Lelucon
Lelucon
Segala puji hanya bagi Allah subhanahu
wata’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah
salallahu’alaihi
wa salam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma
Ba’du:
Di antara kemungkaran yang tersebar di tengah masyarakat
di masa sekarang ini adalah apa yang sering disebut dengan lawak. Lawak adalah
kisah-kisah dusta dengan tujuan membuat orang tertawa guna menggembirakan orang lain. Diriwayatkan oleh
Imam Ahmad di dalam kitab sunannya dari Bahz bin Hakim dari bapaknya dan dari
kakeknya berkata, “Aku telah mendengar Nabi Muhammmad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Celaka bagi orang yang berbicara kepada
orang lain lalu dia berdusta agar suatu kaum tertawa dengannya, celaka baginya,
celaka baginya”.[1]
Di antara keburukan lawak adalah:
Pertama: Menimbulkan kedustaan. Dan ini adalah keburukan yang
paling besar. Dan sungguh Allah Ta’ala telah melarang berlaku dusta di dalam
banyak ayat Al-Qur’an.
“...maka
jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan
jauhilah perkataan-perkataan dusta”. (QS.
Al-Hajj: 30).
Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu
bahwa Nabi Muhammmad shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, “Hendaklah kalian
berbuat jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan
sesungguhnya kebaikan itu membawa kepada surga, dan seorang hamba senantiasa
berbuat jujur dan menjaga dirinya untuk
berlaku jujur sehingga dirinya ditulis di sisi Allah subhana hu wata’alla
sebagai orang yang jujur, dan jauhilah perbuatan dusta, karena dusta itu
membawa kepada dosa dan dosa itu mengarahkan kepada neraka, dan seseorang
senantiasa berbuat dusta dan berusaha berbuat dusta sehingga ditulis sebagai
pendusta di sisi Allah”.[2]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya
dari Samurah bin Jundub dalam sebuah hadits yang panjang dan di dalam hadits
tersebut disebutkan tentang mimipi Nabi Muhammmad shallallahu alaihi wa sallam dan beliau bersabda, “Aku didatangi
pada malam ini oleh dua orang lalu
mereka berdua memabawaku pergi, mereka berdua berkata kepadaku mari pergi , maka
aku pergi bersama mereka berdua...... lalu kami mendatangi seorang lelaki yang sedang
tidur terlentang sementara di sampingnya seorang lelaki berdiri dengan membawa rantai
besi berduri lalu ia memotong-motong salah satu bagian dari wajahnya hingga tengkupnya lalu memotong hidungnya hingga tengkupnya
serta memotong kedua matanya sehingga sampai pada kepala bagian belakang,
kemudian dia berpindah pada bagian wajah lain dia berbuat terhadap wajahnya
seperti apa yang diperbuat pada bagian wajah yang pertama, dan ketika ia belum
selesai melakukannya pada bagian wajah yang satunya kecuali bagian wajah yang
lain telah kembali seperti semula, kemudian dia mengulangi apa yang dilakukan
sebelumnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Aku bertanya:
Subhanallah apakah ini? Kedua lelaki itu berkata: Adapun lelaki yang engkau
datangi dalam keadaan memotong-motong rahangnya sehingga sampai pada kepala
bagian belakang dan memotong hidungnya sehingga sampai pada kepala bagian
belakang serta memotong matanya sehingga sampai pada kepala bagian belakang,
dialah seorang lelaki yang keluar dari rumahnya lalu dia berbohong dengan suatu
kebohongan yang menyebar ke segala penjuru”.[3]
Kalau
lawak ini hanya untuk sekedar bercanda, sesungguhnya telah datang dari Nabi Muhammmad
shallallahu alaihi wa sallam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abi Umamah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Aku menjamin
sebuah rumah di dalam surga bagi orang yang meninggalkan debat sekalipun dia
benar, dan menjamin sebuah rumah di pertengahan surga bagi orang yang
meninggalkan dusta sekalipun dia bercanda, dan menjamin sebuah rumah di tingkat
yang tertinggi di dalam surga bagi orang yang akhlaknya baik”.[4]
Dan larangan ini berlaku jika dia tidak mengandung kata-kata kotor atau
menyebarkan kekejian atau menyebarkan kemungkaran, atau berpanjang lebar dalam
menceritakan kejelekan keburukan orang lain. Dan jika dia termasuk bagian ini
maka sungguh dia termasuk dalam perbuatan yang diharamkan, sebagaimana
disebutkan di dalam hadits sebelumnya.
Imam Ahmad Rahimahullah berkata, “Dusta tidak boleh dilakukan baik dengan
sungguh-sungguh atau bergurau. Al-Zahabi berkata, “Seorang muslim diberikan
semua bagian akhlak kecuali khianat dan
dusta.
Kedua: Di antara keburukan lelucon ini adalah bahwa
sebagian lelucon mengandung pelecehan terhadap agama Allah Subhanahu wata’ala, atau orang-orang yang beriman. Hal ini bisa
menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Sebagaimana firman Allah Azza Wa
Jalla:
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab:
"Sesungguhnya
kami hanyalah
bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat -Nya dan Rasul -Nya kamu selalu berolok-olok?. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir
sesudah beriman. (QS. Al-Taubah: 65-66).
Syekh Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab berkata, “Para
ulama telah sepakat secara ijma tentang kekafiran orang yang melakukan hal
tersebut, maka orang yang memperolok-olok Allah Subhanahu wata’ala,, kitab -Nya, Rasul -Nya maka dia kafir
sekalipun hanya bercanda dan tidak bermaksud memperolok-olok agama secara
hakiki.[5]
Syaikhul Islam ibnu Taimiyah berkata, “Memperolok-olok Allah Subhanahu wata’ala,, ayat-ayat -Nya,
Rasul -Nya adalah kekafiran yang mengeluarkan seseorang dari keimanan”.[6]
Ketiga: Perbuatan ini bisa membawa kepada mengejek dan meremehkan orang lain.
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan
jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain karena boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan( lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil
dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (QS. Al-Hujurat: 11)
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa
Nabi Muhammmad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, maka dia tidak boleh
menzaliminya, mengecewakannya, menghinanya, takwa itu di sini (dan beliau
menunjuk ke arah dadanya tiga kali) cukuplah bagi seseorang suatu keburukan
karena dia menghina saudaranya yang muslim, setiap orang muslim
atas muslim yang lain diharamkan darahnya, hartanya dan kehormatannya”.[7]
Keempat: Perbuatan ini akan mengakibatkan menyia-nyiakan waktu. Dan waktu ini
adalah salah satu perkara yang akan dipertanggung jawabkan oleh seorang hamba
pada hari kiamat kelak. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Abi Barzah Al-Aslamy
radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammmad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan melangkah dua kaki seorang hamba pada hari
kiamat sehingga dia akan ditanya oleh Allah tentang empat perkara tentang
umurnya di manakah dia habiskan, tentang ilmunya apa yang diperbuat dengannya,
tentang hartanya dari manakah dia dapatkan dan ke mana disalurkan”.[8]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiallahu
anhuma bahwa Nabi Muhammmad shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Dua nikmat yang banyak
manusia merugi padanya yaitu nikmat sehat dan waktu luang”.[9]
Kelima: Sebagian lelucon ini mengandung kata-kata kotor dan ungkapan lisan yang tidak senonoh. Perbuatan ini tidak pantas bagi orang yang beriman baik
mengucapkannya atau mendengarnya.
قال الله تعالى : ﴿ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا ﴾ (الفرقان: 72)
apabila mereka bertemu dengan (orang-orang)
yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan
yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya.(
QS. Al-Furqon: 72)
Sebagaian ahli
tafsir berkata, “Maksudnya adalah kata-kata dusta.
Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash radhiallahu anhu
berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bukanlah orang
yang berkata kotor dan berbuat kotor dan
beliau bersabda, “Orang yang terbaik di antara kalian
adalah orang yang paling baik akhlaknya”.[11]
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan
salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat
serta seluruh pengikut beliau.
[1] Sunan Abi Dawud 4/2197 no:
4990
[2] Shahih Bukhari 4/409 no: 6094
dan shahih Muslim 4/2013 no: 2607
[3] Shahih Bukhari 3/310-311 no:
7047
[4] Sunan Abu Dawud: 4/253 no:
4800
[5] Taisirul Azizil Hamid halaman:
617
[6] Al-Fatawa: 7/273
[7] HR. Muslim: 4/1986 no: 2564
[8] Al-Turmudzi: 4/612 no: 2417
[9] Al-Bukhari 4/175 no: 6412
[10] QS. Al-Mu’minun: 3
[11] Shahih Bukhari 2/518 no: 3559
dan Shahih Muslim 4/181 no: 2321
Post a Comment