Adanya Haudh adalah Pasti




Adanya Haudh adalah Pasti


Adanya Haudh adalah Pasti
Gambaran tentang haudh ini bukan sekedar khayalan yang didramatisir atau direka-reka, bahkan apa yang hakikatnya nanti jauh lebih hebat dari apa yang kita bayangkan saat menyimak hadits dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam,
حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ، وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ، وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ، مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلَا يَظْمَأُ أَبَدًا
“Telagaku (lebar dan panjangnya) sejauh perjalanan satu bulan. Airnya lebih putih daripada perak, baunya lebih harum daripada misik, dan bejana-bejananya sejumlah bintang-bintang di langit. Barang siapa yang meminumnya, niscaya dia tidak akan merasa haus selamanya.”(HR. Muslim)
Hadits-hadits shahih dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam yang mengabarkan ini banyak sekali, bahkan mencapai derajat mutawatir (diriwayatkan dari banyak jalan sehingga tidak mungkin diingkari kebenarannya). Sehingga keimanan seseorang dianggap cacat tanpa mengimani adanya haudh di akhirat. Dan bagaimana mereka akan turut mereguk lezatnya air dari telaga nabi jika mereka tidak mengimani adanya.
Ibnu Katsier rahimahullah dalam Kitabnya An-Nihayah fiil fitani wal malaahim berkata, “Kabar tentang telaga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam – semoga Allah Memudahkan kita meminum dari telaga tersebut pada hari kiamat – disebutkan dalam hadits-hadits yang populer dan (diriwayatkan) dari banyak jalur yang kuat, meskipun ini tidak disukai oleh orang-orang ahlul bid’ah yang keras kepala menolak dan mengingkari keberadaan telaga ini…”
Hal senada dikatakan oleh Imam Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi dalam Syarhul ‘aqiidatith thahaawiyyah, “Hadits-hadits (shahih) yang menyebutkan (keberadaan) telaga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam mencapai derajat mutawatir, diriwayatkan oleh lebih dari tiga puluh orang sahabat (dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam)…”
Di Haudh Kita Bertemu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam Kita tinggalkan mereka yang masih tidak percaya dengan kabar tentang haudh ini, mari kita lanjutkan penelusuran di telaga Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam. Bahwa tidak semua orang kelak bisa mampir di haudh ini. Dan Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam telah menunjukkan kiat-kita supaya kita bisa berjumpa dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam di telaga yang indah itu dan sekaligus mereguk kesegaran airnya.
Pertama, hendaknya kita berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-Sunnah serta konsisten dengannya, menjauhi semua bid’ah dan dosa-dosa besar. Diriwayatkan oleh Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrak dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda,
“Sesungguhnya aku telah meninggalkan bagi kalian dua perkara yang mana kalian tidak akan tersesesat, yaitu kitab Allah dan sunnahku, dan dia tidak akan berpisah sehingga dia datang menuju haudh. (HR al-Hakim)
Kedua, hendaknya kita bersabar terhadap cobaan dan godaan duniawi. Jangan sampai godaan duniawi menyebaban kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Ingatlah akan hari perjumpaan dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam di haudh bersama orang-orang yang bersabar. Sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam berkata kepada para shahabatnya dari kalangan Al-Anshor,
فَإِنَّكُمْ سَتَجِدُونَ أَثَرَةً شَدِيدَةً، فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوُا اللهَ وَرَسُولَهُ، فَإِنِّي عَلَى الْحَوْضِ
“Kalian akan mendapatkan sepeninggalku orang-orang yang lebih mementingkan dunianya, maka bersabarlah sehingga kalian menemui Allah Ta’ala dan berjumpa Rasul -Nya di Haudh”. (HR Bukhari dan Muslim)
Yang ketiga adalah dengan menjaga wudhu. Karena Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam akan mengenali umatnya dari bekas wudhunya untuk memanggil dan mempersilakan mereka untuk mengunjungi haudhnya.
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu bahwa pada saat Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam menyebut tentang haudh, beliau bersabda, “Sungguh yang jiwaku berada di tangan -Nya, aku pasti akan menghalau sekolompok orang dari haudhku sebagaimana seorang lelaki menghalau onta yang bukan miliknya dari kolam tempat ontanya minum.
Para shahabat bertanya, “ Apakah engkau mengenali kami pada saat itu?” Maka beliau menjawab, “Ya, kalian akan mendatangi aku dengan penuh cahaya di kening kalian karena bekas air wudhu dan cahaya itu tidak terdapat pada orang selain dari kalian.” (HR Muslim)
Semoga Allah mempertemukan kita dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam di haudhnya. Aamiin. (Abu Umar Abdillah)

Tidak ada komentar