Pembelahan Dada Nabi Muhammad serta Peristiwa Mi’rajnya
PEMBELAHAN
DADA NABI SERTA MI'RAJNYA
Dari Malik bin
sha'sha'ah radhiyallahu 'anhu, ia menceritakan: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
"Ketika aku
sedang berada di Hijr Ismail duduk berbaring, tiba-tiba aku datangi oleh
seseorang (malaikat) yang besarnya antara ini dan itu, lalu ia membelah dadaku
dan mengeluarkan hatiku. Kemudian di datangkan padanya bejana emas yang berisi
penuh dengan keimanan, lantas hatiku dicuci dari situ dengan air Zamzam. Di
bersihkan lalu di kembalikan kedalam dada seperti semula.
Kemudian di
datangkan kepadaku sesekor binatang, dia bukan Bighal[1], bentuknya lebih besar dari
keledai, berwarna putih bersih, di katakan namanya Buraq. Satu langkahnya,
sepanjang mata memandang, maka aku di naikan keatasnya.
Maka berangkatlah
saya bersama Jibril sampai di pintu langit dunia, Jibril meminta supaya di
bukakan pintu, maka di tanyakan padanya: "Siapa anda? Jibril, jawabnya.
Lalu penjaga pintu bertanya kembali: "Bersama siapa? Jibril menjawab:
"Muhammad". Mereka masih bertanya: "Apakah kamu di utus untuk
membawanya? Ya, jawabnya. Lantas malaikat penjaga pintu tersebut membukanya, dan
mendo'akan: "Selamat datang, sebaik-baik orang yang datang adalah
dia".
Tatkala saya
telah masuk ke dalam, maka di sana ada Adam. Jibril berkatak padaku: "Ini
bapakmu Adam, berilah salam kepadanya". Sayapun mengucapkan salam
kepadanya. Adam memjawab salamku, kemudian berkata padaku: "Selamat datang
wahai Nabi yang shaleh, dan anak yang shaleh".
Setelah itu saya
lalu di bawa naik lagi, sampai datang kepintu langit yang kedua. Maka Jibril
meminta supaya di bukakan pintunya, lalu di jawab dari dalam: "Siapa anda?
Jibril, jawabnya. Siapa bersamamu? Muhammad. Apakah engkau di utus untuknya?
Jibril menjawab: "Ia". Terdengar suara dari dalam: "Selamat datang,
sebaik-baik orang yang datang adalah dia".
Lantas pintupun
di bukakan untuk kami. Ketika saya masuk, saya jumpai di dalamnya ada Yahya dan
Isa, keduanya adalah sepupu.
Lalu Jibril
menjelaskan padaku: "Ini adalah Yahya dan Isa, berilah salam kepada
keduanya". Saya lalu mengucapkan salam pada keduanya. Keduanya membalas
salamku, lalu mengatakan: "Selamat datang, saudaraku yang shaleh dan Nabi
yang shaleh".
Kemudian saya di
bawa naik lagi sampai kelangit ketiga. Maka Jibril meminta supaya di bukakan
pintu untuk kami. Terdengar pertanyaan dari dalam: "Siapa ini? Jibril,
jawabnya. Siapa yang bersamamu? Muhammad. Apakah kamu di utus untuknya? Ya, jawab Jibril. Malaikat
penjaga pintu tersebut mengatakan: "Selamat datang, sebaik-baik orang yang
datang adalah dia". Lalu pintupun di buka.
Tatkala saya
masuk kedalam, maka di sana ada Yusuf. Jibril menjelaskan padaku: "Ini
adalah Yusuf, berilah salam kepadanya". Aku pun mengucapkan salam
untuknya, ia menjawab salamku, lalu berkata padaku: "Selamat datang,
saudaraku yang shaleh dan Nabi yang shaleh".
Kemudian aku di
bawa naik keatas, sampai di pintu langit yang keempat. Maka Jibril meminta agar
pintu dibuka. Terdengar pertanyaan dari dalam: "Siapa ini? Jibril,
jawabnya. Siapa yang bersamamu? Muhammad, jawabnya. Apakah engkau di utus untuk
membawanya? Ya, jawab Jibril. Malaikat penjaga pintu tersebut mengatakan:
"Selamat datang, sebaik-baik orang yang datang adalah dia".
Ketika aku masuk,
di sana ada Idris. Jibril mengenalkan aku dengannya: "Ini adalah Idris,
berilah salam padanya". Aku lalu mengucapkan salam padanya, ia pun
membalas salamku. Lalu mengatakan: "Selamat datang, saudaraku yang shaleh
dan Nabi yang shaleh".
Selanjutnya saya
di bawa naik lagi keatas, sampai kelangit kelima. Lantas Jibril meminta supaya
di bukakan pintunya, terdengar pertanyaan dari dalam: "Siapa kamu? Jibril,
jawabnya. Siapa yang bersamamu? Muhammad, timpal Jibril. Apakah engkau di utus
untuknya? Ya, jawabnya. lalu malaikat penjaga pintu tersebut berkata: "Selamat
datang, sebaik-baik orang yang datang adalah dia". Pintu pun di buka untuk
kami.
Tatkala di dalam
saya mendapati di sana ada Harun. Maka Jibril berkata padaku: "Ini adalah
Harun, berilah salam padanya". Aku lalu mengucapkan salam padanya, ia pun
menjawab salamku, kemudian berkata padaku: "Selamat datang, saudaraku yang
shaleh dan Nabi yang shaleh".
Kemudian saya di
bawa naik keatas lagi, sampailah saya di pintu langit yang keenam. Jibril lalu
meminta kepada penjaga untuk membukakan pintunya. Terdengar pertanyaan:
"Siapa anda? Jibril, jawabnya. Siapa yang bersamamu? Muhammad. Apakah
engkau di utus untuknya? Ya, jawab Jibril. Malaikat tersebut mengatakan:
"Selamat datang, sebaik-baik orang yang datang adalah dia". Pintu
kemudian di buka untuk kami. Dan ketika saya masuk saya berjumpa dengan Musa.
Jibril mengenalkan
diriku dengannya: "Ini adalah Musa, berilah salam kepadanya". Aku
lantas mengucapkan salam padanya, ia lalu menjawab salamku, kemudian berkata:
"Selamat datang, saudaraku yang shaleh dan Nabi yang shaleh".
Ketika saya
melewatinya dia menangis, maka ditanyakan padanya: "Kenapa engkau
menangis? Ia menjawab: "Saya menangis, karena pemuda ini di utus
setelahku, sedangkan umatnya lebih banyak daripada umatku yang masuk kesurga!.
Selanjutnya saya
di bawa naik lagi keatas, sampai di pintu langit yang ketujuh. Kemudian Jibril
meminta supaya di bukakan pintunya. Ia di tanya dari dalam. Siapa anda? Jibril,
jawabnya. Siapa yang bersamamu? Muhammad. Apakah engkau di utus untuknya? Ya, jawab Jibril. Malaikat
penjaga tersebut mengatakan: "Selamat datang, sebaik-baik orang yang
datang adalah dia". Ketika saya masuk, saya bertemu dengan Ibrahim.
Jibril berkata
padaku: "Ini adalah bapakmu Ibrahim, berilah salam padanya". Saya
lalu memberi salam padanya, ia pun membalas salamku. Lalu mengatakan:
"Selamat datang, wahai anakku yang shaleh dan Nabi yang shaleh".
Kemudian, saya di
bawa naik sampai ke Sidrathul Muntaha. Maka pohonnya seperti batu yang
menjulang, dedaunannya seperti telingan gajah.
Kemudian Jibril berkata padaku:
"Ini adalah Shidrathul Muntaha". Saya dapati di sana ada empat
sungai, ada dua yang nampak dan dua lagi tertutupi. Lantas saya bertanya pada
Jibril: "Mata air apakah ini wahai Jibril? Adapun dua sungai yang
tertutupi adalah sungai surga, sedangkan yang nampak adalah sungai Niil dan al-Faraat,
jawab Jibril.
Lalu saya di bawa
naik lagi sampai ke Baitul Ma'mur. Wahai
Jibril tempat apakah ini? Tanyaku. Jibril menjawab: "Ini adalah Baitul
Ma'mur, masuk pada setiap harinya tujuh puluh ribu malaikat, yang mana, mereka
yang telah keluar tidak akan kembali lagi, begitu terus sampai giliran mereka
yang paling akhir".
Selanjutnya di
datangkan pada saya tiga bejana, yang satu berisi khamr, yang kedua madu dan
yang terakhir berisi susu. Kemudian saya ambil bejana yang berisi susu, lalu
minum darinya.
Maka Jibril
berkata padaku: "Ini adalah fitrah yang engkau berada di atasnya serta
umatmu sekalian".
Kemudian di sana,
diwajibkan atasku lima puluh sholat, dalam sehari semalam. Aku pun turun,
pulang, tatkala melewati Musa maka saya di tanya olehnya. Perintah apa yang
bawa olehmu? Saya di perintah untuk mengerjakan lima puluh sholat dalam sehari
semalam, jawabku. Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakan lima puluh
sholat sehari semalam. Demi Allah, sungguh saya telah mencoba pada manusia
sebelummu. Saya telah berusaha untuk Bani Isra'il dengan segala upaya.
Kembalilah ke Rabbmu, mintalah keringanan untuk umatmu dari -Nya, panjang lebar Musa
menasehatiku.
Aku lantas naik
kembali, kemudian saya di beri keringanan menjadi sepuluh kali sehari semalam.
Lalu saya turun dan melewati Musa, dan ia menasehatiku sama seperti semula.
Lalu aku naik kembali meminta supaya diringankan lagi. Maka diringankan menjadi
sepuluh sehari semalam. Aku kembali melewati Musa, ia berkata seperti semula,
saya naik lagi minta supaya diberi keringanan, maka di wajibkan untukku sepuluh
kali sholat dalam sehari semalam. Begitu seterusnya sampai empat kali.
Kemudian saya
naik lagi meminta keringanan, maka si wajibkan sholat untukku lima kali sehari
semalam, saya kembali menemui Musa, lalu ia menasehatiku supaya kembali lagi
meminta keringanan, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup mengerjakan lima
kali sholat dalam sehari semalam! Demi Allah, sungguh saya telah mencoba pada
manusia sebelummu. Saya telah berusaha untuk Bani Isra'il dengan segala upaya.
kembalilah kepada Rabbmu, minta supaya diringankan kembali untuk umatmu, kata
Musa.
Maka saya katakan
padanya: "Saya telah memintanya berulang kali, sampai saya merasa malu
pada -Nya. Namun
saya telah ridho dan tunduk".
Tatkala saya
telah melewati Musa, maka terdengar suara yang menyeru" Saya telah
memutuskan kewajiban untukmu, dan telah Aku ringankan bagi hamba-hamba -Ku".
Hadits ini shahih, di
riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
Post a Comment