Membuka Pintu Rezeki
Membuka Pintu Rezeki
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan selain memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT karena berkah dan rahmat-Nya sehingga pada kesempatan ini, tahun ini, kita masih diberikan kekuatan, napas serta kesehatan sehingga kita masih dipertemukan oleh bulan Ramadhan tahun ini. Marilah kita sambut Ramadhan dengan perasaan riang gembira serta mengucapkan “Marhaban ya Ramadhan” sambutan yang berarti penuh kegembiraan, lapang dada, suka cita dan tidak ada batasan pada tamu yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam seluruh dunia.
Jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT
Setiap muslim diperintahkan untuk bekerja keras mencari nafkah. Muslim yang baik antara lain terlihat pada semangat dan kesungguhannya dalam bekerja mencari nafkah.
Prinsip Islam bahwa orang yang memberi pasti lebih baik daripada orang yang diberi (yadul ‘ulya khairun min yadissufla) mengisyaratkan tentang betapa pentingnya kerja keras mencari nafkah agar bisa memberi. Seorang muslim haruslah berusaha meringankan beban orang lain. Jika ia tak dapat meringankan beban orang lain, sekurang-kurangnya ia harus berusaha tidak membebani orang lain.
Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim menyebutkan bahwa: Demi sekiranya salah seorang di antara kamu pergi mencari kayu dan dipikul di atas punggungnya. Maka itu lebih baik daripada meminta-minta pada orang lain, baik jika ia diberi atau ditolak.
Kerja keras mencari nafkah bagi seorang Muslim merupakan ibadah kepada Allah SWT, bagian dari jihad fisabilillah, kifarat penghapus dosa dan kesalahan, dapat mengangkat derajat dan harkat dirinya di sisi Allah dan di sisi manusia.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Jumu’ah ayat 10:
“Maka apabila shalat telah selesai dilaksanakan, bertebaranlah di atas muka bumi ini dan carilah rizki karunia Allah dan ingatlah Allah sesering-seringnya supaya kamu beruntung”.
Dan dalam surat At-Taubah ayat 105:
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang telah kamu kerjakan”.
Hadits riwayat Thabrani menyebutkan bahwa: Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hamba-Nya yang penat karena sibuk dalam mencari rizki.
Selanjutnya Bukhari juga meriwayatkan bahwa: tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang selain dari apa yang dihasilkan oleh karya tangannya sendiri.
Dalam hadits riwayat Ibn Asakir juga menyebutkan bahwa barangsiapa yang pada malam hari kepayahan karena mencari rizki yang halal, maka dosanya diampuni.
Ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits di atas memberikan pelajaran kepada kita tentang betapa pentingnya kerja keras, kerja tekun dan sungguh-sungguh untuk mencari nafkah hidup.
Rasulullah SAW menyatakan bahwa meminta-minta karena malas, bukan karena meminta haknya dan bukan terpaksa karena terdesak oleh suatu keperluan, dapat melahirkan kemiskinan bagi yang bersangkutan. Islam, selain menekankan tentang betapa pentingnya kerja keras mencari nafkah dan melarang kaum Muslimin bersikap malas dan senang meminta-minta, juga mengingatkan agar kaum Muslimin bekerja mencari nafkah dengan cara yang halal dan terpuji. Mereka tidak boleh diperbudak oleh harta, mereka tidak boleh menghalalkan segala cara untuk memperoleh harta.
Semoga Ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan ramadhan ini nantinya dapat melahirkan nilai-nilai ketaqwaan, nilai-nilai persaudaraan, kebaran dan kejujuran. Wa Allah A’lam bi al-Shawab.
Post a Comment