Sifat Orang-Orang Yang Beriman
Sifat Orang-Orang
Yang Beriman
Segala
puji bagi Allah Yang Tinggi:
قال الله تعالى:﴿ الَّذِي
خَلَقَ فَسَوَّى
وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى
وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى
فَجَعَلَهُ غُثَاء أَحْوَى ﴾
“Yang
menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya). dan yang menentukan kadar
(masing-masing) dan memberi petunjuk, dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,
lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman”.
QS. Al-A’la: 2-5.
قال الله تعالى:﴿ لَهُ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى وَإِن تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ
فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى ﴾
“Kepunyaan-Nya-lah
semua yang ada di langit, semua yang di bumi,
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan
ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi”.
QS. Thaha: 6-7.
Aku
memuja Allah Yang Maha Suci, Raja Yang Maha Benar dan Nyata, Yang bersemayam di
atas Arasy dan memiliki kerajaan. Rahmat dan ilmuNya meliputi segala sesuatu.
Dan kepadaNya-lah orang-orang yang berakal dan berilmu memanjatkan segala btnuk
pujian. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya
kecuali Allah, yang tiada sekutu
bagiNya, Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang rahasia dan tersembunyi.
قال الله تعالى:﴿ مَا يَكُونُ
مِن نَّجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ
سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِن ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ
مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴾
“Tiada
pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan
Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada
(pembicaraan antara) lima
orang, melainkan
Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara
(jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan
Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian
Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa
yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. QS. Al-Mujadilah: 7
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan RasulNya, yang menyeru kepada ketaqwaan. Beliau adalah orang
yang paling mengenal tuhannya, paling baik dalam beribadah dan taat pada
perintah Tuhannya, itulah jalan petunjuk yang diberikan kepadanya. Tidak ada
jalan kebikan kecuali dia menunjukkan umatnya pada jalan tersebut dan tidak ada
jalan keburukan kecuali beliau memperingatkan umatnya agar mereka tidak
tenggelam padanya. Maka sangat pantas jika taat kepada Rasulullah disejajarkan
dengan taat kepada Allah, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah:
قال الله تعالى:﴿ مَّنْ
يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ وَمَن تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ
عَلَيْهِمْ حَفِيظًا ﴾
“Barang
siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati
Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu),
maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka”. QS. Al-Nisa’: 80.
Ya Allah!, curahkanlah shalawat dan
salam kepada hambaMu dan RasulMu, Muhamad dan kepada keluarga serta seluruh
para shahabatnya, sebagai mercusuar dalam bidang ilmu dan petujnjuk, menara
keadilan dan ketaqwaan, mereka adalah shahabat terbaik yang membenarkan
Rasulullah, mengikuti sunnah beliau dan menjalankan ajaran beliau baik perintah
beliau, atau perbuatan dan amal beliau. Allah Yang Maha Tinggi memuji mereka di
dalam firmanNya:
قال الله تعالى:﴿ مُّحَمَّدٌ
رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء
بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ
فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ
فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ
بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا ﴾
“Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud
mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan
kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan
dan pahala yang besar.”
QS. Al-Fath: 29.
Amma Ba’du
Wahai
sekalian manusia bertqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan
sadarilah pengwasan Allah dengan kesadaran sebenar-benarnya, kesadaran orang
yang memang mendengar dan melihat peringatan. Disebutkan
di dalam hadits riwayat Abdullah bin Umar semoga Allah meredhai keduanya: bahwa
seorang lelakai yang berwibawa dan tanang masuk kepada Rasulullah shallallau
alaihi wa sallam pada saat kami sedang duduk-duduk di sisinya lalu lelaki
tersebut bertanya kepadanya: “Wahai Muhammad apakah iaman itu?. Rasulullah
shallallau alaihi wa sallam menjawab: Iman adalah engkau beriman kepada Allah,
malaikat, kitab-kitab, para rasul dan hari akhir dan beriman kepada qodar
Allah, yang baik dan yang buruk”. Orang tersebut berkata: Engkau benar. Kamipun
terheran-heran dengan pertanyaan dan pembenaran yang diucapakannya. Kemudian
dia bertanya kembali: Apakah yang dimasud dengan ihasan?. Beliau menjawab:
Engkau menyembah Allah sakan-akan dirimu melihatNya dan jika engkau tidak
melihatNya maka sungguh Dia telah melihatmu. Sang penanya berkata kembali:
Engkau benar, maka kamipun semakin terheran-heran dengan pertanyaannya dan
pembenarannya. Kemudian dia bertanya kemabli: Wahai Muhammad kapankah kiamat itu
terjadi: Rasulullah shallallau alaihi wa sallam menajwab: Tidaklah orang yang
ditanya lebih megetaui dari orang yang ditanya. Kemudian lelaki tersebut pergi,
lalu Rasulullah shallallau alaihi wa sallam bertanya kepada kami: Apakah kalian
megetahui siapakah yang datang tadi?. Kami menjawab: Allah dan RasulNya yang
lebih mengetahuinya. Rasulullah shallallau alaihi wa sallam Menjawab: Ini
adalah Jibril dia datang guna mengajarkan kepada kalian tentang perkara agama
kalian”. HR. Muslim.
Renungkanlah
hadits ini dan hadits-hadits yang lainnya dan ketahuilah bahwa terlalu lama
kalian telah berpaling dari berita besar baik karena merasa berat dan atau
karena kebodohan dan sibuk dengan harta dunia yang rendah, sehingga kalian
justru lebih mememntingkan perkara yang
memalingkan kalian dari jalan yang lurus dan jalan petunjuk.
Dahulau, para salafus shaleh
menyembah Allah sekan-akan mereka melihatNya, namun jika mereka tidak
meilhatNya maka mereka tetap ikhlas dalam beribadah, bersyukur terhadap
nikmat-nikmatNya, takut kepadaNya sebab Allah senantiasa melihat mereka.
Sesungguhnya perumpamaan keimanan di
dalam sanubari seorang muslim sama seperti pohon yang baik, menghasilkan buah
yang baik, dan amal shaleh adalah buah dari keimanan, yang akar-akarnya telah
tumbuh di dalam qalbu para salafus saleh dan tumbuh subur di dalam hati setiap
orang yang beriman setelah mereka, sehingga dengannya mereka disifati dengan
sifat keberuntungan yang paling tinggi, seperti yang disebutkan di dalam firman
Allah:
قال الله تعالى:﴿ قَدْ
أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ
اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ وَالَّذِينَ هُمْ
لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ
فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاء ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الْعَادُونَ
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى
صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ
الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴾
“Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan
orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki;
maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari
yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang
yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang
yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
(yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. QS.
Al-Mu’minun: 1-11.
Allah Subahnahu Wa Ta’ala
menyebutkan pada pembukaan amal saleh mereka bahwa mereka khusyu’ di dalam
shalat mereka. Khsyu’an mereka bersemayam di dalam hati mereka dan tercermin di
dalam amal mereka. Mereka menundukkan pandangan mereka, menjaga lisan mereka
dari perkataan yang sia-sia, menunaikan hak Allah pada harta mereka, menjaga
kemaluan mereka, menepati janji-janji mereka dan menunaikan amanah mereka.
Mereka meyakini bahwa shalat adalah tiang agama, Yang membedakan mereka dengan
yang selain mereka adalah penyebutan awal tentang mereka dengan kata sifat,
yaitu khusyu’ dalam shalat, lalu menyebut sifat mereka dengan keteguhan
menjealankan shalat, bersabar atasnya, menunaikan shalat tepat pada waktunya,
secara berurtan tanpa terputus-putus, maka dengannya mereka berhak mendapat
surga Firdaus, di mana mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Sungguh benar Rasulullah shallallau alaihi wa sallam di dalam sebuah
sabdanya ketika beliau melihat seorang lelaki yang sedang mempermainkan
jenggotanya saat shalat: Seandainya hatinya
khusyu’ dalam shalat maka anggota badannyapun juga ikut khusyu’”. HR. Al-Hakim dan Al-Turmudzi.
Dan sabda Rasulullah shallallau alaihi wa sallam: Bagaimanakah
pendapat kalian jika sebuah sungai mengalir di depan pintu salah seorang dari
kalian dan dia mandi padanya lima
kali sehari apakah ada dari dakinya yang tersisa. Para
shahabat menajwab: Tidak wahai Rasulullah, tidak akan tersisa sedikitpun dari
dakinya pada badannya. Lalu Rasulullah shallallau alaihi wa sallam bersabda:
Demikianlah dengan shalat yang lima
waktu Allah menghapuskan dosa dan kesalahan dengannya”. Muttafaq Alaihi.
Bertaqwalah wahai para hamba Allah dan ikutilah jejak orang-orang
shaleh, arahkanlah segala upaya untuk taat kepada Allah, maka dengannya kalian
akan menjadi orang beriman yang beruntung dengan mendapat surga na’im dan
ingatlah hari di mana setiap makhluk menghadap Allah dan setiap mereka
mendapatkan balasan masing-masing, dan janganalah kalian menjadi orang yang
berpaling dari mengingat Allah dan tidak menghendaki kecuali kehidpan dunia,
bahkan kalian harus menjadi seperti orang yang difirmankan oleh Allah Subahnahu
Wa Ta’ala:
قال الله تعالى:﴿ إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ وَأَخْبَتُواْ إِلَى رَبِّهِمْ
أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ الجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal
saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka
itu adalah penghuni-penghuni surga mereka kekal di dalamnya.”. QS. Hud: 23.
قال الله تعالى:﴿ يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِي وَالِدٌ
عَن وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ
اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم
بِاللَّهِ الْغَرُورُ
إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ
الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ
غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
﴾
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada
hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun.
Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula)
penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah. Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah
Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. QS. Luqman: 33-34.
Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku dan
bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat
bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat
Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang
bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta
seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah
ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah
Kedua
Segala puji bagi Allah Yang Maha Tinggi, yang telah
menciptakan dan menyempurnakan ciptaanNya, Yang telah menentukan dan memberikan
petunjuk, aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah
semata yang tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan utusanNya, semoga Allah mencurahkan shalawat dan kesejahteraan yang besar
kepada beliau dan kepada para shabat dan pengkut beliau yang kembali
memnundukkan diri di hadapan Allah dan berseserah diri dengan sebenarnya. Amma
Ba’du:
Wahai para hamba Allah, bertaqwalah kalian kepada
Allah dan ketahuilah bahwa karena keimanan adalah dasar setiap kebaikan dan
keberuntungan di dunia dan akherat, dan orang yang kehilangan iman akan
kehilangan segala kebaikan dalam agama dan dunia serta akherat, karenanya Allah
sering menyebutnya di dalam Al-Qur’an baik dalam bentuk perintah untuk
menjaganya atau melarang perkara yang menjadi lawannya, anjuran dan penjelasan
tentang sifat-sifat orang yang beriman dan balasan mereka baik di dunia atau
akherat.
Allah mensifati orang-orang yang beriman di dalam
kitabNya dengan prilaku mereka yang membenarkan dan tunduk kepada aqidah yang
menjadi landasan agama ini, mencintai apa yang dicintai dan diredhai Allah dan
mengamalkan perintah Allah, serta menjauhi dan waspada terhadap segala perkara
yang dimurkai oleh Allah dengan kembali dan taubat kepadaNya dalam segala
keadaan. Dan keimanan mereka membuahkan hasil yang baik dalam amal dan akhlak
mereka.
Allah mensifati orang-orang yang beriman dengan
sikap mereka yang taat, mendengar perintah dan tunduk baik secara lahir dan
batin terhadap perintah Allah dan RasulNya. Allah mensifati mereka bahwa badan
mereka mereka gemetar, mata-mata mereka menumpahkan air mata, hati mereka luluh
dan tenang saat mendengar ayat-ayat Allah dan mengingat Allah, dan mereka takut
kepada Allah dalam keadaan rahasia dan terang-terangan, serta mereka
dikaruniakan nikmat sementara hati mereka takut dan mereka kembali kepada Tuhan
mereka.
Allah mensifati mereka dengan sifat khusyu’ dalam
segala kondisi mereka dan di dalam shalat secara khusus, mereka memalingkan
diri mereka dari perbuatan sia-sia, menunaikan zakat, menjaga kemaluan mereka
kecuali atas istri-istri mereka atau budak-budak milik mereka serta mereka
menjaga amanah dan perjanjian mereka.
Allah menyifati mereka dengan sifat di mana mereka
berjalan di muka bumi dengan tenang, apabila orang-orang bodoh mencomooh, maka
mereka menjawabnya dengan kata-kata yang baik, mereka melalui malam-malam
mereka dengan sujud dan berdiri dalam ibadah, mereka moderat, bersikap
pertengahan dalam segala keadaan hidup mereka, dalam urusan membelanjakan harta
mereka tidak boros, dan tidak pula pelit
namun di antara keduanya, dan mereka tidak mempersekutukan Allah, tidak
membunuh jiwa kecuali dengan hak, tidak berzina, tidak bersaksi bohong, dan
apabila melewati kumpulan yang sia-sia maka mereka melewatinya dengan sikap
mulia, dan apabila mereka diingatkan dengan ayat-ayat Allah maka tidak
tesungkur dengan tuli dan buta namun mereka tunduk tersungkur bersujud dan
menangis, mereka disifat dengan iman yang sempurna yang tidak ada keraguan
padanya, berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah, dan Allah juga
mensifati mereka dengan ikhlas kepada Allah dalam segala perkara yang mereka
kerjakan dan tinggalkan.
Inilah sifat-sifat orang beriman yang mulia, sifat
orang beriman yang sebenarnya, yang akan selamat dari segala sebab-sebab siksa
dan berhak mendapat pahala yang baik, memperoleh setiap kebaikan sebagai
balasan keimanan.
Inilah yang bisa aku sampaikan, ucapkanlah shalawat
dan salam kepada Rasul yang membawa peringatan berita gembira, sebagaimana yang
diperintahkan oleh Allah di dalam firmanNya:
قال
الله تعالى:﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا ﴾
“Hai orang-orang
yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. QS. Al-Ahzab: 56
Post a Comment