رسالة إلى حاج
رسالة إلى حاج
Saudaraku yang
menunaikan ibadah Haji…
Assalamu'alaikum
warahmatullah wabarakaatuh…
Akhirnya engkau bisa menginjakkan kaki dibumi dua tanah haram yang mulia.
Dan inilah momen yang sudah lama engaku impikan memenuhi pikiranmu dan sekarang
menjadi nyata di depan mata. Maka beruntunglah engkau dan bergembiralah serta
selamat datang ( di tanah haram ini ).
Saudaraku yang
saya cintai…
Saya yakin hatimu dipenuhi rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah SAW , oleh karena itu saya ingin bertanya : Apakah engkau sangat
ingin melihat Rasulullah ? dan engkau menyertai beliau dalam ibadah haji ini
?..dan saya percaya engkau akan menjawab : Bahkan saya akan mengorbankan semua
yang saya miliki agar saya bisa melihat Nabi Muhammad SAW dan menyertainya .
Maka saya katakan kepadamu wahai saudaraku : Jika pada kenyataannya
sekarang ini sangat mustahil bisa menyertai Nabi Muhammad SAW , maka engkau masih mungkin bisa
menyertai beliau pada ibadah haji ini dengan ruhmu dan khayalanmu. Dengan
engkau mengunjungi tempat-tempat yang pernah beliau kunjungi dan tidak
mengunjungi tempat-tempat yang tidak beliau kunjungi, maka seolah-olah engkau
sedang menyertai beliau.
Dan sekarang saya ingin memberitahukan kepadamu tempat-tempat mana saja
yang mungkin engkau kunjungi akan tetapi Nabi Muhammad belum pernah mengunjunginya. Jika engkau
mau menjauh dari Nabi SAW maka pergilah kesana, dan jika engkau
tidak ingin jauh dari beliau maka lakukanlah apa yang beliau lakukan dan jangan
pergi ke tempat-tempat yang tidak pernah Nabi kunjungi ketika Haji maupun
ketika Umroh, serta jangan mengajak manusia untuk mengunjunginya.
Pertama : Tempat-tempat yang tidak disyariatkan untuk dikunjungi secara dzatnya dengan tujuan ibadah.
Pertama : Tempat-tempat yang tidak disyariatkan untuk dikunjungi secara dzatnya dengan tujuan ibadah.
Mengunjungi tempat-tempat seperti ini dengan tujuan ibadah jelas
menyelisihi petunjuk Nabi SAW dari berbagai sisi . Diantara tempat tersebut adalah :
1. Maktabah
Mekah Al–Mukarromah ( Perpustakaan Mekah).
Maktabah ini terletak disebelah timur perluasan Masjidil
Haram, dan sebagian orang berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad dilahirkan ditempat dimana Maktabah itu
dibangun. Bagaimanapun tempat ini, yang jelas Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengunjungi tempat ini baik ketika Haji maupun
Umroh. Dan mengunjunginya sebagai bentuk ibadah adalah menyelisihi petunjuk
Nabi SAW maka tidak akan diterima
sebagai ibadah. Hal ini didasarkan pada hadits : " Barangsiapa
melakukan amal ibadah yang tidak ada tuntunannya dari kami maka amal tersebut
tertolak ". ([1])
Kalau memang berkunjung ke tempat ini sebagai ibadah sunnah
dari Nabi, atau
ada kebaikan didalamnya pasti Nabi juga mengunjunginya dan sahabat-sahabat Nabi juga pasti mengunjunginya
sepeninggal beliau. Adapun jika engkau berkunjung
dengan tujuan untuk menelaah buku atau sekedar membacanya maka tidak masalah. Dan jika engkau melihat orang yang tidak punya
ilmu melakukan thawaf di sekitarnya atau shalat menghadapnya dan membelakangi
kiblat, atau engkau melihatnya mencari berkah dari bangunannya dengan mengusap-usapnya,
maka perbuatan nya itu perbuatan yang buruk, maka jelaskanlah kepadanya
tentang kebatilan perbuatannya dengan cara lemah lembut.
2. Gua
Hira.
Yaitu gua yang pernah menjadi tempat ibadah Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi Nabi.
Jika gua ini memiliki
keistimewaan atau jika mengunjunginya merupakan sunnah, maka pasti Nabi Muhammad SAW mengunjunginya setelah kenabiannya.
Tapi selama 10 (sepuluh) tahun beliau tinggal di Mekah antara masa kenabian
dengan peristiwa Hijrah tidak ada berita bahwa beliau pernah mengunjunginya,
tidak pula ketika Haji maupun Umrah.
Dan tidak ada pula berita bahwa ada salah seorang sahabat
Nabi pernah mengunjunginya. Maka mengunjungi Gua Hira dengan tujuan ibadah
jelas sangat bertentangan dengan petunjuk Nabi SAW , dan merupakan ibadah yang tertolak,
tidak diterima dari orang yang melakukan ibadah itu.
Adapun apa
yang ia perbuat di Gua Hira itu seperti mengusapnya, atau mengucapkan do'a-doa
yang dibuat-buat, atau mencari berkah, maka tidak ragu lagi perbuatan seperti
ini lebih buruk dan jelas sekali menyelisihi petunjuk Nabi Muhammad SAW.
3. Gua
Tsur.
Gua Tsur adalah gua yang pernah ditinggali Nabi
beberapa saat pada saat melakukan perjalanan hijrah bersama Abu Bakar
Ash-Shiddiq agar tidak diketahui oleh orang kafir Quraisy. Dan Gua Hira ini
tidak memiliki nilai apapun dalam agama Islam, dan tidak ada keterangan dari
Nabi untuk mengunjunginya, dan tidak ada seorang sahabatpun yang mengunjunginya
setelah peristiwa hijrah. Maka dari mana sumbernya sehingga manusia berdatangan mengunjunginya untuk
tujuan ibadah yang dibuat-buat ?.
4. Gua-gua
di Gunung Uhud.
Sebagian jama'ah haji dan umrah banyak mengunjunginya
dengan tujuan ibadah dengan alasan ada pahalanya, padahal ini tidak ada
asalnya.
5. Tanda
( batu tugu ) Gunung Arafah ( Jabal Rahmah ).
Sebagian kaum muslimin menyangka bahwa wukuf di Arafah tidak
sempurna kecuali dengan wukuf di Jabal Rahmah. Bahkan sebagian mereka
memaksakan diri untuk sampai ke tanda (batu tugu) di puncak gunung. Maka
semacam ini tidak ada asalnya dan tidak benar. Yang benar adalah semua lokasi
Arafah merupakan tempat wukuf kecuali lokasi lembah Uronah. Dan lokasi
khusus Arafah sudah dibatasi dengan jelas. Maka tidak seharusnya jama'ah haji
melakukan wukuf di atas gunung atau di tanda Arafah (batu tugu), dan tidak boleh
mendekatkan diri kepada AllahSWT dengan cara seperti ini, ditambah lagi dengan kepadatan,
penuh dengan manusia ketika melakukannya.
Kedua : Tempat-tempat Yang Disyari'atkan Untuk
Dikunjungi Dengan Niat Ibadah.
Akan tetapi tidak ada dalil khusus berkenaan dengan
keistimewaan tempat-tempat ini dari tempat lainnya yang mengkhususkan untuk
dikunjungi pada saat ibadah haji atau umrah.
Diantara tempat tersebut yaitu ; Kuburan . Disyariatkan ziarah ke
perkuburan untuk tujuan mengingat mati, mengambil pelajaran, dan mempersiapkan
diri untuk alam akhirat dengan beramal shalih dan menjauhi kemungkaran. Namun
apa yang terjadi di perkuburan sekarang ini membuat pusing kepala. Perempuan
dan laki-laki bercampur, sebagian orang berdo'a kepada orang mati dan berisitighatsah
dengan mereka. Andai Rasulullah SAW melihat mereka pasti melarangnya dan mengingkarinya. Jika
engkau mampu mengingkarinya maka pergilah ke perkuburan itu dan lakukan amar
ma'ruf dan nahi mungkar dan berharaplah pahala dari Allah SWT .
Meskipun ziarah kubur disyari'atkan, akan tetapi sebagian orang
mengkhususkan kuburan tertentu untuk diziarahi pada saat haji atau umrah,
padahal tidak ada keistimewaan pada kuburan tersebut. Diantara kuburan tersebut
adalah :
1.
Perkuburan Ma'lah di Mekah.
Disana terdapat banyak kuburan para sahabat, diantaranya –
seperti diberitakan – kuburan ummul mukminin Khadijah radhiyallahu'anha,
namun tidak pernah terdengar kabar bahwa Nabi mengkhususkan ziarah ke sana pada
saat haji atau umrah, meskipun demikian besarnya kedudukan Khadijah di sisi
Rasulullah .
2. Kuburan
Ummul Mukminin Maemunah radhiyallahu'anha.
Kuburan ini terletak di awal jalan kota Sari' jika
keluar dari Mekah. Tidak ada keterangan khsusus untuk diziarahi ketika haji
atau umrah, seperti kuburan lainnya.
3. Kuburan
Hawa.
Yaitu kuburan yang diklaim sebagai kuburan ibunda Hawa, terletak
di depan gedung Kementrian Luar Negeri di Jeddah. Bagaimana bisa seseorang
menetapkan bahwa ini kuburannya ? sangat mengherankan ! bagaimanapun Nabi tidak
pernah ziarah ke sana dan tidak pernah menganjurkannya.
Tidak adanya keterangan yang benar dari Nabi, maka ziarah ke
kuburan ini untuk tujuan ibadah bertentangan dengan akal sehat. Sebagaimana
pula menyelisihi petunjuk Nabi SAW.
Apalagi ditambah
dengan ritual tawassul dan mencari berkah dan semacamnya yang termasuk
kedalam perbuatan syirik atau menyebabkan kepada kesyirikan.
4. Kuburan
Aminah binti Wahab, Ibu Nabi Muhammad SAW.
Banyak sekali kemungkaran di sana, seperti shalat di sana,
melemparkan uang dan kain, thawaf dan mencari berkah dari kuburannya. Dan tidak
ada keterangan dari Nabi bahwa beliau pernah menziarahinya baik ketika haji
maupun umrah. Tidak ada keutamaan yang tertulis tentang kuburan ini. Bahkan ada
riwayat shahih bahwa Allah tidak membolehkan Nabi untuk memohonkan ampun
untuknya. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitab syarah shahih
Muslim : ( Sabda beliau SAW : " Aku
mohon izin kepada Allah memintakan ampun untuk ibuku lalu tidak diizinkan, dan
aku minta izin untuk menziarahi kuburannya maka diizinkan ", dalam
hadits ini terkandung dalil bolehnya menziarahi orang-orang musyrik ketika
mereka masih hidup dan kuburan mereka setelah mati. Jika mengunjungi mereka
ketika sudah mati diperbolehkan, maka
ketika hidup mereka lebih boleh lagi. Dan Allah I telah
berfirman :
" Dan temanilah keduanya di dunia dengan baik
". (Qs. Luqman
: 15 ).
Dalam hadits di atas pula terdapat dalil larangan memintakan
ampunan bagi orang kafir.
Al Qadhi Iyadh rahimahullah pernah berkata : "
Sebab Nabi menziarahi kuburan Aminah adalah agar semakin kuat pelajaran dan
mengingat kematian dengan melihatnya. Hal ini bisa dilihat di akhir hadits Nabi
berkata : " Maka ziarahlah kalian ke kuburan karena dapat mengingatkan
kalian dengan kematian ". ([2])
Namun sebaliknya, telah disunnahkan menziarahi kuburan
secara khusus. Diantara kuburan tersebut adalah :
1.
Ziarah kuburan Nabi e , dengan berdiri di depannya dan mengucapkan salam kepada beliau dengan
lafadz :
السلام
عليك أيها النبي و رحمة الله و بركاته، صلى الله عليك و جزاك عن أمتك خيرا.
( Keselamatan
dari Allah, rahmat-Nya serta berkah-Nya semoga tercurah atasmu wahai baginda Nabi,
shalawat atasmu dan semoga Allah membalasmu dengan kebaikan atas - jasamu
terhadap – umatmu ).
2.
Ziarah kuburan Abu Bakar dan Umar radhiyallahu'anhuma.
Setelah mengucapkan salam kepada Nabi, kemudian bergeser ke
kanan satu langkah atau dua langkah sampai berada didepan kuburan Abu Bakar
lalu mengucapkan salam kepadanya dengan lafadz :
السلام
عليك يا أبا بكر خليفة رسول الله e و رحمة الله و بركاته، رضي الله عنك
و جزاك عن أمة محمد خيرا.
( Keselamatan
dari Allah, rahmat-Nya dan berkah-Nya semoga tercurah atasmu wahai Abu Bakar
khalifah Rasulullah e, semoga Allah ridha kepadamu dan semoga Dia memberikan balasan kebaikan
atas (jasamu terhadap) umat Nabi Muhammade ).
Kemudian bergeser lagi ke kanan selangkah atau dua langkah sampai
berada di depan kuburan Umar bin Khatab, lalu mengucapkan salam kepadanya
dengan lafadz :
السلام عليك يا عمر أمير المؤمنين و
رحمة الله و بركاته، رضي الله عنك و جزاك عن أمة محمد خيرا.
( Keselamatan
dari Allah, rahmat-Nya dan berkah-Nya semoga tercurah atasmu wahai Umar Amirul
mukminin, semoga Allah ridha kepadamu dan semoga Dia memberikan balasan
kebaikan atas (jasamu terhadap) umat Nabi Muhammade ).
3.
Perkuburan Baqi'
.
Mengucapkan salam kepada semua ahli kubur kaum muslimin, dan
berdiri di depan kuburan Utsman bin Affan radhiyallahu'anhu lalu
mengucapkan salam kepadanya dengan lafadz :
السلام
عليك يا عثمان أمير المؤمنين و
رحمة الله و بركاته، رضي الله عنك و جزاك عن أمة محمد خيرا.
( Keselamatan
dari Allah, rahmat-Nya dan berkah-Nya semoga tercurah atasmu wahai Umar Amirul
mukminin, semoga Allah ridha kepadamu dan semoga Dia memberikan balasan
kebaikan atas (jasamu terhadap) umat Nabi Muhammade ).
4.
Berangkat ke gunung Uhud dan ziarah ke kuburan Hamzah ( paman Nabi ) dan para syuhada
di sana, semoga Allah meridhai mereka semua. Lalu mengucapkan salam kepada
mereka dan memohonkan bagi mereka ampunan dari Allah , rahmat serta keridhaan-Nya.
Ketiga :Tempat-tempat Yang Disyariatkan Untuk
Ibadah Di Dalamnya, Bukan Ibadah Dengan
Menziarahinya.
Yaitu masjid-masjid yang ada di sekitar Madinah
Nabawiyyah, namun masjid ini tidak lebih istimewa dari masjid lainnya. Memang
tidak ragu lagi bahwa rumah-rumah Allah di bumi adalah masjid-masjid, namun
kita tidak boleh memberikan keistimewaan tertentu kepada sebuah masjid. Niat
kita mengunjungi masjid adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan
shalat di dalamnya semata. Kecuali ada dalil khusus dari Al-Qur'an atau hadits
Nabi e , seperti masjid Al Haram, masjid Nabawi, masjid Aqsa
dan masjid Quba. Bahkan jika waktu shalat tiba maka seorang muslim bisa shalat
di masjid mana saja dari masjid ahlussunnah.
Oleh karena itu
tidak boleh mengunjungi masjid dengan tujuan mengkhusukan shalat atau ibadah di
dalam masjid tersebut karena menyelisihi sunnah Nabi , apalagi melakukan amalan yang
dilarang seperti mencari berkah dengan masjid itu, mengusap-usap dindingnya,
atau mengikat simpul tali dan kemungkaran lainnya yang dilakukan oleh
orang-orang jahil yang mana hal tersebut merupakan perbuatan syirik atau sarana
menuju kesyirikan. Diantara masjid-masjid tersebut adalah :
1. Masjid
Al-Fath atau Al-Ahzab.
Masjid ini termasuk dari tujuh masjid besar yang dibangun
diatas dataran tinggi di sebelah barat gunung Sal'u. Diceritakan bahwa
penamaannya dengan masjid Al-Fath karena pada akhirnya perang Ahzab dimenangkan
oleh kaum muslimin.
2. Masjid
Salman Al- Farisi.
Terletak tepat di sebelah selatan masjid AL-Fath, dan 20
meter dari gunung Sal'u. disebut sebagai sahabat Salman Al-Farisi penggagas ide
parit Khandak untuk membentengi Madinah dari serangan pasukan Ahzab.
3. Masjid
Abu Bakar As-Shiddiq.
Terletak di sebelah barat daya masjid Salman Al-Farisi,
jaraknya sekitar 15 meter. Dibangun bersamaan dengan dua masjid sebelumnya,
tapi kemudian dirobohkan.
4. Masjid
Umar bin Khatab.
Terletak di sebelah selatan masjid Abu Bakar, jaraknya hanya
sekitar 10 meter. Bentuknya mirip tenda memanjang. Lantai bagian tengahnya
tidak beratap. Bangunannya terletak 8o (delapan derajat) di atas
permukaan tanah. Dan model bangunannya sama seperti masjid Al-Fath. Kemungkinan
dibangun dan direnovasi bersamaan dengan masjid Al-Fath.
5. Masjid
Ali bin Abi Thalib.
Terletak di sebelah timur masjid Fathimah, berada di dataran
tinggi, bentuknya tinggi dan memanjang. Ada riwayat mengatakan bahwa Ali radhiyallahu'anhu
membunuh Umar bin Wud Al-Amiri yang melewati batas parit pada perang Ahzab, peristiwa
itu terjadi di tempat ini.
6.
Masjid Fathimah binti Rasulullah SAW.
Dalam buku-buku sejarah dikenal dengan masjid Sa'ad bin
Muadz. Masjid ini adalah yang terkecil dari tujuh masjid yang dikenal. Terletak
sebelah barat masjid Ali bin Abi Thalib.
7. Masjid
Qiblatain.
Sebagian orang mengatakan masjid ini termasuk masjid ketujuh
dari enam masjid di atas. Di masjid inilah turun wahyu kepada Rasulullahe untuk mengubah arah kiblat ke Ka'bah
dari Baitul Maqdis. Sejak saat itu masjid ini dikenal dengan masjid Qiblatain;
karena di sini Rasulullah melakukan setengah shalatnya menghadap Baitul Maqdis
dan setengahnya lagi menghadap masjidil Haram. Namun yang disunnahkan dalam
mengunjunginya untuk shalat di dalamnya yaitu masjid Quba. Yaitu seorang muslim
menuju masjid Quba dengan keadaan suci lalu melakukan shalat di dalamnya.
Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim dalam shahihnya, dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma,
ia berkata :
" Rasulullah pernah mengunjungi masjid Quba dengan berkendara maupun
berjalan kaki, lalu shalat dua raka'at di dalamnya ". ([3])
Saudaraku yang saya cintai…
Saya telah sampaikan kepadamu bahwa tempat-tempat ini
tidak ada keistimewaan khusus sehingga harus dikunjungi pada musim haji maupun
umrah. Saya juga telah sampaikan kepadamu fenomena campur baur laki-laki dan
perempuan di tempat-tempat tersebut. Maka saya ingin mengingatkanmu dengan
sabda kekasihmu dan Nabimu :
من
أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
"
Barangsiapa yang mengada-adakan perkara dalam urusan kami (agama) yang tidak
termasuk darinya maka ia tertolak ". ([4])
Maksud hadits ini, barangsiapa melakukan suatu ibadah
yang tidak ada asalnya dalam agama maka ibadah tersebut tidak diterima,
walaupun terlihatnya baik.
Saya juga mengingatkanmu dengan sabda beliau :
شر
الامور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار
" Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang
diada-adakan ( dalam agama ), dan semua perkara yang diada-adakan ( dalam agama
) adalah perkara baru , dan semua perkara baru adalah kesesatan, dan semua
kesesatan akan masuk neraka". ([5])
Terakhir saya ingin mengingatkan engkau, bahwa
perkara-perkara baru yang diada-adakan seperti ini menghalangi dari Telaga Nabi Muhammad SAW ( tidak bisa memasukinya ) pada hari
kiamat. Dan akan menjadikannya terusir dan dijauhkan dari Telaga tersebut, ayah
dan ibuku jaminannya. Karena Rasulullah SAW pernah bersabda :
إِنِّي
فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ ، وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ
أَبَدًا ، لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ، ثُمَّ يُحَالُ
بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ ، فَأَقُولُ : إِنَّهُمْ مِنِّي ، فَيُقَالُ : إِنَّكَ لَا تَدْرِي
مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ ، فَأَقُولُ : سُحْقًا ، سُحْقًا ، لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي.
" Sesunggunya aku mendahului kalian ke Telaga,
barangsiapa melewatiku maka ia pasti akan minum (dari telaga itu). Dan siapa
saja yang telah minum maka tidak akan merasakan haus selamanya. Dan sungguh
akan ada sekumpulan kaum yang aku mengetahuinya, dan mereka pun mengetahui aku,
namun kemudian ada penghalang antara aku dengan mereka. Maka aku pun mengatakan
: " Mereka termasuk umatku ". Lalu ada jawaban : " Sesungguhnya
engkau tidak tahu apa yang telah mereka ada-adakan setelah engkau meninggal
". maka aku pun berkata : " menjauhlah! Menjauhlah! siapa pun yang
merubah (agama) setelahku". ([6])
Maka apakah engkau mau dilarang minum dari telaga
Nabimu ?! atau engkau mau dihalangi antara
dirimu dengan Nabi Muhammad SAW , lalu engkau diusir, Nabi Muhammad SAW berkata kepadamu : "
menjauhlah ! menjauhlah ! siapa pun yang merubah (agama) setelahku". – na'udzubillah - .
Saudaraku yang
saya cintai…
Jika telah diketahui semua perkara
bid'ah adalah buruk, maka bid'ah paling buruk adalah bid'ah jenis syirik, atau
bid'ah yang mengantarkan kepada kesyirikan. Dan adzab syirik yang paling
dahsyat adalah kekal di neraka selamanya – na'udzubillah - . Dan bid'ah syirik
ini banyak terjadi di tempat-tempat tersebut di atas. Dan kita – wahai
saudaraku – tentunya tidak mau masuk neraka dan memohon surga kepada Allah.
Bagaimana mungkin kita rela melakukan perbuatan-perbuatan seperti berikut ? :
1-
Melakukan
thawaf disekeliling tempat-tempat tersebut, seperti maktabah Mekah, kuburan,
atau tanda (batu tugu) Arafah. Dan thawaf tidak boleh dilakukan kecuali di
Ka'bah.
2-
Shalat
di kuburan dan menjadikannya arah kiblat.
3-
Berdo'a
kepada selain Allah dan mengadukan kebutuhanmu kepadanya, seperti kepada Nabi Muhammad SAW , istighatsah kepadanya atau kepada penghuni kubur
lainnya.
4-
Mencari
berkah dari dinding Maktabah Mekah, atau kuburan, atau gua, atau dari sebagian
tanah tempat-tempat tersebut.
5-
Mengikatkan
simpul pada pepohonan atau tempat tertentu, atau melemparkan kertas di sana
yang berisi permohonan dan sejenisnya.
6-
Mengusap-usap
dinding bangunan yang ada kuburannya, memegangnya, membuat simpul benang-benang
di sana, dan mencari berkah dengannya.
7-
Melemparkan
uang atau memercikkan minyak wangi ke kuburan mengharap kedekatan dengan
penghuni kubur.
8-
Berdiri
di depan kuburan dengan khusyuk dan menangis seperti berdirinya shalat, dan
sebagian orang meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri sama seperti
shalat.
Sebagai penutup…
Wahai saudaraku yang saya cintai…
Aku berdo'a kepada Allah subhanahu wata'ala semoga
engkau diberi taufik olehNya dalam perjalanan ibadah haji atau umrah ini. Dan
semoga taufik Allah juga kepadamu pada hari-hari berikutnya untuk mengamalkan
amalan ibadah sesuai kitab Tuhan mu dan sesuai sunnah Nabi mu .
Dan semoga Allah menjauhkanmu
dari perkara-perkara bid'ah, dosa-dosa dan kesalahan sebagaimana Allah
menjauhkan belahan barat dan timur. Semoga Allah menjadikanmu kembali dengan
ibadah haji mabrur dan dosa-dosa yang diampuni, bersih dari dosa dan kesalahan
seperti hari pertama engaku dilahirkan oleh ibumu.
Akhir kata kita ucapkan alhamdulillahirabbil'alamiin.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
kita, keluarganya dan juga para sahabatnya.
Post a Comment