Nasehat Bagi Wanita Muslimah
Nasehat Bagi Wanita Muslimah
Wahai
para wanita yang sedang bertabarruj dengan mengunakan segala perhiasaan yang di
milikinya di hadapan manusia bertakwalah kalian kepada Allah , takutlah wahai
perempuan yang biasa keluar kepasar tanpa menutupi tubuhnya dengan sempurna,
dan siapa saja yang ikut campur baur bersama laki-laki, sehingga mereka bisa
bebas memandangimu demikian pula engkau bisa memandangi mereka, bertakwalah
wahai wanita kalau sekiranya engkau masih beriman kepada Allah dan beriman pada
hari di mana engkau akan berdiri seorang diri di hadapanNya, ketahuilah bahwa
semua perbuatanmu tersebut adalah di larang oleh agama. Duhai orang yang sedang naik mobil
sendirian hanya berdua bersama sopirnya atau yang masuk ke ruang dokter tanpa
di temani mahramnya takutlah engkau kepada Allah. Takutlah duhai wanita yang
keluar rumah dengan bersolek tanpa memakai hijab, ketahuilah sesungguhnya
bersolek tanpa hijab akan menumbuhkan berbagai macam fitnah, dan menyelisihi
perintah Allah dan RasulNya.
Bertakwalah wahai wanita muslimah serta bertaubatlah kepada Allah
apabila ada di antara kalian yang mengerjakan salah satu di antara kemungkaran
di atas, demi Allah sungguh adzab Allah itu sangatlah pedih.[1]
Dan
wajib bagi tiap wanita muslimah yang masih beriman kepada Allah serta hari
akhir untuk menjaga lidahnya, jangan sampai melembutkan suaranya tatkala
berbicara bersama laki-laki yang bukan mahramnya, apalagi ngobrol bareng
bersama mereka, karena suara perempuan termasuk aurat yang tidak boleh di
perdengarkannya pada orang lain yang bukan mahramnya kecuali sebatas kebutuhan
yang diperlukan tanpa merendahkan suaranya.
Dan
wanita muslimah dilarang melihat lelaki yang bukan termasuk mahramnya kecuali mempunyai
alasan yang di bolehkan demikian pula sebaliknya bagi laki-laki juga di larang
untuk melihat pada perempuan yang bukan mahramnya tanpa ada udzur syar'i. Maka
menjadi suatu kewajiban bagi tiap muslim untuk berhati-hati dalam masalah ini
demikian pula wajib baginya untuk selalu mengawasi mahramnya supaya tidak
terjatuh ke dalamnya, karena penglihatan merupakan salah satu panah beracun
dari panah-panah yang di luncurkan oleh setan. [2]
Hak dan kewajiban seorang istri
Merupakan
suatu kewajiban bagi seorang istri terhadap suaminya adalah menunaikan hak dan
kewajibannya serta menyematkan pada dirinya adab-adab Islam, sebagaimana
pembahasan berikut ini:
- Ta'at kepada suaminya selagi dia tidak menyuruh untuk berbuat maksiat kepada Allah Azza wa jalla, berdasarkan firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَإِنۡ أَطَعۡنَكُمۡ
فَلَا تَبۡغُواْ عَلَيۡهِنَّ سَبِيلًاۗ ﴾ ( سورة النساء: 34)
"Kemudian
jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya". (QS an-Nisaa':
34).
Demikian juga berdasarkan sabda Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam:
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم : « إذا دعا الرجل امرأته إلى فراشه فلم تأته فبات غضبان عليها
لعنتها الملائكة حتى تصبح » ( رواه البخاري ومسلم)
"Apabila seorang suami mengajak
istrinya ke tempat tidurnya (ungkapan untuk berjima'.pent) kemudian istrinya
enggan sehingga suaminya marah kepadanya, maka para malaikat melaknatnya sampai
keesokan harinya". HR Bukhari dan Muslim.
Dan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam yang lainnya:
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم : «لو كنت آمرا أحد أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها»
(رواه أبو داود والحاكم وصححه الترمذي)
"Kalau seandainya saya boleh
menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain tentu akan saya perintahkan
perempuan sujud kepada suaminya". HR Abu Dawud, Hakim dan di shahihkan
oleh Imam Tirmidzi.
- Memelihara serta menjaga kehormatan suaminya dan martabatnya, serta mengatur harta, anak-anak dan seluruh urusan rumah tangga, hal itu berdasarkan firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ
قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٞ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ ﴾
( سورة النساء 34)
"Sebab
itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka)". (QS an-Nisaa': 34).
Dan
berdasarkan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم : « والمرأة راعية على بيت زوجها وولده ومسئولة عن رعيتها »
(رواه البخاري ومسلم)
"Dan perempuan bertanggung jawab
atas rumah suami dan anak-anaknya, serta akan di tanya tentang tanggung
jawabnya tersebut" HR Bukhari dan Muslim.
Dan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم : «فحقكم عليهم أن لا يوطئن فرشكم من تكرهون ولا يأذن في
بيوتكم لمن تكرهون» (رواه الترمذي)
"Dan hak suami atas kalian (para
wanita) adalah tidak berzina serta tidak memasukan orang lain yang ia
benci". HR Tirmidzi beliau berkata hadits hasan shahih.
- Menetap di rumah suaminya dan tidak keluar dari rumah melainkan setelah mendapat izin dan di ridhoi olehnya. [3]
- Wajib bagi seorang istri selalu berusaha untuk mencari ridho suaminya serta menjauhi segala perkara yang bisa menimbulkan kemarahannya, jangan mencoba menolak manakala diajak untuk berhubungan kecuali kalau memang ia memiliki udzur syar'i, seperti ketika sedang haid maupun nifas, maka kalau keadaanya seperti itu, ia tidak boleh memenuhi ajakan suaminya untuk berhubungan, demikian pula tidak boleh bagi seorang suami untuk menuntut istrinya mau di ajak berhubungan ketika sedang haid dan nifas, dan jangan menjimakinya sampai sekiranya ia telah suci dari haid maupun nifasnya, berdasarkan firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَٱعۡتَزِلُواْ
ٱلنِّسَآءَ فِي ٱلۡمَحِيضِ وَلَا تَقۡرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطۡهُرۡنَۖ﴾ ( سورة البقرة 222)
"Oleh sebab itu hendaklah kamu
menjauhi istrimu di waktu haidh, dan janganlah kamu mendekati mereka, sampai
kiranya mereka suci". (QS
al-Baqarah: 222).
Maknanya jangan dekati mereka untuk berjima' sampai
terputus darah haid atau nifasnya dan mereka telah mandi suci.
- Hendaknya bagi perempuan merasa bahwa dirinya tak ubahnya seperti seorang budak yang berada di bawah naungan suaminya, yang tidak bisa seenaknya berbuat, dari segi harta, ia tidak bisa bergerak melainkan setelah mendapat izinnya. Dan agar ia memahami bahwa hak suami lebih dahulukan dari pada haknya dan hak saudara suami lebih dahulukan dari pada hak saudaranya, demikian juga hendaknya ia selalu siap untuk di ajak berhubungan oleh suaminya dengan menggunakan berbagai macam sarana yang bisa menjadikan dirinya bersih, serta menarik, dan jangan merasa lebih cantik sambil menghina kejelekannya, serta jangan sesekali mencelanya di belakang apalagi di hadapannya.
- Wajib bagi wanita, untuk selalu merasa malu terhadap suaminya, menghormati, ta'at pada perintahnya, diam ketika suami sedang berbicara, menjauhi segala perkara yang bisa membuatnya marah, tidak berkhianat kepadanya, baik ketika di tinggal pergi, atau dalam ranjangnya, harta serta rumahnya, dan selalu berbusana yang menarik dan menjaga badan selalu wangi.
- Hendaknya bagi perempuan yang merasa takut kepada Allah Ta'ala bersungguh-sungguh di dalam mentaati Rasulallah Shalallahu 'alaih wa sallam, taat kepada suaminya, serta mencari keridhoanya, karena suami adalah surga maupun neraka bagi istrinya, seperti yang pernah di sabdakan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم : « أيما امرأة ماتت وزوجها عنها راض دخلت الجنة » (رواه إبن
ماجه والترمذي)
"Wanita mana saja yang meninggal dunia,
kemudian suaminya merasa ridho terhadapnya, maka ia akan masuk surga". HR Ibnu Majah, dan di hasankan oleh Imam
Tirmidzi.
Dalam hadits lain Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إذا صلت المرأة
خمسها وصامت شهرها وأطاعت بعلها زوجها فلتدخل من أي أبواب الجنة شاءت » (رواه أحمد
والطبراني)
"Apabila
seorang wanita mengerjakan sholat lima waktu, dan berpuasa ramadhan, mentaati
suaminya, maka ia akan masuk ke dalam surga melalui pintu mana saja yang ia
kehendaki". HR Ahmad dan Thabrani.
Post a Comment