Serangan Balik Tentara Allah
“Kokohkanlah! Demi diri Muhammad yang ada di tangan-Nya, tidaklah seseorang di antara mereka berperang pada hari ini, berperang dengan sabar, mengharap keridhaan Allah, maju terus pantang mundur, melainkan Allah memasukkannya ke dalam surga.”” ujar Nabi Muhammad kepada kaum Muslimin di tengah perang Badar. “Bangkitlah menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi.”
“Bakhin! Bakhin!” seketika itu Al-Umair bin Al-Hammam berteriak.
“Apa yang membuatmu berkata bakhin bakhin?” Tanya Rasulullah.
“Ini sekedar harapan agar aku termasuk penghuninya Ya Rasulallah.”
“Sesungguhnya engkau memang termasuk penghuninya wahai Al-Umair bin Al-Hammam .”
Kemudian Al-Umair bin Al-Hammam mengeluarkan beberapa kurma dari kantongnya lalu memakan sebagian, dan melempar sebagian sembari berkata, “Jika aku masih hidup dan memakan sisa kurmaku ini, maka ini adalah kehidupan yang sangat lama.” Menurut riwayat, Al-Umair bin Al-Hammam kemudian menyerbu musuh hingga syahid di tangan pasukan Quraisy.
Ketika itu Auf bin Harits juga bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apa yang bisa membuat Allah tersenyum kepada hamba-Nya?”
“Kalau Dia melihat hamba-Nya menerjunkan diri menyerang musuh tanpa memakai baju besi,” jawab Rasulullah.
Mendengar jawaban Rasulullah, Auf bin Harits segera melepas baju besi yang dipakainya kemudian maju ke medan pertempuran. Tanpa memakai baju besi, dia lebih leluasa bergerak menebas musuh-musuh Allah. Tak ayal, tubuhnya yang tanpa pelindung itupun menjadi sasaran empuk berbagai macam senjata musuh hingga akhirnya Auf bin Harits menemui syahidnya.
Melihat semangat pasukan kaum Muslim yang tak surut, bahkan terus memuncak, semangat pasukan Quraisy mulai mengendor. Serangan mereka pun tak lagi gencar. Melihat keadaan ini, Rasulullah memerintahkan untuk memulai serangan balik. Setelah mendapat perintah Rasulullah, pasukan Muslimin mulai melancarkan secara serentak hingga banyak bergelimpangan korban dari pihak musuh. Semangat pasukan Muslim semakin berkobar setelah melihat Rasulullah terjun secara langsung ke medan pertempuran. Langkah ini sangat ampuh untuk mengukuhkan posisi pasukan Muslim di perang Badar.
Di perang ini, Allah menjawab doa Nabi Muhammad dengan mengirimkan pasukan malaikat. Disebutkan dalam riwayat, Ikrimah berkata “Pada saat itu ada kepala orang musyrikyang terkulai, tanpa diketahui siapa yang telah menebasnya. Ada pula tangan yang terputus tanpa diketahui siapa yang memotongnya.”
Ibnu Abbas berkata, “Salah seorang lelaki Muslim yang sedang menghadapi seorang musyrik di depannya menerangkan kepada kita bahawa tiba-tiba dia mendengar suara pukulan cemeti di atasnya dan suara seorang yang mengatakan hadapilah Haizum (nama kuda tunggangan malaikat Jibril). Lalu ia melihat lelaki musyrik itu tergeletak. Dia melanjutkan, Lelaki Muslim itu mengamatinya, ternyata kepalanya telah remuk dan wajahnya terkoyak seperti bekas lecutan cemeti. Lalu ia menghadirkan sekelompok kaumnya. Kemudian orang Anshar itu datang dan menceritakannya kepada Rasulullah. Beliau bersabda, “Engkau benar bahwa itu bantuan langit yang ketiga.” Pada hari itu mereka membunuh tujuh puluh orang (musuh) dan menawan tujuh puluh orang lainnya.”
Dalam perang Badar, Iblis menjelma sebagai Suraqah bin Malik yang sejak awal menyertai pasukan Quraisy. Melihat para Malaikat yang turun membantu pasukan Muslimin, Iblis merasa gentar dan bersiap untuk melarikan diri. Al-Harits bin Hisyam yang mengira bahwa Iblis tersebut benar-benar Suraqah, memegangnya sembari berkata “Mau kemana kau Suraqah? Bukankah kau pernah berkata bahwa kau akan membantu kami dan tidak akan berpisah dari kami?”
Namun Iblis segera melepaskan genggaman Al-Harits bin Hisyam dan menendangnya hingga terjerembab. Kemudia Iblis berkata, “Sebenarnya aku telah melihat sesuatu yang tidak kau lihat, aku takut siksaan Allah yang amat pedih itu.”
Iblis lari dan terus berlari kemudian menceburkan dirinya ke dalam laut.
Post a Comment