Kiat Menggapai Kemenangan Atas Musuh
Kiat Menggapai Kemenangan Atas Musuh
Segala puji hanya bagi Allah subhanahu
wata’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah
salallahu’alaihi
wa salam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma
Ba’du:
Sesungguhnya
dunia ini adalah ladang ujian bagi orang-orang yang beriman, baik ujian dengan
kesenangan dan kesengsaraan, kepedihan dan kebahagiaan
dalam hidup.
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan”. (QS.
Al-Anbiya’: 35)
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka
sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada
perang Badar) mendapat luka yang serupa Dan masa
(kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan
di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)”.
(QS. Ali Imron: 140)
Ibnu Katsir berkata, “Maksudnya
adalah jika kalian merasakan luka atau beberapa orang di antara kalian terbunuh
maka sungguh musuh-musuh kalian juga telah ditimpa dengan hal yang hampir sama
yaitu mereka terbunuh dan terluka, dan demikianlah masa-masa itu dipergilirkan
oleh Allah subhanahu wata’ala di
antara manusia, yaitu Allah subhanahu
wata’ala terkadang memberikan kemenangan
kepada musuh-musuh kalian sekalipun kemenangan terakhir adalah bagi
kalian, sebab padanya terdapat hikmah”.[1]
Dan permusuhan orang-orang kafir terhadap orang-orang yang
beriman adalah permusuhan yang bersifat abadi.
“Mereka tidak henti-hentinya
memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran),
seandainya mereka sanggup.” (QS. Al-Baqarah: 217).
Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat
terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Taubah: 10)
Ada beberapa faktor yang membawa kemenangan atas musuh, di
antaranya adalah:
Pertama: Beriman dan beramal
shaleh.
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan
orang-orang yang beriman dalam kehidupan
dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari
kiamat). (QS. Gafir: 51).
“Dan Kami selalu berkewajiban
menolong orang-orang yang beriman.”. (QS. Al-Rum: 47)
Orang-orang beriman yang
dijanjikan kemenangan adalah orang-orang beriman yang disifati oleh Allah
dengan firman -Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah
mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan kepada Tuhan lah mereka bertawakal, )QS. Al-Anfal:
2-3)
“Dan Allah
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridai -Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentosa. Mereka tetap menyembah -Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang
siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik”. (QS.
Al-Nur: 55).
Kedua: Ikhlas dan jujur dalam
membela agama Allah.
Sesungguhnya Allah pasti menolong
orang yang menolong (agama) -Nya.Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Yaitu) orang-orang yang
jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah -lah kembali segala urusan. (QS.
Al-Haj: 40-41).
“Hai orang-orang yang beriman,
jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu”. (QS. Muhammad: 7)
Ketiga: Bertawakkal kepada
Allah.
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang
dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu
hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.
(QS.
Ali Imron: 160)
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa
kami melainkan apa yang telah
ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami,
dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS. Al-Taubah: 51)
Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhillahu anhu
bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Allah Subanahu Wa Ta’ala memberikan jaminan bagi orang
yang berjihad di jalan -Nya, di mana dia tidak keluar dari rumahnya kecuali
untuk berjihad di jalan -Nya dan membenarkan kalimat-kalimat Allah bahwa Allah
memasukkan mereka ke dalam surga atau mengembalikannya kepada tempat tinggalnya
dengan membawa pahala dan harta rampasan perang”.[2]
Keempat: Tidak
gentar dalam menghadapi musuh.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan )musuh), maka
berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung”. )QS. Al-Anfal: 45)
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya
dari Abdullah bin Abi Aufa radhillahu
anhu bahwa
Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia!, Janganlah berangan-angan untuk
bertemu dengan musuh dan mintalah kepada Allah agar kalian terhindar dari
musuh, namun jika kalian bertemu dengan mereka maka bersabarlah, dan ketahuilah
bahwa surga itu di bawah kilatan pedang”.[3]
Kelima: Berani pada saat berhadapan dengan musuh dan berkeyakinan bahwa ajal
tidak bisa dipercepat karena maju menghadapi musuh dan tidak pula diperlambat
karena mundur menghindari musuh. Allah Subanahu Wa Ta’ala berfirman tentang
orang-orang yang munafiq.
Mereka berkata: Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini,
niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan
di sini). Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang
yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh
itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh".( QS. Ali
Imron: 154)
Seorang penyair
pernah berkata:
Aku mundur untuk meraih hidup ini namun tak ku dapat
Sebuah kehidupan yang menyamai maju menghadapi resiko
Dan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah
orang yang paling berani menghadapi tantangan, orang yang hatinya paling kuat
saat menghadapi musuh. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam haditsnya dari Al-Barra’
bin Azib radhiallahu anhu berkata, “Demi Allah jika peperangan telah
berkecamuk maka kami melindungi diri dengan beliau, dan orang yang berani di
antara kita adalah orang yang berada sejajar dengan beliau”.[4]
Keenam: Banyak berdo’a.
Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu memerangi pasukan musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama)
Allah sebanyak-banyaknya
agar kamu beruntung”. (QS. Al-Anfal: 45).
(Ingatlah),
ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu,
lalu diperkenankan -Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala
bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang
datang berturut-turut.
(QS. Al-Anfal: 9)
Dan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam berdo’a kepada Tuhannya agar
beliau diberikan pertolongan di dalam peperangan yang dihadapinya, seperti yang
terjadi pada peristiwa perang Badr dan peperangan yang lainnya, dan di antara
do’a beliau saat peperangan adalah:
اَللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ، مجري
الْسَحِابِ، اهْزِمِ اْلأَحْزَابَ، اَللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَ انْصُرْنًا عَلَيْهِمْ .
“Ya
Allah, yang menurunkan Kitab Suci, yang memperjalankan awan berarak. Ya Allah,
cerai beraikanlah golongan musuh dan goncangkan mereka”. [5]
Ketujuh: Tetap dalam ketaatan kepada Allah dan
Rasul -Nya dan waspada terhadap kemaksiatan serta berselisih.
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul -Nya
dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu, dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar. (QS. Al-Anfal: 46)
Diriwayatkan oleh
Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya dari Ibnu Umar bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku di utus saat dekatnya hari kiamat dengan pedang,
sehingga Allah semata yang disembah dan tidak ada sekutu bagiNya dan rizkiku
dijadikan di bawah naungan tombakku dan kehinaan serta kedinaan akan menimpa
orang yang menyalahi perintahku, dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum
maka dia termasuk golongan kaum tersebut”.[6]
Kedelapan: Tetap taat kepada pemimpin dan menjauhi berselisih dengannya.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya
dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mentaatiku maka dia telah mentaati Allah dan barangsiapa
yang bermaksiat kepadaku maka sungguh dia telah bermaksiat kepada Allah, dan
barangsiapa yang mentaati suruhanku maka dia telah mentaati aku dan barangsiapa
yang menyalahi suruhanku maka sungguh dia telah bermaksiat kepadaku”.[7]
Kesembilan: Bersabar atas segalah kesulitan dalam
berjihad, khususnya saat berhadapan dengan musuh.
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah
supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imron: 200).
Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama
mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi
lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan
tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imron: 146).
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di
dalam musnadnya dari Ibnu Abbas radhillahu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam berkata kepadanya, “Ketahuilah bahwa sesunguhnya bersabar
pada perkara yang engkau benci akan mendatangkan kebaikan yang banyak, dan
sesungguhnya kemenangan itu bersama kesabaran dan kemudahan itu bersama
kesusahan dan setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan”.[8]
Kesepuluh:
Ikhlas karena Allah semata, dan orang yang berperang tidak dikatakan jihad di
jalan Allah kecuali jika dia melakukannya dengan ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala semata.
Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama
mereka sebesar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah
karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak
(pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imron: 146).
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di
dalam kitab shahihnya dari Abi Musa Al-Asy’ari bahwa Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam ditanya tentang orang yang berperang untuk mendapatkan
harta rampasan perang, orang yang berperang agar dikenang dan orang yang
berperang agar diketahui kedudukannya, siapakah di antara orang ini yang
berperang di jalan Allah?. Maka Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam bersabda: “Orang yang
berperang untuk menegakkan kalimah Allah yang tinggi, maka dialah orang yang
berperang di jalan Allah”.[9]
Sebelas: Mencari sebab-sebab yang mendatangkan
kekuatan, dan mempersiapkan kekuatan sebagai perwujudan dari firman Allah Subhanhu Wa Ta’la.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
dg kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu
tidak akan dianiaya (dirugikan.(
(QS. Al-Anfal: 60).
Diriwayatkan oleh
Muslim di dalam kitab shahihnya dari Uqbah bin Amir radhillahu anhu
bahwa dia mendengar Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam bersabda dan beliau sedang berada di atas mimbar, “Dan persiapkanlah bagi mereka apa-apa yang kalian mampu dari
segala bentuk kekuatan, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah kepandaian dalam
melempar, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah kepandaian dalam melempar,
ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah kepandaian dalam melempar”.[10]
Di antara faktor yang menyebabkan kekalahan adalah kemaksiatan dan
dosa, sesungguhnya dua faktor ini akan menjauhkan seorang hamba pada saat
dirinya sangat membutuhkan pertolongan Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan di dalam firman -Nya tentang sebab
kekalahan sebagian umat Islam pada sebagian peperangan mereka:
قال الله
تعالى : ﴿ إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْاْ مِنكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ
إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُواْ وَلَقَدْ عَفَا
اللّهُ عَنْهُمْ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ﴾
Sesungguhnya orang-orang yang
berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh setan,
disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka
perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyantun.
Segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada
Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
[1] Tafsir Ibnu Katsir: 1/408
[2] Al-Bukhari: no: 3133
[3] Al-Bukhari no: 2966 dan Muslim
no: 1742
[4] Muslim no: 1776
[5] Shahih Muslim: no: 1742
[6] Musnad Imam Ahmad: 9/123 no:
5114
[7] Al-Bukhari no: 7137 dan
Muslim: 1835
[8] Musnad Imam Ahmad 5/19 no:
2803 dan para muhaqiq hadits ini berkata bahwa hadits ini shahih.
[9] Al-Bukhari no: 2810 dan Muslim
no: 1904
[10]
Muslim di dalam kitab shahihnya: no: 1917
Post a Comment