Bulan Kemenangan
Bulan Kemenangan
Segala
puji hanya bagi Allah semata, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
nabi yang tidak ada nabi setelahnya, nabi kita Muhammad, kepada keluarganya,
sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya sampai hari pembalasan
kelak.
Bulan
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Pada bulan tersebut Allah memberikan
pertolongan-Nya kepada kaum muslimin terhadap musuh Allah dan musuh mereka
yaitu kaum musyrikin dalam perang Badar. Dinamakan juga Yaumul Furqan,
hari perpisahan. Karena pada saat itu Allah memisahkan antara kebenaran dan
kebatilan. Perang Badar terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua hijriyah.
Terjadinya perang ini karena Rasulullah mendengar kabar bahwa Abu Sufyan dalam
perjalanan kembali ke Mekkah dari Syam memimpin kafilah yang membawa barang
dagangan yang banyak milik kaum Quraisy. Maka rasulullah mengajak para shahabat
keluar merampas barang dagangan tersebut, karena kaum Quraisy selama ini selalu
memerangi Allah dan rasul-Nya. Maka Rasulullah pun pergi hendak menghadang
kafilah tersebut bersama lebih dari seratus orang sahabat, mereka tidak
menghendaki perang.
Ketika
Abu Sufyan mengetahui akan hal itu, dia segera mengirim utusan kepada kaum
Quraisy meminta bala bantuan untuk menyelamatkan barang dagangan mereka. Dia
sendiri mengambil jalan menyisiri tepi laut. Kaum Quraisy yang dipimpin para
pembesar-pembesarnya segera datang disertai seribu orang laki-laki. Diantara
mereka terdapat juga gadis-gadis yang tugasnya menyanyi untuk menghina kaum
muslimin. Abu Sufyan yang mengambil jalan lain telah selamat dari kejaran kaum
muslimin, dia lalu mengirim berita kepada kaum Quraisy agar kembali saja.
Tetapi justru mereka enggan kembali, bahkan menginginkan peperangan. Akhirnya
Allah mempertemukan pasukan kaum muslimin dan musuh mereka. Maka terjadilah
peperangan itu. Pada perang itu Allah memenangkan Rasulullah dan para
sahabatnya atas kaum kuffar Quraisy. Tujuh puluh orang kafir terbunuh dan tujuh
puluh orang lagi tertawan. Sungguh Allah telah menolong kelompok yang sedikit
yang berperang menegakkan kalimat Allah, dan menghinakan kaum musyrikin.
Saudaraku
kaum muslimin:
1. Ketahuilah bahwa Allah akan
menolong agama-Nya manakala orang-orang kafir itu sombong dan melampaui batas.
Allah ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya
Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya". (QS. Al Hajj: 40)
Maka
hendaklah kaum muslimin mengerjakan hal-hal yang Allah perintahkan dan
meninggalkan hal-hal yang Allah larang. Serta merasa bangga dan mulia dengan
agamanya. Harus menolong agamanya agar pertolongan Allah datang padanya. Allah
ta'ala berfirman:
"bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan
negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung". (QS.
Ali 'Imran: 200).
2. Kaum muslimin, berdoalah selalu
kepada Allah agar diberi kemenangan atas musuh-musuh mereka orang-orang kafir.
Allah telah mengajarkan kita dalam firman-Nya:
"dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (QS. Al Baqarah: 250)
3. Kaum muslimin, berdoalah kepada
Allah untuk kebinasaan orang-orang kafir. Karena gangguan mereka terhadap kaum
muslimin sangatlah besar, mereka melakukan makar dan tipu daya untuk memperdaya
kaum muslimin dan menuduh mereka sebagai kaum teroris yang haus darah, serta
menjelekkan citra mereka di mata dunia internasional. Dan hendaklah doamu untuk
mereka benar-benar untuk kecelakaan mereka. Sesungguhnya Nabi pernah mendoakan
kebinasaan pada empat orang tokoh Quraisy. Mereka adalah: Abu Jahal, Syaibah
bin Rabi'ah, 'Utbah (saudaranya) dan Walid bin 'Utbah (keponakannya).
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud:
(( اسْتَقْبَلَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم
الْكَعْبَةَ فَدَعَا عَلَى نَفَرٍ مِنْ قُرَيْشٍ عَلَى شَيْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ
وَعُتْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ وَالْوَلِيدِ بْنِ عُتْبَةَ وَأَبِي جَهْلِ بْنِ
هِشَامٍ فَأَشْهَدُ بِاللَّهِ لَقَدْ رَأَيْتُهُمْ صَرْعَى قَدْ غَيَّرَتْهُمْ
الشَّمْسُ وَكَانَ يَوْمًا حَارًّا ))
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menghadap Ka’bah,
beliau berdo’a agar sejumlah tokoh kaum Quraisy: Syaibah bin Rabi’ah, Utbah bin
Rabi’ah, Al-Walid bin Uqbah, dan Abu Jahal bin Hisyam dicelakakan. Saya
bersumpah dengan nama Allah, sungguh saya melihat mereka mati terkapar, dimana
matahari membuat warna mereka berubah. Dan hari itu memang panas sekali.” (HR. Bukhari).
4. Berdoalah kepada Allah 'azza
wa jalla untuk kemenangan orang-orang yang tertindas, dan doakanlah agar
orang-orang kafir yang menyakiti kaum muslimin itu ditimpa kekeringan,
kelaparan, dan agar Allah mengeraskan siksa-Nya kepada mereka. Hendaklah doamu
itu dilakukan saat engkau mengangkat kepalamu dari ruku' pada rakaat terakhir
(doa qunut). Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu diceritakan bahwa:
(( كَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ
الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَنْجِ عَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ
اللَّهُمَّ أَنْجِ سَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْوَلِيدَ بْنَ
الْوَلِيدِ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ اللَّهُمَّ
اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ
)).
Jika
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kepalanya dari ruku' pada raka'at
yang akhir, beliau berdoa: (Ya Allah selamatkanlah 'Ayyasy bin Abu Rabi'ah, Ya
Allah selamatkanlah Salamah bin Hisyam, Ya Allah selamatkanlah Al Walid bin Al
Walid, Ya Allah selamatkanlah orang-orang beriman yang lemah. Ya Allah
keraskanlah sikaan-Mu atas suku Mudlar dan timpakanlah kepada mereka musim
paceklik sebagaimana yang terjadi pada zaman Yusuf)". (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Pada bulan Ramadhan pula
terjadinya Penaklukan Kota Makkah pada tahun kedelapan Hijriyah. Maka jadilah
Makkah sebagai negeri yang menegakkan tauhid setelah sebelumnya adalah pusat
kesyirikan. Hanya milik Allahlah segala keutamaan dan anugerah. Maka sudah
menjadi kewajiban bagi orang yang berada di dalamnya atau penduduk Makkah
mengetahui bahwa Makkah adalah negeri Allah, negeri haram. Kebaikan di dalamnya
akan dilipatgandakan, maka hendaklah bersungguh-sungguh dalam mengerjakan
kebaikan. Dan waspadalah dari dosa-dosa di dalamnya dan di tempat yang lain,
karena dosa di dalamnya adalah kedzaliman. Allah ta'ala berfirman:
Dan
siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara dzalim, niscaya
akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih. (QS. Al Hajj: 25)
Post a Comment