Hak Seorang Muslim Atas Muslim Lainnya
Hak Seorang
Muslim Atas Muslim Lainnya
Segala puji bagi Allah, Yang
Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Kuasa menjalankan apa
yang telah ditetapakan dan diinginkanNya, Dia yang telah menjadikan orang-orang
beriman ini bersaudara dalam keimanan dan menyerupakan mereka dalam keutuhan
antara mereka dengan sebuah bangunan, seperti yang disebutkan di dalam
firmanNya:
قال الله تعالى:﴿ إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُونَ ﴾
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah
bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat rahmat”. QS. Al-Hujurat: 26
Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah,
yang tiada sekutu bagiNya dalam ketuhananNya dan dalam asma dan sifat serta
kekuasaanNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, imam
orang-orang yang bertaqwa, peminpin mereka dan Rasul dan peminpin bagi
orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Ya Allah curahkanlah shalawat dan
salam kepada Muhammad, kepada para keluarga dan para shahabatnya,
bintang-bintang yang mengarahkan kepada jalan petunjuk dan shalawat kepada
setiap orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan sehingga hari kiamat.
Amma
Ba’du:…
Wahai sekalian manusia,,,bertaqwalah
kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, sebab bertaqwa kepadaNya adalah
perniagaan yang paling memberikan keberuntungan, dan ketahuilah bahwa kalian
bersaudara dengan orang yang seiman dengan kalian dan persaudaraan yang
dilandasi dengan keimanan lebih kuat daripada persaudaraan yang dilandasi
dengan apapun. Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى:﴿ فَإِذَا
نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءلُونَ فَمَن ثَقُلَتْ
مَوَازِينُهُ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا
أَنفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ﴾
Apabila sangkakala ditiup maka
tidaklah ada lagi pertalian nasab
di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka
saling bertanya. Barang
siapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka
itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan
barang siapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal
di dalam neraka Jahanam. QS. Al-Mu’minun: 103
قال الله تعالى:﴿ الْأَخِلَّاء
يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ ﴾
Teman-teman akrab pada hari
itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian
yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. QS. Al-Zukhruf: 67.
Wahai
saudaraku seiman, wujudkanlah berbagai upaya yang bisa membentuk kasih sayang
dan cinta di antara kalian, sebab-sebab yang membuat setiap individu senang
kepada kebaikan, saling tolong menolong dan menjauhi segala factor yang
melemahkan dan mengurangi kekuatan hubungan antara sesame muslim di dalam
kehidupan nyata, sehingga dengannya amal kalian menjadi berkurang. Dan
ketahuilah bahwa umat ini tidak bersatu dan perundang-undangannya tidak bisa
terwujud secara sempurna kecuali dengan terbentuknya rasa cinta dan
persaudaraan sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah
memberitahukan hal tersebut di dalam sebuah sabdanya, “Orang mu’min yang
satu dengan mu’min yang lain bagai sebuah bangunan yang saling menguatkan
antara yang satu dengan yang lainnya”.
Dan Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam telah bersabda, “Perumpaan orang-orang mu’min dalam
kasih sayang, rasa cinta, solidaritas dan saling membantu antara mereka sama
seperti badan yang satu, yang apabila ada di antara anggota badan tersebut yang
mengaduh kesakitan maka anggota badan yang lain akan meregang kepanasan dan
tidak bisa tidur”.
Alangkah agungnya persaudaraan tersebut
dan alangkah indahnya akhlak yang terpuji ini, Allah Subahnahu Wa Ta’ala
menajadikannya sebagai hikmah dan nikmat bagi orang-orang yang beriman, Allah Subahanahu
Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى:﴿ وَإِن
يُرِيدُواْ أَن يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللّهُ هُوَ الَّذِيَ أَيَّدَكَ
بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الأَرْضِ
جَمِيعاً مَّا أَلَّفَتْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ
إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴾
Dan jika mereka
bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan
pertolongan-Nya dan dengan para mukmin,dan Yang mempersatukan hati mereka(^) (orang-orang yang beriman). Walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan
tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. Al-Anfal: 62-63.
Sesungguhnya
Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman telah mensyari’atkan bagi kalian
segala faktor yang bisa memperkuat persaudaraan dan menumbuhkan rasa cinta di
antara sesama orang-orang yang beriman, dan jauhilah segala perbuatan yang bisa
menimbulkan perpecahan, permusuhan dan waspadalah terhadap perbuatan maksiat
kepada Allah. Celakalah hamba yang meyepelekan dan menyia-nyiakan perintah
tuhannya, hendaklah kalian mengikuti jejak salafus shaleh dan jama’ah kaum
muslimin. Ambillah petunjuk mereka dan jalan yang mereka tempuh dalam urusan
agama ini baik tentang keyakinan, amal ibadah dan ketaatan, dan tauladanilah
mereka dalam urusan cinta mencintai antara sesame mereka dan mentauladani
mereka dalam perkara-perkara agama dan kemanusiaan, di mana Rasulullah
shallallau alaihi wa sallam telah mempersaudarakan antara para shahabatnya dan
membangun persaudaraan ini adalah upaya kedua yang dilakukan oleh Rasulullah
shallallau alaihi wa sallam setelah berhijrah ke Madinah, beliau menjadikan
orang-orang Anshor sebagai saudara bagi
orang-orang muhajirin, dan persaudaraan ini menyebabkan terjadinya pewarisan
antara mereka pada permulaan Islam sampai turunnya ayat yang menjelaskan
tentang masalah pembagian harta warisan.
Bahkan persaudaraan ini sampai
mendorong orang-orang Anshor memberikan sebagaian harta dan rumah mereka kepada
orang-orang Muhajirin, lebih dari itu, sebagian orang Anshor berkehendak untuk
memberikan sebagai istrinya kepada saudaranya dari kaum Muhajirin sebagai bukti
nyata dan benar atas persaudaraan mereka.
Di
dalam sebuah hadits dari Abu Dzar radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Wahai Abu Dzar maukah engkau jika aku
tunjukkan kepadamu kepada sebuah perniagaan yang lebih baik daripada dunia dan
seisinya?. Maka akupun menjawab: Aku mau wahai Rasulullah, “Engkau berusaha
untuk memperbaiki hubungan antara orang mu’min yang satu dengan yang lainnya
apabila hubungan tersebut telah rusak dan engkau berusaha mendekatkan mereka
jika mereka saling berjauhan”.
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim untuk menjauhi saudaranya
melebihi tiga hari dan yang paling dari mereka adalah orang yang memulai dengan
salam” Muttafaq alaihi.
Syari’at
Islam telah menjelaskan tetang keharaman saling memutuskan hubungan
silaturrahmi antara pribadi yang beriman, mengharamkan namimah dan berjalan di
muka bumi untuk berbuat kerusakan. Allah Subahanahu Wa Ta’ala
berfirman:
قال الله تعالى:﴿ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن
تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ ﴾
Hai orang-orang
yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
QS. Al-Hujurat: 6.
قال الله تعالى:﴿ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا
خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْرًا
مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ
الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ ﴾
Hai orang-orang yang beriman
janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka
(yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang lalim. QS. Al-Hujurat: 11.
Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang berjuang
untuk mengadu domba sesama orang yang beriman”. Muttafaq alaihi.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang
saling mencela dan mengejek dan Rasulullah shallallau alaihi wa sallam
bersabda: Di antara dosa besar yang paling besar adlaah seorang lelaki mencela kedua orang tuanya. Dikatakan bagaimanakah
seseorang dikatakan mencela kedua orang tuanya?. Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam menjawab, “Seorang lelaki mencela bapak orang lain lalu
dia membalas mencela bapaknya, dan seorang lelaki mencela ibu seseorang lalu
dia membalas mencela ibunya”.
Dan cukuplah perbuatan ini sebagai
perbuatan buruk di mana Allah menggambarkannya dengan gambaran yang keji. Allah
mengumpamakannya dengan bangkai yang dimakan oleh seseorang. Di sebutkan di
dalam firman Allah:
قال الله تعالى:﴿ أَيُحِبُّ
أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ﴾
“Sukakah salah seorang di
antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”.
QS.Al-Hujurat: 12
Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala
menyebutkan dalam ayat selanjutnya keutamaan persaudaraan dan akhlak yang baik
sebagai bukti akan kemuliaan dan keagungan perbuatan ini. Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى:﴿ يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴾
Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
QS.Al-Hujurat: 13.
Wahai sekalian kaum muslimin hendaklah
kalian menjaga persaudaraan yang dibangun atas dasar keimanan, sebab
persaudaraan tersebut menciptakan rasa cinta dan menjauhkan permusuhan, dan
renungkanlah firman Allah, Dzat yang telah menciptakan kalian:
قال الله تعالى:﴿ وَلاَ
تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ ﴾
“…dan
janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”. QS. Al-Anfal:
46
Dan renungkan pula sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam, “Ruh-ruh itu bagai tentara yang telah dipersenjatai,
yang telah saling mengenal maka dia bersatu dan yang saling mengingkari pasti
akan bercerai berai” . HR. Bukhari dan Muslim dan Sabda Nabi shallallau
alaihi wa sallam “Surga itu bagi orang yang mentaatiku walau dia seorang
hamba sahaya dari Habsy, dan neraka itu bagi orang yang mendurhakai Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam walau dia orang mulia dari suku Quraisy”.
Semoga Allah memberikan
keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan
Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di
dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi
diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia
dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab
Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah kedua
Segala
puji atas segala anugrah kebaikan yang telah diberikan oleh Allah, dan syukur
kepadaNya atas segala karunia dan pemeberianNya. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya,
kesaksian yang mengangungkan Zat Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusanNya, semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam yang berlimpah
kepada Nabi, para shahabat, keluarga dan semua orang yang mengikuti beliau
samapai hari kiamat…amma ba’du:
Wahai sekalian
hamba Allah, takutlah kalian kepada Allah Ta’ala dan sadarilah bahwa kalian
bersaudara dalam agama ini dan persaudaraan yang didasarkan pada keimanan melebihi
kekuatan persaudaraan yang bangun dengan dasar apapun. Pada hari kiamat tidak
ada lagi ikatan karena garis keturunan, bahkan para shahabat pada waktu itu
saling memusuhi kecuali orang-orang yang bertaqwa. Wahai hamba Allah,
wujudkanlah persaudaraan ini dengan saling mencintai dan menyayangi antara
kalian semua, dan hendaklah kalian saling membantu berbuat kebaikan dan saling
tolong menolong dalam kebaikan dan berupaya untuk selalu menguatkan dan
mengembangkan persaudaraan tersebut serta menjauhi segala sebab bisa melemahkan
dan mengurangi persatuan umat. Sebab umat ini tidak akan bersatu dan tidak pula
memiliki kekuatan kecuali setelah mereka seperti
apa yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Orang
mu’min yang satu dengan mu’min yang lain bagai sebuah bangunan yang saling
menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya”. Muttafaq alaihi.
Persaudaraan yang telah diperintahkan ini bukan ikatan sebatas
lisan semata akan tetapi ikatan yang kuat dan dalam yang tertanam di dalam di
dalam jiwa dan hati, di mana benihnya adalah ikhlas dan buahnya adalah akhlak
baik kepada saudara seiman.
Inilah
yang dapat aku sampaikan, dan ucapakanlah shalawat dan salam kepada Rasulullah
sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah.
Post a Comment