Perhatikanlah Puasamu!
Perhatikanlah Puasamu!
Segala
puji bagai Allah. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi terakhir,
Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabat dan siapa saja yang mengambil
petunjuknya hingga hari kiamat.
Adapun
selanjutnya:
Puasa
(termasuk puasa Ramadhan) begitu sensitif terpengaruh oleh amal-amal dan
ucapan-ucapan orang yang puasa. Karenanya wahai saudaraku Muslim, perhatikanlah
puasamu dengan perhatian yang sangat, agar diterima di sisi Allah -azzawajalla-,
beroleh buah ketakwaan kepada Allah. Dengan cara:
1. Jagalah puasamu dengan
sebenar-benar penjagaan dari berkata zûr (dusta dan lain sebagainya).
Setiap perkataan yang batil diharamkan. Jangan bicara sebelum menyadari,
memahami dan jelas bagimu. Jika perkataan itu baik dan benar maka ungkapkanlah.
Jika mengandung perkataan haram, tinggalkanlah. Ingatlah, jika engkau
mengungkapkan yang haram, maka pahala puasamu seketika itu juga sirna, sehingga
yang tersisa padamu hanya lapar dan dahaga. Nabi -shalallahu alaihi
wasallam- bersabda:
((
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ
لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ ))
“Berapa
banyak orang puasa yang didapat dari puasanya hanya lapar, dan berapa banyak
orang yang shalat malam yang didapat dari shalatnya hanya bergadang.”
[HR.
Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits sahih]
Dinukilkan
oleh at-Thabarani di dalam kitab al-Kabîr:
((
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ
مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ ))
“Berapa
banyak orang puasa yang didapat dari puasanya hanya lapar dan dahaga, dan berapa banyak orang
yang shalat (malam) yang didapat dari shalatnya hanya bergadang.”
[Hadits
sahih]
2. Jaga puasamu dari
melakukan perbuatan zûr (amalan yang diharamkan). Hitung amal-amal
anggota tubuhmu: kedua kakimu, kedua tanganmu, makananmu, minumanmu, pakaianmu,
obat-obatanmu, amalanmu, segala amanah titipan, hak-hak Allah, hak-hak sesama
dan hak-hak jiwa yang menjadi tanggung jawabmu. Lakukanlah segala yang
diwajibkan Allah kepadamu, dan tinggalkan segala yang diharamkan kepadamu.
Ketahuilah, jika engkau tidak meninggalkan perkataan zûr dan
perbuatannya, yang kau dapat dari puasamu hanya lapar dan dahaga. Rasulullah -shalallahu
alaihi wasallam- bersabda:
((
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ
يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ ))
“Siapa
yang tidak meninggalkan perkataan zûr (keji) dan perbuatannya, Allah tidak
butuh dengan makan dan minum yang ditinggalkannya.”
[HR. Al-Bukhari]
[HR. Al-Bukhari]
3. Hindari perkataan
sia-sia, perkataan kotor dan setiap yang membangkitkan syahwat yang dapat
membatalkan puasa atau melemahkan nilai pahala, yang disebut ar-Rofs.
Ketahuilah bahwa puasa bukanlah (semata) meninggalkan makan dan minum saja,
akan tetapi dari segala yang diharamkan dan yang dapat menjadi sebab.
Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
((
ليس الصيام من الأكل والشرب إنما الصيام من اللغو والرفث ))
“Tidaklah
(hakikat) puasa itu menahan diri dari makan dan minum, tetapi berpuasa (menahan
diri) dari kesia-siaan dan ar-rofs (perkataan tidak senonoh)...”
[HR.
Al-Hakim. Hadits sahih sesuai dengan syarat Muslim yang tidak dikeluarkannya
dalam sahihnya]
4. Tinggalkan perbuatan
bodoh ketika engkau puasa. Jangan melakukan kebodohan kepada seorang pun atau
kepada binatang, agar engkau tidak melakukannya kepada anak-anakmu, istri,
pekerja atau selain mereka. Itu untuk menjaga puasamu. Jangan melakukan
aktivitas seksual dengan istrimu (di siang Ramadhan) yang dapat membuatmu
bernafsu dan keluar madzi[1].
Karena hal itu melemahkan pahala puasa. Kebodohan dan ketidaksenonohan dapat
menghilangkan pahala puasamu, maka berhati-hatilah. Rasulullah -shalallahu
alaihi wasallam- bersabda:
((
إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ ))
“Jika
salah seorang dari kalian sendang puasa, janganlah berbuat tidak senonoh maupun
berbuat kebodohan.”
[HR.
Al-Bukhari]
5. Jika sedang puasa,
jagalah pahala puasamu. Tinggalkan gelak tawa, debat dan berkoar-koar. Jadilah
orang yang kalem dan tenang pikiran. Jika engkau ada perselisihan yang perlu
meninggikan suara, akhirkan perselisihan itu hingga selesai berbuka puasa.
Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
((
وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ ))
“Jika
salah seorang dari kalian sedang puasa, janganlah berbuat tidak senonoh dan
jangan mengomel.”
[HR.
Al-Bukhari]
6. Bersungguh-sungguhlah
dalam menjaga puasamu (baik keabsahannya maupun kesempurnaan pahalanya). Hingga
seandainya ada yang mencelamu, memerangimu, atau menghinamu, jangan membalasnya
kecuali dengan ungkapan: “Saya sedang puasa, saya sedang puasa.” Nabi -shalallahu
alaihi wasallam- bersabda:
((
وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ
))
“Jika
ada orang yang mengajakmu bertengkar atau mencelamu, katakanlah: ‘Aku sedang
puasa, aku sedang puasa..”
[HR.
As-Syaikhân]
Dalam
Hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari:
((
فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ ))
“Jika
seseorang mencelamu atau mengajakmu bertengkar hendaknya engkau berkata: “Saya
sedang puasa.”
7. Perhatikanlah puasamu
benar-benar! Jagalah ia dari apa-apa yang dapat menghilangkan pahalanya,
melemahkannya, atau mempengaruhinya. Jadilah orang yang berakal, tenang, pemaaf
dari apa yang memang hakmu, jauh dari ucapan atau perbuatan haram atau yang
sepertinya.
Allah
lah pemberi taufik.
[1] Madzi adalah cairan
kental yang keluar saat birahi sebelum atau sesudah keluar mani atau karena
sebab lain -pent.
Post a Comment