Kurma (Obat Segala Racun) dan Thibbun Nabawi




Kurma (Obat Segala Racun) dan Thibbun Nabawi


Kurma (Obat Segala Racun) dan Thibbun Nabawi
Allah SWT ber firman:
"dan goyang kan lah pangkal pohon kurma itu ke arah mu , niscaya pohon itu akan menggurkan buah kurma yang masak pada mu,maka makan minum ,dan bersenang hati lah kamu…”( QS Maryam: 25-26)
Kurma, (Arab: تمر‎, Tamr; nama latin Phoenix dactylifera) adalah tanaman palma (Arecaceae) dalam genus Phoenix, buahnya dapat dimakan. Walaupun tempat asalnya tidak diketahui karena telah sejak lama dibudidayakan, kemungkinan tanaman ini berasal dari tanah sekitar Teluk Persia [Morton, J. 1987. Date. p. 5–11. In: Fruits of warm climates. Julia F. Morton. Miami, FL. — Purdue University. Center for New Crops and Plants Products.]. Pohonnya berukuran sedang dengan tinggi sekitar 15-25 m, tumbuh secara tunggal atau membentuk rumpun pada sejumlah batang dari sebuah sistem akar tunggal. Daunnya memiliki panjang 3-5 m, dengan duri pada tangkai daun, menyirip dan mempunyai sekitar 150 pucuk daun muda; daun mudanya berukuran dengan panjang 30 cm dan lebar 2 cm. Rentangan penuh mahkotanya berkisar dari 6-10 m.
Kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun lamanya. Pohon Kurma diyakini berasal dari sekitar Teluk Persia dan telah dibudidayakan sejak zaman kuno dari Mesopotamia ke prasejarah Mesir, kemungkinan pada awal 4000 SM. Bangsa Mesir Kuno menggunakan buahnya untuk dibuat menjadi anggur kurma dan memakannya pada saat panen. Ada bukti arkeologi budidaya kurma di bagian Arab timur pada tahun 6000 SM. (Alvarez-Mon 2006).
Pada zaman selanjutnya, orang Arab menyebarkanluaskan kurma di sekitar Selatan dan Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, Spanyol dan Italia. Kurma diperkenalkan di Mexico dan California, disekitar Mission San Ignacio, oleh bangsa Spanyol pada tahun 1765.
Buah yang dihasilkan oleh pohon kurma dikenal sebagai buah kurma ["Date Palm." 15 October 2008. HowStuffWorks.com.]. Bentuk buahnya lonjong-silinder dengan panjang 3-7 cm, berdiameter 2-3 cm dan ketika masih muda warnanya merah cerah ke kuning terang, tergantung dari jenisnya. Kurma memiliki biji tunggal yang ukuran panjangnya sekitar 2-2,5 cm dan tebalnya 6-8 mm. Buah kurma dikelompokan menjadi tiga golongan utama yaitu: lunak (contohnya 'Barhee', 'Halaw', 'Khadrawy', 'Medjool'), semi-kering (contohnya 'Dayri', 'Deglet Noor', 'Zahidi') dan kering (contohnya 'Thoory'). Jenis buah ini tergantung pada kandungan glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Pohon kurma merupakan tanaman jenis dioecious, yaitu memiliki tanaman jantan dan betina yang hidup secara terpisah. Mereka dapat tumbuh dengan mudah dari bakal biji, tetapi hanya 50% tanaman betina yang ditanam secara pembibitan akan berbuah, dan menghasilkan buah yang kecil serta berkualitas rendah. Sebagian besar perkebunan menggunakan perkembangbiakan stek pada tanaman, terutama pada kultivar 'Medjool' karena bisa menghasilkan panen yang banyak serta buah yang manis dan besar. Tanaman yang tumbuh dari cara stek akan berbuah 2-3 tahun lebih awal daripada tanaman yang menggunakan bibit.
Kurma matang dibagi menjadi empat golongan, yang mana dikenal di seluruh dunia dengan menggunakan penamaan Arab yaitu, kimri (muda), khalal (berukuran penuh), rutab (matang, lembut), tamr (matang, dikeringkan dengan bantuan matahari).
Setiap 100 gram kurma segar dapat mengandung sumber vitamin C dan energi sebesar 230 kcal (960 kJ). Air yang terkandung dalam kurma relatif sedikit dan hal ini tidak menjadikannya jauh lebih pekat pada saat proses pengeringan berlangsung, meskipun vitamin C-nya akan hilang.
Kurma merupakan tanaman tradisional yang penting di Turki, Iraq, Arab, Afrika Utara sampai ke Maroko. Di negara-negara Islam, kurma dan yogurtatau susu adalah makanan tradisional yang utama untuk berbuka puasa pada saat bulan Ramadan. Kurma (terutama Medjool dan Deglet Noor) juga dibudidayakan di Amerika Serikat pada bagian selatan California, Arizona dan bagian selatan Florida.
Pohon kurma dapat berbuah setelah ditanam selama 4 sampai 7 tahun dan bisa dipanen ketika telah berusia 7 sampai 10 tahun. Pohon kurma yang telah dewasa bisa menghasilkan 80-120 kg (176-264 lb) buah kurma pada setiap musim panennya. Agar mendapatkan buah yang berkualitas untuk bisa dipasarkan, tandan kurma harus ditipiskan dan dibungkus atau ditutup sebelum matang supaya buahnya bisa tumbuh menjadi lebih besar dan terlindungi dari cuaca dan hama, seperti burung. [id.wikipedia.org]
Kurma Dalam Kisah Rasulullah
Di antara tanda-tanda kenabian beliau dan optimalisasi dari rasa kasih beliau terhadap umatnya, adalah bahwa beliau telah menitipkan pelbagai pesan bermanfaat bagi mereka dalam urusan agama dan dunia mereka. Di antaranya melalui sabda beliau:
“Barangsiapa yang menyantap tujuh butir kurma ‘Ajwah setiap paginya, niscaya tidak akan terkena bahaya racun ataupun sihir pada hari itu.” Wasiat dari Rasulullah yang amat mahal ini, mencakup makanan sekaligus obat untuk menjaga umatnya agar tidak terkena bahaya setan jin dan manusia, serta berbagai bahaya lain dari jenis hama dan binatang melata. Dengan demikian seseorang dapat hidup jauh dari segala hal yang mengusik dirinya, baik yang berkenaan dengan kemaslahatan dunia dan agamanya, serta dapat mengonsumsi makanan yang sesuai dengan karakter alami tubuh dan lingkungannya.
Kisah Selamatnya Rasul Dari Hidangan Danging Kambing yang Dibumbuhi Racun Oleh Kafir Karena Kurma yang Ia Santap Sebelumnya Tatkala perang Khaibar, Allah Ta’ala hinakan kaum Yahudi dan memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin. Mereka memperoleh harta rampasan perang yang banyak; dan mereka juga menguasai kepemilikan tanah kaum Yahudi. Tetapi, kaum Yahudi memohon kepada Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam agar mereka tetap dibiarkan tinggal di sana dan mengolah lahan pertanian dengan imbalan separuh hasil panen. Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam pun menyetujuinya, Beliau bersabda” Kami menyetujui permohonan kalian sebatas kehendak kami.”
Pada momentum pertempuran ini, seorang wanita Yahudi memberi hadiah kepada Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam berupa daging kambing yang telah ditaburi racun. Sebagaimana disebutkan di dalam riwayat di bawah ini yang artinya:
Dari Ibnu Syihâb, ia mengatakan, “Dahulu Jâbir radhiyallâhu'anhu menceritakan bahwa ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar yang meracuni seekor kambing bakar. Kemudian menghadiahkannya kepada Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam".
Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam pun mengambil paha kambing itu dan memakannya. Beberapa Sahabat pun juga ikut makan bersama Beliau. Tiba-tiba Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam berkata kepada para Sahabat, "Jangan kalian makan !." LaluRasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mengutus seseorang untuk memanggil wanita (yang memberi kambing) itu dan wanita itu pun datang. Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam pun segera bertanya kepadanya, "Apakah kamu telah meracuni kambing ini?"
Wanita itu menjawab, "Siapa yang telah memberitahumu?"
Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Paha kambing ini yang telah mengabariku." Wanita itu berkata, "Ya" (aku telah meracuninya).
Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bertanya lagi, "Apa yang kamu kehendaki dari perbuatanmu ini?"
Wanita itu berkata dalam hati, "Jika dia seorang nabi, makanan pasti itu tidak akan membahayakannya. Dan jika dia bukan seorang nabi, maka kami akan selamat dari gangguannya."
Selanjutnya Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam memaafkan wanita itu dan tidak menghukumnya.
Sebagian Sahabat yang memakan kambing itu meninggal dunia. Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam sendiri berbekam kepada Abu Hindun (bekas budak bani Bayâdhah) dengan tanduk dan pisau. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa tatkala ada seorang Sahabat nabi yang meninggal karena karena racun tersebut, maka wanita itu diperintahkan oleh Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam agar dibunuh.
Imam Nawawi rahimahullâh berkata,
“Sepertinya racun itu menyisakan tanda atau bekas, berupa warna hitam atau yang lainnya.” Nama wanita Yahudi itu adalah Zainab binti Hârits, istri Salâm bin Misykam, salah seorang pembesar Yahudi. (Syarh Shahîh Muslim)
Lajnah Dâimah menyatakan, “Para Ulama pakar sirah Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mengatakan bahwa Beliau pernah menyantap daging kambing beracun pemberian wanita Yahudi Khaibar. Kemudian paha kambing tersebut berbicara, memberitahu Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bahwa ia telah ditaburi racun, sehingga Beliau pun tidak melanjutkan santapannya.
Tatkala Beliau sakit keras yang menyebabkannya meninggal, Beliau bersabda:
“Wahai Aisyah, aku masih bisa merasakan rasa sakit akibat makanan yang aku makan di Khaibar.” (HR Abu Dâwud no. 4512; Ad-Dârimi, Al-Muqaddimah 67)
Ini merupakan mukjizat Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam. Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam selamat dari racun yang mematikan atas pemberitahuan Allah Ta’ala kepada Beliau bahwa daging tersebut beracun, juga laporan dari organ kambing itu kepada Beliau. Dan ketahuilah sebagaimana hadits rasul:
“Barangsiapa yang menyantap tujuh butir kurma ‘Ajwah setiap paginya, niscaya tidak akan terkena bahaya racun ataupun sihir pada hari itu.”
ini menjadi bukti bahwa kurma dapat menawarkan racun di tubuh manusia. Disebutkan pula dalam riwayat lain (selain Imam Muslim), bahwa Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda,
“Kaki ini memberitahuku bahwa kambing panggang ini beracun.”

Tidak ada komentar