NABI ISA A.S. KEMBALI KE BUMI

NABI ISA A.S. KEMBALI KE BUMI Isa a.s. adalah seorang nabi pilihan Allah. Beliau adalah salah satu nabi yang paling banyak disebut-sebut dalam sejarah dunia. Puji syukur kepada Allah sehingga ada sebuah sumber di mana kita dapat memeriksa mana yang benar dan mana yang palsu tentang apa yang telah dikatakan selama ini tentang diri beliau. Sumber tersebut adalah al-Qur’an, satu-satunya wahyu Allah yang tetap tidak berubah dan tidak mengalami distorsi. Tatkala kita merujuk kepada al-Qur’an untuk mengungkap kebenaran sejati tentang Nabi Isa a.s., kita melihat bahwa: Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya. (Q.s. an-Nisa’:171). Allah memberinya nama al-Masih Isa putra Maryam. (Q.s. Ali ‘Imran: 45). Dia jadikan beliau sebagai tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (Q.s. al-Anbiya’: 91). Isa a.s. berbicara kepada manusia dalam buaian dan dia memiliki sekian banyak mukjizat. (Surat Ali ‘Imran: 46), Mukjizat lainnya adalah bahwa dia akan kembali lagi ke bumi pada Akhir Zaman dan berbicara kepada manusia. (Q.s. Ali ‘Imran: 46; Q.s. al-Ma’idah: 110). Isa a.s. diberi Injil. (Q.s. al-Hadid: 27). Orang-orang yang menuhankannya telah berbuat kesalahan dan menjadi kafir. (Q.s. al-Ma’idah: 72). Orang-orang kafir membuat tipu daya untuk membunuh beliau, namun Allah membalas tipu daya mereka. (Q.s. Ali ‘Imran: 54). Allah tidak mengizinkan orang-orang kafir membunuh Isa a.s., namun mengangkat beliau ke hadirat-Nya, dan mengumumkan kabar gembira kepada umat manusia bahwa beliau akan datang kembali suatu hari nanti. Al-Qur’an memberikan informasi tentang kembalinya Isa a.s. dalam sekian banyak ayat: Salah satu ayat mengatakan bahwa orang-orang kafir yang memasang jebakan untuk membunuh Isa a.s. tidak berhasil; Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa a.s. benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (Q.s. an-Nisa’: 157). Salah satu ayat lain mengatakan bahwa Isa a.s. tidaklah wafat, namun diangkat dari ruang lingkup manusia ke hadirat Allah. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Q.s. an-Nisa’: 158). Di dalam ayat ke-55 Surat Ali ‘Imran, kita mempelajari bahwa Allah akan menempatkan orang-orang yang mengikuti Isa di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kebangkitan. Adalah sebuah fakta historis bahwasanya, 2.000 tahun yang lalu, murid-murid Isa tidak memiliki kekuatan politik. Orang-orang Nasrani yang hidup di antara periode itu dengan zaman kita telah mempercayai sejumlah doktrin palsu, yang puncaknya adalah doktrin Trinitas. Oleh sebab itu, sebagaimana telah begitu gamblang, mereka tak dapat disebut sebagai para pengikut Isa a.s., karena, sebagaimana dinyatakan dalam sekian banyak tempat di dalam al-Qur’an, mereka yang meyakini Trinitas telah tergelincir ke dalam kekafiran. Dalam kasus yang demikian, pada waktu sebelum Hari Kiamat, para pengikut Isa a.s. yang sejati akan mengalahkan orang-orang yang ingkar dan menjadi manifestasi dari janji Allah yang terkandung di dalam Surat Ali ‘Imran. Tentu saja, kelompok yang diberkahi ini akan dapat dikenali tatkala Isa a.s. kembali lagi ke bumi. Sekali lagi, al-Qur’an menyatakan bahwa para Ahli Kitab akan beriman kepada Isa a.s. sebelum mereka meninggal. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa a.s.) sebelum kematiannya. Dan pada Hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (Q.s. an-Nisa’: 159). Kita dengan jelas mengkaji dari ayat ini bahwa masih ada tiga janji yang belum dipenuhi tentang Isa a.s. Pertama, sebagaimana halnya setiap manusia lainnya, Nabi Isa a.s. akan wafat. Kedua, semua orang dari kalangan Ahli Kitab akan melihat beliau dalam wujud jasmaniah dan akan menaatinya sewaktu beliau hidup. Tak ada keraguan bahwa kedua prediksi ini akan dipenuhi tatkala Isa a.s. datang kembali sebelum Hari Kiamat. Prediksi ketiga tentang Isa a.s. yang menyampaikan kesaksian terhadap para Ahli Kitab akan dipenuhi pada Hari Kiamat. Ayat lain dalam Surat Maryam membahas kematian Isa a.s. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. (Q.s. Maryam: 33). Tatkala kita bandingkan ayat ini dengan ayat ke-55 Surat Ali ‘Imran, kita dapat menemukan sebuah fakta yang sangat penting. Ayat di dalam Surat Ali ‘Imran berbicara tentang Isa a.s. yang sedang diangkat ke hadirat Allah. Dalam ayat ini, tak ada informasi yang diberikan tentang apakah Isa a.s. telah meninggal ataukah tidak. Namun dalam ayat ke-33 Surat Maryam, kematian Isa a.s. disebut. Kematian kedua ini hanya mungkin bila Isa a.s. kembali lagi ke bumi dan wafat setelah hidup di sini selama beberapa waktu. Wallahu a‘lam! (Hanya Allah Yang Mahatahu). Ayat lain yang menyinggung kembalinya Isa a.s. ke bumi berbunyi: Dan Allah akan mengajarkan kepadanya al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil. (Q.s. Ali ‘Imran: 48). Guna memahami penyebutan kata “Kitab” yang disebut dalam ayat ini, kita harus melihat ke ayat-ayat lainnya di dalam al-Qur’an yang relevan dengan pokok pembahasan ini: bila Kitab itu dinyatakan dalam satu ayat bersama-sama dengan Taurat dan Injil, maka ia harusnya berarti al-Qur’an. Ayat ketiga Surat Ali ‘Imran memberikan sebuah contoh yang demikian: Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. Dia menurunkan al-Kitab (al-Qur ’an) kepadamu dengan sebenar nya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (al-Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan alFurqan (pembeda antara yang haq dan bathil). (Q.s. Ali ‘Imran: 2-4). Dalam kasus ini, kitab yang dimaksud dalam ayat 48, yang dipelajari Isa a.s., hanya dapat berarti al-Qur’an. Kita tahu bahwa Isa a.s. sudah mengenal Taurat dan Injil pada masa hidupnya, yaitu, kira-kira 2.000 tahun yang lalu. Maka jelas, al-Qur’an yang akan dipelajarinya tatkala beliau kembali lagi ke bumi. Apa yang ditawarkan di dalam ayat 59 Surat Ali ‘Imran sangatlah menarik: “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam …” Da-lam ayat ini kita dapat melihat bahwa pasti terdapat sejumlah kemiripan antara kedua nabi tadi. Sebagaimana kita ketahui, baik Adam a.s. dan Isa a.s. tidak memiliki ayah, namun kita dapat menarik kemiripan yang lebih jauh lagi dari ayat di atas, antara diturunkannya Adam ke bumi ini dari Surga dan diturunkannya Isa a.s. dari hadirat Allah pada Akhir Zaman. Al-Qur’an mengatakan berikut ini tentang Isa a.s.: Dan sesungguhnya Isa a.s. itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang Hari Kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang Kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus. (Q.s. az-Zukhruf: 61). Kita mengetahui bahwa Isa a.s. hidup enam abad sebelum al-Qur’an diturunkan. Dengan demikian, ayat ini haruslah menunjuk, bukan pada kehidupan pertamanya, namun pada kedatangannya kembali pada Hari Akhir. Baik dunia Kristen maupun Islam menanti-nantikan kedatangan Isa a.s. yang kedua kalinya ini dengan penuh harap. Kehadiran tamu mulia yang diberkahi ini ke muka bumi akan menjadi tanda penting Hari Kiamat. Bukti lebih jauh tentang kedatangan kedua kalinya Isa a.s. dapat ditemukan dalam penggunaan kata wakahlan dalam Surat al-Maidah 110, dan Surat Ali ‘Imran 46. Dalam ayatayat tersebut, kita diberi tahu mengenai perintah-perintah ini: (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa (wakahlan) …” (Q.s. al-Ma’idah: 110). Dan dia berbicara kepada manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa (wakahlan)dan dia adalah salah se-orang di antara orang-orang yang saleh. (Q.s. Ali ‘Imran: 46). Kata ini terdapat hanya pada kedua ayat tadi dan hanya merujuk kepada Isa a.s. Kata ini dipakai untuk menggambarkan usia Isa a.s. yang lebih dewasa. Kata tersebut merujuk pada usia antara 30 dan 50, yaitu pada akhir masa muda dan menjelang usia tua. Para ulama sepakat dalam menerjemahkan kata ini untuk merujuk pada kurun waktu usia 35. Para ulama berpegang pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. tentang kesimpulan bahwa Isa a.s. diangkat ke hadirat Allah sewaktu masih muda, yaitu, pada awal usia 30an, dan bahwa tatkala beliau kembali lagi ke bumi, beliau tinggal memiliki sisa umur 40 tahun. Isa a.s. akan menjalani masa tuanya setelah beliau kembali ke bumi, maka ayat ini dapat dikatakan sebagai suatu bukti akan kedatangan Isa a.s. untuk yang kedua kalinya ke bumi. 2 Sebagaimana telah disebutkan, bila kita telaah al-Qur’an dengan cermat, kita pun melihat bahwa kata ini hanya dipakai untuk merujuk kepada Isa a.s. Semua nabi telah berbicara kepada manusia dan mengajak mereka untuk menerima agama. Mereka semua telah menyampaikan risalahnya tatkala mereka telah berusia dewasa. Akan tetapi, al-Qur’an tidak mengatakan hal yang serupa itu mengenai nabi lainnya. Kata ini hanya dipakai untuk Isa a.s., dan suatu mukjizat. Frasa “dalam buaian” dan “setelah beranjak dewasa” merujuk pada dua mukjizat yang sangat besar. Adalah sebuah mukjizat bahwasanya Isa a.s. berbicara ketika beliau masih berada dalam buaian. Ini adalah suatu hal yang belum pernah terlihat sebelumnya, dan al-Qur’an berulang kali berbicara tentang peristiwa yang ajaib ini. Setelah kata-kata ini segera diikuti dengan frasa “dan berbicara kepada manusia ketika sudah dewasa.” Kata-kata ini pun merujuk pada sebuah keajaiban. Bila kata-kata “ketika sudah dewasa” merujuk pada kehidupan beliau yang sebelumnya pada waktu sebelum diangkat ke hadirat Allah, maka berbicaranya Isa a.s. tidak akan menjadi sebuah keajaiban. Dan karena bukan suatu keajaiban, maka tidak akan dipakai setelah berbicara ketika masih dalam buaian atau dengan cara yang sama dalam suatu situasi yang ajaib. Dalam kasus demikian, sebuah ungkapan seperti “dalam buaian dan ketika sudah dewasa” akan dipakai dan akan mengungkapkan komunikasi yang berlangsung semenjak dari waktu Isa a.s. mulai berbicara dalam buaian hingga saat beliau diangkat ke hadirat Allah. Namun, ayat tadi menarik perhatian kita pada dua peristiwa yang amat sangat ajaib. Yang pertama adalah berbicara ketika masih dalam buaian; yang lainnya, pembicaraan Isa a.s. pada usia dewasanya. Dengan demikian, ungkapan “ketika sudah dewasa” merujuk pada suatu waktu yang merupakan sebuah keajaiban. Yaitu waktu di mana Isa a.s. akan berbicara kepada manusia dalam usia dewasanya setelah beliau kembali lagi ke bumi. Wallahu a‘lam! Dalam hadis-hadis Nabi Muhammad saw. terdapat informasi tentang kedatangan kedua Isa a.s. Dalam beberapa hadis, informasi ini diberikan bersamaan dengan informasi lainnya tentang apa yang akan dilakukan oleh Isa a.s. sewaktu beliau berada di dunia. Anda dapat membaca hadis-hadis yang relevan dengan pokok pembahasan ini dalam bab di buku ini yang berjudul “Kembalinya Isa a.s. Setelah Kemunculan Nabinabi Palsu.” (Guna memperoleh informasi yang lebih lengkap, silakan baca buku Harun Yahya yang berjudul Jesus Will Return, Ta-Ha Publishers, Februari 2001.) Akan bermanfaat untuk mengingatkan kepada para pembaca di sini tentang sebuah perkara yang sangat penting: Allah telah mengutus Nabi Muhammad saw. kepada umat manusia sebagai nabi pamungkas. Allah telah mewahyukan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw., dan membebankan atas semua manusia tanggung jawab dalam menaati al-Qur’an hingga Hari Pengadilan. Isa a.s. akan kembali secara ajaib ke dunia pada Akhir Zaman namun, sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad saw., beliau tidak akan membawa agama baru. Agama sejati yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. adalah Islam, yang mana Isa a.s. pun akan tunduk tatkala beliau datang kembali ke bumi ini. TERBELAHNYA BULAN Surat 54 dari al-Qur’an disebut “Surat al-Qamar”. Qamar berarti bulan. Dalam beberapa ayatnya, surat ini menceritakan tentang kehancuran yang menimpa kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, Luth, dan Fir’aun, karena mereka menolak peringatan dari para nabi. Pada saat yang sama, ada sebuah pesan yang sangat penting yang dinyatakan di dalam ayat pertama, yang berkenaan dengan Hari Akhir. Telah dekat (datangnya) as-Sa'ah (Hari Kiamat) dan telah terbelah bulan. (Q.s. al-Qamar: 1). Kata “belah” yang dipakai dalam ayat ini dalam bahasa Arabnya adalah syaqqa, yang dalam bahasa Arab memiliki beragam arti. Dalam beberapa tafsir al-Qur’an, makna “belah” lebih dipilih. Namun syaqqa dalam bahasa Arab juga dapat berarti “mencangkul” atau “menggali” bumi. Sebagai contoh dari penggunaan yang pertama, kita dapat merujuk pada ayat 26 Surat al-Abasa: Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayursayuran, zaitun dan pohon kurma. (Q.s. ‘Abasa: 25-29). Dapat terlihat dengan jelas bahwa makna syaqqa di sini bukanlah “belah”. Arti yang dipakai adalah mencangkul tanah agar dapat ditumbuhi beragam tanaman. Bila kita kembali menengok ke tahun 1969, kita akan melihat salah satu keajaiban al-Qur’an. Eksperimen yang dijalankan di permukaan bulan pada tanggal 20 Juli 1969, dapat mengisyaratkan terpenuhinya berita yang telah disampaikan 1.400 tahun yang lampau di dalam Surat al-Qamar. Pada tanggal itu, para astronot Amerika menjejakkan kaki mereka di bulan. Dengan menggali tanah bulan, mereka pun melakukan ekspe-rimen-eksperimen ilmiah dan mengumpulkan contoh-contoh bebatuan dan tanah. Sungguh sangat menarik bahwa kemajuan-kemajuan ini sepenuhnya persis dengan pernyataanpernyataan di dalam ayat tadi. Sewaktu para astronot itu sedang bekerja di permukaan bulan, mereka mengumpulkan 15,4 kilogram contoh-contoh batu dan tanah. Contoh-contoh ini kelak menarik banyak perhatian. Menurut laporan NASA, minat yang diperlihatkan oleh orang-orang terhadap contoh-contoh ini barangkali melampaui minat mereka terhadap semua bentuk eksplorasi ruang angkasa lainnya pada abad ke-20. 3 Eksplorasi bulan ini ditandai dengan slogan: “Satu langkah kecil bagi seorang manusia; satu lompatan raksasa bagi umat manusia.” Ini adalah sebuah momentum bersejarah dalam riset ruang angkasa; ia adalah sebuah peristiwa yang didokumentasikan oleh kamera, dan setiap orang mulai saat itu hingga sekarang telah menyaksikannya. Sebagaimana telah dinyatakan dalam ayat pertama Surat al-Qamar, peristiwa besar ini bisa jadi juga merupakan sebuah tanda Hari Akhir. Ia bisa jadi adalah sebuah tanda bahwa dunia sudah berada pada Akhir Zaman sebelum datangnya Pengadilan. Wallahu a’lam! Akhir kata, biarlah kami terangkan bahwa terdapat sebuah peringatan yang sangat penting yang mengikuti ayat-ayat ini. Terdapat peringatan bahwa tanda-tanda ini adalah sebuah peluang yang penting bagi manusia untuk meninggalkan perbuatan dosa, dan mereka yang tidak mengindahkan per-ingatan-peringatan ini akan kecewa manakala mereka akan dihidupkan kembali pada Hari Pengadilan yang digambarkan di dalam al-Qur’an sebagai “sesuatu yang tak terperikan kengeriannya.” Telah dekat (datangnya) as-Sa‘ah (Hari Kiamat) itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terusmenerus.” Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran), itulah suatu hikmat yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tiada berguna (bagi mereka). Maka berpalinglah kamu dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: “Ini adalah hari yang berat.” (Q.s. al-Qamar: 1-8). 2. Faslu’l-Makal fi Ref ‘i Isa Hayyen ve Nuzulihi ve Katlihi’d-Deccal, (“Penjelasan Rinci Mengenai Kenaikan Isa dalam Keadaan Masih Hidup, Turunnya ke Dunia Kembali dan Peperangannya dengan Dajjal”).

Tidak ada komentar