SIFAT SHALAT NABI DARI TAKBIR HINGGA SALAM
SIFAT SHALAT NABI
DARI TAKBIR HINGGA
SALAM
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus rosul
dan menurunkan kitab-kitab, yang telah mensyari'atkan syari'at, menentukan
hukum dan menjelaskan kepada hambanya perkara halal dan haram. Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, yang
tidak memiliki sekutu. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya, shalawat dan salam semoga tercurah kepadanya juga kepada keluarga
dan seluruh sahabatnya.
Adapun selanjutnya:
Saya telah
mengumpulkan sebahagian kalimat mengenai Tatacara Shalat Nabi sebatas
ilmu yang sampai kepada saya. Saya telah berusaha memilah dan memilih serta
menyusun dan meringkasnya. Saya sebutkan di dalamnya permulaan shalat hingga
akhir. Saya paparkan juga berbagai problema yang ada dimana perbedaan pendapat
telah menyebabkan kebingungan banyak orang dan mengakibatkan kebimbangan.
Kemudian saya
sebutkan wirid-wirid dan zikir-zikir setelah shalat secara singkat, demikian
pula sebagian shalat nawafil (sunnah); dan tentu saja kitab-kitab yang
membahas hal ini sudah banyak sekali –segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam.
Shalawat dan salam
kepada Nabi terpercaya, Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya
sebanyak-banyaknya.
TATACARA
SHALAT NABI r
DARI TAKBIR HINGGA SALAM
1- Wajib bagi seorang
muslim jika akan melaksanakan shalat hendaknya dalam keadaan thahir
(suci) dari hadats besar (junub, haidh atau nifas) dan hadats kecil (keluar
sesuatu dari lubang kubul atau dubur). Hadats besar terangkat dengan mandi
sedangkan hadats kecil cukup dengan wudhu. Hendaknya bersungguh-sungguh dalam
berwudhu dan mengikuti cara wudhu Nabi r.
2- Disyari'atkan bagi
orang yang shalat mengambil sutrah (pembatas) shalat dan diletakkan
dihadapannya jika sebagai imam atau munfarid (shalat sendiri).
3- Jika shalat
sebagai imam hendaknya (sebelum takbiratul ihram) menoleh ke kanan seraya
mengatakan: "istawuu (luruskan)" dan ke kiri seraya
mengatakan: "istawuu (luruskan)".
4- Kemudian menghadap
kiblat dengan suluruh tubuhnya sambil meniatkan shalat yang akan dikerjakannya
di dalam hatinya dengan tidak melafalkan niatnya, seperti mengatakan: "Ushalli
lillah… (aku berniat shalat…)", karena melafalkan niat termasuk bid'ah
(hal yang diada-adakan).
5- Kemudian bertakbir
takbiratul ihram seraya mengucapkan: اللهُ أَكْبَرُ
[Allahu Akbar]
Artinya:
"Allah Maha
Besar".
Mengangkat kedua
tangannya dan merapatkan jari-jemarinya ke arah kiblat setentang bahu atau daun
telinga.
Nabi r
dahulu mengeraskan suaranya ketika bertakbir hingga orang yang di belakangnya
dapat mendengar. Beliau sesekali mengangkat tangannya bersamaan dengan ucapan
takbir, sesekali setelah ucapan takbir dan sesekali sebelumnya.
6- Kemudian jika
shalat berjamaah bersama imam, makmum yang dibelakangnya juga mengucapkan
"allahu akbar". Setelah selesai takbir hendaknya pandangannya
mengarah ke tempat sujudnya.
7- Kemudian diam
sebentar untuk membaca istiftah (bacaan pembuka). Diantara riwayat
bacaan istiftah Nabi r:
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ
اَلْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ , اَللَّهُمَّ نقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى
اَلثَّوْبُ اَلْأَبْيَضُ مِنْ اَلدَّنَسِ , اَللَّهُمَّ اِغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ
بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
[ Allahumma baa'id baini wa baina khotoyaaya kama
baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotooyaaya kamaa
yunaqqos tsaubul abyadhu minaddanaasi. Allahummaghsilnii min khotooyaaya bilmaa
i was tsalji wal barodi ]
Artinya:
"Ya Allah,
jauhkan antara diriku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara
timur dan barat. Wahai Allah, bersihkan aku dari dosa-dosaku sebagaimana
pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah cucilah, dosa-dosaku
dengan air, es dan air dingin.
Terkadang membaca
istifatah dengan:
سُبْحَانَك اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِك وَتَبَارَكَ اِسْمُك وَتَعَالَى جَدُّك
وَلَا إِلَهَ غَيْرُك
[Subhaanakallaahumma wabihamdika watabaarokasmuka wa ta'aala
jadduka walaa ilaaha ghairuka]
Artinya:
"Maha Suci dan
Maha Terpuji Engkau, ya Allah, penuh berkah nama-Mu, Maha Tinggi kekayaan-Mu
dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau."
Terkadang membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَئِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ عَالَمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِك فِيمَا
كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِي لِمَا اُخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِك
إِنَّك تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
[Allahumma robbu jibrooiil wa miikaaiil wa isroofiil, faathiris
samaawaati wal ardhi, 'aalimul ghaibi wa syahaadati, anta tahkumu baina
'ibaadaka fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdinii lima ikhtalafa fiihi minalhaqqi bi idznika,
innaka tahdii mantasyaa u ilaa shirootun mustqiimun]
Artinya:
"Ya Allah, Tuhan
malaikat Jibril, Mikail, dan Isrofil, yang mengatur langit dan bumi. Yang Maha
Mengetahui apapun yang ghaib dan nyata, Engkau menghukumi hamba-hamba-Mu atas
apa yang mereka peselisihkan. Berilah aku petunjuk kebenaran atas apa yang
diperselisihkan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukki siapa yang
Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus."
Dan riwayat-riwayat
lain yang falid dari Nabi r.
Yang utama adalah,
sesekali membaca yang ini dan sesekali membaca yang lainnya dari riwayat bacaan
istiftah Nabi r
yang memang falid dari beliau.
8- Kemudian berta'awudz
(meminta perlindungan) kepada Allah I
dari syaithan yang terkutuk, dengan mengucapkan:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ هَمَزِهِ
وَنَفْخِهِ وَنَفَثِهِ
[a'uzubillahi minassyaithonirrojiim min hamazihi wanafkhihi
wanaftsihi]
Artinya:
"Aku berlindung
kepada Allah dari syaithan yang terkutuk dari kegilaan, kesombongan, syairnya."
atau
أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
[a'uzubillahis sami'ul 'aliim minssyaithonirrojiim]
Artinya:
"Aku berlindung
kepada Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan yang
terkutuk."
9- kemudian membaca
basmalah:
[Bismillahir rahmaanir rahiim]
Artinya:
"1. Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."
Dahulu Nabi r
membacanya dengan pelan, tidak ada riwayat yang falid bahwa beliau membaca
basmalah dengan keras secara terus menerus. Tetapi terkadang makmum mendengar
bacaannya ketika beliau sedikit mengeraskannya dalam shalat sirri
(pelan), tidak mendengarnya kecuali yang berada dekat dengan beliau.
10- Kemudian membaca surat al-Faatihah:
[Alhamdulillahi robbil 'aalamiin, arrohmaanir rohiim, maalikiyau
middiin, iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, ihdinasshirootol mustaqiim,
shirootol ladziina an'amta 'alaihim, ghoiril maghdu bi 'alaihim
walauddhooolliiin]
Artinya:
"2. Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang
menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7.
(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
(QS.alfatihah:2-7)
Ketika membaca Nabi r
berhenti pada setiap ayat dan tidak menyambung dengan ayat berikutnya.
11- Setelah selesai
membaca al-Faatihah Nabi r menjaharkan
(mengeraskan) bacaan "amin" dalam shalat jahriah[1]
dengan ucapan: آمِيْن [Aamiin]
Artinya:
"Kabulkan ya
Allah!"
Makmum yang berada di
belakang Nabi turut mengeraskan bacaan 'amin' hingga masjid menjadi ramai.
12- Kemudian diam
sejenak setelah selesai membaca al-Fatihah, tidak berlama-lama dalam diam.
13- Kemudian membaca
apa yang mudah dari al-Qur'an seusai membaca al-Fatihah. Terkadang Nabi r
membaca satu surat
penuh pada setiap rakaatnya, dan ini sering. Terkadang membaca satu surat pada dua rakaat dan terkadang membaca sebagian surat. Nabi r
senantiasa berhenti pada setiap ayat yang dibacanya dan tidak menyambung
bacaannya dengan ayat berikutnya.
14- Nabi r
mengeraskan bacaannya pada shalat fajar (subuh), dua rakaat pertama shalat
maghrib dan dua rakaat shalat isya. Adapun shalat dzuhur serta ashar beliau
membacanya dengan sirri (pelan).
15- Setelah selesai
dari membaca al-Qur'an diam sejenak sekadar menenangkan diri sebelum rukuk.
16- Kemudian rukuk
seraya bertakbir mengangkat kedua tangannya setentang bahu atau daun
telinganya. Makmum dibelakangnya mengikuti dengan takbir dan ruku seraya
mengangkat tangan. Yang demikian ini dilakukan oleh imam, makmum atau yang
shalat sendirian. Demikianlah yang ditunjukkan oleh sunnah. Kemasyhuran riwayat
ini melemahkan mereka yang mengingkarinya.
Dalam rukuknya Nabi r
meratakan punggungnya dan mensejajarkan kepalanya, hingga seandainya diletakkan
suatu wadah di atasnya, wadah itu tidak akan jatuh. Menggenggam kedua lututnya
dan bertumpu padanya dengan menjarangkan jari-jemarinya. Membuka sikutnya
keluar. Beliau terkadang memanjangkan rukuknya. Beliau mengingkari mereka yang
meringankan posisi ini dan melarang mematuk (berpindah dari satu gerakan kepada
gerakan yang lain) seperti patukan burung gagak (cepat/tergesa-gesa).
Ketika rukuk, Nabi r
memerintahkan untuk mengagungkan Allah, dan disyari'atkan bertasbih dengan
mengucapkan:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْم
[Subhaana robbiyal adziimu] 3x atau lebih.
Artinya: "Maha
Suci Tuhanku yang Maha Agung."
Terkadang beliau
membaca:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
[Subhaana robbiyal adhzimi wabi hamdihi] 3x
Artinya:
"Maha Suci
Tuhan-ku yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya."
dan mengucapkan:
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ
[Subbuuhun qudduusun robbul malaaikati warruuhi]
Artinya:
"Tuhan yang Maha
Suci, Tuhan para malaikat dan Jibril."
Beliau juga membaca
zikir-zikir dan doa selain yang telah disebutkan. Beliau melarang membaca al-Qur'an
ketika rukuk dan sujud.
17- Kemudian
mengangkat kepalanya dari rukuk seraya mengangkat kedua tangannya hingga
setentang bahu atau daun telinga sambil mengucapkan:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
[Sami'allahu liman hamidah]
Artinya:
"Allah mendengar
siapa saja yang memuji-Nya."
Dibaca jika dia
sebagai imam atau shalat seorang diri. Jika telah berdiri tegak mengucapkan:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
[Rabbanaa walakal hamdu]
Artinya:
"Tuhan kami, dan
untuk-Mulah segala pujian."
Nabi r
terkadang mengucapkan:
رَبّنَا لَك الْحَمْد مِلْء السَّمَاوَات وَمِلْء اْلأَرْض وَمِلْء مَا شِئْت مِنْ شَيْء بَعْد
[Rabbana walakal hamdu mil ussamaawaati wamil ul ardhi wamil
umaa syi'ta min syai in ba'du]
Artinya:
"Tuhan kami, dan
untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta apa saja yang Engkau
kehendaki dari segala sesuatu setelahnya[2]."
Terkadang menambahkan
bacaan:
أَهْلَ الثَّنَاء وَالْمَجْد أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْد ، وَكُلّنَا
لَك عَبْد ، لاَ مَانِع لِمَا أَعْطَيْت وَلاَ مُعْطِي لِمَا مَنَعْت وَلاَ يَنْفَع
ذَا الْجَدّ مِنْك الْجَدّ
[Ahluts tsanaa i walmajdi, ahaqqu maa qoolal 'abdu wa kulluna
laka 'abdun, laa maani'a lima
a'thoita, wallaa mu'thia limaa mana'ta, walaa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu]
Artinya:
"Tuhan pemilik
pujian dan sanjungan. Yang paling berhak dikatakan oleh seorang hamba –dan
setiap kami menghamba kepada-Mu-: 'Tidak ada yang dapat mencegah apapun yang
Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi apapun yang Engkau cegah, tidak
bermanfaat kekayaan dan kekuasaan pemiliknya untuk dapat menyelamatkan dirinya
dari-Mu."
Makmum tidak
disyari'atkan mengucapkan: [Sami'allahu liman hamidah] Tetapi mencukupkan
dengan membaca tahmid [rabbanaa walakal hamdu…] setelah berdiri sempurna dari
rukuk. Nabi r
bersabda,
وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللهُ
لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُوْلُوا: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
"Jika imam membaca 'sami'allahu liman hamidah' maka
ucapkanlah, 'rabbana walakal hamdu'."
Mereka yang
mengatakan makmum turut membaca [sami'allahu liman hamidah] tidak memiliki
dalil.
Kemudian meletakkan
tangan kanannya dipunggung telapak kirinya, atau pergelangan tangan kiri, atau
di lengan bawah kirinya, seperti tatkala berdiri sebelum rukuk.
Nabi r
memanjangkan posisi ini sehingga sebahagian sahabat menyangka beliau lupa.
Beliau mengingkari mereka yang meringankannya dan memerintahkan untuk tuma'ninah
(tenang), tidak terburu-buru. Beliau melarang makmum untuk bangkit dari ruku
sebelum imam dan mengancam siapa yang mengangkat kepalanya sebelum imam akan
Allah ganti kepalanya dengan kepala keledai.
18- Kemudian
bertakbir dan sujud. Tidak ada riwayat yang falid bahwa Nabi r
mengangkat kedua tanggannya ketika akan sujud. Bahkan Ibnu Umar c
berkata, "Nabi r
tidak melakukan hal itu ketika sujud." Mungkin saja Nabi r
melakukannya sekali atau dua kali untuk menjelaskan kebolehan hal tersebut.
Nabi r
ketika sujud mendahulukan kedua lutut sebelum tangan. Beliau sujud di atas
tujuh anggota badan: wajah, dua tangan, dua lutut dan dua ujung kaki.
Menempelkan kening dan hidung ke tempat sujud. Dan mengangkat kedua sikut
(menjauhkannya dari lantai) dan membuka kedua lengan atas (melebarkanya).
Mengangkat perutnya dari kedua pahanya (tidak menempelkanya), dan demikian pula
mengangkat pahanya dari betisnya (tidak menempelkannya). Menegakkan telapak
kakinya dan bertumpu dengan keduanya dengan menjadikan jari-jemari kakinya
mengarah ke kiblat sedangkan bagian dalamnya menempel kelantai. Bertumpu juga
dengan kedua tangannya, membuka telapak tangannya dengan merapatkan
jari-jemarinya mengarahkan ke kiblat dan meletakkannya setentang dengan bahu,
atau kening, atau bagian telinga; semua itu termasuk sunnah. Nabi r
melarang orang yang shalat menempelkan lengannya (sikutnya) ke lantai seperti
anjing yang berbaring.
Ketika sujud membaca:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
Artainya:
"Maha Suci
Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Disukai juga membaca:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي
[Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika, allahummaghfirlii]
Artinya:
"Maha Suci
Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah ampunilah
aku."
Dan mengucapkan:
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ
[Subbuuhun qudduusun robbul malaaikati warruuhi]
Artinya:
"Tuhan yang Maha
Suci, Tuhan para malaikat dan Jibril."
Nabi r
menganjurkan untuk memperbanyak doa ketika sujud. Beliau melarang membaca
al-Qur'an ketika rukuk dan sujud, juga melarang tergesa-gesa, beliau
memerintahkan untuk tuma'ninah (tenang).
19- Kemudian
mengangkat kepalanya seraya bertakbir dan duduk baina sajdatain
(duduk di antara dua sujud). Sesekali Nabi mengangkat kedua tanggannya
bersamaan dengan takbir. Membentangkan kaki kirinya dan duduk di atasnya.
Menegakkan kaki kanannya, dan meletakkan kedua tangannya di pahanya dengan
membuka telapak tangannya.
Terkadang
Nabi r
duduk ittiqa yaitu menegakkan kedua telapak kakinya (dan duduk diatas
tumit).
Tidak ada riwayat
yang falid bahwa beliau mengingsyaratkan telunjuknya ketika duduk diantara dua
sujud. Mungkin saja Nabi r
melakukan sesekali untuk menjelaskan kebolehannya.
Dan membaca:
رَبِّ اِغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَارْفَعْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي
وَارْزُقْنِي
[Robbighfirlii warhamnii, warfa'nii wahdinii, wa 'aafinii
warzuknii]
Artinya:
"Tuhanku ampuni
aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku keafiatan dan
beri aku rizki."
Terkadang membaca:
رَبِّ اِغْفِرْ لِي, رَبِّ اِغْفِرْ لِي
[Robbighfirlii, robbighfirlii]
Artinya:
"Tuhanku ampuni
aku, Tuhanku ampuni aku."
Nabi r
memperlama posisi ini hingga ada yang berkata, "Nabi lupa." Dan
beliau melarang meringankannya.
20- Kemudian sujud
yang kedua sambil bertakbir dan melakukan seperti yang dilakukan pada sujud
yang pertama.
Dengan demikian
selesailah rakaat pertama.
21- Kemudian bangkit
sambil bertakbir, bertumpu kepada dua lututnya bukan ke lantai. Melakukan
rakaat kedua seperti pada rakaat pertama tanpa takbiratul ihram, bacaan istiftah
dan ta'awudz [a'uzubillah…].
22- Tidak ada riwayat
yang falid bahwa Nabi r
duduk itrirahat setelah rakaat pertama atau setelah rakaat ketiga[3]
kecuali diakhir hayatnya, dan itu memiliki kemungkinan-kemungkinan.
23- Kemudian
melakukan pada rakaat kedua apa yang dilakukan pada rakaat pertama, hanya saja
lebih singkat.
24- Kemudian duduk
tasyahud awal setelah rakaat kedua. Jika shalatnya memiliki dua tasyahud;
semisal zuhur, ashar, maghrib dan isya, duduk dengan iftirosy seperti
duduk di antara dua sujud (menegakkan telapak kaki kanan dan duduk di atas kaki
kiri).
Kemudian membaca
tasyahud awal:
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلامُ عَلَيْكَ
أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى
عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ،
أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
[Attahiyaatu lillah,
wassholawaatu watthoyyibaat, assalaamu alaikum ayyuhannabiyyu warohmatullahi
wabarokaatuh, assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahis sholihiin, asyhadu al
laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warosuuluhu]
Artinya:
"Segala
penghormatan untuk Allah, demikian pula setiap shalat dan kebaikan-kebaikan.
Kesejahteraan terlimpah atasmu, wahai Nabi, juga rahmat serta berkah-Nya.
Kesejahteraan semoga telimpah atas kami dan hamba-hamba Allah yang soleh. Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disebah selain Allah dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah."
Nabi r
membuka telapak tangan kirinya dan meletakkannya dipaha kirinya. Beliau
mengepalkan tangan kanannya kecuali jari telunjukknya dan memberi isyarat
dengan telunjuk itu ketika disebut nama Allah atau dalam dua tasyahudnya.
Terkadang beliau mengepalkan kelingking dan jari manis dan membuat lingkarang
dengan jari tengah dan jempol serta mengangkat telunjuknya.
Nabi r
melarang iq'aa (bersimpuh) seperti anjig, yaitu seseorang menempelkan
pantatnya ke lantai dan menegakkan telapak kakinya dengan meletakkan tangannya
kelantai seperti bersimpuhnya anjing. Iq'aa yang dibolehkan adalah ketika duduk
di antara dua sujud.
Nabi r
meringankan tasyahud pertama ini, sampai-sampai seakan beliau duduk di atas
batu yang panas.
25- Kemudian bangkit
bertakbir dengan mengangkat kedua tangan untuk rakaat ketiga. Bangkit dengan
bertumpu kepada lututnya bukan kepada lantai.
26- Kemudian membaca surat al-Fatihah dan tidak
membaca sesuatupun setelahnya, karena tidak ada riwayat yang falid bahwa Nabi r
membaca sesuatu setelahnya.
Kemudian melanjutkan
kepada rakaat keempat dan melakukan seperti yang dilakukan pada rakaat ketiga.
Meringankan dua rakaat terakhir (rakaat ketiga dan keempat) dari dua rakaat
pertama.
27- Setelah rakaat
keempat pada shalat Zuhur, Ashar dan Isya atau rakaat ketiga pada shalat
Maghrib atau rakaat kedua pada shalat (yang hanya dua rakaat) seperti Subuh,
jumu'ah dan 'Id, kemudian duduk untuk tasyahud akhir. Membaca bacaan tasyahud
awal lalu membaca shalawat nabi:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
[Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa
shollaita 'alaa Ibroohiim wa 'alaa aali Ibroohiim innaka hamiidun majiid,
wabaarik 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad, kamaa baarokta 'alaa ibroohiim
wa'alaa aali Ibroohiim innaka hamiidun majiid]
Artinya:
"Wahai Allah,
berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau memberi
rahmat kepada keluarga Ibrohim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah keberkahan kepada keluarga Muhammad dan
keluarganya sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Nabi r
terkadang duduk tasyahud dengan tawaruk, yaitu menempelkan pantat kiri ke
lantai dan mengeluarkan kaki (kirinya) dari satu sisi dengan menjadikannya
berada dibawah paha dan betis kanannya. Menegakkan telapak kaki kanan dan
kadang membaringkannya. Tangan kirinya menggenggam lutut kiri bersandar
kepadanya.
28- Jika telah
selesai dari tasyahud akhir hendaknya meminta perlindungan dari empat hal dengan
membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ , وَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ, وَ مِنْ شَرِِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ
الدَّجَّالِ
[Allahumma innii a'uudzubika
min 'adzaabi jahannami wamin 'adzaabil qobri wamin fitnatil mahyaa
walmamaati wa min syarri fitnatil masiihiddajjaal]
Artinya:
"Ya Allah, aku
berlindung denganmu dari azab neraka janannam, dari azab kubur, dari fitnah
(cobaan) orang-orang yang masih hidup dan yang telah mati, dan dari fitnah
(cobaan) Dajjal"
29- Kemudian berdoa
untuk dirinya sebelum salam. Diantara doa yang disyari'atkan oleh Nabi r:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّك
أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
[Allahumma innii dzolamtu nafsii dzulman katsiiron wa laa
yaghfiru dzunuuba illa anta, faghfirli maghfirotan min 'indika, warhamnii
innaka antal ghafuururrohiim]
Artinya:
"Ya Allah,
sesungguhnya aku banyak mendzalimi diriku, dan tidak ada yang dapat mengampuni
dosa selain Engkau, maka ampunilah dosa-dosaku dengan pengampunan dari-Mu,
rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Diantara doanya yang
lain:
اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَاباً يَسِيْراً
[Allahumma haasibnii hisaaban yasiiron]
Artinya:
"Wahai Allah,
hitunglah aku dengan perhitungan yang mudah."
Meminta kapada Allah
surga dan meminta perlindungan dari neraka. Serta doa-doa lain yang falid dari
Nabi r.
30- Kemudian menutup
shalatnya dengan salam sambil menoleh ke kanan seraya mengucapkan:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
[Assalaamu alaikum warahmatullah]
Artinya:
"Keselamatan dan
rahmat Allah atas kalian."
Hingga telihat pipi
kanannya. Dan menoleh ke sebelah kirinya demikian pula, dengan menambah: وَبَرَكَاتُهُ [Wabarokaatuh]
Artinya:
"Dan berkah
Allah."
Demikian yang
diriwayatkan dalam sebuah hadits. Bisa jadi beliau mengucapkannya sekali untuk
menjelaskan kebolehannya.
31- Setelah salam
lalu beristighfar (mengucap 'astaghfirullah') sebanyak tiga kali kemudian
mengucapkan:
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَم وَمِنْك السَّلاَم تَبَارَكْت يَا ذَا الْجَلاَل
وَاْلإِكْرَام
[Allahumma antassalaam wa minkassalaam tabaarokta yaa
dzaljalaali wal ikraam]
Artinya:
"Wahai Allah,
Engkau pemberi keselamatan dan dari-Mu keselamatan, Maha suci Engkau, Wahai zat
pemilik keagungan dan kemuliaan."
Dibaca sebelum
menghadap kepada makmum jika dia sebagai imam, dan tetap menghadap kiblat
selama membaca bacaan di atas.
32- Kemudian merubah
posisi menghadap kepada makmum. Nabi paling sering berputar kearah kanan dan
terkadang kesebelah kirinya.
33- Nabi
mensyari'atkan kepada umatnya zikir setelah shalat, diantaranya:
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahulmulku
walahulhamdu wahua 'ala kulli syai in qodiir]
Artinya:
"Tiada Ilah
(yang berhak disembah) selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Milik-Nya kerajaan, miliknya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala
sesuatu."
لا حول ولا قوة إلا بالله ، لا إله إلا الله ، ولا نعبد إلا إياه ، له
النعمة ، وله الفضل ، وله الثناء الحسن ، لا إله إلا الله ، مخلصين له الدين ولو كره
الكافرون
[Laa haula walaa quwwata illa billaah, laa ilaha illallah walaa
na'budu illaa iyyaahu lahunni'matu walahulfadhlu walahutstsanaa ulhasan, laa
ilaaha illallah mukhlishiina lahuddiin walau karihal kaafiruun]
Artinya:
"Tiada daya dan
kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Tiada Ilah (yang berhak disembah)
selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya. Hanya milik-Nya
kenikmatan, karunia, dan pujian yang baik. Tiada Ilah (yang berhak
disembah) selain Allah, (dengan) memurnikan ibadah kepada-Nya meskipun orang-orang
kafir tidak suka."
اللَّهُمَّ لا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ،
وَلا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
[Allahumma laa maani'a limaa a'thoita walaa mu'thia limaa
mana'ta, walaa yanfa'u dzaljaddi minkaljaddu]
Artinya:
"Ya Allah, tidak
ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat
memberi apa yang Engkau cegah. Dan kekayaan (nasib baik) tidak berguna untuk
(mencegah azab) dari-Mu."
Kemudian membaca: سبحان الله[subhanallah] 33x, الحمد لله [alhamdulillah]
33x dan الله
أكبر [allahu akbar] 33x dan menggenapi seratus
membaca:
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahulmulku walahulhamdu
wahua 'ala kulli syai in qodiir]
Artinya:
"Tiada Ilah
(yang berhak disembah) selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Milik-Nya kerajaan, miliknya segala puji, dan Dia yang Mahakuasa atas segala
sesuatu."
Lalu
membaca ayatul Kursi berikut:
[Allaahu laa ilaaha illa huwal hayyulqoyyuum laa ta'khudzuhu
sinatuw walaa naum lahu maa fiissamaawaati wamaa fil ardhi man dzal ladzii
yasyfa'u 'indahu illa bi idznih ya'lamumaa baina aidiihim wamaa kholfahum walaa
yuhiituuna bisyai in min'ilmihii illa bimaa syaa wasi'a kursiyyuhus
samaawaatiwal ardhi walaa ya uuduhuu hifzuhumaa wa huwal 'aliyyul 'adziim]
Artinya:
"Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at
di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya." (QS.al-Baqarah: 255).
Surat al-Ikhlas:
[Qulhuwallaahu ahad, Allaahush shomad, lamyalid walam yuulad,
walam yakul lahuu kufuwan ahad]
Artinya:
“Katakanlah
(Muhammad)! 'Dia Allah, Yang Mahaesa. Allah tempat meminta segala sesuatu.
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakan dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia'.” (QS.al-ikhlas: 1-4)
Surat al-Falaq:
[Qul a'uudzubirobbil falaq, min syarri maakholaq, wamin syarri
ghoosiqin idzaa waqob, wamin syarrin naffastsaati fiil 'uqod, wamin syarri
haasidin idzaa hasad]
“Katakanlah,
'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan
(makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada
buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia
dengki'.” (QS. al-Falaq: 1-5)
Surat an-Nas:
[Qul a'uudzubirobbinnaas, malikinnaas, ilaahinnaas, min syarri
waswaasil khannaas, al ladzi yuwaswisufii suduurinnaas, minaljinnati wannaas]
Artinya:
“Katakanlah,
'aku berlindung kepada Tuhan-nya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari
kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikan (kejahatan) ke
dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'.” (QS.
an-Nas:1-6)
Ayat-ayat di atas
dibaca setiap selesai shalat. Disukai mengulanginya sebanyak tiga kali setelah
shalat subuh dan maghrib.
34- Nabi r
mensyari'atkan kepada umatnya untuk melakukan shalat nawafil
(shalat sunnah) sebelum dan sesudah shalat fardu. Diantaranya shalat rawaatib
[4].
Beliau bersabda,
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمِهِ وَلَيْلَتِهِ
تَطَوُّعاً بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاُ فِي الْجَنَّةِ
"Siapa yang shalat sunnah dua belas rakaat sehari semalam,
akan Allah bangun untuknya rumah di syurga."
Berikut shalat-shalat
sunnah tersebut:
- 2
rakaat sebelum shalat subuh.
- 4
rakaat sebelum shalat zuhur dan 2 rakaat setelahnya.
- 2
rakaat setelah shalat maghrib.
- 2
rakaat setelah shalat isya.
Disukai melakukan
shalat 4 rakaat sebelum ashar, 2 rakaat setelah maghrib dan 2 rakaat setelah
isya. Telah falid riwayat dari Nabi r
yang menunnjukkan akan hal itu.
Nabi r
menganjurkan untuk berkesinambungan melakukan shalat sunnah semampunya seperti shalatul
lail (shalat malam), dhuha, shalat tarawih dibulan Ramadhan dan
shalat-shalat lain yang memang shahih/falid dari Nabi r.
35- Wanita melakukan
semua yang dilakukan laki-laki dalam shalatnya, tidak ada pengecualian kecuali
dalam beberapa perkara; seperti masalah menutup aurat, masalah bacaan,
laki-laki mengeraskan bacaannya dalam shalat jahriah sedangkan wanita tidak.
Demikianlah yang dapat
terkumpul dari tatacara shalat nabi r
sejak takbi hingga salam sebagaimana yang falid/shahih dari Nabi r.
Beliau telah bersabda,
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku
shalat."
Dan Nabi r
mengabarkan bahwa shalat adalah penghibur diri dan penenang jiwanya.
Hendaknya seorang
muslim menjaga shalatnya sebagaimana yang telah didiajarkan, hingga menjadi
cahaya baginya dan keselamatan pada hari kiamat dengan izin Allah.
Wallahu a'lam
Shalawat dan salam
tercurah atas Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Post a Comment