Tata Cara Sholat Khusuf (gerhana)
Tata Cara Sholat Khusuf (gerhana)
Segala puji hanya untuk Allah
Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam . Aku bersaksi bahwa tidak
ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu
bagi -Nya, dan
aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi
wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Telah
dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim
tentang sholat Khusuf (sholat yang dikerjakan karena ada gerhana bulan atau
matahari.pent), yang menunjukan bahwa sholat tersebut adalah disyari'atkan.
Yaitu sebuah hadits dari
Aisyah radhiyallahu 'anha, istri Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang menceritakan pada kita:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَكَعَ
فَأَطَالَ الرُّكُوعَ ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ
الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ
ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ
مِثْلَ مَا فَعَلَ فِي الْأُولَى ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ انْجَلَتْ الشَّمْسُ
فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ إِنَّ
الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ
أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ
وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا ثُمَّ قَالَ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ
مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ
أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ
لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Pernah
pada masa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam terjadi gerhana Matahari,
maka Rasulallah mengerjakan sholat bersama kaum muslimin. Beliau mengerjakan
sholat tersebut dengan berdiri yang sangat lama kemudian beliau ruku' dengan
ruku' yang sangat lama, lalu bangun dari ruku' dan berdiri dengan berdiri yang
sangat lama, dan ini bukan berdirinya beliau yang pertama. Selanjutnya beliau
ruku' dan ini bukan ruku'nya yang pertama. Kemudian
beliau sujud dengan sujud yang sangat lama, lalu beliau mengerjakan sama seperti
apa yang dikerjakan pada raka'at yang pertama. Setelah itu beliau keluar dan
tidaklah beliau selesai sholat melainkan matahari sudah terlihat jelas. Maka
beliau berkhutbah dihadapan kaum muslimin dengan memuji dan menyanjung Allah Shubhanahu wa ta’alla, kemudian bersabda:
"Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua
ayat dari ayat-ayat Allah. Tidaklah keduanya terkena gerhana disebabkan
kematian seseorang tidak pula karena hidupnya, maka, apabila kalian melihat hal
tersebut (terjadi gerhana) maka berdo'alah kepada Allah, bertakbir, kerjakan
sholat dan bersedekahlah". Selanjutnya beliau mengatakan: "Wahai umat Muhammad, demi Allah tidak ada seorangpun yang lebih
cemburu dari pada Allah, dibanding kalian manakala budak laki-laki atau
perempuannya berzina. Wahai umat Muhammad, demi Allah, kalau sekiranya kalian
mengetahui seperti apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa
dan banyak menangis". HR Bukhair no: 1044. Muslim no: 901.
Dalam
redaksinya Imam Muslim, dijelaskan beliau bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا الشَّمْسُ
وَالْقَمَرُ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَإِنَّهُمَا لاَ يَنْكَسِفَانِ
لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ - وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ لِمَوْتِ بَشَرٍ - فَإِذَا
رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَصَلُّوا حَتَّى تَنْجَلِىَ مَا مِنْ شَىْءٍ
تُوعَدُونَهُ إِلاَّ قَدْ رَأَيْتُهُ فِى صَلاَتِى هَذِهِ لَقَدْ جِىءَ بِالنَّارِ
وَذَلِكُمْ حِينَ رَأَيْتُمُونِى تَأَخَّرْتُ مَخَافَةَ أَنْ يُصِيبَنِى مِنْ
لَفْحِهَا وَحَتَّى رَأَيْتُ فِيهَا صَاحِبَ الْمِحْجَنِ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِى
النَّارِ كَانَ يَسْرِقُ الْحَاجَّ بِمِحْجَنِهِ فَإِنْ فُطِنَ لَهُ قَالَ
إِنَّمَا تَعَلَّقَ بِمِحْجَنِى. وَإِنْ غُفِلَ عَنْهُ ذَهَبَ بِهِ وَحَتَّى
رَأَيْتُ فِيهَا صَاحِبَةَ الْهِرَّةِ الَّتِى رَبَطَتْهَا فَلَمْ تُطْعِمْهَا
وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ جُوعًا ثُمَّ
جِىءَ بِالْجَنَّةِ وَذَلِكُمْ حِينَ رَأَيْتُمُونِى تَقَدَّمْتُ حَتَّى قُمْتُ
فِى مَقَامِى وَلَقَدْ مَدَدْتُ يَدِى وَأَنَا أُرِيدُ أَنْ أَتَنَاوَلَ مِنْ
ثَمَرِهَا لِتَنْظُرُوا إِلَيْهِ ثُمَّ بَدَا لِى أَنْ لاَ أَفْعَلَ فَمَا مِنْ
شَىْءٍ تُوعَدُونَهُ إِلاَّ قَدْ رَأَيْتُهُ فِى صَلاَتِى هَذِهِ » [أخرجه مسلم]
"Wahai manusia, Matahari
dan Bulan hanyalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan sesungguhnya
keduanya tidak tertutupi (terjadi gerhana) disebabkan kematian seseorang dari
manusia". -Abu Bakar mengatakan: "Karena kematian seseorang"-. Dan
apabila kalian melihat sedikit akan hal tersebut maka kerjakanlah sholat hingga
sinarnya menjadi terang kembali. Tidak ada suatu perkarapun yang telah
dijanjikan atas kalian oleh Allah melainkan sungguh aku telah melihatnya dalam
sholatku ini. Telah dinampakan padaku neraka, itulah tatkala kalian
melihat diriku mundur sedikit kebelakang, disebabkan aku merasa takut sambaran
apinya menimpaku. Hingga aku dapat melihat didalam neraka tersebut seseorang
yang memegang tongkat dengan ususnya yang terurai. Disebabkan karena dirinya
mencuri para jama'ah haji dengan tongkatnya tersebut. Bila dirinya ingat dia
berpegangan pada tongkatnya, jika lupa maka dia berjalan sambil membawanya.
Demikian pula aku melihat wanita pemilik kucing yang (dahulu ketika didunia)
mengikat dan tidak memberi makan sedikitpun. Wanita tersebut tidak melepasnya,
sehingga kucing tersebut memakan serangga tanah, hingga akhirnya mati. Kemudian
diperlihatkan padaku surga, yaitu manakala kalian melihatku maju sedikit ke
depan hingga aku tetap ditempat berdiriku tadi, sembari aku bentangkan kedua
tanganku, karena aku ingin mengambil buah-buahannya untuk aku perlihatkan
kepada kalian, akan tetapi, kemudian aku sadar supaya tidak melakukan hal
tersebut. Tidaklah ada suatu perkara pun yang telah dijanjikan oleh Allah atas
kalian melainkan aku telah melihatnya dalam sholatku tadi". HR Muslim no: 904.
Syaikh
Ibnu Utsaimin menjelaskan dalam salah satu khutbahnya: "Sesungguhnya
Matahari dan Bulan adalah dua ayat dari tanda-tanda kebesaran Allah Shubhanahu wa ta’alla. Makhluk
dari makhluk-makhluk -Nya. Keduanya
bisa menampakan jelas sinarnya dan bisa tertutupi dengan perintah dan rahmat
Allah Shubhanahu wa ta’alla. Sehingga apabila -Dia berkehendak ingin membikin takut para hamba -Nya dengan suatu adzab karena
perbuatan maksiat dan menyelisihi syari'at yang mereka lakukaan, maka, Allah Shubhanahu wa
ta’alla menutupi keduanya dengan menyembunyikan cahaya secara total atau sebagiannya, sebagai bentuk
peringatan atas para hamba -Nya,
mudah-mudahan dengan itu mereka akan bersegera untuk bertaubat dan mengerjakan
perkara yang menjadi kewajibannya dari perintah-perintah Rabbnya, dan menjauhi
segala perkara-perkara yang dilarang atas mereka, dari larangan-larangan Allah
ta'ala.
Oleh
sebab itu, bila kita perhatikan gerhana lebih banyak terjadi pada zaman-zaman
ini, dimana tidaklah sampai genap satu tahun melainkan telah terjadi gerhana
baik gerhana Matahari maupun Bulan atau gerhana keduanya. Hal itu, dikarenakan
banyaknya perbuatan maksiat dan fitnah yang terjadi pada saat ini. Sungguh
kalau kita saksikan, ada begitu banyak manusia yang tenggelam dalam syahwat
dunia, dan melalaikan keadaan yang akan terjadi kelak pada hari kiamat, dengan
berlebihan dalam memanjakan kelezatan badan dan tubuh mereka, menggadaikan
perkara agamanya, dan mementingkan pada urusan harta benda yang bisa dirasakan
saja. Lalu berpaling dari urusan ghoib yang telah dijanjikan yang merupakan perjalanan
pasti dan puncak dari segalanya. Sehingga Allah ta'ala mencela orang-orang
seperti dalam firman -Nya:
﴿ فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ
مِن يَوۡمِهِمُ ٱلَّذِي يُوعَدُونَ ٦٠﴾ [ الذريات: 60 ]
"Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang kafir pada hari yang diancamkan kepada mereka". (QS
adz-Dzariyaat: 60).
Sungguh
kebanyakan dari penghuni muka bumi pada masa ini sangatlah menyepelekan perkara
gerhana ini, mereka tidak menjadikan perkaranya bernilai sedikitpun, tidak
tergerak hati yang tertutupi. Dan itu semua tidaklah diperoleh melainkan
disebabkan lemahnya iman. Dan jahilnya mereka terhadap perkara yang diajarkan
oleh Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam,
dan hanya menyandarkan gerhana ini pada ilmu yang berkaitan dengan kejadian
alam biasa. Dan melalaikan sebab-sebab yang berkaitan dengan syari'at. Serta
hikmah agung yang tersimpan, yang dengannya Allah Shubhanahu wa ta’alla
menjadikan adanya gerhana dengan menggandeng kejadian alam biasa.
Gerhana
itu mempunyai sebab-sebab alam, sebagaimana telah ditetapkan baik oleh
orang-orang mukmin maupun kafir. Begitu pula, gerhana juga punya sebab-sebab
syar'iyah yang hanya ditetapkan oleh orang-orang beriman dan diingkari oleh
orang-orang kafir, serta dilalaikan oleh orang-orang yang lemah imannya. Yang
tidak mengerjakan titah yang diperintahkan pada mereka oleh Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
tatkala terjadi gerhana, mulai dari ketakutan dan bersegera untuk sholat,
berdzikir, berdo'a dan meminta ampun kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla,
bersedekah dan membebaskan budak". [1]
Perkara
yang dianjurkan tatkala terjadi gerhana, baik bulan atau matahari:
1.
Sholat.
Yakni dengan mengerjakan
sholat sesuai dengan tata cara yang telah disebutkan dalam haditsnya Aisyah
dimuka. Hal ini, berdasarkan perintah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ
فَصَلُّوا حَتَّى تَنْجَلِىَ » [أخرجه مسلم]
"Maka apabila kalian melihat sedikit dari hal
tersebut, kerjakanlah sholat sampai kiranya sinarnya menjadi terang kembali".
HR Muslim no: 907.
Dan sunahnya adalah
memanjangkan bacaan didalam sholat tersebut. Dimana bacaan yang beliau baca
pada raka'at pertama itu kurang lebih sama dengan surat al-Baqarah. Dan pada
raka'at kedua sama dengan bacaan surat al-Imran. Dalam hal ini,
Asma binti Abi Bakar mengkisahkan pada kita sholatnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan
mengatakan: "Maka Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam lama sekali didalam berdirinya sampai akhirnya sinar
matahari mengenaiku". HR Bukhari no: 86. Muslim no:
905. Begitu pula dalam ruku' dan
sujud, lamanya juga hampir sama dengan bacaan ketika berdiri. Sebagaimana
dijelaskan dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari
Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau menceritakan: "Belum pernah sama sekali
sebelum peristiwa itu aku melakukan ruku', tidak pula sujud yang lebih lama
dari pada ketika itu". HR Bukhari no: 1045. Muslim no: 910.
2.
Berdzikir, berdo'a dan meminta
ampun pada Allah azza wa jalla.
Berdasarkan sabdanya Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari haditsnya Abu Musa al-Asy'ari
radhiyallahu 'anhu. Beliau berkata: "Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ
فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Apabila kalian
melihat sedikit dari hal itu, maka bersegeralah kalian berdzikir, berdo'a dan
meminta ampun kepada Allah ta'ala". HR Bukhari no: 1059. Muslim no:
912.
Dalam salah satu redaksi
beliau bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: «
فَاذْكُرُوا اللَّهَ حَتَّى يَنْجَلِيَا »
[أخرجه مسلم]
"Hendaknya kalian berdzikir sampai sekiranya
sinar keduanya menjadi terang kembali". HR Muslim no: 901.
Masih dalam riwayat Bukhari
dan Muslim dibawakan sebuah hadits dari Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu
'anhu, beliau berkata: "Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَادْعُوا اللَّهَ
وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Apabila kalian melihat salah satu dari
keduanya (terjadi gerhana) maka berdo'alah kepada Allah, dan kerjakanlah sholat
sampai gerhananya hilang". HR Bukhari no: 1043. Muslim no: 915.
3.
Bersedekah dan membebaskan
budak.
Diriwayatkan oleh Bukhari
dalam kitab shahihnya sebuah hadits dari Asma radhiyallahu 'anha, beliau
berkata: "Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membebaskan budak pada saat terjadi
gerhana matahari". HR Bukhari no: 1054. Dalam
hadits lain yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Aisyah radhiyallahu
'anha, beliau mengatakan: "Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ
مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا
رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua
tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidaklah tertutupi (sinarnya) karena kematian seseorang tidak
pula karena hidupnya seseorang. Maka, apabila kalian melihat hal tersebut
(terjadi gerhana) maka segeralah kalian bertakbir, berdo'a kepada Allah dan
mengerjakan sholat dan bersedekah". HR Bukhari no: 1044. Muslim no:
901.
Akhirnya
kita ucapkan segala puji bagi Allah Shubhanahu
wa ta’alla Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga
Allah Shubhanahu wa
ta’alla curahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam,
kepada keluarga beliau serta para sahabatnya.
Post a Comment