Penghalang Mendapat Kebenaran
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala semata,
shalawat dalam salam semoga selalu tercurah kepada Nabi yang tidak ada nabi
sesudahnya.
Ini adalah sebelas penghalang manusia menerima kebenaran,
siapa yang mengetahuinya ia bisa menolaknya dan siapa yang tidak mengetahuinya
ia mengikutinya.
Penghalang pertama: sombong. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال الله تعالى : ﴿ سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ
يَتَكَبَّرُونَ فِي الأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِن يَرَوْاْ كُلَّ آيَةٍ لاَّ
يُؤْمِنُواْ بِهَا وَإِن يَرَوْاْ سَبِيلَ الرُّشْدِ لاَ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلاً
وَإِن يَرَوْاْ سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلاً ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ
كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَكَانُواْ عَنْهَا غَافِلِينَ﴾ (الأعراف : 146)
Aku
memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan
yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku),
mereka tidak berfirman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa
kepada petunjuk, mereka tak mau menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena
mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya. (QS. al-A’raf:146)
Contoh penjelasan di atas:
Contoh pertama: Iblis. Firman Allah subhanahu wa
ta’ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ73 إِلَّا إِبْلِيسَ
اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنْ الْكَافِرِينَ 74 ﴾ ( ص : 74-73)
Lalu seluruh malaikat-malaikat itu sujud semuanya *
Kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang
kafir. (QS. Shaad:73-74)
Contoh kedua: Yahudi. Firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى: ﴿أَفَكُلَّمَا جَاءكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنفُسُكُمُ
اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقاً كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقاً تَقْتُلُونَ ﴾ (البقرة: 87)
Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa
sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong;
maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang
lain) kamu bunuh. (QS. Al-Baqarah: 87)
Contoh ketiga: orang-orang
musyrik. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
. قال تعالى : ﴿ إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
يَسْتَكْبِرُونَ ﴾ (الصافات: 35)
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada
mereka:"Laa ilaaha illallah" (Tiada Ilah yang berhak disembah
melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. (QS. ash-Shaaffat:35)
Contoh Keempat: Walid. Firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى
: ﴿ ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ ﴾ [ المدثر: 23 ]
kemudian
dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, (QS. al-Mudatstsir:23)
Contoh Kelima: orang kafir dan
ahli bid’ah, mereka memperdebatkan al-Qur`an karena sombong. Firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
قال تعالى: ﴿ إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ
أَتَاهُمْ إِن فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَّا هُم بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ
بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ﴾ (غافر : 56)
Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang
ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada
mereka melainkah hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali
tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah.Sesungguhnya
Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Ghafir :56)
Penghalang kedua: iri dengki. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى : ﴿ أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ
اللّهُ مِن فَضْلِهِ ﴾ (النساء : 54)
Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran
karunia yang Allah telah berikan kepadanya.. (QS. an-Nisa`:54)
Contoh penjelasan di atas.
Contoh pertama: Iblis. Firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
قال تعالى: ﴿ وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلآئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ
فَسَجَدُواْ إَلاَّ إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِيناً 61 قَالَ
أَرَأَيْتَكَ هَـذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ لأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إَلاَّ قَلِيلاً ﴾ (الإسراء: 61-62)
Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada
malaikat:"Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali
iblis. Dia berkata:"Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau
ciptakan dari tanah" * ia (iblis) berkata:"Terangkanlah kepadaku
inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku Sesungguhnya jika Engkau
memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku
sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". (QS. al-Isra`:61-62)
Firman Allah subhanahu wa
ta’ala:
و قال تعالى: ﴿ قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلاَّ تَسْجُدَ إِذْ
أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن
طِينٍ ﴾ (الأعراف: 12)
Allah
berfirman:"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu
Aku menyuruhmu". Menjawab iblis:"Saya lebih baik daripadanya: Engkau
ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al-A’raaf:12)
Contoh kedua: Yahudi. Firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى : ﴿وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ
يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم
مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ﴾ (البقرة :109)
Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang
(timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka
ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.
Sesungguh-Nya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.
2:109)
Contoh Ketiga: Qabil. Firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى: ﴿ وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ
بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِن أَحَدِهِمَا وَلَمْ
يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ
اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ﴾ (المائدة: 27)
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil
dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban,
maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari
yang lain(Qabil). Ia berkata (Qabil):"Aku pasti membunuhmu!". Berkata
Habil:"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertaqwa". (QS. al-Maidah:27)
Penghalang Ketiga: mengikuti hawa nafsu. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى : ﴿فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ
أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءهُمْ ﴾ (القصص:50)
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah
bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). (QS. 28:50)
Contoh
penjelasan di atas:
Contoh
pertama: seorang ulama bani Israel. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى : ﴿وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِيَ آتَيْنَاهُ
آيَاتِنَا فَانسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَـكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأَرْضِ
وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ﴾ (الأعراف :176-175)
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami
berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian
dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan
(sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. * Dan
kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan
ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya
yang rendah,. (QS. Al-A’raaf:175-176)
Contoh
Kedua: orang-orang musyrik. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى : ﴿ أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ ﴾ (الجاثية :23)
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai ilahnya (QS. Al-Jatsiyah:23)
وقال تعالى : ﴿وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن
ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً ﴾ (الكهف : 28)
...dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah
Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi:28)
وقال تعالى: ﴿ فَلاَ يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لاَ يُؤْمِنُ
بِهَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَتَرْدَى﴾ (طه: 16)
Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya
oleh yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya,
yang menyebabkan kamu binasa". (QS. Thaha:16)
Penghalang keempat: pengagungan dan panatisme terhadap makhluk, bukan
terhadap kebenaran.
Contoh-contohnya adalah:
Contoh
pertama: pengagungan dan panatisme terhadap seseorang. Firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
قال تعالى : ﴿ وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا
أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُواْ حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ
آبَاءنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ شَيْئاً وَلاَ
يَهْتَدُونَ ﴾ (المائدة : 104)
Apabila
dikatakan kepada mereka:"Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan
mengikuti Rasul". Mereka menjawab:"Cukuplah untuk kami apa yang kamu
dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti
juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuki (QS. al-Maidah:104)
Mereka mengikuti jejak para
leluhur, bukan mengikuti para nabi. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى : ﴿إ ِنَّهُمْ أَلْفَوْا آبَاءهُمْ ضَالِّينَ{69}
فَهُمْ عَلَى آثَارِهِمْ يُهْرَعُونَ{70} وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ
الْأَوَّلِينَ{71}﴾ (الصافات 069-71)
Karena
sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat. *Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti
jejak orang-orang tua mereka itu. * Dan
sesungguhnya telah sesat sebelumm mereka (Quraisy) sebagian besar dari
orang-orang yang dahulu, (QS. ash-Shaffat:69-71)
Jika para leluhur melakukan
perbuatan keji, anak cucu juga melakukan yang sama. Firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
قال تعالى: ﴿ وَإِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً قَالُواْ وَجَدْنَا
عَلَيْهَا آبَاءنَا وَاللّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَأْمُرُ
بِالْفَحْشَاء أَتَقُولُونَ عَلَى اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ ﴾ (الأعراف: 28)
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka
berkata:"Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu,
dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah:"Sesungguhnya Allah
tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji". Mengapa kamu
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. al-A’raf:28)
Dan jika para leluhur
melakukan perbuatan syirik, anak cucu juga melakukan hal yang sama. Firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى : ﴿إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَذِهِ
التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءنَا لَهَا
عَابِدِينَ ﴾ (الأنبياء: 53-52)
(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan
kaumnya:"Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat
kepadanya?" * Mereka menjawab:"Kami mendapati bapak-bapak kami
menyembahnya". (QS. al-Anbiya`:52-53)
Maka apa saja yang dilakukan
oleh leluhur, dilakukan pula oleh para keturunan. Firman Allah subhanahu wa
ta’ala:
قال تعالى: ﴿ قَالُوا بَلْ وَجَدْنَا آبَاءنَا كَذَلِكَ يَفْعَلُونَ ﴾ (الشعراء : 74)
Mereka
menjawab:"(bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami
berbuat demikian". (QS. asy-Syu’ara:74)
Contoh kedua: panatik terhadap
ulama. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قَالَ تَعَالَى: ﴿ اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ
أَرْبَاباً مِّن دُونِ اللّهِ ﴾ (التوبة: 31 )
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib
mereka sebagai rabb-rabb selain Allah, (QS. at-Taubah:31)
Firman Allah subhanahu wa
ta’ala:
وَ قَالَ
تَعَالَى: ﴿ وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا
وَكُبَرَاءنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ
الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْناً كَبِيراً
﴾ (الأحزاب: 68)
Dan mereka berkata:"Ya Rabb Kami, sesungguhnya kami
telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (QS. 33:67)
Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali
lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". (QS.
al-Ahzaab:67-68)
Contoh ketiga: panatik
terhadap makhluk bukan terhadap kebenaran, seperti panatik terhadap mazhab atau
negeri atau keturunan atau warna atau bahasa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( من
قاتل تحت راية عمية يغضب لعصبة أو يدعو إلى عصبة أو ينصر عصبة فقتل فقتلة جاهلية ))
رواه مسلم
“Barangsiapa
yang berperang di bawah bendera kebutaan, yaitu marah karena kekerabatan, atau
mengajak kepada kekerabatan, atau menolong karena kekerabatan, lalu ia terbunuh
maka ia terbunuh secara jahiliyah.” HR. Muslim.
Dan dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata: ‘Kami berada dalam satu peperangan, lalu seorang laki-laki dari
kalangan muhajirin memukul pantat seseorang dari kalangan anshar. Maka orang
anshar tersebut berkata: ‘Wahai orang-orang anshar.’ Dan orang muhajirin
berseru: ‘Wahai orang-orang muhajirin.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mendengar hal itu seraya bersabda: ‘Kenapa ada panggilan
jahiliyah? Mereka menjawab: ‘Seorang laki-laki dari kaum muhajirin memukup
pantat laki dari kaum anshar.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((دعوها فإنها
منتنة)) رواه بخارى
‘Biarkanlah, sesungguhnya ia sesuatu yang busuk.” HR.
Al-Bukhari no. 4622(
Penghalang kelima: Merasa mulia dan angkuh. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى : ﴿ وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللّهَ أَخَذَتْهُ
الْعِزَّةُ بِالإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ ﴾ ( البقرة : 206)
Dan apabila dikatakan kepadanya:"Bertaqwalah kepada
Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka
cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat
tinggal yang seburuk-buruknya. (QS. 2:206)
Penghalang keenam: hamiyyah.
قال تعالى: ﴿ إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ
الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ﴾ (الفتح : 26)
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka
kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah (QS. al-Fath:26)
Penghalang ketujuh: nifaq. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى: ﴿ وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا
أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ
صُدُوداً ﴾ (النساء : 61 )
Apabila dikatakan kepada mereka:"Marilah kamu
(tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul",
niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan
sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS. 4:61)
Penghalang kedelapan: marah.
Dari
Sulaiman bin Syard radhiyallahu ‘anhu. Ia berkata: dua orang laki-laki
saling mencela di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan kami
sedang duduk di sisi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, salah seorang
dari keduanya mencela temannya sambil marah dan mukanya sudah merah padam. Maka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya aku
mengetahui satu kalimah yang jikalau ia mengatakannya niscaya hilang kemarahan
darinya, jika ia membaca: ‘Aku berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala
dari gangguan syetan yang terkutuk.’ Mereka berkata kepada laki-laki tersebut:
‘Apakah engkau tidak mendengar apa yang disabdakan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.’ Ia menjawab: ‘Sesungguhnya aku bukan orang gila.’HR.
al-Bukhari.
Penghalang ke sembilan: teman.
Firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
قال تعالى: ﴿ وَيَوْمَ
يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ
الرَّسُولِ سَبِيلاً 27 يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً
خَلِيلاً28 لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ
الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً ﴾ ( الفرقان: 28-27)
Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zalim itu
menggigit dua tangannya, seraya berkata:"Aduhai kiranya (dulu) aku
mengambil jalan (yang lurus) bersama Rasul. * Kecelakaan besarlah bagiku;
kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan jadi teman akrab(ku). (QS.
Al-Furqan:27-28)
Penghalang kesepuluh:
khawatir kehilangan kekuasaan, kedudukan dan pengikut.
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu mengabarkan kepadanya bahwa Heraclius
berkata: ‘Sungguh aku sudah mengetahui bahwa ia (nabi akhir zaman) pasti akan
muncul namun aku tidak pernah menduga bahwa ia berasal dari golonganmu. Maka
jika aku mengetahui bahwa bisa sampai kepadanya niscaya aku berusaha untuk
menemuinya. Jika aku berada di sisinya niscaya aku membersihkan kedua kakinya.
Lalu ia memanggil para pembesar Romawi di tempat peribadatannya di Aleppo.
Kemudian ia menyuruh pintu di tutup kemudian ia berpidato: ‘Wahai semua bangsa
Romawi, maukah kalian mendapat keberuntungan dan petunjuk, dan kerajaanmu tetap
langgeng, maka kamu membai’at nabi ini.’ Lalu mereka berdesakan menuju pintu,
ternyata pintu sudah dikunci. Maka tatkala ia melihat berlarinya mereka dan
tidak mau beriman, ia berkata: ‘Kembalikan mereka kepadaku dan berkata:
Sesungguhnya aku mengatakan hal ini untuk menguji kesungguhan kalian terhadap
agama kalian, sungguh aku telah melihat hal itu, lalu mereka sujud kepadanya
dan ridha terhadapnya. Maka itulah akhir berita Heraclius. ([1])
Penghalang Kesebelas: Perasaan
Dari Ibnu Syihab, ia berkata, Sa’id bin Musayyab
mengabarkan kepadanya dari bapaknya, ia
menceritakan bahwa tatkala Abu Thalib hampir meninggal dunia, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam datang kepadanya ternyata di sampingnya ada Abu Jahal bin
Hisyam dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Mughirah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda kepada Abu Thalib: Wahai pamanku, ucapkanlah ‘laa
ilaaha illallah’ kalimat yang aku bersaksi dengannya di sisi Allah subhanahu
wa ta’ala. Abu Jahal dan Abdullah
bin Abi Umayyah berkata: Apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib? Maka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menawarkan hal itu
kepadanya dan keduanya mengulangi kalimat tersebut, hingga akhirnya Abu Thalib
berkata di akhir ucapannya bahwa ia tetap di atas agama Abdul Muthalib dan
enggan mengucapkan ‘laa ilaaha illallah’.
Semoga shalawat selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Post a Comment