KEPADA UKHTI MUSLIMAH
KEPADA UKHTI MUSLIMAH
Musuh-musuh Islam tak henti-hentinya berusaha
untuk menjauhkan wanita muslimah dari Agama Islam yang haq dan lurus ini. Di
setiap tempat dan kesempatan mereka selalu melontarkan tuduhan-tuduhan keji
yang ditujukan kepada wanita-wanita mu’minah yang suci, mereka mengatakan
bahwa:
“Islam adalah penjara bagi wanita”
karena wanita dalam Islam wajib di rumah, tidak di izinkan keluar kecuali ada
hajat".
“Menetapnya wanita di rumah,
melemahkan ekonomi suatu negara”.
“Poligami adalah perbuatan hewan”.
“Perceraian adalah suatu
kedzaliman”.
“Wanita-wanita muslimah itu sakit,
penuh dengan kadas dan panu, oleh karena itu mereka memakai hijab untuk
menutupi aibnya”.
Ukhti Al Muslimah …!
“Jangan kau ikuti langkah-langkah syetan” (QS. An Nur: 21).
Ukhti Al Muslimah …!
Jangan engkau dengar kata-kata
mereka, sebab mereka adalah penganjur yang berdiri di tepi neraka Jahannam dan
mengajak serta menyeret ke dalam api neraka Jahannam.
“Mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.” (QS. Al Kahfi: 5)
Ukhti Al Muslimah …!
Tahukah engkau apa yang mereka
inginkan? mereka hanya menginginkan satu perkara. Menghancurkan agama Islam dan
merusak generasi Islam dan menyebarkan kekejian di tengah masyarakat beriman.
Mereka menghendaki agar wanita-wanita muslimah yang suci keluar dari rumahnya,
dari bentengnya. Mereka menghendaki agar engkau menjadi barang murahan, sebagai
pemuas syahwat.
Mereka menipumu agar engkau keluar
dari surga sebagaimana iblis mengeluarkan bapak kita Adam darinya. Iblis
mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga dalam keadaan telanjang, tanpa pakaian,
yang menutup aurat mereka.
Para pengumbar kejahatan pun meniru gaya dan cara yang sama,
jangan kamu hiraukan mereka! Penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya, pasti di
situ ada kebahagiaan sejati.
Allah Y hanya
menghendaki darimu kesucian, kemuliaan dan keluhuran.
Firman Allah :
“Akan tetapi Allah hendak mensucikan dan menyempurnakan
nikmat-Nya kepadamu”. (QS. Al Maidah: 6).
Firman Allah Y:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan
mencintai orang-orang yang melakukan kesucian” (QS. Al Baqarah: 222).
Semoga
Allah Y selalu
menunjuki kita ke jalan yang lurus. Amin
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah Y Rabb sekalian
alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi yang mulia
Muhammad r, keluarga dan
sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.
UKHTI AL MUSLIMAH
[SIAPA YANG MENYURUHMU MEMAKAI JILBAB]
Jangan
terkejut sebelum engkau baca buku ini.
·
Seorang
mahasiswi meminta kepada salah seorang teman puterinya agar menemaninya
menghadap dosen laki-laki dalam mempertahankan disertasinya untuk meraih gelar
magister (MA). temannya berkata: "tak tahukah engkau bahwa kita ini hidup
di abad 20?
·
Seorang
dokter wanita di salah satu rumah sakit, ketika ia memakai pakaian dokter
hilanglah malunya. Wajah dan rambutnya serta pakaiannya terbuka. Seakan-akan
menanggalkan agama dan malu adalah hal yang wajib bagi tugas kedokteran.
·
Saya
pernah berkunjung ke salah satu kerabat yang saya kenal selalu menjaga
kehormatan dan hijab/jilbab. Tiba –tiba saya di kejutkan oleh masuknya sopir
pribadinya ke tempat pertemuan. Seakan-akan ia salah satu anggota keluarga yang
tidak perlu menutup aurat darinya.
Ukhti!
pernahkah engkau menduga, bahwa mereka wanita muslimah sadar, mengapa mereka
berjilbab? Sesungguhnya realita menunjukkan bahwa mereka pada umumnya memandang
jilbab hanya sebatas adat-istiadat yang mereka warisi dari orang tua mereka dan
sebagai bakti kepadanya yang telah menyuruhnya. Oleh sebab itu sebagai warisan
dan adapt-istiadat suci, maka wajib di jaga dan di lestarikan.
Pernahkah
ia bertanya, mengapa ia memakai jilbab? Dan siapa yang menyuruhnya? Bukankah
itu perintah Allah Y!
“Wahai
Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum
muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).
Tidakkah
ia megetahui bahwa ia menta'ati perintah penciptanya yang memberi rizki yang
menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang tidak pantas untuk
makhluk-Nya.
Firman
Allah :
“Kepunyaan
Allah apa yang ada di langit dan di bumi”. (QS.
Al Baqarah: 284).
Allah yang menciptakanmu:
“Demikianlah,
itulah Allah tuhanmu, tidak ada tuhan yang patut di sembah selain Dia. Pencipta
segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu” (QS. Al An'am: 102).
Yang
memberimu nikmat:
“Dan
apa saja nikmat yang ada padamu maka dari Allah jualah”. (QS. An Nahl: 53).
Yang
mematikanmu:
“Dan
datanglah sakaratul maut (kematian) sebanar-benarnya. Itulah yang kamu selalu
lari dari padanya.” ( QS. Qaaf: 19).
Yang berfirman:
“Pada
hari (ketika) Kami berkata kepada neraka Jahannam: apakah kamu sudah penuh ?
dia menjawab: masih adakah tambahan? Dan didekatkanlah surga itu kepada
orang-orang yang bertakwa pada tempat-tempat yang tidak jauh (dari mereka). (QS. Qaaf:
30-31).
Yang berfirman:
“Hari
(ketika) kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Dzat yang Maha Pemurah
sebagai perutusan (yang terhormat), dan kami menggiring orang-orang yang
durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga” (QS. Maryam: 85-86).
Yang mengadili pada hari yang menakutkan:
“Pada
hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui
anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang
hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka
tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras” ( QS; Al Hajj :2).
Ukhti Al Muslimah !
Tidakkah
engkau baca firman Allah Y:
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga
kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali (yang biasa) nampak
darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka” (QS. An Nur: 31).
Yaitu
tidak menampakkan sedikitpun perhiasannya kepada orang-orang asing (bukan
muhrim) kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang
tidak menyolok, dan hendaklah menjulurkan penutup kepalanya (jilbab) sampai ke
dadanya sehingga tertutup. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu
'anha, ia berkata:
(( يَرْحَمُ اللهُ النِّسَاءَ الْمُهَاجِرَاتِ اْلأُوَلَ لمَاَ
أَنْزَلَ اللهُ ))
“Semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah
(muhaajiraat), yaitu ketika Allah Y
menurunkan firman-Nya:
“Hendaklah
mereka menutupkan kain kudung ke
dada mereka” (QS. An Nur: 31).
(( شَقَّقْنَ مُرُوْطَهُنَّ فَاخْتَمَرْنَ بِهَا ))
(Mereka langsung merobek ordeng mereka untuk di jadikan jilbab).
Ukhti Al Muslimah !
Janganlah
berkata: “Kita bukan mereka” bagaimana mungkin kita bisa mencapai apa yang
mereka capai? jangan engkau heran! seorang penyair berkata:
فَتَشَبَّهُوْا
إِنْ لَمْ تَكُوْنُوْا مِثْلَهُمْ
إِّنَ
التَّشَبُّهَ بِالْكِرَامِ فَلاَحُ
Berusahalah
meniru orang-orang yang mulia walau tidak sama persis seperti mereka.
Sebab meniru
orang yang mulia itu merupakan keberuntungan.
Ukhti
Al Muslimah!
Tidakkah
engkau baca firman Allah Y tentang
isteri-isteri Nabi r:
“Apabila
kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi r) maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang
demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka” (QS. Al Ahzab: 53).
Lebih
suci dari hati siapa, wahai ukhti ? lebih suci dari hati isteri-isteri Nabi r, (ummahatul
mu’minin). Lebih suci bagi hati para sahabat Nabi r, umat yang
terbaik setelah Nabi r?
Bagaimana
dengan hati kita pada masa sekarang? Apakah Dzat Yang Menciptakanmu, Yang
mengetahui cara yang terbaik untuk mensucikan hati, sama dengan orang yang
tidak mengetahui hal itu?
Ukhti
Al Muslimah …!
Allah berfirman:
“Wahai
Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri
orang beriman: "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59).
Ibnu
Abbas t berkata:
“Allah Y memerintahkan
isteri-isteri orang beriman, apabila keluar dari rumah untuk suatu keperluan,
hendaklah menutup wajahnya dari atas kepala dengan jilbabnya”.
Allah
Y memerintahkan isteri-isteri
orang yang beriman melakukan hal tersebut di atas, agar mereka dikenal dengan
tertutup rapi, bersih, dan suci. Dengan demikian ia tidak akan di ganggu orang-
orang yang jahat.
Coba
engkau perhatikan: siapa yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan?
tentu mereka yang suka bersolek ala jahiliyah.
Perhatikan
firman Allah di bawah ini :
“Dan
perempuan-perempuan yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak
ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka tanpa
(bermaksud) menampakkan perhiasan. Dan
berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. An Nur: 60 ).
Allah
Y memberitahukan bahwa
berjilbabnya perempuan tua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak
menampakkan perhiasan itu lebih utama, walaupun diperbolehkan bagi mereka untuk
buka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan (Islami).
Al
Qur’an telah mewajibkan wanita muslimah untuk memakai jilbab (hijab) dan mengharamkan bersolek ala
jahiliyah (tabarruj).
Ukhti
Al Muslimah!
Dengarlah
kata ibundamu, Ummul Mu’minin ketika bertanya kepada Nabi r:
سَأَلْتُ
النَّبِيَّ r كَيْفَ يَصْنَعُ النِّسَاءُ بِذُيُوْلِهِنَّ (أَسْفَلِ
الثِّيَابِ) ؟ قَالَ: يُرْخِيْنَهُ شِبْرًا، قَالَتْ: إِذَا تَنْكَشِفُ
أَقْدَامُهُنَّ، قاَلَ: يُرْخِيْنَهُ ذِرَاعًا لاَ يَزِدْنَ عَلَيْهِ. متفق عليه
“Apa
yang harus diperbuat wanita dengan ujung baju mereka? Nabi r bersabda: Hendaklah ia turunkan satu jengkal
(dari mata kaki) Ummul Mu’minin berkata: “kalau begitu akan tersingkap telapak
kaki kami, wahai Rasulullah” Nabi bersabda: “turunkan satu hasta dan jangan dilebihkan”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Subhanallah! Ummahatul
Mu’minin meminta agar diperpanjang bajunya, sedang wanita-wanita kita malah
banyak memendekkan (menaikkan ke lutut bahkan ada yang ada di atasnya) dan
mereka tak peduli.
مَنَعَ
السُّفُوْرَ كِتَابُنَا وَنَبِيُّناَ@ فَاسْتَنْطِقِي
اْلآثَارَ وَاْلآياتِ
“Nabi
dan kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan
kepada hadits dan ayat suci Al Qur’an”
Adapun
hijab artinya adalah menutup badan, dan sebagai ciri dari sekumpulan peraturan
sosial yang berhubungan dengan keadaan wanita dalam undang-undang Islam, yang
telah ditetapkan Allah Y untuk menjadi
benteng yang kuat, yang menjaga kehormatan, kemuliaan, dan keluhuran wanita.
Pakaian yang memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang lingkup yang
ketat sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi Islam, merajut masa
depan umat, yang pada gilirannya ikut berperan dalam perjuangan Islam dan
mengokohkannya di muka bumi ini.
RAMBU-RAMBU
JALAN
Ukhti
Al Muslimah !
Untukmu
yang masih dibalut keraguan untuk memakai jilbab. Untukmu untaian ayat ilahi
ini:
“Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata” (QS. Al Ahzab: 36).
Untukmu
yang belum sadar, yang berjalan tanpa petunjuk, untukmu untaian sabda
Rasulullah r:
(( لاَ يَكُنْ أَحَدُكُمْ إِمَّعَةً يَقُوْلُ أَناَ مَعَ النَّاسِ
إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنْتُ وَإِنْ أَسَاؤُوْا أَسَأْتُ، وَلَكِنْ
وَطِِّنُوْا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسِنُوْا وَإِذَا أَسَاؤُوْا
أَنْ تَجْتَنِبُوْا إِسَاءَتَهُمْ ))
“Janganlah
seorang dari kalian menjadi orang yang tak berpendirian, yang berkata: aku
bersama orang banyak, bila mereka baik, aku baik, bila mereka berbuat jahat,
akupun berbuat jahat, akan tetapi mantapkan dirimu, bila mereka baik, maka
berbuat baiklah anda, dan jika mereka jahat, maka jauhilah kejahatannya”.
Buatmu
yang selalu berkata: Bilamana aku memakai jilbab di negeri kafir, manusia akan
melihat dan memperhatikanku, namun bila aku melepaskan jilbabku, aku seperti
mereka, tak ada yang memperhatikanku.
Wahai
puteriku yang cerdik dan pandai: sesungguhnya melawan arus kejahatan,
konsisten, komitmen, dan konsekwen dalam kebenaran terutama di negeri kafir
adalah iman yang diserukan Allah Y, tidak boleh
seorangpun melakukan ijtihad menentukan hukum padahal telah ada nash Al Qur’an
dan Al Hadits.
SEJENAK
Ukhti
Al Muslimah…
Wahai
wanita yang tunduk kepada kekafiran, mereka berkata: "engkau adalah wanita
terpelajar. Di antara kami ada dokter wanita, ada sastrawati, ada wartawati,
ada dosen wanita yang mengajar di negeri kalian. Islam tidak pernah melarang
sedikitpun hal itu. Tidak ada perbedaan lagi antara laki-laki dan perempuan.
Sukakah engkau kepada kami? jawaban kami hanya menyitir firman Allah :
“Orang-orang
yahudi dan nashrani tak akan pernah rela padamu sampai engkau mengikuti agama
mereka. Katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk yang sebenarnya,
dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu” (QS. Al Baqarah: 120).
Mereka
berkata: “Cukup bagi saya ke-Islamanmu sebatas pada ibadah ritual semata. Adapun
ilmu, moral, tingkah laku, pakaian, ide, dan seluruh urusan duniamu, wajiblah
engkau mengikuti cara kami”.
Sungguh
benar sabda Rasulullah :
((لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ
وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَدَخَلْتُمُوْهُ،
قُلْناَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْد ُوَالنَّصَارَى ؟ قَالَ: فَمَنْ))
"Kamu
akan mengikuti tradisi orang-orang sebelummu, sejengkal demi jengkal, sehasta
demi hasta, hingga andaikan mereka memasuki lubang biawak, kamu akan ikut masuk
kedalamnya, kami berkata: apakah mereka kaum Yahudi dan Nashrani? jawab
Rasulullah r siapa lagi kalau bukan mereka” ( HR. Muslim ).
Ukhti
Al Muslimah!
Engkau
seharusnya memperhatikan pakaianmu dan perbuatanmu serta wajib mengikuti
kepribadian Islam sebagaimana apa yang engkau dengar, lihat dan baca.
Sungguh
sedikit orang yang berbuat dan mengajak kepada kebaikan, sebagaimana seruan
seorang penyair:
يَا
خَادِمَ الْجِسْمِ كَمْ تَسْعَى لِخِدْمَتِهِ
أَتَطْلُبُ
الرِّبْحَ مِمَّا فِيْهِ خُسْرَانُ
أَقْبِلْ
عَلَى النَّفْسِ فَاسْتَكْمِلْ فَضَائِلَهَا
فَأَنْتَ
بِالنَّفْسِ لاَ بِالْجِسْمِ إِنْسَانُ
“Wahai
dikau yang selalu mengurusi badanmu. Betapa banyak usaha yang telah engkau
lakukan.
Apakah engkau
mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas merugikan.
Perhatikan
jiwamu, sempurnakan keutamaannya.
Sebab dikau
disebut manusia dengan jiwa, bukan karena tubuh jasadmu.
Ukhti
Al Muslimah!
Jadikan
Khadijah radhiyallahu 'anha suri tauladan dan panutanmu dalam berjuang
dengan harta dan jiwa.
Jadikan
Aisyah radhiyallahu 'anha tauladanmu dalam ilmu pengetahuan. Jadikan
keluarga Yasir y suri tauladanmu dalam kesabaran dan berpegang
teguh kepada agama Allah.
Wahai
ibu generasi mendatang, perhatikan perkataan seorang penyair:
الأُمُّ
مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا @ أَعْدَدْتَ
شَعْبًا طَيِّبَ الأعْرَاقِ
الأُمُّ
رَوْضٌ إِنْ تَعْهَدْه الحَيَ @ بِالرَيِّ
أَوْرَقَ أَيَّمَا إِيْرَاقِ
الأُمُّ
أُسْتَاذُ الأسَاتِذَة الأُوْلَى @ شَغَلَتْ مَآثِرُهم مَدَى الآفَاقِ
“Ibu
adalah madrasah, jika anda persiapkan
Anda
mempersiapkan generasi yang harum namanya.
Ibu adalah
taman, jika ia selalu disiram.
ia akan
berdaun rindang.
Ibu adalah ustadzah pertama, pengaruhnya sangat besar
sepanjang masa.
Ukhti
Al Muslimah !
Andai
mereka melihat bentuk tubuhmu tidak menarik lagi atau ketika usiamu telah
senja, tua renta, apakah mereka masih memajang fotomu, di sampul-sampul
majalah, buku dan semisalnya, walaupun kamu orang yang terpelajar? Masihkah
mereka memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat, dengan dalih
penghargaan terhadap wanita? Masihkah engkau temui orang yang memperjuangkan
sempitnya ruang lingkup belajarmu?
Sesungguhnya
mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan kemolekan tubuh serta
merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu maka merekapun pasti
meninggalkanmu, seakan-akan engkau adalah sebuah barang yang sudah habis masa
berlakunya.
PERINGATAN
Rasulullah bersabda:
(( مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلىَ الرِّجَالِ مِنَ
النِّسَاءِ )) متفق عليه.
“Aku
tidak meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi laki-laki
dari pada wanita” (HR. Bukhari Muslim).
Musuh-musuh
Islam telah mengetahui, bahwa kerusakan dan kerendahan moral wanita berarti
pengrusakan terhadap masyarakat secara universal dan integral.
Seorang
tokoh aliran (free masonry) berkata: “secangkir minuman keras, seorang
biduanita dapat menghancurkan ummat Muhammad melebihi kekuatan seribu tank
baja, peluru kendali, dan senjata kimia yang canggih. Oleh karena itu buatlah
mereka tenggelam dalam cinta materi dan syahwat”.
Temannya
yang lain berkata:
“Kita
harus mempergunakan wanita sebab setiap kali ia mengulurkan tangannya kepada
kita, kita telah mendapatkan apa yang kita inginkan dan kita telah berhasil
memporak-porandakan serdadu penolong agama Islam”.
ANCAMAN
Kepada
setiap orang yang berusaha menjadikan para artis dan biduanita sebagai tauladan
idola wanita-wanita muslimah, kepada mereka kami persembahkan ancaman Allah ini:
“Sesungguhnya
orang-orang yang senang, agar tersiar perbuatan keji dikalangan orang-orang
yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat, dan Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS.
An Nur: 19).
Ancaman
ini terhadap orang yang senang, lalu bagaimana terhadap orang yang melakukan !
tentu lebih dahsyat.
DUA GOLONGAN YANG BELUM PERNAH DILIHAT
RASULULLAH r DAN TELAH
KITA LIHAT
Rasulullah
r bersabda:
(( صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ
مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ
كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنَامِ البُخْتِ
الْمَائِلَةِ، لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ
رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذاَ وَكَذَا )) رواه مسلم.
“Dua
golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: “suatu kaum yang
memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang
berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok (jalannya), mengajarkan wanita
berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita
seperti ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, walaupun
wanginya tercium selama perjalanan ini dan ini ( jauhnya)” ( HR. Muslim ).
Berita
Rasulullah r telah
terbukti. Sungguh beliau telah memberikan ciri-ciri yang tepat seperti orang
yang menyaksikannya.
Berpakaian
tapi telanjang
Mereka
memakai pakaian yang tipis, sehingga kelihatan lekuk tubuhnya atau pakaian mini
(bikini) dan semisalnya. Wanita seperti ini berpakaian tapi pada hakikatnya telanjang.
Maailat
Berpaling
dari ta'at kepada Allah, dan dari kewajiban-kewajiban berupa malu, enggan
memakai hijab dan jilbab. Mereka berlenggak-lenggok saat berjalan dengan
pakaian mini yang memperlihatkan auratnya.
Mumilaat
Memalingkan
wanita lain, dengan mengajarkan kepada mereka bersolek, berdandan secara
seronok dan tidak menutup aurat, dengan berbagai macam cara. Memalingkan hati
laki-laki dengan rayuan manis beracun iblis.
Kepala mereka
seperti punuk unta
Menyanggul
rambutnya keatas (kebanyakan rambut sambungan dan pasangan, padahal Allah dan
Rasul-Nya melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan minta di sambungkan)
seperti punuk unta yang miring.
KEPADA SETIAP ORANG TUA
Allah berfirman:
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah Y
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan” (QS. At Tahrim: 6).
Ali
bin Abi Thalib berkata:
“Didiklah mereka dan ajarilah terutama masalah dien Islam yang mulia ini”.
Imam
Qatadah berkata: “Engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kamu larang mereka dari maksiat dan berbuat dosa, melanggar
larangan Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan kewajiban yang telah
diperintahkan”.
Wahai
orang tua? bila ada orang yang berkata kepadamu: “Bahwa gedungmu yang megah
itu, jika tidak engkau rawat dengan seksama, dan engkau jaga dengan baik,
dengan selalu mengontrol dan memperbaiki setiap kerusakan sebelum kerusakan itu
parah, jika ini tidak engkau lakukan, niscaya gedungmu yang megah itu akan
roboh”.
Apa
yang akan engkau kerjakan? tentu engkau akan berusaha semaksimal mungkin agar
gedungmu tidak roboh, maka bagaimana sikapmu terhadap anak perempuanmu, sedang
Allah r telah
memerintahmu menjaganya dari api neraka.
Wahai
para orang tua! Sesungguhnya para pemudi yang telah hilang sifat malunya, yang
sombong untuk mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya mereka itu kita lihat dan
kita dengar, mereka tidak turun dari langit dan tidak keluar dari perut bumi. Tapi
mereka sesungguhnya keluar dari rumahmu (pengawasanmu) keluar dari rumah
saudara dan famili muslimmu.
Akhi
Muslim!
bertaqwalah pada Allah!
Perhatikan
anak puterimu melebihi perhatianmu terhadap duniamu. Janganlah engkau termasuk
orang yang Rasulullah r maksudkan
dalam sabdanya:
(( لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ دَيُّوْثٌ، قَالُوْا: وَمَنْ هُوَ
الدَّيُّوْثُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: الَّذِيْ لاَ يَغَارُ عَلَى مَحَارِمِهِ
)) وَفِيْ رِوَايَةٍ قَالَ: (( الَّذِيْ يَرْضَى الْخَبَثَ فِيْ أَهْلِهِ ))
“Tidak
masuk surga Dayyus, para sahabat
bertanya: "Siapakah yang dimaksud dengan Dayyus itu wahai Rasulullah?
Rasulullah menjawab: “Seorang yang tidak ada (cemburu) terhadap muhrimnya”.
Dalam riwayat yang lain beliau r bersabda: “Seorang yang rela kenistaan menimpa
keluarganya” (HR. Muslim).
SALAM DAN KABAR GEMBIRA
Kepada
Ukhti Muslimah !
Yang
tegar dalam menghadapi serangan musuh yang buas. Kepada Ukhti Muslimah yang
menampar muka setiap penyeru kebebasan dengan sikap konsisten, komitmen, dan
konsekwen terhadap ajaran Islam.
Kepada
Ukhti yang selalu memegang teguh sifat malu dan kesucian dirinya, kepada
benteng yang kokoh dalam menghadapi topan kebatilan.
Kepada
Ukhti yang berpegang teguh kepada kitab Allah dan selalu mengangkat panji
Rasul-Nya seraya berkata:
يَدُ العَفَافِ
أَصُوْنُ عِزَّ حِجَابِيْ @وَبِعِصْمَتِي
أَعْلُو عَلَى أَتْرَابِيْ
“Dengan
tangan kesucianku, akan aku jaga kemuliaan hijab dan jilbabku
dan dengan
kesucianku pula aku diatas teman-teman sebayaku.
Kepadanya
khabar gembira dari Nabi r:
(( إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ آيَّامَ الصَّبْرِ لِلْمُتَمَسِّكِ
فِيْهِنَّ يَوْمَئِذٍ بِمَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرُخَمْسِيْنَ مِنْكُمْ،
قَالُوْا: يَا نَبِيَّ اللهِ: أَوَ مِنْهُمْ ؟ قَالَ: بَلْ مِنْكُمْ ))
“Sesungguhnya
di belakang kamu ada hari-hari kesabaran. Orang-orang yang berpegang teguh pada
hari itu mendapat pahala 50 orang dari kamu. Para
sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah
sebesar pahala 50 orang dari mereka? Nabi r
bersabda: “Bahkan dari kamu”. (HR.
Tirmidzi dan Abu Daud, dishahihkan Albani).
Juga
kepadanya sabda Rasulullah r yang lain:
(( إِنَّ اْلإِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا
كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ، قِيْلَ: وَمَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟
قاَلَ: الَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ إذَا فَسَدَ النَّاسُ ))
“Sesungguhnya
Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti permulaannya,
maka beruntunglah orang-orang yang asing, Rasulullah r ditanya: siapa mereka wahai Rasulullah ?
Rasulullah r menjawab: Mereka yang mengadakan perbaikan
ketika manusia rusak” (HR.Tirmidzi
dan dishahihkan Albani).
Kepada
mereka salam dari Allah, para muslimin dan muslimat yang sabar dalam
menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya:
“Salam
sejahtera untukmu, karena kesabaranmu, dan sebaik-baik kesudahan surgalah
balasannya” (QS; Ar Ra'd: 24).
SYARAT-SYARAT HIJAB SYAR’I
Adapun
syarat-syarat hijab syar’i adalah:
1-Hendaklah
hijab/jilbab menutup seluruh badan. Allah Y berfirman:
“Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh badan mereka” (QS. Al Ahzab: 59).
Jilbab
adalah pakaian panjang yang menutup seluruh badan (dari kepala hingga mata
kaki), artinya dengan mengulurkan keseluruh badan yang merupakan aurat wanita.
jadi jilbab yang syar’i adalah yang menutup seluruh badan wanita.
2-Hendaklah
hijab/jilbab tersebut tebal, tidak tipis dan tidak transparan, karena maksud
dari hijab adalah menutup, jika tidak menutup, tidak dinamakan hijab, karena
hal tersebut tidak menghalangi penglihatan, sehingga seperti yang di katakan
dalam hadits Nabi r “Berpakaian tetapi pada
hakikatnya telanjang".
3-Hendaklah
hijab/jilbab tidak berupa perhiasan atau pakaian yang menyolok, yang memiliki
warna-warni yang menarik, sehingga menimbulkan perhatian. Allah Y berfirman:
“Dan
tidak menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak darinya” (QS; An Nur : 31).
Makna
(إلا
ما ظهر منها) apa yang nampak
darinya, yaitu dengan tanpa disengaja. Apabila hijab itu sendiri perhiasan,
maka tidak boleh dipakai, dan tidak dinamakan hijab, sebab hijab adalah sesuatu
yang menghalangi timbulnya perhiasan terhadap bukan muhrim.
4-Hendaklah
hijab/jilbab tersebut tidak sempit, ketat. Tidak membentuk lekuk tubuh dan
aurat, maka jilbab harus luas dan lebar, sehingga tidak menimbulkan fitnah.
5-Hendaklah
tidak memakai minyak wangi, yang menyebabkan timbulnya fitnah, yaitu rangsangan
bagi laki-laki. Rasulullah r bersabda:
(( إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ بِالْمَجْلِسِ
فَهِيَ كَذَا وَكَذَا)) يَعْنِيْ زَانِيَةٌ.
أصحاب السنن. وقال الترمذي حسن صحيح.
“Sesungguhnya
wanita apabila memakai minyak wangi lalu lewat pada suatu majlis, maka ia
adalah ini dan ini yaitu: ia wanita pezina”
(HR. Ashabus sunan, Tirmidzi berkata: hadits ini hasan shahih).
Dalam
riwayat lain:
وَفِيْ
رِوَايَةٍ أُخْرَى: (( إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى
الْقَوْمِ لِيَجِدُوْا رِيْحَهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ ))
“Sesungguhnya
wanita bila memakai minyak wangi kemudian lewat pada suatu majlis/ perkumpulan
kaum agar mereka mencium baunya, maka ia telah berzina”.
6-Hendaklah
hijab/jilbab tersebut tidak menyerupai pakaian laki-laki. Dalam hadits yang di
riwayatkan Abu Hurairah t, bahwa
Rasulullah r bersabda:
(( لَعَنَ النَّبِيُّ r الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ، وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ
لِبْسَةَ الرَّجُلِ ))
“Nabi
r melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita
dan wanita yang memakai pakaian laki-laki” (HR.
Abu Daud dan Nasa’i).
Dalam
hadits yang lain:
(( لَعَنَ اللهُ الْمُخَنَّثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ
وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ ))
“Allah
melaknat laki-laki yang bergaya perempuan dan perempuan yang bergaya laki-laki”
(HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Maksudnya:
perempuan yang menyerupai laki-laki dalam pakaiannya, modelnya, seperti
perempuan zaman sekarang ini, begitu pula laki-laki yang menyerupai perempuan
dalam pakaian, gaya
bicara dan lain sebagainya.
Kita
mohon kepada Allah Y kesehatan dan
keselamatan dunia dan akhirat.
PENUTUP
NASEHAT UNTUK PARA
WANITA
Akhirnya,
saya persembahkan 11 nasehat yang berharga ini kepadamu, wahai Ukhti Al
Muslimah.
Kerjakanlah,
Insya Allah engkau akan berbahagia di dunia dan akhirat, minta tolonglah kepada
Allah Y dalam
mengamalkannya, kemudian dengan membaca dan memahami kitab kecil ini.
1-Beribadahlah kepada Allah semata, sesuai dengan apa yang
telah diisyaratkan, di dalam Al Qur’an dan Al hadits.
2-Hati-hatilah
terhadap syirik dalam aqidah dan ibadah, sebab syirik menggugurkan amal dan
menyebabkan kerugian.
3-Hati-hatilah
terhadap bid’ah, baik dalam aqidah maupun dalam ibadah, sebab setiap bid’ah
adalah sesat dan orang-orang yang sesat adalah (tempatnya) di dalam neraka.
4-Jagalah
shalatmu dengan sempurna, sebab orang yang selalu menjaga shalatnya, ia akan
lebih menjaga dalam hal lainnya, dan orang yang meremehkan shalat, ia akan
meremehkan hal lainnya juga.
Jagalah
kesucian, thuma’ninah, I’tidal, serta khusyu dalam shalat, janganlah sampai
engkau mengakhirkan waktunya, sebab seorang hamba bila shalatnya baik, maka
seluruh amal perbuatannya baik, sebaliknya bila shalatnya rusak (tidak baik)
maka amal perbuatannya juga rusak (tidak baik).
5-Ta'atilah
suamimu, jika engkau sudah berumah tangga, jangan sekali-kali engkau menolak
keinginannya, dan melanggar perintahnya, selama tidak menyuruh berbuat maksiat
dan dosa.
6-Jagalah
suamimu jika dia tidak ada bersamamu dan ketika ia berada disisimu. Jagalah
dirimu dan hartanya.
7-Berbuat
baiklah kepada tetanggamu dengan perkataan dan perbuatan sebagai balas budi dan
menolak keburukan.
8-Menetaplah
di rumahmu, jangan keluar kecuali dalam keadaan darurat, dan menutup aurat
(berjilbab).
9-Berbuat
baiklah kepada kedua orang tuamu dengan perkataan dan perbuatan selama mereka
menyuruhmu dalam kebaikan, jika mereka menyuruhmu berbuat maksiat, maka tidak
boleh ta'at kepadanya, sebab tidak ada keta'atan dalam maksiat kepada Allah.
10-Curahkan
perhatianmu terhadap pendidikan anakmu, jika engkau sudah mempunyai anak,
dengan membiasakan mereka jujur, bersih, benar dalam perkataan dan perbuatan,
serta dengan mengajarkan kepada mereka adab yang tinggi /mulia dan akhlak yang
terpuji.
Suruhlah
mereka shalat lima
waktu bila sudah berusia 7 tahun, dan bila mereka meninggalkannya pada usia 10
tahun, maka pukullah mereka serta pisahkan tempat tidurnya (antara laki-laki
dan perempuan).
11-Perbanyaklah
dzikir dan sedekah/infak.
Semoga
Allah Y menjagamu
dari setiap kejahatan dan menganugerahkan kepada kita husnul khatimah.
Segala
puji bagi Allah pada awal dan akhir serta shalawat dan berkah kepada Nabi
Muhammad r, keluarga,
para shahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat tiba.
Post a Comment