Waspada Terhadap Kesaksian Palsu
Waspada
Terhadap Kesaksian Palsu
Segala puji bagi Allah, Raja Yang Maha Perkasa, Yang
Maha Mengetahui Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, Yang Maha Mulia dan Maha
Damai, Yang Mengampuni dosa-dosa, menerima taubat dari segala kesalahan, Yang
Maha Mengawasi dan Maha Menghitung amal perbuatan manusia, Yang Maha Dekat dan
Menerima permohonan. Allah telah berfirman di dalam kitabNya:
قال الله تعالى: ﴿وَلَا تَكۡتُمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَۚ وَمَن يَكۡتُمۡهَا فَإِنَّهُۥٓ
ءَاثِمٞ قَلۡبُهُۥۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ﴾ [البقرة: 283]
“..dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan
barang siapa yang menyembunyikannya,
maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu Kerjakan”. QS. Al-Baqarah: 283
Allah
Subhanhu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿وَلَا يَأۡبَ ٱلشُّهَدَآءُ إِذَا مَا دُعُواْۚ وَلَا تَسَۡٔمُوٓاْ
أَن تَكۡتُبُوهُ صَغِيرًا أَوۡ كَبِيرًا إِلَىٰٓ أَجَلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ أَقۡسَطُ
عِندَ ٱللَّهِ وَأَقۡوَمُ لِلشَّهَٰدَةِ وَأَدۡنَىٰٓ أَلَّا تَرۡتَابُوٓاْ إِلَّآ
أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً حَاضِرَةٗ تُدِيرُونَهَا بَيۡنَكُمۡ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَلَّا
تَكۡتُبُوهَاۗ وَأَشۡهِدُوٓاْ إِذَا تَبَايَعۡتُمۡۚ وَلَا يُضَآرَّ كَاتِبٞ وَلَا
شَهِيدٞۚ وَإِن تَفۡعَلُواْ فَإِنَّهُۥ فُسُوقُۢ بِكُمۡۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ
وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ﴾
[البقرة: 282]
“…Janganlah
saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah
kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di
sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu, (Tulislahmuamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan
tunai yang kamu jalankan di antara kamu,
maka tak ada dosa bagi kamu,
(jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual-beli; dan janganlah
penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan.
Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya
hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah
kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu”. QS. Al-Baqarah: 282.
Aku memuji Allah Yang Maha Suci
karena kemuliaan dan ketinggian sifatNya, dan aku bersyukur atas segala nikmat
dan karuniaNya, dan aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, dengan kesaksian
yang membawa kemenangan menuju surga Al-Salam.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan Allah, orang yang paling mulia dalam menyeru kepada
kemuliaan dan orang yang paling baik dalam menentukan jalan keberuntungan bagi
setiap hamba yang kembali kepada Allah, maka Allah memuliakan Islam dengannya
dan menghidupkan hati yang mati, menjadikan Al-Qur’an sebagai penerang
kehidupan. Ya Allah curahkanlah shalawat kepada hambaMu dan RasulMu, Muhammad
dan kepada keluarga dan para shahabatnya yang mulia, baik dan agung dan
curahkanlah salam kepada mereka salam sejahtera yang banyak.
Amma Ba’du,,,Wahai sekalian manusia,
taqwalah kepada Allah dengan ketaqwaan orang yang takut, waspada, istiqomah dan
komitment dengan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah berupa hak-hak Islam dan
manusia, dan ketahuilah bahwa ada dua jalan yang berbeda dan dua cara yang
saling bersebrangan. Pertama adalah jalan yang menuju kemuliaan, yaitu jalan
Allah yang lurus, jalan yang ditempuh oleh orang-orang shaleh yang mulia, di
mana mereka berjalan di atas petunjuk dan ilmu. Dan kedua adalah jalan
kehinaan, jalan setan yang ditempuh oleh orang-orang tersesat, dan sungguh
banyak orang yang terjebak pada jalan tersebut di zaman kita sekarang ini,
mereka memasukkan diri dalam golongannya sehingga benarlah apa yang difirmankan
oleh Allah tentang mereka:
قال الله تعالى: ﴿لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكَ وَمِمَّن تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ
أَجۡمَعِينَ﴾ [ص:
85]
“Sesungguhnya
Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis
kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara
mereka kesemuanya.”. QS. Shad: 85.
Di antara bentuk tindakan buruk
adalah berani terhadap Allah dengan memberikan kesaksian palsu, guna mendapat
imbalan yang busuk dan buruk, baik kesaksian tersebut secara nyata atau
maknawi, atau karena cenderung kepada keluarga dekat atau shahabat atau untuk
memberikan kesenangan kepada pimpinan atau mendekatkan diri kepadanya. Kemudian
seseorang memberikan kehormatan kepada atasannya dengan memberikan kesaksian
palsu, yang bertentangan dengan realita, dan dengannya dia bertindak salah
terhadap orang lain dan terhadap saudaranya seiman, yang memiliki hak atas
dirinya untuk dijaga kehormatannya, seperti seseorang yang bersaksi atas orang
lain bahwa dia memiliki hutang padahal dia menyadari bahwa dirinya berdusta,
atau dengan menghinanya atau dengan menggugurkan sifatnya yang adil dalam
urusan agama, padahal dia menyadari bahwa dirinya sedang berbuat kedustaan
terhadap dirinya, atau seperti seseorang yang bersaksi bahwa si fulan telah
menuduh orang lain padahal dia tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan kepadanya,
dan banyak lagi contoh lain yang kita saksikan dan dimaklumi. Wahai sekalian
hamba Allah, semua tindakan ini diharamkan, apapun bentuk dan tujuan dan
termasuk penipuan, kebatilan apapun motifnya dan apapun penafsirannya, sebab
hal itu adalah cermin rusaknya hati dan agamanya, dan Allah tidak menyukai
kerusakan dan Allah tidak akan memperbaiki perbuatan orang-orang yang merusak
dan tindakan ini termasuk keibnasaan. Disebutkan oleh
Umar radhiallahu pada riwayat yang shahih bahwa dia berkata: Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah melangkah kaki seorang
pemberi kesaksian palsu sehingga Allah menetapkannya di dalam api Neraka”.
HR. Ibnu Majah.
Wahai hamba
Allah, balasannya adalah neraka di akherat kelak, yang apinya melebihi api dunia
dengan sembilan puluh sembilan lipat.
قال الله تعالى: ﴿وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ
غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا
يُؤۡمَرُونَ﴾
[التحريم: 6]
“…yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
QS. Al-Tahrim: 6.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhillahu anhu bahwa dia
berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang
bersaksi atas keburukan seorang muslim padahal dia tidak pernah melakaukannya
maka hendaklah dia menempatkan dirinya di dalam neraka”.
Di dalam riwayat yang lain dari Abu Hurairah
radhillahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Kesaksian palsu menyamai syirik
kepada Allah, dan beliau mengucapakannya
tiga kali, kemudian beliau membaca firman Allah:
قال الله تعالى: ﴿فَٱجۡتَنِبُواْ ٱلرِّجۡسَ مِنَ ٱلۡأَوۡثَٰنِ وَٱجۡتَنِبُواْ قَوۡلَ
ٱلزُّورِ﴾
[الحج: 30]
“…maka jauhilah olehmu
berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta”. HR. Amad, Abu Dawud dan
Turmudzi.
Cukuplah tingkat keburukan kesaksian paslu ini dengan disamakannya
tindakan tersebut dengan syirik kepada Allah, di mana syirik adalah kemaksiatan
terbesar terhadap Allah yang terjadi di dunia ini. Keburukan kesaksian paslu
tanpak jelas dengan dibalasnya tindakan orang yang bersaksi palsu dengan api
neraka dan murkan Allah. Allah Subhanhu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ
ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ﴾ [المائدة: 72]
" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu
seorang penolong pun”. QS. Al-Maidah: 72.
قال الله تعالى: ﴿وَٱلَّذِينَ يُؤۡذُونَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ بِغَيۡرِ
مَا ٱكۡتَسَبُواْ فَقَدِ ٱحۡتَمَلُواْ بُهۡتَٰنٗا وَإِثۡمٗا مُّبِينٗا﴾ [الأحزاب: 58]
“Dan orang-orang yang
menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan
dan dosa yang nyata.” QS. Al-Ahzab: 58.
Wahai Hamba Allah, takutlah kepada Allah dan berusahalah untuk
berbuat yang mulia dengan memberikan kesaksian yang benar dan adil, kesaksian
yang diperintahkan oleh Allah di dalam firmanNya:
قال الله تعالى: ﴿وَلَا تَكۡتُمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَۚ وَمَن يَكۡتُمۡهَا فَإِنَّهُۥٓ
ءَاثِمٞ قَلۡبُهُۥۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ﴾ [البقرة: 283]
“Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Baqarah: 82.
Allah menjadikan keengganan untuk bersaksi palsu sebagai salah
satu sifat orang-orang beriman yang sebenarnya, sebgaimana disebutkan di dalam
firman Allah:
قال الله تعالى: ﴿وَٱلَّذِينَ لَا يَشۡهَدُونَ ٱلزُّورَ وَإِذَا مَرُّواْ بِٱللَّغۡوِ
مَرُّواْ كِرَامٗا﴾ [الفرقان: 72]
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu
dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga
kehormatan dirinya”. QS. Al-Furqan: 72.
Semoga
Allah memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an
yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan
ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang
tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan
bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha
Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah,
sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kedua
Segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa-apa yang dibisikkan oleh jiwanya dan Dia
lebih dekat dari hambaNya dari urat leher. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال
الله تعالى: ﴿إِذۡ يَتَلَقَّى ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ
ٱلشِّمَالِ قَعِيدٞ ١٧ مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ﴾
[ق: 17، 18]
(yaitu) ketika dua orang
malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah
kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan
pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu
hadir.
QS. Qaf: 17-18.
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan
sebenarnya kecuali Allah, yang maha Esa, yang tiada sekutu bagiNya, bagiNya
segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia Maha mengetahui atas segala sesuatu.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, Nabi yang paling
mulia, semoga Allah mencuarhkan shalawat dan salam sejahtera yang berlimpah
kepada beliau dan para pengikut, para shahabat dan seluruh pengikut beliau
dengan kebaikan.
Amma Ba’du: Wahai
hamba Allah takutlah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Subahanhu Wa
Ta’ala telah mengharamkan di dalam agama ini kesaksian palsu dan perktaan
dusta, dan Dia memerintahkan untuk menjauhinya bahkan menyebutkan secara
berbarengan dengan penyembahan berhala-berhala, guna mengingatkan manusia
tentang keburukan dan kejelekan tindakan kesaksian palsu, seandainya orang yang
bersaksi palsu tersebut menyadari kepada siapakah dia berbuat buruk niscaya dia
pasti menjauhi perbuatan buruk ini, dan tidak mungkin melakukannya sebab
perbuatan ini akan menghapuskan muru’ahnya dan menyia-nyiakan kedudukan dan
kehormatannya, bahkan dia telah mengukir bagi dirinya satu keburukan yang tidak
akan pernah menghilang dan kehinaan yang tidak akan pernah terhapus, serta
mencampakkan diri ke dalam api yang panasnya sangat pedih dan siksanya sangat
perih.
قال الله تعالى: ﴿وَمَن يُهِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّكۡرِمٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ
يَفۡعَلُ مَا يَشَآءُ﴾ [الحج: 18]
“Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah
berbuat apa yang Dia kehendaki”.
QS. Al-Hajj: 18.
Lalu apakah yang
mendorong seseorang bertindak hina dan berbuat cela seperti ini, jika motifnya
adalah harta dari orang yang disaksikannya maka hal itu adalah perbuatan haram
yang tidak memiliki berkah apapun, bahkan menjadi siksa baginya baik di dunia
atau di akherat, dan setiap daging yang tumbuh dari sumber yang haram maka
neraka akan lebih utama baginya. Jika motif seseorang untuk bersaksi palsu
adalah hubungan persahabatannya dengan orang yang mendapat kemaslahatan dari
kesaksian tersebut atau untuk mengemis keredhaannya maka itu adalah seburuk-buruk
persahabatan yang bisa mencelakakannya kepada kerugian dan murka Allah dan
amarahNya.
Disebutkan di dalam riwayat Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang mencari redha Allah walau
manusia membencinya maka manusiapun akan meredhainya dan barangsiapa yang
mencari kerelaan manusia walau Allah membencinya maka Allah membencinya dan
manusiapun juga ikut membencinya”.
Wahai hamba Allah,
takutlah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah mewajibkan bagi setiap muslim untuk
berbuat adil dalam segala hal dan membela kebenaran di manapun dia berada.
Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ
بِٱلۡقِسۡطِ﴾
[النساء: 135]
“Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan”, QS. Al-Nisa’: 135.
Maksudnya tetaplah berlaku adil dalam segala perkara,
bersungguh-sungguh dalam menegakkan keadilan, jangan sampai ada perkara yang
memalingkan kalian darinya, bersungguh-sungguh dalam bersaksi kebenaran hanya
kerena Allah yaitu dengan menegakkan persaksian semata-mata karena Allah bukan
motif duniawi, sekalipun kesaksian tersebut bukan untuk kemaslahatan dirimu
atau kedua orang tuamu atau keluarga dekatmu. Inilah yang dapat aku sampaikan,
dan curahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi yang datang membawa kabar
gmebira dan ancaman, sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kalian
mengucapkan shalawat dan salam di dalam kitab suci Nya.
Post a Comment