Jalan yang Mana?
Jalan yang Mana?
Ketika seorang manusia menjadi
dewasa dan berakal, maka akan bermunculanlah ke dalam akal fikirannya banyak
pertanyaan seperti: Dari mana aku datang? Untuk apa aku datang? Ke mana aku
akan kembali? Siapa yang menciptakanku dan menciptakan segala sesuatu yang
berada di sekelilingku? Siapa yang memiliki alam semesta dan siapa yang
mengaturnya? Dan lain sebagainya dari pertanyaan yang seperti itu.
Seorang
manusia tidak mungkin dapat mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
seperti ini, ilmu pengetahuan terkinipun tidak mungkin untuk dapat sampai
kepadanya, karena urusan yang seperti ini termasuk hal yang berada dalam
lingkup agama, oleh karena itu muncullah banyak riwayat, khurafat, serta cerita
yang bermacam-macam sekitar permasalahan ini, yang keseluruhannya menambah
keraguan serta kebingungan bagi umat manusia. Tidak mungkin ada seseorang yang
mendapatkan jawaban cukup dan mencakup atas permasalahan seperti ini kecuali
apabila ia diberi hidayah oleh Allah kepada agama shahih yang datang dengan
pembahasan terinci atas permasalahan ini. Karena permasalahan ini termasuk dari
perkara gaib, dan hanya agama yang haqlah yang akan menunjukkan kebenaran dan
mengatakan kejujuran, karena hanya ialah satu-satunya dari Allah dan diwahyukan
kepada para nabi dan rasul-Nya, oleh karena itulah, merupakan suatu kewajiban
bagi umat manusia untuk menuju agama yang hak, mempelajari serta beriman
kepadanya, agar kebingunganan menjadi sirna darinya, keraguan terhapus dan dia
mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus.
Pada
lembaran-lembaran berikutnya saya akan mengajak Anda untuk mengikuti jalan
Allah yang lurus, dan akan saya hadirkan di hadapan Anda sebagian dari dalil,
petunjuk serta hujjahnya, agar Anda bisa melihatnya secara langsung, dengan
seksama dan penuh ketenangan.
Eksistensi(keberadaan),
Rububiyyah, Ke-Esaan dan Uluhiyyah Allah yang Maha Suci*
Banyak
manusia yang menyembah tuhan-tuhan berupa makhluk yang dibentuk, seperti pohon,
batu, dan manusia; oleh karenanya orang-orang Yahudi dan musyrik bertanya
kepada Rasulullah tentang sifat Allah dan terbuat dari apa Dia, maka Allah turunkan
firman-Nya:
" قل هو الله أحد . الله
الصمد . لم يلد ولم يولد . ولم
يكن له كفوًا أحد "
“Katakanlah: “Dia-lah Allah,
Yang Maha Esa (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
(2) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan (3) dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia.”
Dia-pun
memperkenalkan diri kepada hamba-hamba-Nya dalam firman-Nya:
" إن
ربكم الله الذي خلق السموات والأرض في ستة أياّم ثمّ استوى على العرش يغشي الليل النهار
يطلبه حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره ألا له الخلق والأمر تبارك الله ربّ
العالمين "
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah
Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
Kemudian
Allah Dzat yang Mulia perkataan-Nya berfirman:
" الله
الذي رفع السموات بغير عمد ترونها ثمّ استوى على العرش وسخّر الشمس والقمر كلّ يجري
لأجل مّسمّى يدبّر الأمر يفصّل الآيات لعلكم بلقاء ربكم توقنون. وهو الذي مدّ الأرض
وجعل فيها رواسي وأنهارًا ومن كلّ الثمرات جعل فيها زوجين اثنين يغشي الليل النهار
"
“Allah-lah yang meninggikan
langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di
atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga
waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan
Tuhanmu. Dan Dia-lah
Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai
padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah
menutupkan malam kepada siang.”
Selanjutnya sampai kepada
firman-Nya:
"
الله
يعلم ما تحمل كلّ أنثى وما تغيض الأرحام وما تزداد وكلّ شيء عنده بمقدار. عالم
الغيب والشهادة الكبير المتعال "
“Allah mengetahui apa yang
dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan
yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya (8) Yang
mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.”
Allah Dzat Yang Maha Mulia dan
segala puji bagi-Nya berfirman:
" قل من ربّ السموات
والأرض قل الله قلْ أفاتّخذتم من دونه أولياء لا يملكون لأنفسهم نفعًا ولا ضرّا قلْ
هلْ يستوي الأعمى والبصير أم هل تستوي الظلمات والنور أم جعلوا لله شركاء خلقوا كخلقه
فتشابه الخلق عليهم قل الله خالق كلّ شيء وهو الواحد القهّار "
“Katakanlah:
“Siapakah Tuhan langit dan bumi?” jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “maka patutkah
kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak
menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”
katakanlah: “adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap
gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi
Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu
serupa menurut pandangan mereka?” katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala
sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”
Allah SWT
jadikan bagi mereka ayat-ayat-Nya sebagai saksi dan bukti, dengan berfirman:
" ومن آياته الليل والنهار
والشمس والقمر لا تسجدوا للشمس ولا للقمر واسجدوا لله الذي خلقهن إن كنتم إياه تعبدون
.فإن استكبروا فالذين
عند ربّك يسبّحون له بالليل والنهار وهم لا يسأمون . ومن آياته أنك ترى الأرض خاشعة فإذا أنزلنا
عليها الماء اهتزّت وربت إن الذي أحياها لمحيي الموت إنه على كلّ شيء قدير "
“dan
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.
Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi
berujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah (37) jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang
disisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka
tidak jemu-jemu (38) dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu
melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air diatasnya,
niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu
dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Serta firmah Allah SWT:
" ومن آياته خلق السموات
والأرض واختلاف ألسنتكم وألوانكم إن في ذلك لآيات للعالمين .ومن
آياته منامكم بالليل والنهار "
“dan diantara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan
warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui (22) dan diantara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah tidurmu diwaktu malam dan siang hari”
Dia
mensifati diri-Nya dengan cirri-ciri keindahan serta kesempurnaan, firman-Nya:
" الله لا إله إلاّ
هو الحي القيوم لا تأخذه سنة ولا نوم له ما في السموات وما في الأرض من ذا الذي يشفع
عنده إلاّ بإذنه يعلم ما بين أيديهم وما خلفهم ولا يحيطون بشيء من علمه إلاّ بما شاء
"
“Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang dilangit
dan dibumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at disisi Allah tanpa idzin-Nya.
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya.”
Selanjut firman-Nya:
“Yang
mengampuni dosa dan menerima taubat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai
karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nyalah
kembali (semua makhluk).”
Serta firman-Nya:
“Dialah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang
Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha
Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka
persekutukan.”
Inilah
Rabb, Tuhan yang maha Bijaksana, Maha Berkuasa yang telah memperkenalkan diri
kepada hamba-hamba-Nya, menunjukkan kepada mereka ayat-ayat-Nya sebagai saksi
dan keterangan, mensifati diri-Nya dengan sifat-sifat sempurna yang menunjukkan
akan keberadaan-Nya, kerububiyyahan-Nya serta keesaan-Nya, sejalan dengan
syari’at para Nabi, tuntutan akal serta fitrah para makhluk. Dan juga hal
tersebut disepakati oleh seluruh umat manusia, dan saya akan menerangkan kepada
anda sebagian darinya sebagaimana berikut ini. Adapun dalil tentang eksisitensi
(wujud/keberadaan), serta Rububiyyah-Nya adalah:
1-
Penciptaan alam ini dan apa yang ada di dalamnya berupa keindahan penciptaan:
Wahai
manusia, Anda dikelilingi oleh alam yang agung ini, dan ia terdiri dari langit,
bintang yang beredar dan bumi membentang yang padanya terdapat
serpihan-serpihan berdampingan yang berbeda dan tumbuh sesuai dengan
perbedaannya, padanya terdapat berbagai jenis buah-buahan, dan pada setiap
makhluk akan Anda dapati bahwa ia berpasang-pasangan.. alam ini tidak
menciptakan dirinya sendiri, jadi merupakan suatu kepastian akan adanya
Pencipta, karena ia tidak bisa menciptakan dirinya sendiri, maka siapakah yang
menciptakannya dengan keteraturan yang menakjubkan ini, menyempurnakannya
dengan kesempurnaan yang indah dan menjadikannya sebagai tanda bagi mereka yang
melihatnya melainkan Allah Yang Esa dan Berkuasa yang tidak ada Rabb
selain-Nya, Firman-Nya:
“Apakah mereka diciptakan tanpa
sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? (35) ataukah
mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini
(apa yang mereka katakan).”
Kedua
ayat ini mencakup tiga muqaddimah:
1
Apakah mereka diciptakan dari
sesuatu yang tidak ada?
2
Apakah mereka menciptakan dirinya
sendiri?
3
Apakah
mereka yang menciptakan langit dan bumi?
Apabila mereka diciptakan dari sesuatu yang tidak ada,
tidak menciptakan diri mereka sendiri dan tidak pula menciptakan langit dan
bumi, maka dipastikan kalau dia harus menetapkan keberadaan Pencipta yang
menciptakan mereka dan menciptakan langit serta bumi, Dialah Allah Yang Esa
lagi Maha Perkasa.
2- Fitrah
Seluruh
makhluk yang diciptakan memiliki fitrah untuk menetapkan keberadaan Pencipta,
bahwasanya Dia lebih Mulia, lebih Besar, lebih Agung dan lebih sempurna dari
segala sesuatu, perkara ini melekat dalam fitrah yang kelekatannya melebihi
ilmu-ilmu pasti dan tidak memerlukan dalil kecuali bagi dia yang telah
terganggu fitrahnya dan mengalami kondisi yang memalingkan fitrahnya dari
kebenaran Allah.
Allah
SWT berfirman:
" فطرة الله التي فطر
الناس عليها لا تبديل لخلق الله ذلك الدين القيّم "
“...(tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus.”
Rasulullah
SAW bersabda:
" ما من مولود إلاّ
يولد على الفطرة, فأبواه يهودانه أو ينصّرانه أو يمجّسانه
كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء هل تحسون فيها من جدعاء؟ ثمّ يقول أبو هريرة واقرؤا إن
شئتم: فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل
لخلق الله "
“Tidak
ada seorangpun yang dilahirkan kecuali berada dalam fitrah, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani ataupun Majusi, sebagaimana seekor
binatang ternak yang melahirkan anak yang jam’a, apakah kalian merasa adanya
hidung yang dipotong pada hewan tersebut?
Abu
Hurairah berkata: jika berkehendak maka bacalah oleh kalian: “(tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah.”
Beliau besabda:
" ألا إن ربي أمرني
أن أعلّمكم ما جهلتم مما علمني يومي هذا: كلّ
مال نحلته عبدًا حلال وإنّي خلقت عبادي حنفاء كلهم وإنهم أتتهم الشياطين فاجتالتهم
عن دينهم وحرمت عليهم ما أحللت لهم, وأمرتهم أن يشركوا
بي ما لم أنزل به سلطانًا "
“Ketahuilah
bahwa Tuhan-ku memerintahkanku untuk mengajarkan kepada kalian apa yang tidak
kalian ketahui dari apa yang Dia ajarkan padaku hari ini: setiap harta yang Aku
anugrahkan kepada seorang hamba adalah halal, dan Aku ciptakan hamba-hamba-Ku
dalam keadaan lurus seluruhnya, lalu mereka didatangi oleh setan yang mengajak
untuk berpaling dari agamanya, dia haramkan kepada mereka apa yang Aku halalkan
dan memerintah mereka untuk menyekutukan-Ku sebelum turunnya kekuasaan”.
3- Ijma’ Seluruh Umat:
Telah sepakat seluruh umat –yang
terdahulu dan kini- bahwa alam ini memiliki Pencipta, dan Dia adalah Allah
Tuhan Penguasa Alam dan Dialah Pencipta langit dan bumi, tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam menciptakan, sebagaimana tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
kerajaan-Nya.
Tidak pernah dinukil dari umat manapun
dari umat-umat terdahulu yang menyatakan bahwa mereka berkeyakinan bahwa
tuhan-tuhan mereka bersekutu bersama Allah dalam menciptakan langit dan bumi,
bahkan mereka berkeyakinan bahwa Allah lah yang menciptakan mereka dan menciptakan
tuhan-tuhan mereka, tidak ada Ilah dan tidak pula Pemberi rejeki selain-Nya,
manfaat serta mudharat berada di tangan-Nya, Allah berfirman ketika mengabarkan
tentang pengakuan orang-orang musyrik akan Rububiyyah-Nya:
" ولئن سألتهم من خلق
السموات والأرض وسخّر الشمس والقمر ليقولنّ الله فأنى يؤفكون .الله
يبسط الرزق لمن يشاء من عباده ويقدر له إن الله بكل شيء عليم . ولئن سألتهم من نزّل من السماء ماء فأحيا
به الأرض من بعد موتها ليقولنّ الله قل الحمد لله بل أكثرهم لا يعقلون "
“...dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “siapakah yang menjadikan langit
dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” tentu mereka akan menjawab:
“Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar) (61)
Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara
hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Mngetahui segala sesuatu (62) dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada
mereka: “siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air
itu bumi sesudah matinya?” tentu mereka akan menjawab: “Allah”, katakanlah:
“Segala puji bagi Allah”, tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).”
Berfirman
Yang Maha Mulia Pujian atas-Nya:
" ولئن سألتهم من خلق
السموات والأرض ليقولنّ خلقهنّ العزيز العليم "
“...dan
sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan
bumi?”, niscaya mereka akan menjawab: “semuanya diciptakan oleh Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
4- Tuntutan Akal:
Tidak ada jalan bagi akal kecuali dengan
menetapkan bahwa alam semesta ini memiliki Pencipta Yang Agung, karena akal
akan berpendapat bahwa alam ini diciptakan dan diadakan, ia tidak menciptakan
dirinya sendiri dan yang diadakan menuntut adanya yang mengadakan.
Manusia menyadari bahwa dirinya pernah
melewati berbagai musibah dan kesulitan, tatkala ia tidak berdaya dalam
menghadapinya, maka ia hadapkan wajahnya ke langit dan meminta pertolongan
kepada Rabb-nya agar dilapangkan dari kesusahan, disingkap darinya tabir
kesedihan, walaupun pada kebanyakan harinya ia mengingkari Rabb-nya dan
menyembah berhala, ini adalah fakta yang tidak dapat terbantahkan dan harus
diakui dan ditetapkan, bahkan binatangpun tatkala merasakan adanya musibah akan
mengangkat kepala dan mengarahkan pandangannya ke langit. Allah telah
mengabarkan tentang manusia bahwasanya apabila tertimpa suatu mudharat ia
bersegera menuju Rabb-nya untuk meminta agar Dia menghilangkannya, Allah
berfirman:
" وإذا مسّ الإنسان
ضرّ دعا ربّه منيبًا إليه ثمّ إذا خوّله نعمة منه نسي ما كان يدعو إليه من قبل وجعل
لله أندادًا "
“...dan
apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada
Tuhannya dengn kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya
kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdo’a (kepada Allah)
untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi
Allah.”
Allah berfirman dalam menggambarkan keadaan
orang-orang musyrik:
" هو الذي يسيّركم في
البر والبحر حتى إذا كنتم في الفلك وجرينا بهم بريح طيبة وفرحوا بها جاءتها ريح عاصف
وجاءهم الموج من كلّ مكان وظنوا أنهم أحيط بهم دعوا الله مخلصين له الدين لئن أنجيتنا
من هذه لنكوننّ من الشاكرين . فلمّا أنجاهم إذا هم يبغون في الأرض بغير
الحق يا أيها الناس إنما بغيكم على أنفسكم متاع الحياة الدنيا ثمّ إلينا مرجعكم فننبئكم
بما كنتم تعملون "
“Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan
di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam
bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada didalamnya
dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin
badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka
yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdo’a kepada Allah
dengan mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata):
“Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami
akan termasuk orang-orang yang bersyukur” (22) maka tatkala Allah menyelamatkan
mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alas an) yang
benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu
sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian
kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.”
Selanjut
firman-Nya:
" وإذا غشيهم موج كالظلل
دعوا الله مخلصين له الدين فلمّا نجاهم إلى البر فمنهم مقتصد وما يجحد بآياتنا إلاّ
كلّ ختار كفور "
“...dan
apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah
dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka
sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan
tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia
lagi ingkar.” Inilah Tuhan yang
mengadakan alam dari tidak ada, menciptakan manusia dengan ciptaan terbaik,
menfokuskan pada fitrah penghambaan serta serah diri terhadap-Nya, menundukkan
akal untuk Rububiyyah dan Uluhiyyah terhadap-Nya, seluruh umatpun bersepakat
dalam mengakui Rububiyyah-Nya… merupakan suatu keharusan untuk mengesakan
Rububiyyah serta Uluhiyyah-Nya, sebagaimana tidak adanya sekutu bagi-Nya dalam
menciptakan, tidak ada pula sekutu dalam Uluhiyyah-Nya, dan dalil-dalil yang
menunjukkan hal tersebut banyak sekali, diantaranya:
1
Pada
alam semesta ini tidak ada kecuali hanya satu Tuhan Yang Maha Pencipta dan
Pemberi Rizki, dan tidak ada yang dapat mendatangkan manfaat serta menolak bala
kecuali Dia, jika di alam ini terdapat Tuhan lain, niscaya akan terlihat
perbuatan, ciptaan dan perintahnya, serta salah satu dari keduanya tidak akan
rela atas keikutsertaan tuhan yang lain, salah satu dari keduanya pasti akan
mengalahkan yang lain dan menguasainya, yang kalah tidak mungkin untuk
dijadikan Tuhan, dan yang menang adalah Tuhan yang sesungguhnya, tidak ada
Tuhan yang menyekutukan-Nya dalam Uluhiyyah, sebagaimana juga tidak ada yang
menyekutukan-Nya dalam Rububiyyah, Allah berfirman:
" ما اتخذ الله من ولد
وما كان معه من إله إذاً لّذهب كل إله بما خلق ولعلا بعضهم على بعض سبحان الله عما
يصفون "
“Allah sekali-kali tidak
mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau
ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang
diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang
lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu”.
2
Tidak
ada yang berhak untuk disembah kecuali Allah Yang bagi-Nya kerajaan langit dan
bumi, karena manusia akan mendekatkan diri kepada Tuhan yang akan mendatangkan
manfaat baginya serta menolak bala darinya, dan Yang memalingkan kejelekan
serta fitnah darinya. Seluruh perkara ini tidak dapat dilakukan kecuali oleh
Dia yang memiliki langit, bumi serta apa-apa yang berada diantara keduanya,
jika bersama-Nya ada beberapa Tuhan, sebagaimana yang dikatakan oleh
orang-orang musyrik, niscaya seluruh hamba akan mencari jalan yang bisa
menyampaikannya agar beribadah kepada Allah Raja Yang hak, karena mereka
seluruhnya selain Allah melakukan ibadah hanya dengan menyembah Allah dan
mendekatkan diri kepada-Nya, maka sudah sepatutnya bagi dia yang ingin
mendekatkan diri terhadap Dzat yang ditangan-Nya manfaat serta mudharat, untuk
hanya menyembah Tuhan hak yang disembah oleh semua yang berada di langit dan
bumi, yang dihuni oleh tuhan-tuhan yang disembah selain Allah, firman-Nya:
" قل لو كان معه آلهة
كما يقولون إذا لاّبتغوا إلى ذي العرش سبيلاً "
“Katakanlah: “jikalau ada
tuhan-tuhan disamping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan
itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arsy.”
Bagi mereka yang menginginkan
kebenaran hendaklah membaca firman Allah:
" قل ادعوا الذين زعمتم
من دون الله لا يملكون مثقال ذرّة في السموات ولا في الأرض وما لهم فيهما من شرك وما
له منهم من ظهير . ولا تنفع الشفاعة عنده إلاّ لمن أذن له.
"
“Katakanlah: “Serulah
mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki
(kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai
suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di
antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya” (22) dan tiadalah berguna
syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya.”
Sesungguhnya ayat-ayat ini memutus
ketergantungan hati kepada selain Allah SWT dengan empat perkara:
Pertama: Bahwa mereka para sekutu tidak
memiliki sebesar zarrah pun dalam menendingi Allah, dan yang tidak memiliki
apa-apa yang sebesar zarrah tidak akan dapat memberi bermanfaat atau mendatangkan
mudharat dan tidak pula berhak untuk menjadi Tuhan atau sekutu bersama Allah. Allah-lah yang memiliki mereka dan mengatur dengan sendiri-Nya.
Kedua: Mereka tidak memiliki apa-apa di langit dan bumi, dan mereka tidak
memiliki andil apapun atas keduanya.
Ketiga: Allah tidak memiliki penolong dari makhluk ciptaan-Nya, bahkan Dia-lah
yang menolong mereka atas apa yang bermanfaat baginya dan menolak apa yang
membahayakanya, karena kesempurnaan dan kecukupan-Nya Dia tidak membutuhkan
mereka dan sebab keterbatasan mereka, mereka membutuhkan-Nya.
Keempat: Bahwa mereka, para sekutu, tidak mampu memberikan syafa’at bagi para
pengikutnya di sisi Allah serta tidak pula memberi izin kepada mereka untuk memberi syafaat kepada selainya, dan
Dia yang Maha Suci tidak memberikan izin kecuali hanya kepada para wali-Nya
untuk memberikan syafa’at, dan para wali tidak bisa memberikan syafa’at kecuali
kepada orang yang Allah ridhoi perkataan, amalan serta keyakinannya.
3
Rapinya pengaturan alam seluruhnya, keberaturannya merupakan
dalil yang paling kongkrit bahwa pengaturnya adalah satu Tuhan, satu Raja, dan
satu Rabb, tidak ada Tuhan selain-Nya dalam menciptakan dan tidak pula ada Rabb
pengatur mereka selain-Nya. Sebagaimana ketidakmungkinan adanya dua pencipta
bagi alam ini, begitu pula tidak mungkin adanya dua Tuhan, Allah berfirman: “Sekiranya
ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
rusak binasa.” Kalau seandainya di langit dan bumi ini terdapat tuhan
selain Allah niscaya keduanya akan hancur dan rusak. Bentuk kerusakannya
adalah: apabila ada tuhan lain bersama Allah, maka setiap dari mereka akan
memiliki kemampuan untuk mengatur dan berbuat sekehendaknya, pada saat itu akan
terjadilah pertikaian dan perselisihan yang menyebabkan terjadinya kerusakan.
Jika satu tubuh tidak memungkinkan untuk diatur oleh dua ruh yang sama
derajatnya karena pasti akan rusak dan binasa, dan ini merupakan suatu yang
mustahil, maka bagaimana bisa dibayangkan terjadinya hal itu pada alam ini,
padahal alam lebih besar.
4
Kesepakatan para nabi dan rasul akan hal tersebut.
Seluruh umat bersepakat bahwa para nabi dan rasul adalah manusia yang paling
sempurna akalnya, paling suci jiwanya, paling mulia akhlaknya, paling tepat
dalam memberikan nasehat bagi umatnya, paling mengerti terhadap keinginan Allah
dan paling tepat dalam menunjukkan kepada mereka jalan yang baik dan lurus,
karena mereka menerima wahyu dari Allah, lalu disampaikan kepada seluruh
manusia. Seluruh nabi dan rasul telah bersepakat, dari Adam as yang pertama
diantara mereka sampai yang terakhir Muhammad saw untuk berdakwah kepada
kaumnya agar beriman kepada Allah SWT, meninggalkan ibadah kepada selain-Nya
dan bahwasanya Dia-lah Tuhan yang hak, firman Allah:
" وما أرسلنا من قبلك
من رسول إلاّ نوحي إليه أنه لا إله إلاّ أنا فاعبدون "
“...dan Kami tidak mengutus
seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya
tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku.”
Firman Allah tentang Nabi Nuh as, bahwa
dia berkata kepada kaumnya:
" ألا تعبدوا إلاّ الله
إني أخاف عليكم عذاب يوم أليم "
“...agar kamu tidak menyembah
selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang
sangat menyedihkan.”
Dan firman-Nya, tentang yang
terakhir di antara mereka, yaitu Muhammad SAW bahwa dia berkata kepada kaumnya:
" قل إنما يوحى إليّ
أنما إلهكم إله واحد فهل أنتم مسلمون "
“Katakanlah: “Sesungguhnya
yang diwahyukan kepadaku adalah: bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka
hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya).”
Inilah
Tuhan Yang menciptakan alam dari ketidakadaan, lalu Dia adakan, dan menciptakan
manusia dengan sebaik-baiknya dan dimuliakan oleh-Nya, menanamkan dalam fitrah
mereka penetapan akan Rububiyyah serta Uluhiyyah-Nya, menjadikan jiwanya tidak
akan lurus kecuali dengan berserah diri kepada-Nya dan berjalan di atas
manhaj-Nya. Mengatur roh manusia untuk tidak merasa tenang kecuali apabila ia
tunduk kepada pengaturnya dan berhubungan dengan penciptanya, tidak ada
hubungan baginya kecuali melalui jalan-Nya yang lurus seperti apa yang telah
disampaikan oleh para rasul-Nya yang mulia, dan Dia memberinya akal yang tidak
akan dapat bertugas dengan lurus dan sempurna melainkan jika beriman kepada
Tuhan Yang Maha Suci. .
Apabila fitrah ini telah lurus, roh
telah tenang, jiwa telah tetap dan akal telah beriman, maka tercapailah
kebahagiaan, keamanan serta ketenangan di dunia dan akherat. Apabila manusia
menolak itu, maka dia akan hidup tidak beraturan, bercerai berai, terjerumus
dalam lembah keduniaan, terbagi diantara tuhan-tuhannya, dia tidak tahu siapa
yang dapat mendatangkan manfaat baginya dan siapa yang akan menolak madharat
darinya. Dan agar iman mantap dalam jiwa dan keburukan kekufuran menjadi nyata,
Allah membuat suatu perumpamaan –karena perumpamaan bisa mendekatkan pemahaman
akal- Dia membandingkan antara seseorang yang perkaranya terbagi-bagi diantara
tuhan yang berbeda-beda dengan seseorang yang hanya menyembah satu Tuhan,
firman-Nya:
" ضرب الله مثلا رجلاً
فيه شركاء متشاكسون ورجلاّ سلمًا لرجل هل يستويان مثلاّ الحمد لله بل أكثرهم لا يعلمون
"
“Allah
membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh
beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang
menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); adakah kedua budak itu sama
hal-nya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”.
Allah SWT membuat suatu perumpamaan
bagi seorang hamba yang bertauhid dan hamba yang berbuat kemusyrikan dengan
seorang budak yang dimiliki oleh beberapa orang yang sebagiannya berselisih
dengan sebagian lain, dia terbagi-bagi oleh mereka, setiap dari mereka
memberikan arahan kepadanya dan membebani sesuatu terhadapnya. Dia bingung
berada diantara mereka, tidak tetap diatas satu pijakan dan satu jalan, serta
tidakpula memiliki kemampuan untuk menjadikan hawa nafsu mereka yang berselisih
dan bertentangan itu agar ridha kepada pilihanya. Dan seorang budak yang
dimiliki oleh satu orang majikan, dia mengetahui apa yang dituntut dan
dibebankan terhadapnya, sehingga dia lebih santai, tetap diatas sebuah jalan
yang jelas. Kedua kasus diatas tidaklah sama, yang ini tunduk kepada satu
majikan dan mendapatkan nikmat dengan keistiqomahan, pengetahuan serta keyakinan,
sedangkan yang itu tunduk terhadap perintah beberapa orang yang saling
bertentangan, sehingga dia tersiksa, bingung, terombang-ambing, tidak bisa
tetap dalam satu pilihan, tidak ada satupun yang meridhoinya, terlebih lagi
untuk mendapatkan ridho dari seluruhnya.
Setelah menjelaskan dalil-dalil yang
menunjukkan akan keberadaan Allah, Rububiyyah serta Uluhiyyah-Nya, akan sangat
baik kalau kita mengenali ciptaan-Nya terkait alam semesta dan manusia. Dan
kita akan meraup hikmah yang ada dalam permasalahan ini.
* * * * * *
Post a Comment