Tanda Tanda Hilangnya Barokah

Tanda Tanda Hilangnya Barokah


الحَمْدُ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُـهُ وَنَسْتَغْـفِرُهُ وَنَعُـوْذُ بِاللهِ مِنْ شُـرُوْرِ أَنْفُسِـنَا وَ مِنْ سَـيِّـئَاتِ أَعْـمَالِـنَا, مَنْ يَهْـدِى اللهُ فَـلَا مُـضِـلَّ لَـهُ, وَمَنْ يُضْـلِلْ فَـلَا هَـادِيَ لَهُ أشـهـد ان لا اله الا الله وحـده لا شـريـك له و أشـهـد انّ مـحـمّـد عـبـده و رسـوله اللـهمّ صلّى وسـلّم على سـيّدنا محمد و على ال سـيّدنا محمّد, اَمّـَا بَـعْـدُ :

يا ايّها الذين امنوا اتقوا الله حقّ تقاتـه ولا تموتنّ الا وانتم مسلمون ال عمران يا أيّها النّاس اتقوا ربّـكم الذى خلقـكم من نفس واحـدة وخلق منها زوجها وبـثّا منهما رجالا كثيرا ونساء، واتقوا الله الذى تـسائلون بـه والارحام، انّ الله كان عليـكم رقيـبا النّـساء 1 يا أيّها الذين آمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سـديدا يصلح لـكم أعمالـكم و يغفـر لـكم ذنوبـكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما الأحزاب 70-1

Ma’asyirol Muslimin,

sidang jum’at yang dimulyakan Allah, marilah kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan segala yang diperintahkan-NYA untuk mendapatkan kehidupan yang barokah, dan menjauhi segala larangan-NYA, agar tidak kehilangan keberkahan dari-NYA, berkaitan dengan itu khutbah kali ini berthema “ tanda-tanda hilangnya keberkahan”

Ma’asyirol Muslimin,

sidang jum’at yang dimulyakan Allah, marilah kita tinggalkan sikap masa bodoh, mulailah peduli dengan kualitas harta yang dimiliki. Perhatikan kehalalan dan keharamannya dengan jelas. Dalam hadits diterangkan :

إِنَّ الْـحَـلاَلَ بَـيِّـنٌ وَالْـحَـرَامَ بَـيِّـنٌ وَبَيْـنَهُمَا مُتَـشَابِـهَاتٌ لاَيَـعْـلَمُـهُنَّ كَـثِيْـرٌ مِنَ النَّـاسِ ... فَـمَنِ اتَّـقَى الشُّبْـهَاتِ فَقَـدْ إِسْـتَبْـرَأَ لِـدِيْـنِـهِ .. (رواه الشيخان)

Artinya: Bahwasanya yang halal dan yang haram itu jelas. Dan diantara keduanya adalah syubhat (samar-samar) yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Maka barangsiapa yang menjaga diri dari yang syubhat ia telah membersihkan agama dan kehormatannya … (HR Buhari & Muslim)

Karena rizqi yang halal akan mengundang kebaikan. Sebaliknya rizqi yang haram tidak bereguna kecuali hanya mendatangkan keburukan. Agar hati kita mantap dalam menjemput rizqi yang barokah, renungkanlah keadaan orang-orang yang kehilangan keberkahan. Kenalilah tanda-tandanya. Lalu introspeksi diri, bila ditemukan ada gejala seperti mereka, segera-lah bertaubat dan memperbaiki diri, karena sebuah keadaan tidak akan berhenti kecuali dengan memutuskan tali penyebabnya. Berikut ini adalah tanda-tanda hilangnya keberkahan:

Dikungkung kesibukan dunia, ketidakberkahan hidup membuat manusia terkungkung dalam kepayahan mengurus dunia. Dunia akan membuatnya sibuk, sepertinya setiap urusan tidak ada ahirnya. Selesai satu urusan, datang urusan lain. Bila kita mengalami ini, pastilah akan banyak melupakan urusan ahirat. Selalu ada saja alasan untuk menunda ketaatan dan mengurangi hak-hak Allah, sholat ditinggal. Kalaupun tak ditinggal, ditunda-tunda hingga hampir habis waktunya. Sholatnya seperti mayat, tidak ada ruhnya sama sekali, sebab pikirannya pergi dengan urusan keduniaan. Memang penderitaan yang paling mudah menipu adalah deritanya jiwa yang disibukan keduniaan. Sebagaimana hadits Rasul:

إعْمَلْ للِدُّنْياَكَ كَأنَّكَ تَـعِـيْشُ اَبَداً

Artinya: bekerjalah untuk kehidupan duniamu, seakan-akan kamu hidup selamanya …

Takut miskin/takut kehilangan hartanya, Orang yang kehilangan keberkahan, dia akan selalu dihantui takut miskin. Rizqi yang diperolehnya tak membuatnya merasa aman dari ancaman kekurangan. Hatinya selalu was-was ketakutan terhadap lepasnya harta, membuat dadanya sesak bingung tak berkesudahan. Sehingga enggan bersedekah dan menjadi kikir. Firman Allah :

أَلشَّـيْطَانُ يَعِـدُكُـمُ الْـفَـقْـرَ وَيَاْمُـرُكُـمْ بِالْـفَـحْشَـاءِ

Artinya: Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahtan (kikir) (QS:al-Baqoroh:268)

Jadi sadarilah, ketika seseorang berada dalam ketakutan akan kemiskinan atau risau oleh hilangnya harta, hatinya sedang berada dalam kekuasaan syaitan.

Banyak keinginan, Rizqi yang tidak barokah, akan cepat hilang. Salah satunya dengan ketidakmampuan pemiliknya dalam mengendalikan keinginannya. Berapapun rizqi yang diperoleh, secepatnya rakus untuk membelanjakannya. Setelah keinginannya terpenuhi, dia tidak puas dengan keinginan itu, lalu sibuk memikirkan keinginan yang lain.

Cepat Habis, Orang-orang yang bekerja keras, pada masanya dia akan mencapai apa yang diimpikannya. Atas usaha kerasnya, hukum Allah menetapkan bahwa dialah yang berhak mendapatka hasilnya. Berikutnya dalam urusan bagaimana dan kemana harta itu dibelanjakannya, inilah yang membedakan rizqi barokah dan tidak barokah. Rizqi yang tidak barokah, memang suatu ketika cepat masuknya. Tapi juga ia cepat keluarnya. Ada saja kebutuhan yang membuat dia harus merogoh dompetnya, mengeluarkan harta yang sudah dijaganya mati-matian.

Musibah datang silih berganti tanpa meninggalkan kebaikan, kalau musibah belum juga terangkat, bahkan datang lagi musibah yang lain, maka perhatikanlah bagaimana kita memperlakukan diri dihadapan Allah. Kalau kita tak sanggup mengambil hikmah dari musibah tersebut , bahkan membuat kita semakin jauh dari Allah, maka ketahuilah kalau kita sedang menjalani kehidupan yang tidak barokah. Cara kita mencari rizqi barang kali Allah tidak berkenan. Apa yang kita makan barang kali yang menutup cahaya hati untuk mengambil hikmah. Marilah kita renungkan sekali lagi aturan-aturan Allah, Sang Maha Memiliki kehidupan. Ingat baik-baik. Menumpang hidup di dunia ini, seharusnya kita berada dalam kesopanan mentaati aturan dari Pemilik-Nya. Jangan menjadi tamu yang tak tahu diri, yang membuat Pemilik-Nya hilang perhatian dan murka. Allah berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْـلُ الْقُـرَى أَمَـنُوْا وَاتَّـقُوْا لَفَـتَحْـنَا عَـلَـيْـهِمْ بَـرَكَـاتٍ مِّـنَ السَّـمَآءِ وَالْاَرْضِ وَلَـكِـنْ كَـذَّبُـوْا فَأَخَـذْنَاهُمْ بِـمَاكَـانُـوْا يَـكْـسِبُـوْنَ

Artinya: “jikalau sekiranya penduduk suatu negara beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS: al- ‘Araf: 96)

Menyenagi kesia-siaan dan kemaksiatan, inilah dampak paling berbahaya dari hilangnya keberkahan hidup. Kita menjadi menyenangi kesia-siaan dan kemaksiatan. Ketika keberkahan itu terangkat, maka syetan dan hawa nafsu yang akan menguasai diri manusia. Harta yang banyak justru menjadi jalan dia lebih mudah memuaskan ambisi hawa nafsunya. Dusta, kemunafikan, tamak, pamer, kebencian, malas ibadah adalah sederet keburukan dari kehidupan yang tidak barokah.

Ma’asyirol Muslimin, sidang jum’at yang dimulyakan Allah,

itulah beberapa tanda kehilangan keberkahan, jadilah dokter bagi kesehatan rohani diri kita. Ukurlah keadaan kita hari ini. Adakah gejala-gejala diatas sedang menjangkit dalam kehidupan kita. Bila ada sesungguhnya kita sanggup membaca gajala-gejala tersebut. Selanjutnya, hanya kepada Allah kita memohon kekuatan dan perlindungan dari hilangnya keberkahan hidup di dunia dan ahirat. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan anugrah kepada kita semua kesanggupan untuk menjaga amanah keimanan dan ketaqwaan, dan memberikan anugrah kepada kita semua keberkahan hidup di dunia dan ahirat, serta terjaga dari siksaan api neraka. Amiiin ya robbal ‘alamiiin.

أَعُـوْذُبِاللهِ مِـنَ الشَّـيْـطَانِ الـرَّاجِـيْمْ بِسْـــمِ اللهِ الـرَّحْـمَنِ الـرَّحِـيْم

وَلَوْ أَنَّ أَهْـلُ الْقُـرَى أَمَـنُوْا وَاتَّـقُوْا لَفَـتَحْـنَا عَـلَـيْـهِمْ بَـرَكَـاتٍ مِّـنَ السَّـمَآءِ وَالْاَرْضِ وَلَـكِـنْ كَـذَّبُـوْا فَأَخَـذْنَاهُمْ بِـمَاكَـانُـوْا يَـكْـسِبُـوْنَ بَارَكَ اللهُ لِي وَلَـكُمْ فِي الْقُـرْآنِ الْعَـظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُـمْ بِمَا فِيْـهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْـرِ الْحَـكِيْمِ اَقُوْلُ قَوْلِى هَـذَا فَاسْـتَـغْـفِـرُوْا اللهَ اِنَّـهُ هُـوَ الْـغَـفُـوْرُ الرَّحِـيْـمِ

Khutbah Ke 2

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Tidak ada komentar