Sifat-Sifat Penghuni Surga
Sifat-Sifat Penghuni Surga
Segala puji bagi Allah
subhanahuwata'ala Yang menciptakan segala sesuatu dan memantapkan
penciptaannya, membelah langit dan bumi, dan keduanya terbelah. Membagi dengan hikmah-Nya kepada para hamba,
maka Dia menjadikan beruntung dan celaka. Menjadikan bagi keberuntungan
sebab-sebab, maka orang yang taqwa menelusurinya. Ia melihat dengan mata hati
kepada kesudahan lalu ia memilih yang kekal. Aku memuji-Nya dan aku tidak bisa
memuji sebagaimana mestinya. Aku bersyukur kepada-Nya Dia senantiasa berhak
disyukuri. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain
Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, yang memiliki semua jiwa. Dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, manusia paling sempurna bentuk dan
akhlak. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepadanya, kepada sahabatnya
Abu Bakar ra yang mendapatkan keutamaan mengikuti lebih dahulu. Kepada Umar ra
yang bersikap adil maka ia tidak berpura-pura terhadap makhluk. Kepada Utsman
ra yang berserah diri untuk mendapat syahadah dan ia tidak berjaga diri. Dan
kepada Ali ra yang menjual yang fana dan memberi yang kekal. Dan kepada
keluarganya dan para sahabatnya yang memberi agama Allah subhanahuwata'ala.
Saudaraku: Anda telah mendengar sifat-sifat surga, kenikmatannya
dan kebahagiaan serta kesenangan yang ada di dalamnya. Demi Allah, ia sudah
pasti bahwa beramal orang yang beramal untuknya, berlomba padanya orang-orang
yang berlomba dan manusia menghabiskan usianya dalam mencarinya, zuhud pada
dunia. Jika anda bertanya tenang amal untuknya dan jalan yang menyampaikan
kepadanya, maka Allah subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan lewat
wahyu-Nya kepada makhluk-Nya yang paling mulia, firman Allah subhanahu wa
ta’ala:
قال الله تعالي: ﴿۞وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ
مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ
عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ ١٣٣ ٱلَّذِينَ
يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ
وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٣٤ وَٱلَّذِينَ
إِذَا فَعَلُواْ فَٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ
فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ
يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ ١٣٥ ﴾ [آل عمران: 133-135]
Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, *
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. * Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah - Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui. (QS. Ali Imran:133-135)
Inilah beberapa sifat penghuni surga:
Sifat pertama: ﴿ المتقين ﴾ yaitu orang-orang yang bertaqwa kepada Rabb mereka dengan
menjadikan pemelihar dari siksa-Nya dengan melakukan yang diperintah-Nya karena
taat kepada-Nya dan mengharap pahala-Nya, dan meninggalkan yang dilarang-Nya
kepada mereka karena taat kepada-Nya dan takut dari siksa-Nya.
Sifat kedua: ﴿ الذين ينفقون في السراء والضراء ﴾ mereka menginfakkan apa yang
mereka disuruh menginfakannya menurut cara yang dituntut darinya, berupa zakat,
sedekah, dan nafkah kepada yang harus diberi nafkah, nafkah dalam jihad dan
lainya dari berbagai jalan kebaikan, mereka berinfak dalam senang dan susah.
Kesenangan dan kebahagian yang mendorong mereka mencintai harta dan kikir
padanya karena ingin menambahnya, dan kondisi berat dan susah tidak mendorong
mereka menahan harta karena khawatir membutuhkannya.
Sifat ketiga: ﴿ الكاظمين الغيظ ﴾ yaitu
orang-orang yang menahan kemarahan mereka apabila marah, maka mereka tidak
melakukan tindakan melampaui batas dan tidak dengki kepada orang lain
karenanya.
Sifat ke empat: ﴿ العافين عن الناس ﴾ mereka memaafkan orang yang
berbuat zhalim kepada mereka dan melakukan tindakan melewati batas. Maka mereka
tidak melakukan pembalasan dendam padahal mereka mampu melakukannya. Dan dalam
firman Allah subhanahu wa ta’ala: ﴿ والله يحب
المحسنين ﴾
merupakan isyarat bahwa memaafkan tidak dipuji kecuali
apabila dari sikap ihsan, dan hal itu dengan meletakkan di tempatnya yang
menjadi perbaikan. Adapun pemberian maaf yang menambah kejahatan pelakunya maka
hal itu bukan tindakan terpuji dan tidak mendapat pahala. Firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
قال الله تعالي: ﴿ فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ ﴾ [ الشورى : 40]
maka
barang siapa mema'afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan)
Allah. (QS. asy-Syura-:40)
Sifat ke lima:
﴿وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ
فَٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ
لِذُنُوبِهِمۡ﴾
Fahisyah adalah dosa-dosa
keji, yaitu dosa-dosa besar seperti membunuh jiwa yang diharamkan, durhaka
kepada kedua orang tua, makan riba, memakan harta anak yatim, kabur dari
peperangan, zinah, mencuri dan semisalnya dari dosa-dosa besar. Adapun berbuat
aniaya terhadap diri sendiri maka bersifat lebih umum karena mengandung dosa
besar dan kecil. Apabila mereka melakukan sesuatu dari hal itu, mereka teringat
keagungan yang mereka durhaka kepada-Nya maka mereka takut dari-Nya, dan mereka
teringat ampunan dan rahmat-Nya, maka mereka berusaha melakukan sebab-sebab hal
itu, mereka meminta ampun terhadap dosa-dosa mereka dengan memohon ditutupnya
dan dilepaskan dari siksanya. Dan dalam firman-Nya :
( وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا
ٱللَّهُ ﴿
merupakan isyarat
bahwa mereka tidak meminta ampunan dari selain Allah subhanahu wa
ta’ala karena tidak ada yang mengampuni dosa selain Dia subhanahu wa
ta’ala.
Sifat ke enam: ﴿ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ
وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ ١٣٥ ﴾ maksudnya mereka tidak terus
menerus melakukan dosa, mengetahui bahwa ia adalah dosa, mengetahui keagungan
Siapa yang dia durhaka kepada-Nya, dan mengetahui kedekatakan ampunan-Nya,
bahkan mereka segera berhenti dan bertaubat darinya. Maka terus menerus di atas
dosa padahal mengetahui menjadikan dosa-dosa kecil menjadi dosa besar, dan bisa
menyeret pelakunya kepada perkara-perkara berbahaya yang sulit. Firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
قال الله تعالي: ﴿ قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ١ ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي صَلَاتِهِمۡ
خَٰشِعُونَ ٢ وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنِ ٱللَّغۡوِ مُعۡرِضُونَ ٣ وَٱلَّذِينَ هُمۡ
لِلزَّكَوٰةِ فَٰعِلُونَ ٤ وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِفُرُوجِهِمۡ حَٰفِظُونَ ٥ إِلَّا
عَلَىٰٓ أَزۡوَٰجِهِمۡ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَإِنَّهُمۡ غَيۡرُ
مَلُومِينَ ٦ فَمَنِ ٱبۡتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡعَادُونَ
٧ وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَٰنَٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٰعُونَ ٨ وَٱلَّذِينَ هُمۡ
عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمۡ يُحَافِظُونَ ٩ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡوَٰرِثُونَ ١٠
ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلۡفِرۡدَوۡسَ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ١١ ﴾
[ المؤمنون : 1-11]
Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, * (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam
shalatnya, * dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna, * dan orang-orang yang menunaikan zakat, * dan
orang-orang yang menjaga kemaluannya, * kecuali terhadap isteri-isteri mereka
atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
tercela. * Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang
yang melampaui batas. * Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya, * dan orang-orang yang memelihara shalatnya. * Mereka
itulah orang-orang yang akan mewarisi, * (ya'ni) yang akan mewarisi surga
Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. al-Mukminun:1-11)
Ayat-ayat yang mulia ini mengumpulkan beberapa sifat
penghuni surga.
Sifat pertama: (المؤمنون)
orang-orang yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan dengan
semua yang wajib diimani, seperti beriman kepada para malaikat Allah,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, qadar baik dan buruknya. Mereka
beriman dengan hal itu dengan iman yang mengharuskan menerima, tunduk, dan
patuh dengan ucapan dan perbuatan.
Sifat kedua: ﴿ الذين هم في صلاتهم خاشعون ﴾ hati mereka hadir, anggota tubuh mereka tenang, merasakan
bahwa mereka berdiri dalam shalat di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala,
berbicara dengan-Nya dengan kalam-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan
mengingat-Nya, kembali kepada-Nya dengan berdo’a, maka mereka khusyu’ secara
lahir batin.
Sifat ke tiga: ﴿ وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنِ ٱللَّغۡوِ مُعۡرِضُونَ ﴾ laghw adalah segala sesuatu yang tidak ada gunanya dan
tidak ada kebaikan dari ucapan dan perbuatan. Mereka berpaling darinya karena
kuatnya semangat, tidak melewatkan waktu yang sangat berharga kecuali pada
sesuatu yang berguna. Sebagaimana mereka menjaga shalat mereka dengan khusyu’,
mereka menjaga waktu mereka dari kesia-siaan. Apabila di antara sifat mereka
adalah berpaling dari perbuatan sia-sia, maka mereka berpaling dari yang
berbahaya tentu lebih utama.
Sifat ke empat: ﴿ وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِلزَّكَوٰةِ فَٰعِلُونَ ﴾ bisa jadi maksud zakat di sini adalah bagian yang harus
dikeluarkan dari harta. Dan bisa pula maksudnya adalah segala sesuatu untuk
membersihkan diri mereka berupa ucapan dan perbuatan.
Sifat ke lima:
﴿ وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِفُرُوجِهِمۡ حَٰفِظُونَ ٥ إِلَّا عَلَىٰٓ
أَزۡوَٰجِهِمۡ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَإِنَّهُمۡ غَيۡرُ مَلُومِينَ 6 ﴾
Mereka menjaga kemaluan mereka dari zina dan homoseksual
karena mengandung durhaka kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kemunduran
akhlak dan sosial. Kemungkinan menjaga kemaluan ini meliputi sesuatu yang lebih
umum dari hal itu, maka mencakup menjaganya dari memandang dan meraba pula. Dan
dalam firman-Nya غَيۡرُ مَلُومِينَ ﴾ ﴿ merupakan isyarat bahwa pada dasarnya adalah dicelanya manusia terhadap
perbuatan ini kecuali terhadap istri dan budak wanita karena hal itu merupakan
kebutuhan alami, mendapatkan keturunan dan kepentingan lainnya. Dan dalam
firman-Nya:
﴿ فَمَنِ ٱبۡتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ
ٱلۡعَادُونَ ﴾ merupakan
dalil haramnya onani yang biasa dinamakan ‘kebiasaan rahasia’ karena ia termasuk perbuatan selain dengan istri dan budak wanita.
Sifat ke enam: ﴿ وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَٰنَٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٰعُونَ ﴾ Amanah adalah sesuatu yang diamanahkan kepadanya berupa
ucapan, perbuatan dan benda/barang. Siapa yang menceritakan kepadamu dengan
rahasia, berarti ia telah memberi amanah kepadamu. Dan siapa yang melakukan di
sisimu sesuatu yang dia tidak suka dilihat, berarti ia telah memberi amanah
kepadamu. Siapa yang menyerahkan kepadamu sesuatu dari hartanya untuk dijaga
berarti ia telah memberi amanah kepadamu. Dan janji yaitu sesuatu manusia harus
melakukannya untuk selainnya, seperti nazar karena Allah subhanahu wa ta’ala
dan perjanjian yang terjadi di antara manusia. Penghuni surga berdiri tegak
menjaga amanah dan janji yang ada di antara mereka dan di antara Allah subhanahu
wa ta’ala, dan yang ada di antara mereka dan sesama manusia. Termasuk dalam
hal itu melaksanakan akad dan syarat yang
dibolehkan padanya.
Sifat ke tujuh: ﴿
وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمۡ يُحَافِظُونَ ﴾senantiasa
menjaganya dari tersia-sia dan kelalaian. Dan hal itu dengan menunaikannya di
dalam waktunya menurut cara yang sempurna dengan segala syarat, rukun dan
wajibna. Allah subhanahu wa ta’ala telah menyebutkan beberapa sifat yang
sangat banyak di dalam al-Qur`an untuk penghuni surga selain yang kami kutip di
sini. Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan hal itu agar orang yang
ingin masuk kepadanya bersifat denganya. Dan dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam banyak sekali tentang hal itu.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( من
سلك طريقا يلتمس فيه علما سَهَّلَ الله له به طريقا إلى الجنة )) [ أخرجه مسلم ]
“Barangsiapa yang melewati satu lorong untuk mencari ilmu berarti Allah subhanahu
wa ta’ala telah memudahkan baginya satu jalan menuju surga.”HR. Muslim. ([1]))
Dan darinya pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا
ويرفع به الدرجات " قالوا:
بلى يا رسول الله. قال: " إسباغ الوضوء على المكاره وكثرة الْخُطَا إلى المساجد
وانتظار الصلاة بعد الصلاة )) [ أخرجه مسلم ]
“Maukah kutunjukkan kepadamu sesuatu yang dengannya menghapuskan
kesalahan dan meninggikan derajat? Mereka menjawab: Tentu, ya Rasulullah.’
Beliau bersabda: ‘Menyempurnakan wudhu di atas kesusahan dan memperbanyak
langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat.’HR. Muslim. ([2])
Dan baginya dari Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((منكم
من أحد يتوضأ فيسبغ الوضوء ثم يقول: أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له
وأشهد أن محمدا عبده ورسوله إلا فُتِحَت له أبواب الجنة الثمانية يدخل من أيها
شاء)) [ أخرجه مسلم ]
“Tidak ada seseorang darimu yang berwudhu lalu menyempurnakan
wudhu, kemudian ia membaca: ‘Aku
bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada
sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya’,
kecuali dibukakan baginya pintu-pintu surga, ia masuk dari manapun yang dia kehendaki.’
HR. Muslim. ([3])
Dan dari Umar radhiyallahu ‘anhu pula, pada orang yang mengikuti
muadzin dari hatinya niscaya ia masuk surga.HR. Muslim. ([4])Dan
dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من
بنى مسجدا يبتغي به وجه الله بنى الله له بيتا في الجنة)) [رواه البخاري ومسلم ]
“Barangsiapa yang membangun masjid karena mengharap wajah Allah
subhanahu wa ta’ala niscaya Allah subhanahu wa ta’ala membangunkan rumah
untuknya di surga.’Muttafaqun ‘alaih. ([5])
Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((خمس
صلوات كتبهن الله على العباد فمن جاء بهن
ولم يضيع منهن شيئا استخفافا بحقهن كان له عند الله عهد أن يدخله الجنة)) [ أخرجه
أحمد وأبو داود والنسائي ]
« Shalat
lima waktu yang diwajibkan Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba, barangsiapa
yang melaksanakannya dan tidak menyia-nyiakan sedikit pun dariya karena
meremehkan haknya, niscaya janji untuknya di sisi Allah subhanahu wa ta’ala
bahwa Dia memasukkan dia ke dalam surga. »HR. Ahmad, Abu Daud dan
an-Nasa`i. ([6]) Dari Tsauban radhiyallahu
‘anhu, ia bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
amal yang memasukkannya ke surga, beliau menjawab :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((عليك
بكثرة السجود فإنك لا تسجد لله سجدة إلا رفعك الله بها درجة وحط عنك بها خطيئة)) [
أخرجه مسلم ]
“Kamu harus memperbanyak sujud, maka sesungguhnya
engkau tidak melakukan satu sujud karena Allah subhanahu wa ta’ala kecuali
Allah subhanahu wa ta’ala mengangkat derajatmu dan menggugurkan kesalahan
darimu.’HR. Muslim. ([7]) Dari Ummu Habibah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((ما
من عبد مسلم يصلي لله تعالى في كل يوم ثنتي عشرة ركعة تطوعا غير فريضة إلا بنى
الله له بيتا في الجنة )) [ أخرجه مسلم ]
“Tidak ada seorang muslim yang shalat sunnah karena
Allah subhanahu wa ta’ala setiap hari dua belas rekaat yang bukan fardhu,
kecuali Allah subhanahu wa ta’ala membangun surga untuknya di surga.”HR.
Muslim ([8]).
Ia
adalah empat rekaat sebelum dzuhur dan dua rekaat sesudahnya, dua rekaat
setelah Maghrib, dua rekaat setelah Isya, dan dua rekaat sebelum Subuh. Dari
Mu’adz bin Jabar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam: “Ceritakannlah kepadaku amal yang memasukkan aku ke
surga dan menjauhkan aku dari neraka.’Nabibersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لقد سألت عن عظيم وإنه ليسير على من يسره الله عليه: تعبد الله ولا تشرك به شيئا وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت)) [ أخرجه الترمذي وابن ماجة]
“Sungguh engkau telah bertanya tentang yang agung, dan
sesungguhnya ia mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala: engkau menyembah Allah subhanahu wa ta’ala dan tidak menyekutukan
sesuatu dengannya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan naik
haji ke Baitullah.” ([9]) Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إن
في الجنة بابا يقال له الريان يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل منه أحد
غيرهم متفق عليه)) [ متفق عليه ]
“Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang
dinamakan Rayyan, yang dimasuki oleh orang-orang yang puasa di hari dan tidak
ada seorang pun yang memasukinya selain mereka.’Muttafaqun ‘alaih. ([10] Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
((العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
)) [ متفق عليه ]
“Satu umrah kepada umrah berikutnya merupakan kafarat
di antara keduanya, dan haji mabrur tidak balasannya kecuali surga.”Muttafaqun
‘alaih. ([11]) Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من
كان له ثلاث بنات يؤويهن ويرحمهن ويكفلهن وجبت له الجنة البتة ". قيل: يا
رسول الله فإن كانتا اثنتين قال: فرأى بعض القوم أن لو قال: واحدة لقال واحدة رواه
أحمد وإسناده ضعيف)) [ متفق عليه ]
“Barangsiapa yang mempunyai tiga orang putri yang dia
mengurus, menyayangi dan menjamin mereka niscaya wajib baginya surga.’ Ada
yang bertanya: Ya Rasulullah, jika hanya dua orang? Beliau menjawab: ‘Sekalipun
hanya dua orang.’ Sebagian dari pendengar berpendapat bahwa jika seseorang
bertanya: ‘Jika hanya satu? Tentu beliau bersabda: Sekalipun hanya satu orang.
Diriwayatkan oleh Ahmad dan isnadnya lemah. ([12] Akan tetapi ada beberapa hadits penguat yang shahih, di
antaranya hadits:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من
ابْتُلِيَ من البنات بشيء فأحسنَ إليهم كُنَّ له سترا من النار)) [ أخرجه مسلم ]
“Barangsiapa yang diberi cobaan lewat beberapa putri,
lalu ia memperlakukan mereka dengan baik, niscaya mereka menjadi penutup dia
dari neraka.”HR. Muslim. Dan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sering ditanya tentang perkara yang paling banyak
memasukkan orang ke dalam surga, beliau menjawab:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((تقوى
الله وحسن الخلق))
“Taqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Akhlak
yang baik.’HR. at-Tirmizi. Sanadnya
tidak terlalu kuat, namun matannya shahih. ([13]) Dan dari ‘Iyadh bin Hamar
al-Majasyi’i radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((أهل
الجنة ثلاثة: ذو سلطان مُقْسِط متصدِّق موفق ورجل رحيم رقيق القلب لكل ذي قربى ومسلم عفيف متعفِّف ذو عيال )) [ أخرجه مسلم ]
“Penghuni surga ada tiga: Pemilik kekuasaan yang adil,
bersedekah lagi benar, laki-laki yang penyayang, lembut hati bagi karib
kerabat, dan seorang muslim menahan diri dari yang haram, tidak meminta-minta serta
punya banyak tanggungan.”HR. Muslim
dalam hadits yang panjang. ([14]) Diriwayatkan oleh Muslim dalam hadits yang panjang.
Inilah wahai saudaraku, sebagian dari hadits-hadits Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam yang menjelaskan amal-amal penghuni surga yang sangat
banyak bagi siapa yang ingin sampai kepadanya. Aku memohon kepada Allah subhanahu
wa ta’ala agar memudahkan kami dan kamu jalannya dan meneguhkan kita di
atasnya, sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia. Semoga shalawat dan
salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
) 8(
HR. At-Tirmidzi 2616, Ibnu
Majah 3973, dan Ahmad 5/231.
Post a Comment