaffaf al Halabi,dari Ja'far bin Furqan, dari `Atha' bin Abi
Rabbah,yang bersumber dari *al Fadlal bin `Abbas r.a.)
Al Fadlal bin `Abbas r.a. adalah sahabat yang masyhur, ia adalah anak sulung `Abbas r.a.
    (paman Rasulullah saw.)
'Atha' bin Muslim al Khaffaf al Halabi, di dla'ifkan oleh Abu Daud, dan menurut Abu Hatim
    tidak boleh dipakai hujjah periwayatannya.
"Sesungguhnya Nabi saw. sedang dalam keadaan sakit. Beliau keluar (dari
rumahnya) dengan bertelekan kepada Usamah bin Zaid. Waktu itu beliau
memakai kain Qithri (buatan Qatar) yang diselempangkan. Kemudian Beliau
shalat bersama mereka (para sahabat)."
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari `Amr `Ashim, dari Hammad bin
Salamah, dari Humaid, yang bersumber dari Anas r.a.)
CARA MAKAN RASULULLAH SAW
"Sesungguhnya Nabi saw. menjilati jari jemarinya (sehabis makan) tiga kali."

(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari
Sa'id bin Ibrahim, dari *salah seorang anak Ka'ab bin Malik, yang bersumber dari
bapaknya.)
Nama Ibnul Ka'ab bin Malik (putera Ka'ab bin Malik r.a.) di sini tidak dijelaskan, sedangkan
    Ka'ab mempunyai anak dua orang, yaitu `Abdullah dan `Abdurrahman. Namun demikian
    keduanya punya tsiqat (dapat diterima periwayatannya) , dan keduanya merupakan tabi'in
    besar.
"Bila Nabi saw. selesai makan, beliau menjilati jari jemarinya yang tiga*."
(Diriwayatkan oleh al Hasan bin `Ali al Khilali, dari `Affan, dari Hammad bin Salamah, dari
Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)
Yang dimaksud jari yang tiga ,yakni: jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari.

JENIS ROTI YANG DIMAKAN OLEH RASULULLAH SAW

"Keluarga Nabi saw. tidak pernah makan roti sya'ir* sampai kenyang dua hari
berturut-turut hingga Rasulullah saw. wafat."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin
Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja'far, dari Syu'bah, dari Ishaq, dari
`Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Sya'ir, khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indinesia dengan
    "gandum" sedangkan sya'ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia
    dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang
    terbuat dari sya'ir kurang baik mutunyasya'ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.
Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.
"Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti
gandum yang halus, hingga wafatnya."
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari'Abdullah bin `Amr –Abu Ma'mar-,
dari `Abdul Warits, dari Sa'id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas
r.a.)

LAUK PAUK YANG DIMAKAN RASULULLAH SAW
"Sesungguhnya Rasulullah bersabda: "Saus yang paling enak adalah cuka."
`Abdullah bin `Abdurrahman berkata :"Saus yang paling enak adalah cuka."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin `Abdurrahman,
keduanya menerima dari Yahya bin Hasan, dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin `Urwah,
dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
"Rasulullah saw. bersabda :"Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah
dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, daari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan
pula oleh Abu Nu'aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari
seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha', yang bersumber dari Abi Usaid r.a.*)
Abi Usaid adalah `Abdullah bin Tsabit az Zarqi.

"Nabi saw. menggemari buah labu. maka (pada suatu hari) beliau diberi
makanan itu, atau diundang untuk makan makanan itu (labu). Aku pun
mengikutinya, maka makanan itu (labu) kuletakkan dihadapannya, karena aku
tahu beliau menggemarinya.
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muhammad bin Ja'far, dan diriwayatkan
pula oleh `Abdurrahman bin Mahdi, keduanya menerima dari Syu'bah, dari Qatadahyangt
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
"Nabi saw. menyenangi kue-kue manis (manisan) dan madu."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Ibrahim ad Daruqi, juga diriwayatkan oleh Salamah bin
Syabib dan diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, mereka menerimanya dari Abu
Usamah, dari Hisyam bin `Urwah yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
"Nabi saw. diberi makan daging, maka diambilakn baginya bagian dzir'an*.
Bagian dzir'an kesukaannya. Maka Rasulullah saw. Mencicipi sebagian
daripadanya. "
(Diriwayatkan oleh Washil bin `Abdul A'la, dari Muhammad bin Fudlail, dari Abi Hayyan at
Taimi, dari Abi Zar'ah, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
Dzir'an adalah bagian tubuh binatang dari dengkul sampai bagian kaki.
"Daging yang paling baik adalah punggung."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad, dari Mis'ar, dari Syaikhan, dari
Fahm,* yang bersumber dari `Abdullah bin Ja'far r.a.)
Namanya adalah Muhammad bin `Abdullah, disebut pula Muhammad bin
`Abdurrahman, juga disebut Abu Hay.

WUDLU RASULULLAH SAW
"Rasulullah saw. keluar dari jamban, maka dihidangkan kepadanya makanan.
Kemudian para sahabat berkata : `Apakah kami perlu menyediakan bagi Anda
air wudlu?" Beliau menjawab :"Sesungguhnya aku disuruh berwudlu apabila aku
akan melakukan shalat."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Isma'il bin Ibrahim, dari Ayyub, dari Ibnu
Mulaikah yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
"Kubaca dalam Taurat bahwa berkah makanan itu karena berwudlu sebelum
makan dan berwudlu sesudahnya". Hal tersebut kukatakan kepada Nabi saw.,
dan kukabarkan apa yang pernah kubaca dalam Taurat itu, maka Rasulullahsaw.
Bersabda :"Berkah makanan itu disebabkan berwudlu sebelum makan serta
sesudahnya."
(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari `Abdullah bin Numair, dari Qeis bin Rabi'*. Hadist
inipun diriwayatkan pula oleh Qutaibah, dari `Abdul Karim al Jurjani, kedua riwayat itu
bersumber dari Qeis bin Rabi', dari Abi Hisyam Adahzadan yang bersumber dari Salman
r.a.)
Qeis bin Rabi' menurut Ibnu Ma'in periwayatannya dla'if namun diterima oleh Ibnu Majah dan
Abu Daud.

DO'A RASULULLAH SAW. SEBELUM DAN SESUDAH MAKAN
"Pada suatu hari, kami berada di rumah Rasulullah saw., maka Beliau
menyuguhkan suatu makanan. Aku tidak mengetahui makanan yang paling
besar berkahnya pada saat kami mulai makan dan tidak sedikit berkahnya di
akhir kami makan." Abu Ayub bertanya : "Wahai Rasulullah, bagaimanakah
caranya hal ini bisa terjadi?" Rasulullah saw. bersabda :"Sesungguhnya kami
membaca nama Allah waktu akan makan, kemudian duduklah seseorang yang
makan tanpa menyebut nama Allah, maka makannya disertai syetan."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah Dari Ibnu Luhai'ah, dari Yazid bin Abi Habib, dari Rasyad bin
Jandal al Yafi'I, dari Hubeib bin Aus, yang bersumber dari Abu Ayub al Anshari r.a.)
"Rasulullah saw. bersabda :"bila salah seorang dari kalian makan, tapi lupa
menyebut nama Allah atas makanan itu, maka hendaklah ia membaca
:"Bismillahi awwalahu wa akhirahu." (Dengan nama Allah pada awal dan
akhirnya).
(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari abu Daud, dari Hisyam ad Distiwai, dari Budail al
`Aqili, dari `Abdullah bin `Ubaid bin `Umair, dari Ummu Kultsum*, yang bersumber dari
`Aisyah r.a.)
Ummu Kultsum binti `Uqbah bin Abi Mu'ith al Umawiyah, adalah salah seorang sahabat
    Rasulullah saw. dan ia merupakan saudara seibu `Utsman bin Affan r.a.
"Apabila Rasulullah saw. selesai makan, maka Beliau membaca : "Alhamdulillahil
ladzi ath'amana wa saqana wa ja'alana muslimin." (Segala puji bagi Allah Yang
memberi makan kepada kami, memberi minum kepada kami dan menjadikan
kami orang-orang islam).
(Diriwayatkan oleh Mahmud Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubairi, dari Sufyan as Tsauri,
dari Abu Hasyim, dari Ibnu Isma'il bin Riyah, dari bapaknya (Riyah bin `Ubaid), yang
bersumber dari Abu Sa'id al khudri r.a.)
"Adapun Rasulullah saw., bila hidangan makan telah diangkat dari hadapannya,
maka beliau membaca :"Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan
fihi, ghaira muwadda'iw wa la mustaghnan `anhu Rabbana." (Segala puji bagi
Allah, puji yang banyak tiada terhingga. Puji yang baik lagi berkah padanya.Puji
yang tidak pernah berhenti. Dan puji tidak akan mampu lisan menuturkannya, ya
Allah Rabbal `Alamin)
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Yahya bin Sa'id, dari Tsaur bin Yazid, dari
Khalid bin Ma'danyang bersumber dari Abu Umamah r.a.)

TEMPAT MINUM RASULULLAH SAW
"Anas bin Malik r.a. memperlihatkan kepada kami tempat minuman yang terbuat
dari kayu. Tempat minuman itu tebal dan dililit dengan besi". kemudian anas r.a.
menerangkan : "Wahai Tsabit! Inilah tempat minum Rasulullah saw."
(Diriwayatkan oleh al Husain bin al Aswad al Baghdadi, dari `Amr bin Muhammad, dari `Isa
bin Thuhman, yang bersumber dari Tsabit r.a.)
"Sungguh ke dalam cangkir ini telah kutuangkan berbagai minuman untuk
Rasulullah saw., baik itu air, nabidz*, madu ataupun susu."
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid
dan Tsabit, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
Nabidz adalah air kurma, yakni beberapa biji kurma dimasukkan ke dalam air kemudian
    dibiarkan (semalam) sampai airnya terasa manis.

BUAH-BUAHAN YANG DIMAKAN RASULULLAH SAW
"Nabi saw. memakan qitsa* dengan kurma (yang baru masak)."
(Diriwayatkan oleh Isma'il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa'id, dari ayahnya yang
bersumber dari `Abdullah bin Ja'far r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis)
"Sesungguhnya Nabi saw. memakan semangka dengan kurma (yang baru
masak).”
(Diriwayatkan oleh `Ubadah bin `Abdullah al Khaza'i al Bashri, dari Mu'awiyah bin Hisyam,
dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

MINUMAN RASULULLAH SAW
"Minuman yang paling disukai Rasulullah saw. adalah minuman manis yang
dingin."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma'mar, dari Zuhairi, dari `Urwah,
yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

CARA MINUM RASULULLAH SAW
"Sesungguhnya Rasulullah saw. minum air zamzam sambil berdiri."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya,
dari Sya'bi, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
"Sesungguhnya Rasulullah saw. menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau
minum. Beliau bersabda :"Cara seperti ini lebih menyenangkan dan
menimbulkan kepuasan."

(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad,
keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa'id, dari Abi `Ashim, yang bersumber dari
Anas bin Malik r.a.)

MINYAK WANGI RASULULLAH SAW
"Rasulullah saw. bersabda :"Wewangian laki-laki ialah yang harum baunya dan
tersembunyi warnanya. Sedangkan wewangian wanita ialah yang cemerlang
warnanya dan tersembunyi baunya."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud al Hafariyyi, dari Sufyan, dari al
Jurairi, dari Abi Nadhrah, dari seseorang*, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
Dalam riwayat lain yang juga bersumber dari Abu Hurairah r.a., sanadnya adalah:
    Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma'il bin Ibrahim, dari al Jurairi, dari Abi Nadhrah, dari
    at Thawafi, yang bersumber dari Abu hurairah r.a.

CARA BICARA RASULULLAH SAW
"Rasulullah saw. tidak berbicara cepat sebagaimana kalian. Tetapi beliau
berbicara dengan kata-kata yang jelas dan tegas. Orang yang duduk
bersamanya akan dapat menghafal (kata-katanya)
(Diriwayatkan oleh Humaid bin Mas'adah al Bashriyyi, dari Humaid al Aswad, dari Usamah
bin Zaid, dari Zuhri, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
"Rasulullah saw. suka mengulang kata-kata yang diucapkannya sebanyak tiga
kali agar dapat dipahami."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Yahya, dari Abu Qutaibah –Muslim bin Qutaibah-. dari
`Abdullah bin al Mutsani, dari Tsumamah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

CARA RASULULLAH SAW TERTAWA
"Betis Rasulullah saw. kecil (tidak gemuk). Beliau tidak tertawa kecuali
tersenyum. Bila aku memandang kepadanya, aku berkata (dalam hati); "Betapa
hitam pelupuk matanya, padahal tidak dihitami."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari `Abbad bin al `Awwam, dari al Hajjaj –Ibnu
Arthah-*, dari Simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)
Al Hajjaj (Ibnu Arthah) didla'ifkan oleh jamaah
"Tiadalah tertawa Rasulullah saw. kecuali tersenyum."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Khalid al Khilal, dari Yahya bin Ishaq, as Sailihani, dari Laits
bin Sa'id, dari Yazid bin Abi Habib, yang bersumber dari `Abdullah bin al Harits r.a)


KELAKAR RASULULLAH SAW
"Sesungguhnya Rasulullah saw. bergaul akrab dengan kami, sehingga beliau
bersabda kepada adikku* yang masih kecil :"Wahai Abu `Umair (bapak `Umair),
apa yang dapat dikerjakan burung sekecil itu*?"
(Diriwayatkan oleh Hannad bin asSariyyi, dari Waki', dari Syu'bah, dari Abit Tayyah, yang
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
Ia adalah saudara seibu Anas bin Malik r.a., namanya adalah Ibnu Abi Thalhah Zaid bin Sahl
    al Anshari, sedangkan ibu bagi keduanya adalah Ummu Sulaim binti Malhan. Ibnu Abi
    Thalhah (Abu `Umair) wafat sewaktu masih kecil yakni dimasa Nabi saw. masih hidup.
Imam Tirmidzi berkata :" Maksud Hadist ini, Rasulullah saw. bergurau. Di dalam
    pergurauannya, beliau memberi gelar kepad seorang anak kecil dengan sebutan
    bapak:"Wahai Abu `Umair (Wahai bapak `Umair). Pada hadist inipun terdapat suatu hukum,
    bahwa memberi mainan kepada anak-anak berupa burung tidak apa-apa. Nabi saw.
    bersabda:"Wahai Abu `Umair apa yang dapat dikerjakan oleh burung sekecil itu ?"
    Maksudnya adalah : Anak kecil itu mempunyai burung kecil sebagai mainannya. Kemudian
    burung itu mati , maka anak tersebut berduka cita karenanya. Untuk mengobati dukanya
    Nabi saw bersenda gurau kepadanya.
"Mereka (para sahabat) bertanya: "Wahai Rasulullah! apakah Anda suka
bergurau kepada kami?" Beliau bersabda :"Benar! Hanya saja apa yang
kukatakan, tidak lain hanyalah kebenaran."
(Diriwayatkan oleh `Abbas bin Muhammad ad Duri, dari `Ali bin al Hassan bin Syaqiq, dari
`Abdullah bin al Mubarak, dari Usamah Ibnu Zaid, dari Sa'id al Maqbari, yang bersumber
dari Abu Hurairah r.a.)

SYI’IR YANG DIBACA RASULULLAH SAW
`Aisyah r.a. bertanya :"Apakah Rasulullah saw. pernah membaca syi'ir?" Ia
menjawab :"Beliau pernah membaca Syi'ir Ibnu Rawahah r.a.dan juga pernah
membaca syi'ir yang berbunyi: "Berita-berita akan datang kepadamu Dibawa
oleh orang yang tak kau beri bekal*."
(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Syarik, dari al Miqdambin Syuraih, dari bapaknya,
yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Permulaan baitnya berbunyi: Hari demi hari akan menyingkap kejelasan bagimu. Walau kau
    sebelumnya tidak tahu.
Rasulullah saw. bersabda :"Syi'ir yang terbaik (paling benar) yang pernah
dibacakan seorang penya'ir adalah Syi'ir Labid* (bin Abi Rabi'ah al Amiri), yang
berbunyi: "Ingat! Segala sesuatu selain Allah pasti binasa." Dan hamper saja
Ummayah bin Abis Shalt* menjadi muslim (karena syi'ir-syi'irnya) ."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan as
Tsauri, dari `Abdul Malik bin `Umair, dari Abu Salamah, yang bersumber dari Abu Hurairah
r.a.)


Pada masa jahiliyah, Labid adalah seorang yang mulia demikian pula setelah ia masuk
Islam. Ia merupakan penyair Arab yang terkenal saat itu. Namun setelah turun ayat-ayat Al-
Qur'an ia berhenti membuat syi'ir dan ia hanya mencukupkan dengan al-Qur'an saja. Ia wafat
pada tahun 41 H pada usia 140 tahun.
Tentang Ummayah bin Abis Shalt, Rasulullah pernah bersabda: "Syi'irnya beriman, namun
hatinya tetap kafir."
"Aku pernah berada di belakang Nabi saw. (dibonceng), kepadanya kubacakan
seratus qafiah (sajak) Syi'ir gubahanUmmayah bin Abis Shalt as Tsaqaf.
Manakala kubacakan kepadanya sebait syi'ir, Nabi saw. bersabda :"Tambahkan
lagi!" Sehingga kepadanya kubacakan seratus bait syi'ir, kemudian Nabi saw.
bersabda :"Sesungguhnya Ummayah itu hampir saja menjadi muslim."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Marwan bin Mu'awiyah*, dari `Abdullah bin
`Abdurrahman at Thaifi, dari `Amr bin Syarid, yang bersumber dari ayahnya)
Marwan bin Mu'awiyah bin Harits al kufi, ia dinyatakan tsiqat oleh jamaah. ia wafat tahun 193
    H.
"Rasulullah saw. meletakkan mimbar untuk Hasan bin Tsabit di dalam masjid
agar ia bersyi'ir yang membesarkan hati Rasulullah saaw., atau (perawi ragu)
agar ia mempertahankan Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda
:"Sesungguhnya Allah swt. menolong Hasan lewat Jibril tatkala ia
mempertahankan (atau membesarkan hati) Rasulullah saw. (dengan syi'irnya)."
(Diriwayatkan oleh Isma'il bin Musa al Fazari, dan diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr
(semakna), keduanya menerima dari `Abdurrahman bin Zinad, dari Hisyam bin `Urwah, dari
bapaknya (`Urwah), yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

CARA TIDUR RASULULLAH SAW
"Sesungguhnya Nabi saw. bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan
telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdo'a:
"Rabbi qini `adzabaka yauma tab'atsu `ibadaka." (Ya Rabbi, peliharalah aku dari
azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Israil,
dari Abi Ishaq, dari `Abdullah bin Yazid, yang bersumber dari al Bara bin `Azib r.a.)
"Bila Rasulullah saw. berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdo'a :
"Allahumma bismika amutu wa ahya'. (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan
aku hidup). Dan bila Beliau bangun, maka Beliau membaca :"Alhamdulillahilla dzi
ahyana ba'dama amatana wailaihin nusyur." (Segala puji bagi Allah, yang telah
menghidupkan aku kembali setelah mematikan daku dan kepada-Nya tempat
kembali).
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari `Abdurrazaq, dari Sufyan, dari `Abdul Malik
bin `Umair, dari Ruba'I bin Hirasyi, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
"Sesungguhnya bila Nabi saw. istirahat dalam musafirnya di malam hari, Beliau

berbaring ke sebelah kanan. Dan bila Beliau istirahat pada musafirnya menjelang
subuh, maka Beliau tegakkan lengannya dan diletakkannya kepalanya diatas
tangannya."
(Diriwayatkan oleh alHusein bin Muhammad al Hariri, dari Sulaiman bin Harb, dari
Hammad bin Salamah, dari Humaid, dari Bakr bin `Abdullah al Mazini, dari `Abdullah bin
Rabbah, yang bersumber dari Abi Qatadah r.a.)

IBADAH RASULULLAH SAW
"Rasulullah berdiri (shalat) sampai bengkak kedua kakinya. Kepadanya
ditanyakan: "Mengapa Anda membebani diri dengan hal yang demikian?
Bukankah Allah swt. Telah mengampuni Anda dari segala dosa Anda, baik yang
terdahulu maupun yang akan datang?" Rasulullah saw. Bersabda :"Tidak
patutkah saya menjadi hamba Allahyang bersyukur?"
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, juga oleh Basyar bin Mu'adz, dari Abu `Awanah,
dari Ziyad bin `Alaqah, yang bersumber dari al Mughirah bin Syu'bah r.a.)
"Nabi saw. shalat malam hari tiga belas rakaat."
(Diriwayatkan oleh Abu Kuraib- Muhammad bin al A'la-, dari Waki', dari Syu'bah, dari Abi
Jamrah,yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
"Sesungguhnya apabila Nabi saw. tidak sempat shalat malam hari karena
tertidur atau berat rasa kantuknya, maka beliau lakukan shalat dua belas rakaat
di siang hari."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Abu `Awanah, dari Qatadah, dari Zurarah bin
Aufa, dari Sa'id bin Hisyam, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
"Sesungguhnya Rasulullah saw. melaksanakan shalat di malam hari sebelas
raka'at. Beliau lakukan shalat witir (ganjil) satu raka'at. Apabila beliau selesai
melakukan shalat itu, beliau berbaring dengan lambung kanannya di sebelah
bawah."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma'an, dari Malik, dari Ibnu Syibab, dari Urwah,
yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
"Sesungguhnya Nabi saw. tidak wafat, sampai kebanyakan shalatnya (shalat
sunnat) dilaksanakan dalam keadaan duduk."
(Diriwayatkan oleh al Hasan bin Muhammad azZa'farani, dari al Hajjaj bin Muhammad, dari
Ibnu Juraih, dari `Utsman bin Abi Sulaiman, dari Abu Salamah bin `Abdurrahman, yang
bersumber dari `Aisyah r.a.)
"Aku pelihara amalan-amalan Rasulullah saw. berupa shalat delapan raka'at.
dua raka'at sebelum shalat Dhuhur, dua raka'at sesudahnya, dua raka'at
sesudah shalat Magrib dan dua raka'at sesudah shalat Isya'." Selanjutnya Ibnu
`Umar berkata :"Hafshah* menceritakan kepadaku perihal dua raka'at shalat
fajar. Tapi aku tak pernah* melihatnya dilakukan Rasulullah saw."



(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Marwan bin Mu'awiyah al Farazi, dari Ja'far bin
Burqaq, dari Maimun bin Mihran, yang bersumber dari Ibnu `Umar r.a)
Hafshah (isteri Rasulullah saw.) dan Ibnu `Umar adalah kakak beradik, keduanya adalah
    putera `Umar bin Khathab r.a.
Disebabkan Rasulullah saw. melakukan shalat fajar di rumahnya, maka Ibnu `Umar tidak
    pernah melihatnya.

Tidak ada komentar