Adab Di Jalan Dan Di Pasar
Adab Di Jalan Dan Di Pasar
·
Hak
jalan:
عن أبي سعيد
الخدري t عن النبي r قال: (إياكم والجلوس في الطرقات!) فقالوا:
يا رَسُول اللَّهِ! ما لنا من مجالسنا بد: نتحدث فيها. فقال رَسُول اللَّهِ r: (فإذا أبيتم إلا المجالس فأعطوا الطريق
حقه) قالوا: وما حق الطريق يا رَسُول اللَّهِ؟ قال: (غض البصر، وكف الأذى، ورد
السلام، ولأمر بالمعروف، والنهي عن المنكر) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari
Abu Said Al Kudri t dari Nabi r bersabda: “Hindarilah duduk
di jalan”, mereka berkata: “Wahai Rasulullah!, kami tidak bisa meninggalkan
majlis tersebut”, lalu Rasulullah r bersabda: “Maka apabila
kalian enggan kecuali tetap di majlis itu maka berikanlah kepada itu haknya”,
mereka bertanya: “Apakah hak jalan itu?”, beliau bersabda: “Menundukkan
pandangan, menahan diri menganggu orang yang lewat, membalas ucapan salam,
menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran”. Muttafaq ’alaih. [1]
وفي لفظ:
(اجتنبوا مجالس الصعدات) فقلنا: إنما قعدنا لغير ما بأس؛ قعدنا نتذاكر ونتحدث.
قال: إما لا فأدوا حقها: غض البصر، ورد السلام، وحسن الكلام. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dalam
riwayat lain: hindarilah duduk-duduk di pinggiran jalan”, kami berkata:
“Kami duduk-duduk untuk keperluan yang tidak terlarang, kami duduk sekedar
bercerita dan mengenang masa lalu”, ia bersabda: “Kalau kalian tetap ingin duduk maka
berikanlah kepada jalan itu haknya: "Tundukkan pandangan, jawab orang yang
mengucapkan salam, berbicara dengan baik”. HR. Muslim. [2]
وفي لفظ:
(وتغيثوا الملهوف وتهدوا الضال) أخرجه أبو داود.
Dalam
riwayat lain: "Bantulah orang yang membutuhkan pertolongan dan tunjuki
jalan bagi orang yang tersesat. H.R. Abu daud.[3]
·
Membuang
sesuatu yang menghalangi jalan:
عن أبي هريرة t عن النبي r قال: (لقد رأيت رجلاً يتقلب في الجنة في
شجرة -قطعها من ظهر الطريق- كانت تؤذي المسلمين) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari
Abu Hurairah t dari Nabi r bersabda: “Sungguh aku
melihat seorang lelaki yang mondar-mandir di surga sebab (perbuatannya) yang
memotong pohon yang terjatuh dan menghalangi jalan kaum muslimin” HR.
Muslim.[4]
·
Larangan
meludah di arah kiblat, di jalan dan di tempat lain.
عن حذيفة t أن رسول الله r قال: ((من تفل تجاه القبلة، جاء يوم القيامة
تفله بين عينيه)) أخرجه ابن خزيمة وأبو داود.
Dari
Huzaifah t bahwa Rasulullah r bersabda: "Barangsiapa yang meludah
ke arah kiblat, nanti di hari kaimat ludahnya berada di antara dua
matanya". H.R. Ibnu Khuzaimah dan Abu Daud. [5]
·
Menjaga
kondisi hewan tunggangan saat berjalan dan larangan singgah di tengah jalan
pada malam hari:
عن أبي هريرة t قال: قال رَسُول اللَّهِ r: (إذا سافرتم في الخصب فأعطوا الإبل حظها من
الأرض، وإذا سافرتم في الجدب فأسرعوا عليها السير، وبادروا بها نقيها، وإذا عرستم
فاجتنبوا الطريق؛ فإنها طرق الدواب، ومأوى الهوام بالليل) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari
Abu Hurairah t berkata: “Rasulullah r bersabda: “Apabila kalian
berjalan jauh dan melewati daerah yang subur maka berikanlah kepada unta haknya
di daerah tersebut dan apabila melewati daerah yang tandus maka percepat
perjalanan dan bersegeralah sebelum kekuatannya melemah, dan apabila singgah
pada malam hari, hindarilah (singgah) di jalanan, karena dia adalah jalan bagi
kendaraan dan tempat bagi binatang berbisa di waktu malam.” HR. Muslim. [6]
Adab Di Pasar
·
Murah
hati saat menjual dan membeli:
عن أبي هريرة tأن رَسُول اللَّهِ r قال: (رحم اللَّه رجلاً، سمحاً إذا باع،
وإذا اشترى، وإذا اقتضى) رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari
Abu Hurairah t bahwa Rasulullah r bersabda: “Allah merahmati
seorang lelaki yang tenggang rasa bila menjual, membeli, dan bila menuntut
haknya”. HR. Bukhari. [7]
·
Membayar
hutang saat jatuh tempo:
عن أبي هريرة t أن رَسُول
اللَّهِ r قال: (مطل الغني ظلم، وإذا أتبع أحدكم على
مليء فليتبع ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari
Abu Hurairah t bahwa Rasulullah r bersabda: “Menunda
pembayaran hutang bagi orang yang mampu adalah suatu kezalimian, dan bila salah seorang kalian
mengalihkan hutangnya kepada orang yang kaya hendaklah dia menerimanya.” Muttafaq
’alaih. [8]
·
Menunda
piutang dari orang yang sedang kesusahan:
عن أبي هريرة t أن رَسُول
اللَّهِ r قال: (كان تاجر يداين الناس، وكان يقول
لفتاه: إذا أتيت معسراً فتجاوز عنه؛ لعل اللَّه أن يتجاوز عنا، فلقي اللَّه فتجاوز
عنه) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari
Abu Hurairah tbahwa Rasulullah r bersabda: “Ada seorang
pedagang yang memberi piutang kepada manusia, dan dia selalu berkata kepada
hamba sahayanya: “Bila engkau menagih orang yang kesulitan maka hapuskanlah
hutangnya, semoga Allah menghapuskan kesalahan kita”, lalu dia bertemu Allah
(di hari kiamat), dan Allah menghapuskan kesalahannya”. Muttafaq ’alaih. [9]
·
Larangan
jual beli di waktu shalat:
Allah
I berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا
نُودِيَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡاْ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُواْ
ٱلۡبَيۡعَۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٩ فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ
فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ
كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ١٠ ﴾ [الجمعة: ٩، ١٠]
Hai orang-orang beriman,
apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. Al Jumuah: 9- 10 ).
·
Bersikap
adil dalam segala kondisi:
Allah
I berfirman:
﴿ وَيۡلٞ لِّلۡمُطَفِّفِينَ ١ ٱلَّذِينَ إِذَا
ٱكۡتَالُواْ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسۡتَوۡفُونَ ٢ وَإِذَا كَالُوهُمۡ أَو وَّزَنُوهُمۡ يُخۡسِرُونَ
٣ أَلَا يَظُنُّ أُوْلَٰٓئِكَ أَنَّهُم مَّبۡعُوثُونَ ٤ لِيَوۡمٍ عَظِيمٖ ٥ يَوۡمَ
يَقُومُ ٱلنَّاسُ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٦ ﴾ [المطففين: ١، ٦]
"Kecelakaan besarlah bagi
orang-orang yang curang.
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang
lain mereka minta dipenuhi. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk
orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari
(ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? (Q.S. Al
Muthaffifin: 1-6).
·
Hindari
sering bersumpah:
عن أبي هريرة t قال: سمعت رَسُول اللَّهِ r يقول: (الحلف منفقة للسلعة، ممحقة للربح)
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari
Abu Hurairah t berkata:
“Aku mendengar Rasulullah r bersabda: “Sumpah membuat
barang dagangan menjadi laku tetapi mengurangi bisa laba”. Muttafaq ’alaih.
[10]
·
Hindari
jual beli barang- barang haram dan kotor:
Allah
Iberfirman:
﴿ ...... وَأَحَلَّ
ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ .......... ﴾ [البقرة: ٢٧٥]
Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba
(Q.S. Al Baqarah: 275)
Allah
I berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا
ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ
فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٩٠ ﴾ [المائدة: ٩٠]
Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. Al
Maidah : 90) .
Allah I berfirman:
﴿ ........ وَيُحِلُّ
لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَٰٓئِثَ ............ ﴾ [الاعراف: ١٥7]
"Dan menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. (Q.S. Al
A'raaf: 157)
·
Larangan berdusta dan menipu:
عن أبي هريرة t أن رَسُول
اللَّهِ r مر على صبرة طعام؛ فأدخل يده فيها؛ فنالت
أصابعه بللاً، فقال: (ما هذا يا صاحب الطعام؟!) قال: أصابته السماء يا رَسُول
اللَّه ! قال: (أفلا جعلته فوق الطعام حتى
يراه الناس ؟! من غشنا فليس منا) أخرجه مسلم.
Dari
Abu Hurairah t bahwa Rasulullah r melewati seonggok makanan lalu
beliau memasukkan tangannya ke dalam onggokan tersebut, jari beliau menjadi
basah maka beliau bersabda: “Apa ini wahai pemilik makanan?”, ia berkata:
“Terkena hujan wahai Rasulullah”, beliau bersabda: “Kenapa engkau tidak meletakkannya pada
bagian atas makanan, hingga orang-orang melihatnya, barangsiapa yang menipu
kami tidaklah termasuk golongna kami”. HR. Muslim. [11]
عَنْ حكيم بن
حزام t قال: قال رَسُول اللَّهِ r: (البيعان بالخيار ما لم يتفرقا، أو قال:
حتى يتفرقا، فإن صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما، وإن كتما وكذبا محقت بركة
بيعهما) مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.
Dari
Hakim bin Hizam t berkata: “Rasulullah r bersabda: “Penjual dan pembeli masih
bebas (belum terikat suatu transaksipun) selama belum berpisah, atau beliau
bersabda: "Sampai mereka berdua berpisah" jika keduanya benar/jujur
dan menjelaskan cacat barang dagangannya, niscaya Allah memberkahi keduanya,
jika mereka saling menyembunyikan dan berdusta, maka dicabutlah keberkahan dari
transaksi mereka.” Muttafaq ’alaih. [12]
Larangan
menimbun barang dagangan:
عن معمر بن عبد
الله عن رَسُول اللَّهِ r قال: ((لا يحتكر إلا خاطئ)) أخرجه مسلم.
Dari
Ma'mar bin Abdullah dari Rasulullah r,:"Tidaklah
seseorang menimbun barang dagangan kecuali dia telah berbuat salah". HR. Muslim. [13]
[1] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 6229 dan
Muslim no hadist :2121.
[2] . diriwayatkan oleh Muslim no hadist :2161.
[3] . hadist shahih , diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 4817.
[4] . diriwayatkan oleh Muslim no hadist :652.
[5] . hadist shahih , diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah no hadist :
1314 dan Abu Daud no hadist : 3824.
[6] . diriwayatkan oleh Muslim no hadist :1926.
[7] . diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :2076.
[8] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2287 dan
Muslim no hadist :1564.
[9] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2078 dan
Muslim no hadist :1562.
[10] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2087 dan
Muslim no hadist :1606.
[11] . diriwayatkan oleh Muslim no hadist :102.
[12] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2079 dan
Muslim no hadist :1532.
[13] . diriwayatkan oleh Muslim no hadist :1605.
Post a Comment