Dusta Berakhir Derita
Sebagaimana kerugian akan dialami oleh pendusta dalam hal duniawi, begitupun dalam hal ukhrawi. Satu dusta akan melahirkan dusta kedua untuk menutupi dusta pertamanya. Dusta kedua akan mengundang dusta yang ketiga demi menutupi dusta yang kedua, dan seterusnya. Karena dusta berpotensi kuat untuk beranak pinak dan berkembang biak.
Bukan saja mengundang dusta berikutnya, bahkan dusta bisa menjadi awal dari dosa apa saja. Baik berhubungan dengan Sang Pencipta, maupun dengan sesama manusia. Karena dengan lisannya dia merasa aman untuk menutupi dosanya di hadapan manusia. Maka yang terus menjadi perhatiannya adalah, bagaimana ia bisa berdosa apa saja sekaligus menyiapkan alibi dusta untuk menutupinya.
Namun, ia tidak bisa bersembunyi dari Alloh. Jika kedustaannya tak terendus oleh manusia yang mempercayainya, itu bukan berarti Alloh mengasihinya. Bukan pula Alloh tidak punya cara untuk menyingkapnya di tengah manusia. Justru dengan kelihaiannya dalam berdusta, semakin bersemangatlah ia untuk menumpuk dosa, dan jika dosa telah menggunung, kemana lagi ujung perjalanannya kalau bukan ke neraka. Nabi n bersabda,
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ
”Jauhilah oleh kalian dusta, karena dusta itu membawa kepada dosa, dan dosa itu menjerumuskan ke neraka.” (HR )
Semoga Alloh menjauhkan kita dari sifat dusta, aamiin. (Abu Umar Abdillah)
Post a Comment