Penjelasan Hadits Tentang Dekatnya Masa Rasulullah dengan Hari Kiamat
Penjelasan
Hadits Tentang Dekatnya Masa Rasulullah dengan Hari Kiamat
Segala
puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, dan aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang
Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan utusanNya. Wa Ba’du:
Dari
Ibnu Umar ra bahwa Nabi saw bersabda: Aku diutus saat dekatnya hari kiamat dengan pedang sehingga hanya
Allah lah yang disembah yang tiada sekutu bagiNya, dan dijadikan rizkiku di
bawah naungan tombakku, dan dijadiakn kehinaan dan kenistaan terhadap orang
yang menyalahi perintahku, serta barangsiapa yang menyerupai sebuah kaum maka
dia termasuk dalam golongan mereka”.[1]
Hadits
ini mengandung hikmah yang besar, pelajaran yang bermanfaat di mana kita
seharusnya merenunginya dan berfikir tentangnya
dengan penuh tadabbur. Hadits ini telah disyarahkan oleh Al-hafiz Ibnu
Rajab Al-Hambali dalam sebuah risalah yang kecil dan aku meringkas perkataannya
di dalam tulisan ini:
Sabda
Rasulullah saw: “Aku diutus saat dekatnya hari kiamat”. Artinya sesungguhnya Allah mengutusku sebagai da’I
agar manusia mentauhidkannya dengan menggunakan pedang setalah memberikan mereka berbagai hujjah,
maka orang yang tidak menerima seruan tauhid ini dengan Al-Qur’an, hujjah dan
pejelasan secara lisan maka dia harus diseur dengan pedang. Allah swt
berfirman:
25. Sesungguhnya kami
Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah
kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia
dapat melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan
besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat
lagi Maha Perkasa. QS.
Al-Hadid: 25
Hadits
ini memberikan sebuah isyarat tentang dekatnya jarak masa antara diutusnya Nabi
saw dengan hari kiamat. Dari Anas ra bahwa sesungguhnya Nabi saw bersabda: Aku
telah diutus sementara jarak antara diriku dan hari kiamat seperti ini”. Anas
mengatakan: Dan beliau saw menggabungkan antara jari telunjuk dengan jari tengah.[2]
Dan
sabada Nabi saw yang mengatakan: “sehingga hanya Allah lah yang disembah yang
tiada sekutu bagiNya”, Inilah tujuan utama dan terbesar diutusnya Rasulullah
saw dan para Rasul sebelum beliau. Sebagaimana firman Allah swt:
25. Dan kami tidak
mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah
olehmu sekalian akan aku". QS. Al-Anbiya’: 25
Allah
swt berfirman:
36. Dan sungguhnya Kami telah
mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut….”. QS. Al-Nahl: 36
Bahkan
itulah yang menjadi tujuan diciptakannya makhluk sebagaimana ditegaskan di
dalam firman Allah swt:
56. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. Qs. Al-Dzaryiat: 56.
Maka
tidaklah Allah menciptakan mereka kecuali agar mereka beribadah kepada Allah,
dan Allah telah mengambil janji dari mereka ketika mereka dikeluarkan oleh
Allah dari tulang rusuk Adam alaihis salam, sebgaimana firman Allah swt:
172. Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), kami menjadi saksi". QS. Al-A’raf: 172.
Dan
sabda Nabi saw yang mengatakan: (dan dijadikan rizkiku di bawah naungan
tombakku, …..). Hadits ini mengisayartkan bahwa Allah swt tidak mengutus Nabi
saw untuk mengumpulkan dunia atau menghimpunnya, dan tidak pula
bersungguh-sungguh untuk mencari sebab-sebab terkumpulnya harta dunia, namun
beliau saw diutus sebagai da’I yang menyeru kepada tauhid dengan menggunakan
pedang, maka tuntutan perkara tersebut adalah perintah untuk membunuh semua
musuh-musuh yang tidak mau menerima da’wah tauhid ini, harta mereka boleh
diambil, dibolehkan menawan para wanita dan anak keturunan mereka, sehingga
rizki beliau berasal dari apa yang beliau dapatkan dari harta rampasan perang
yang dimiliki oleh musuh-musuh beliau saw. Sesungguhnya harta tersebut
diberikan oleh Allah kepada Bani Adam sebagai sarana untuk beribadah kepada
Allah dan taat kepadaNya, maka barangsiapa yang memanfaatkan hartanya untuk
kepentingan syirik dan kufur kepada
Allah maka maka Allah akan menguasakan
RasulNya dan para pengikut beliau maka mereka mencabut harta tersebut dan
mengembalikannya kepada hamba yang lebih utama menerimanya, yaitu mereka yang
beribdah kepada Allah, bertuhid dan taat kepadaNya, oleh sebab itulah harta
rampasan perang disebut dengan fa’I sebab dia kembali kepada orang yang lebih
berhak darinya dan untuk tujuan itulah harta itu diadakan. Allah swt berfirman:
69. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang
yang Telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik,….QS. Al-Anfal:
69
Dan
in adalah di antara keistimewaan yang brikan oleh Allah kepada beliau saw dan
umatnya, sesungguhnya Allah telah menghalalkan bagi mereka harta rampasan
perang.
Sabda
Rasulullah saw: (dijadiakn kehinaan dan kenistaan terhadap orang yang menyalahi
perintahku). Hal ini menunjukkan bahwa kemuliaan dan ketinggian di dunia
akherat dengan mengikuti perintah Rasulullah saw, karena beliau mengikuti
perintah Allah swt. Allah swt berfirman:
8. “padahal kekuatan itu
hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,…”. QS.
Al-Munafiqun: 8
10. Barangsiapa yang
menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. QS. Fathir:
10
Kehinaan
dan kerendahan akan terjadi karena menyalahi perintah Allah. Dan orang yang
menyalahi perintah Allah dan Rasul terbagi menjadi tiga kelompok:
Petrama:
Orang yang menyalahi perintah Allah dan RasulNya karena keyakinan tidak ada
kewajiban mentaati Allah dan Rasul. Seperti penolakan orang-orang kafir dan
ahli kitab yang tidak mau mentaati Rasulullah saw, maka mereka termasuk
orang-orang yang hina dan rendah. Oleh karena itulah, Allah swt memerintahkan
untuk memerangi ahli kitab sehingga mereka memberikan jizyah dengan tangan
mereka dalam keadaan hina dan dina. Begitu juga dengan orang-orang Yahudi,
mereka mendapat kehinaan dan kerendahan sebab kekafiran mereka dengan
Rasulullah saw adalah kekafiran yang bersifat penentangan.
Kedua:
Orang yang berkeyakinan mentaatinya lalu menentang perintahnya dengan
bermaksiat maka mereka tetap mendapat kehinaan dan kenisataan.
Al-Hasan
Al-basri berkata: sesungguhnya sekalipun
mereka di injak-injak oleh kaki keledai, dan digilas olek kaki kuda niscaya
kehinaan maksiat akan tetap melekat di dalam hati mereka, sungguh Allah pasti
akan menghinakan orang yang berkmaksiat kepadaNya”.
Imam
Ahmad bin Hambal berkata: Ya Allah tinggikanlah kami dengan taat kepadaMu dan
janganlah Engkau menghinakan kami dengan bermaksiat kepadaMu”.
Abul
Ataiyah berkata dalam sebuah syairnya:
Ketahuilah
sesungguhnya pada ketakwaan itulah kemuliaan dan ketinggian
Dan
sungguh mencintai dunia itu sebagai sumber kehianaan dan kenistaan
Dan
bukanlah ketaqwaan seseorang sebagai cermin bagi kekurangan dirinya
Jika ia
telah mewujudkan taqwa baik sedikit maupun banyak
Ketiga:
Orang yang menyalahi perintah Rasulullah saw dari para pelaku syubhat, mereka
adalah pengikut hawa nafsu dan pelaku bid’ah. Maka mereka mendapat kehinaan dan
kenistaan sama seperti jauhnya mereka dari perintah Allah dan RasulNya. Allah
swt berfirman:
152. Sesungguhnya orang-orang
yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan menimpa mereka
kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah
kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan. QS. Al-A’raf: 152.
Para pelaku bid’ah dan pengikut
hawa nafsu adal orang-orang yang membuat
kebohongan atas Allah. Dan bid’ah mereka berkembang menjadi besar jika mereka
banyak membuat kedustaan atas Allah swt. Allah swt berfirman:
63. Maka
hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa azab yang pedih.
QS. Al-Nur: 63
Ibnu
Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata: Di antara bentuk kehinaan yang paling
besar karena menyalahi perintah Rasulullah saw adalah meninggalkan berjihad
terhadap musuh-musuh Allah, maka barangsiapa yang menempuh jalan Rasulullah saw
dalam berjihad maka dia akan mulia dan barangsiapa yang meninggalkan jihad
padahal dia mampu melakukannya maka dia akan terhina.
Dari
Ibnu Umar ra bahwa Nabi saw bersabda: Jika kalian berjual beli dengan cara
al-inah, rela dengan tanaman dan meninggalkan berjihad maka Allah akan
menguasakan kepada kalian kehinaan yang
tidak akan dicabut oleh Allah dari kalian kecuali jika kalian kembali kepada
agama kalian”.[3]
Nabi
saw pernah melihat besi cangkul untuk bercocok tanam, maka Nabi saw bersabda:
Tidaklah dia memasuki rumah suatu kaum kecuali kaum tersebut akan dirasuki
kehinaan” (maksudnya adalah jika suatu
kaum disibukan dengan urusan dunia seperti bercocok tanam dan yang lainnya.
Pent.) -. Maka barangsiapa yang meninggalkan sunnah Nabi saw dalam berjihad
padahal dia mampu melakukannya, lalu sibuk mengurusi dunia sekalipun dengan jalan
yang halal, maka dengannya dia akan merasakan kehinaan, lalu bagiamana jika
umat ini meninggalkan jihad karena sibuk mengejar dunia dengan cara yang
haram”.[4]
Dan
Sabda Rasulullah saw yang mengatakan: (barangsiapa yang menyerupai sebuah kaum
maka dia termasuk dalam golongan mereka). Hadits ini menjelaskan dua perkara:
Pertama:
Menyerupai orang-orang buruk, seperti orang-orang kafir, fasik dan pelaku
maksiat, dan Allah telah mencela mereka yang menyerupai mereka dalam keburukan
mereka. Allah swt berfirman:
69. “…dan kamu Telah
menikmati bagian kamu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati
bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka
mempercakapkannya…”QS.
Al-Taubah: 96.
Dan
Nabi saw telah melarang umatnya menyerupai orang-orang musyrik dan ahli kitab.
Beliau melarang medirikan shalat pada
saat terbitnya matahari dan pada saat tenggelamnya, beliau saw melarang
mencukur jenggot dan mengucakan salam kepada orang Yahudi dan Nashrani dan
larang-larangan yang lainnya.
Kedua:
Menyerupai orang-orang yang baik dan bertaqwa. Perbuatan ini baik dan
dianjurkan, oleh karena itulah dianjurkan bagi kita untuk mengikuti Nabi saw
dalam perkataan, perbuatan dangerak-gerik beliau. Dan inilah tuntutan cinta
yang benar kepada Nabi saw sebab seseorang akan dibangkitkan bersama orang yang
dicintainya, dan harus mengikuti perbuatan orang yang cintai sekalipuan orang
yang mencintai tersebut lebih rendah derajatnya di sisi Allah dari orang yang
dicintainya.
Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam kepada Nabi kita
Muhammad, kepada keluarga dan seluruh para shahabatnya.
Post a Comment