Iddah
Iddah
Iddah: Adalah suatu waktu yang
menjadikan seorang wanita menunggu padanya, dan padanya dia tidak boleh menikah
setelah suaminya meninggal, atau setelah diceraikannya.
-
Hukum iddah:
Iddah merupakan suatu kewajiban
bagi seluruh wanita yang dicerai oleh suaminya, atau setelah meninggalnya suami
yang pernah berkhalwat bersamanya, perpisahan tersebut baik yang berupa talak,
hulu' ataupun fasah; agar diketahui kebersihan rahimnya dengan cara melahirkan,
atau berlalunya masa quru' ataupun bulan yang telah ditentukan.
-
Hikmah disyari'atkannya:
1- Untuk meyakinkan kalau
rahimnya bersih, agar tidak bercampurnya keturunan.
2- Memberi kesempatan terhadap
suami (yang menceraikan) untuk merujuk kembali isterinya ketika merasa
menyesal, sebagaimana dalam talak roj'i.
3- Besarnya permasalahan nikah,
bahwasanya nikah itu tidak mungkin terlaksana kecuali dengan syarat-syarat
tertentu, dan tidak terlepas kecuali setelah menunggu dan perlahan-lahan.
4- Penghargaan terhadap
hubungan suami-isteri, sehingga dia tidak langsung berpindah kecuali setelah
menunggu dan diakhirkan.
5- Untuk menjaga hak kehamilan
jika perpisahan terjadi dalam keadaan hamil.
Dalam iddah terdapat empat buah
hak: hak Allah, hak suami, hak isteri dan hak anak.
- Seorang wanita yang dicerai
sebelum berkhalwat tidak memiliki iddah, dan jika dicerai setelah berkhalwat,
maka baginya iddah. Sedangkan dia yang ditinggal meninggal oleh suaminya, baik
itu sebelum khalwat ataupun setelahnya, baginya iddah selama empat bulan
sepuluh hari, sebagai bakti terhadap suami dan penghargaan terhadap haknya, dan
dia berhak untuk mendapat warisan.
1-
قال الله تعالى ﴿ يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا نَكَحۡتُمُ ٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ ثُمَّ طَلَّقۡتُمُوهُنَّ مِن
قَبۡلِ أَن تَمَسُّوهُنَّ فَمَا لَكُمۡ عَلَيۡهِنَّ مِنۡ عِدَّةٖ تَعۡتَدُّونَهَاۖ
فَمَتِّعُوهُنَّ وَسَرِّحُوهُنَّ سَرَاحٗا جَمِيلٗا ٤٩ ﴾ [الاحزاب : ٤٩]
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi
perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu
mencampurinya maka sekali-kali tidak wajib atas mereka iddah bagimu yang kamu
minta menyempurnakannya, maka berilah mereka mut'ah dan lepaskanlah mereka itu
dengan cara yang sebaik-baiknya"
(Al-Ahzab: 49)
2- قال الله
تعالى ﴿ وَٱلَّذِينَ يُتَوَفَّوۡنَ مِنكُمۡ وَيَذَرُونَ أَزۡوَٰجٗا يَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ
أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرٖ وَعَشۡرٗاۖ فَإِذَا بَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ
فِيمَا فَعَلۡنَ فِيٓ أَنفُسِهِنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ
٢٣٤ ﴾ [البقرة: ٢٣٤]
"Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan
meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya
(ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis 'iddahnya,
maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri
mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat"
(Al-Baqarah: 234)
-
Kelompok wanita yang beriddah
1- hamil: Iddahnya, baik itu dari
meninggalnya suami, talak ataupun fasah, sampai dia melahirkan anak yang telah
berwujud. Jangka terpendek untuk kehamilan adalah enam bulan setelah
pernikahan, namun kebanyakannya adalah sembilan bulan.
Allah berfirman:
﴿ ........ وَأُوْلَٰتُ
ٱلۡأَحۡمَالِ أَجَلُهُنَّ أَن يَضَعۡنَ حَمۡلَهُنَّۚ ......... ﴾ [الطلاق : ٤]
"Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka
itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya" Ath-Thalaaq: 4.
2- Wanita yang suaminya
meninggal:
Apabila dia hamil, maka iddahnya sampai dia melahirkan, dan jika tidak hamil,
maka iddahnya empat bulan sepuluh hari, dalam waktu tersebut akan terlihat
kalau dia itu hamil ataupun tidak.
Allah berfirman:
﴿ وَٱلَّذِينَ يُتَوَفَّوۡنَ مِنكُمۡ وَيَذَرُونَ
أَزۡوَٰجٗا يَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرٖ وَعَشۡرٗاۖ ..... ﴾ [البقرة: ٢٣٤]
"Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan
meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya
(ber'iddah) empat bulan sepuluh hari" (Al-Baqarah: 234)
3- Dicerai suami yang masih
hidup, dia
tidak hamil dan masih dalam masa-masa menerima siklus bulanan haidh, maka
iddahnya tiga quru' penuh. Sedangkan dia yang dipisahkan dengan suaminya oleh
hulu' maupun fasah, maka iddahnya hanya satu kali haidh, Allah berfirman:
﴿ وَٱلۡمُطَلَّقَٰتُ يَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ
ثَلَٰثَةَ قُرُوٓءٖۚ ....... ﴾ [البقرة: ٢٢٨]
"Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri
(menunggu) tiga kali quru'" (Al-Baqarah: 228)
4- Dia yang dipisahkan oleh
suaminya yang masih hidup,
akan tetapi tidak haidh karena masih kecil ataupun telah monopause, maka
iddahnya tiga bulan.
Allah berfirman:
﴿ وَٱلَّٰٓـِٔي يَئِسۡنَ مِنَ ٱلۡمَحِيضِ مِن
نِّسَآئِكُمۡ إِنِ ٱرۡتَبۡتُمۡ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَٰثَةُ أَشۡهُرٖ وَٱلَّٰٓـِٔي لَمۡ
يَحِضۡنَۚ ..... ﴾ [الطلاق : ٤]
"Dan
perempuan-perempuan yang tidak haidh lagi (monopause) diantara
perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah
mereka adalah tiga bulan dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang
tidak haid" (Ath-Thalaaq: 4)
5- Barang siapa yang sudah
tidak mendapatkan haidh lagi, akan tetapi tidak diketahui apa penyebabnya, maka iddahnya selama satu
tahun, sembilan bulan untuk masa kehamilan dan tiga bulan untuk iddah.
6- Wanita yang suaminya hilang: yaitu suami yang terputus
kabar tentangnya, dia tidak mengetahui apakah suaminya tersebut masih hidup
atau meninggal, hendaklah isteri menunggunya atau mencari berita tentangnya
selama waktu yang telah ditentukan hakim sebagai bentuk kehati-hatian, apabila
waktu yang ditentukan telah berlalu, namun dia belum tiba juga, maka hakimakan
memutuskannya kalau dia telah meninggal, kemudian isterinya beriddah selama
empat bulan sepuluh hari, dihitung dari waktu keputusan hakim. Setelah selesai
dari iddahnya dia diperbolehkan untuk menikah lagi dengan siapa saja yang dia
kehendaki.
- Iddah seorang budak wanita
yang telah haidh adalah dua quru', bagi mereka yang telah monopause dan masih
kecil adalah dua bulan, sedangkan yang hamil sampai melahirkan.
- Apabila seorang pria memiliki
budak wanita yang pernah disetubuhi, maka dia tidak boleh menyetubuhinya sampai
jelas kebersihan rahimnya, apabila dia hamil sampai melahirkan, sedangkan yang
haidh ditunggu sampai satu kali haidh, dan yang monopause serta kecil ditunggu
sampai berlalu satu bulan.
- Wanita yang disetubuhi dengan
syubhat, atau perzinahan, nikah yang rusak, hulu', maka dia beriddah dengan
satu kali haidh untuk diketahui kebersihan rahimnya. Sedangkan wanita yang
ditalak roj'i kemudian suaminya meninggal ketika dia masih beriddah, maka iddah
talaknya batal dan dia memulainya lagi dari hari meninggalnya suami tersebut.
-
Hukum ihdad:
Ihdad
diharuskan selama masa iddah, bagi dia yang ditinggalkan oleh suami yang
meninggal dunia.
Ihdad: Adalah tetapnya seorang
isteri untuk tiggal dirumah suaminya dan menjauhi hal-hal yang mendorong kepada
persetubuhan dari berdandan, menggunakan minyak wangi, memakai pakaian yang
berhias, memakai pacar, perhiasan, celak mata dan lainnya. Apabila tidak
berihdad maka dia berdosa dan harus beristighfar dan bertaubat darinya.
عن أم عطية رضي
الله عنها أن رسول الله صلّى الله عليه وسلّم قال: " لا تحدّ امرأة على ميّت
فوق ثلاث, إلاّ على زوج, أربعة أشهر وعشرًا, ولا تلبس ثوبًا مصبوغا إلاّ ثوب عصب
ولا تكتحل ولا تمسّ طيباً إلاّ إذا طهرت نبذة من قسط أو أظفار " متفق عليه
Dari Ummu 'Atiyyah bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda: "Hendaklah seorang wanita tidak berihdad
terhadap mayit lebih dari tiga hari, kecuali terhadap suaminya, selama empat
bulan sepuluh hari, dan hendaklah dia tidak memakai baju yang berwarna kecuali
baju 'ashob (dari daerah yaman), tidak pula memakai celak mata, memakai minyak
wangi, kecuali tatkala dia bersih (dari haidh) dengan menggunakan sedikit qust
atau azfar (nama dan jenis minyak wangi)" Muttafaq Alahi[1].
- Kepada selain suami ihdad
dibolehkan selama tiga hari, adapun ihdad terhadap suami yang meninggal, dia
sesuai dengan iddahnya, yaitu empat bulan sepuluh hari. Adapun wanita hamil
yang suaminya meninggal, ihdadnya akan langsung terputus ketika dia melahirkan.
-
Tempat beriddah:
1- Wajib bagi iddah meninggal
untuk tinggal dirumah yang suami meninggal padanya dan dia tinggal disana, jika
dia pindah rumah karena takut ataupun dipaksa atau karena sebuah hak, maka dia
boleh pindah kemana saja yang dia kehendaki, dan dia boleh keluar rumah jika
memiliki keperluan. Iddahnya akan selesai jika waktunya telah berlalu,
sebagaimana yang telah lalu.
2- Iddah dari talak roj'i
adalah di rumah suaminya, dan dia berhak untuk mendapat nafkah dan tempat
tinggal, karena dia masih berstatus isteri, dia tidak boleh dikeluarkan dari
rumah suaminya kecuali jika melakukan perbuatan fahisyah yang nyata, baik itu
dengan perkataan ataupun perbuatan yang bisa berdampak negative terhadap
penghuni rumah.
3- Wanita yang di talak bain
berhak untuk mendapat nafkah jika dia hamil sampai melahirkan, dan jika tidak
hamil, maka dia tidak berhak atas nafkah dan tidak pula tempat tinggal.
Wanita karena talak bain, hulu'
dan fasah tinggal di rumah keluarganya masing-masing.
Post a Comment