TANDA-TANDA KIAMAT DI DALAM HADIS-HADIS NABI MUHAMMAD SAW. PERANG DAN ANARKI
TANDA-TANDA KIAMAT DI DALAM HADIS-HADIS NABI MUHAMMAD SAW. PERANG DAN ANARKI
Empat belas abad yang lalu, Nabi Muhammad saw. menceritakan sejumlah rahasia yang berkenaan dengan Hari Kiamat — dan mengenai pikiran beliau tentang hal tersebut — kepada para sahabatnya. Sabda-sabda yang berharga ini telah disampaikan dari satu generasi ke generasi hingga hari ini dalam bentuk kitab-kitab hadis dan karya-karya para ulama. Hadis-hadis yang digunakan dalam bagian-bagian selanjutnya dari buku ini mengandung informasi yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. tentang hal ini. Dalam hal ini, mungkin saja muncul suatu keraguan dalam hati pembaca berkenaan dengan kesahihan dan keotentikan hadis-hadis tentang Hari Kiamat. Memang adalah suatu fakta yang diakui bahwasanya, pada masa lalu, telah terdapat sejumlah hadis palsu yang dibuat-buat dan dinisbatkan kepada Nabi Muhammad saw., namun hadis-hadis yang menjadi pokok pembahasan penelaahan kita akan dengan mudah dikenali bahwa asalnya adalah dari Nabi Muhammad saw. Terdapat metode untuk membedakan antara hadis-hadis yang sahih dengan hadis-hadis yang palsu. Sebagaimana kita ketahui, hadis-hadis tentang Hari Kiamat menceritakan peristiwaperistiwa yang akan terjadi pada masa depan. Dengan alasan inilah, manakala sebuah hadis terbukti kebenarannya seiring berjalannya waktu, segala keraguan tentang sumber dari sabdasabda ini pun hilang. Sekian banyak ulama yang melakukan penelitian mengenai pokok pembahasan Akhir Zaman dan tanda-tanda Hari Kiamat telah menggunakan kriteria ini. Seorang pakar dalam pokok pembahasan ini, Bediuzzaman Said Nursi, mengatakan bahwasanya merupakan fakta bahwa hadis-hadis yang berkenaan dengan Akhir Zaman memiliki hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terlihat pada masa kita menunjukkan kesahihan dari hadis-hadis tersebut.1 Beberapa tanda-tanda yang diceritakan di dalam hadis-hadis tersebut telah dapat dilihat di sebagian wilayah dunia ini pada suatu kurun waktu selama 1.400 tahun sejarah Islam, namun hal itu tidak akan membuktikan bahwa periode tersebut adalah Akhir Zaman. Untuk suatu periode tertentu yang disebut Akhir Zaman, semua tanda Hari Akhir harus dapat diamati terjadinya dalam satu kurun waktu yang sama. Hal ini diungkapkan dalam sebuah hadis: Tanda-tandanya terjadi secara berurutan bagaikan bagian-bagian dari kalung yang jatuh satu demi satu tatkala untaiannya terputus. (H.r. Tirmizi) Manakala kita menelaah Akhir Zaman dari sudut pandang informasi yang diceritakan di atas, kita pun sampai pada sebuah kesimpulan yang mencengangkan. Tanda-tanda yang digambarkan oleh Nabi Muhammad saw. secara rinci sedang terjadi satu demi satu di setiap penjuru dunia, sebagaimana tergambar pada abad di mana kita hidup sekarang ini. Begitulah, bahwa hadis-hadis tersebut melukiskan dengan sempurna potret zaman kita. Sungguh ini adalah sebuah keajaiban, dan menuntut adanya pertimbangan yang matang. Setiap tanda yang terjadi adalah untuk mengingatkan kepada manusia sekali lagi akan sangat dekatnya Hari Kiamat, suatu hari manakala mereka akan memberikan pertanggungjawaban atas diri mereka sendiri di hadirat Allah, dan dengan demikian, mereka hendaknya bersegera menerapkan nilai-nilai akhlak al-Qur’an dalam kehidupan mereka. PERANG DAN ANARKI Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad saw. menggambarkan Akhir Zaman sebagai berikut: Rasulullah saw. bersabda: “Akan banyak terjadi alharj.” Para sahabat bertanya, “Apakah al-harj itu?” Beliau menjawab, “(Yaitu) pembunuhan, pertumpahan darah.” (H.r. Bukhari) Makna harj yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad saw. di atas adalah “kekacaubalauan total” dan “ketidakteraturan”, yang tidak terbatas pada satu wilayah tertentu, namun akan tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Sekali lagi, tentang topik ini, sabda-sabda Nabi Muhammad saw. berikut telah sampai kepada kita: As-Sa‘ah (Hari Kiamat) akan tiba manakala keke rasan, pertumpahan darah, dan anarki telah merata di mana-mana. (Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul ‘Ummaal) Dunia ini belum akan kiamat hingga datang suatu hari di mana akan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah di mana-mana. (H.r. Muslim) Manakala kita telaah hadis-hadis di atas, kita pun mengarah pada sebuah kesimpulan yang penting. Nabi Muhammad saw. telah menggambarkan terjadinya konflik-konflik, kekacauan, pembunuhan, peperangan yang melibatkan seluruh dunia, dan munculnya teror, dan memberitahukan bahwa peristiwa-peristiwa ini adalah tanda-tanda Hari Akhir. Bila kita menilik empat belas abad terakhir, kita pun melihat bahwa sebelum memasuki abad ke-20 peperangan bersifat regional. Akan tetapi, peperangan yang berpengaruh pada setiap orang di dunia ini, sistem-sistem politik, keseluruhan struktur ekonomi dan sosial, hanya pernah terjadi baru-baru ini saja, dalam dua perang dunia. Dalam Perang Dunia I, lebih dari 20 juta orang terbunuh; dalam Perang Dunia II, korbannya lebih dari 50 juta jiwa. Pada saat yang sama, Perang Dunia II diakui sebagai perang yang paling berdarah, terbesar, dan paling destruktif dalam sejarah. Teknologi militer modern, termasuk senjata-senjata nuklir, biologi, dan kimia, telah meningkatkan efek-efek perang hingga pada suatu batasan yang tak pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah. Oleh karena senjata-senjata pemusnah massal yang telah dikembangkan, sudah diterima secara umum bahwa dunia ini tidak akan memasuki suatu perang dunia ketiga. Konflik-konflik yang terjadi pasca-Perang Dunia II — Perang Dingin, Perang Korea, Perang Vietnam, konflik ArabIsrael, dan Perang Teluk — adalah di antara sekian peristiwa yang paling kritis pada masa kita. Demikian pula halnya, perang-perang regional, konflik-konflik dan perang-perang sipil, telah menimbulkan kerusakan di banyak tempat di dunia ini. Di tempat-tempat seperti Bosnia, Palestina, Chechnya, Afghanistan, Kashmir dan banyak lagi lainnya, berbagai persoalan membahayakan umat manusia. Contoh lain dari suatu tipe “kekacauan” yang memprihatinkan umat manusia yang sama besarnya dengan perang adalah terorisme internasional yang terorganisasi. Sebagaimana disepakati juga oleh para pemegang otoritas atas pokok pembahasan ini, aksi-aksi teror telah berlipat ganda pada paro terakhir abad ke-20.2 Sungguh, bahkan mungkin saja dapat dikatakan bahwa teror tersebut adalah suatu fenomena yang khas pada abad ke-20. Organisasi-organisasi yang mengabdi pada rasisme, komunisme, dan ideologi-ideologi serupa itu, atau dengan tujuan-tujuan nasionalis, telah terlibat dalam aksiaksi brutal dengan bantuan teknologi yang berkembang. Dalam sejarah dunia akhir-akhir ini, aksi-aksi teror telah berulang kali menimbulkan kekacauan. Banyak darah yang sudah tertumpah dan tak terhitung orang-orang tidak berdosa yang kehilangan anggota tubuhnya atau terbunuh. Namun tetap saja, umat manusia masih belum mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang tragis ini. Di banyak tempat di dunia ini, teror terus berlangsung sebagai akar-akar aksi anarki yang mematikan. Terdapat sejumlah ayat al-Qur’an yang relevan dengan pokok pembahasan ini. Dalam Surat ar-Rum, dinyatakan bahwa kekacaubalauan tersebut telah menimpa dunia ini karena apa yang telah diperbuat oleh tangan manusia: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.s. ar-Rum: 41). Kita harus menambahkan bahwa ayat ini adalah sebagai peringatan bagi diri kita akan sebuah kebenaran yang sangat penting. Rasa sakit dan perih yang timbul dari kesalahankesalahan yang dibuat oleh umat manusia adalah suatu bentuk peluang untuk membantu mereka agar meninggalkan ke-salahan-kesalahan ini. Singkatnya, kini kita sedang hidup pada abad kekacaubalauan dan ketidakteraturan di mana lagi-lagi tanda lain dari Akhir Zaman yang dapat dikenali. Tanda ini adalah sebuah peringatan keras agar manusia hendaknya segera mulai menjalani kehidupan mereka sesuai dengan ajaran-ajaran moral dari al-Qur’an. << kembali lanjut >> Di dalam hadis, Nabi saw. telah menggambarkan tentang peperangan dan teror yg bertebaran didunia, dan diriwayatkan bahwa kejadian-2 spt. itu adalah tanda-2 dari Hari Kiamat. Pada saat ini, disetiap belahan dunia, perang regional sekaligus perang sipil semarak dimana-mana. Banyak negara di dunia berjuang melawan aksi teror yg dilakukan oleh warganya. Di tempat-2 spt Checny, kuburan massal dapat ditemukan, dan orang-2 tua, anak-2 kecil, dan bayi sangat menderita. Bentuk teror dan konflik semacam ini menyita perhatian kita dan mesti dipertimbangkan sbg. salah satu diantara tanda-2 Hari Kiamat. Kejadian-2 yg sudah di prediksikan sebelumnya dalam hadis tsb. menjadi alasan kuat bagi setiap orang untuk menjadi bahan pemikiran, dan dari situ dapat mengambil pelajaran. Fakta bahwa tanda-2 yg telah diriwayatkan dalam hadis Nabi saw. menjadi suatu kenyataan, dan fakta bahwa dunia kita yg dipenuhi dengan panorama seperti ini adalah peringatan bagi umat manusia untuk kembali ke ajaran al-Quran, Keadan yg dirasakan oleh orang-2 didunia ini sekarang adalah suatu kesempatan yg penting bagi mereka unt. mempertimbangkan kembali kekacauan yg mereka alami, dan mengambil pelajaran dari hal itu dan tidak memberi kesempatan untuk mengulangi kembali kesalahan mereka.
Empat belas abad yang lalu, Nabi Muhammad saw. menceritakan sejumlah rahasia yang berkenaan dengan Hari Kiamat — dan mengenai pikiran beliau tentang hal tersebut — kepada para sahabatnya. Sabda-sabda yang berharga ini telah disampaikan dari satu generasi ke generasi hingga hari ini dalam bentuk kitab-kitab hadis dan karya-karya para ulama. Hadis-hadis yang digunakan dalam bagian-bagian selanjutnya dari buku ini mengandung informasi yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. tentang hal ini. Dalam hal ini, mungkin saja muncul suatu keraguan dalam hati pembaca berkenaan dengan kesahihan dan keotentikan hadis-hadis tentang Hari Kiamat. Memang adalah suatu fakta yang diakui bahwasanya, pada masa lalu, telah terdapat sejumlah hadis palsu yang dibuat-buat dan dinisbatkan kepada Nabi Muhammad saw., namun hadis-hadis yang menjadi pokok pembahasan penelaahan kita akan dengan mudah dikenali bahwa asalnya adalah dari Nabi Muhammad saw. Terdapat metode untuk membedakan antara hadis-hadis yang sahih dengan hadis-hadis yang palsu. Sebagaimana kita ketahui, hadis-hadis tentang Hari Kiamat menceritakan peristiwaperistiwa yang akan terjadi pada masa depan. Dengan alasan inilah, manakala sebuah hadis terbukti kebenarannya seiring berjalannya waktu, segala keraguan tentang sumber dari sabdasabda ini pun hilang. Sekian banyak ulama yang melakukan penelitian mengenai pokok pembahasan Akhir Zaman dan tanda-tanda Hari Kiamat telah menggunakan kriteria ini. Seorang pakar dalam pokok pembahasan ini, Bediuzzaman Said Nursi, mengatakan bahwasanya merupakan fakta bahwa hadis-hadis yang berkenaan dengan Akhir Zaman memiliki hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terlihat pada masa kita menunjukkan kesahihan dari hadis-hadis tersebut.1 Beberapa tanda-tanda yang diceritakan di dalam hadis-hadis tersebut telah dapat dilihat di sebagian wilayah dunia ini pada suatu kurun waktu selama 1.400 tahun sejarah Islam, namun hal itu tidak akan membuktikan bahwa periode tersebut adalah Akhir Zaman. Untuk suatu periode tertentu yang disebut Akhir Zaman, semua tanda Hari Akhir harus dapat diamati terjadinya dalam satu kurun waktu yang sama. Hal ini diungkapkan dalam sebuah hadis: Tanda-tandanya terjadi secara berurutan bagaikan bagian-bagian dari kalung yang jatuh satu demi satu tatkala untaiannya terputus. (H.r. Tirmizi) Manakala kita menelaah Akhir Zaman dari sudut pandang informasi yang diceritakan di atas, kita pun sampai pada sebuah kesimpulan yang mencengangkan. Tanda-tanda yang digambarkan oleh Nabi Muhammad saw. secara rinci sedang terjadi satu demi satu di setiap penjuru dunia, sebagaimana tergambar pada abad di mana kita hidup sekarang ini. Begitulah, bahwa hadis-hadis tersebut melukiskan dengan sempurna potret zaman kita. Sungguh ini adalah sebuah keajaiban, dan menuntut adanya pertimbangan yang matang. Setiap tanda yang terjadi adalah untuk mengingatkan kepada manusia sekali lagi akan sangat dekatnya Hari Kiamat, suatu hari manakala mereka akan memberikan pertanggungjawaban atas diri mereka sendiri di hadirat Allah, dan dengan demikian, mereka hendaknya bersegera menerapkan nilai-nilai akhlak al-Qur’an dalam kehidupan mereka. PERANG DAN ANARKI Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad saw. menggambarkan Akhir Zaman sebagai berikut: Rasulullah saw. bersabda: “Akan banyak terjadi alharj.” Para sahabat bertanya, “Apakah al-harj itu?” Beliau menjawab, “(Yaitu) pembunuhan, pertumpahan darah.” (H.r. Bukhari) Makna harj yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad saw. di atas adalah “kekacaubalauan total” dan “ketidakteraturan”, yang tidak terbatas pada satu wilayah tertentu, namun akan tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Sekali lagi, tentang topik ini, sabda-sabda Nabi Muhammad saw. berikut telah sampai kepada kita: As-Sa‘ah (Hari Kiamat) akan tiba manakala keke rasan, pertumpahan darah, dan anarki telah merata di mana-mana. (Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul ‘Ummaal) Dunia ini belum akan kiamat hingga datang suatu hari di mana akan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah di mana-mana. (H.r. Muslim) Manakala kita telaah hadis-hadis di atas, kita pun mengarah pada sebuah kesimpulan yang penting. Nabi Muhammad saw. telah menggambarkan terjadinya konflik-konflik, kekacauan, pembunuhan, peperangan yang melibatkan seluruh dunia, dan munculnya teror, dan memberitahukan bahwa peristiwa-peristiwa ini adalah tanda-tanda Hari Akhir. Bila kita menilik empat belas abad terakhir, kita pun melihat bahwa sebelum memasuki abad ke-20 peperangan bersifat regional. Akan tetapi, peperangan yang berpengaruh pada setiap orang di dunia ini, sistem-sistem politik, keseluruhan struktur ekonomi dan sosial, hanya pernah terjadi baru-baru ini saja, dalam dua perang dunia. Dalam Perang Dunia I, lebih dari 20 juta orang terbunuh; dalam Perang Dunia II, korbannya lebih dari 50 juta jiwa. Pada saat yang sama, Perang Dunia II diakui sebagai perang yang paling berdarah, terbesar, dan paling destruktif dalam sejarah. Teknologi militer modern, termasuk senjata-senjata nuklir, biologi, dan kimia, telah meningkatkan efek-efek perang hingga pada suatu batasan yang tak pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah. Oleh karena senjata-senjata pemusnah massal yang telah dikembangkan, sudah diterima secara umum bahwa dunia ini tidak akan memasuki suatu perang dunia ketiga. Konflik-konflik yang terjadi pasca-Perang Dunia II — Perang Dingin, Perang Korea, Perang Vietnam, konflik ArabIsrael, dan Perang Teluk — adalah di antara sekian peristiwa yang paling kritis pada masa kita. Demikian pula halnya, perang-perang regional, konflik-konflik dan perang-perang sipil, telah menimbulkan kerusakan di banyak tempat di dunia ini. Di tempat-tempat seperti Bosnia, Palestina, Chechnya, Afghanistan, Kashmir dan banyak lagi lainnya, berbagai persoalan membahayakan umat manusia. Contoh lain dari suatu tipe “kekacauan” yang memprihatinkan umat manusia yang sama besarnya dengan perang adalah terorisme internasional yang terorganisasi. Sebagaimana disepakati juga oleh para pemegang otoritas atas pokok pembahasan ini, aksi-aksi teror telah berlipat ganda pada paro terakhir abad ke-20.2 Sungguh, bahkan mungkin saja dapat dikatakan bahwa teror tersebut adalah suatu fenomena yang khas pada abad ke-20. Organisasi-organisasi yang mengabdi pada rasisme, komunisme, dan ideologi-ideologi serupa itu, atau dengan tujuan-tujuan nasionalis, telah terlibat dalam aksiaksi brutal dengan bantuan teknologi yang berkembang. Dalam sejarah dunia akhir-akhir ini, aksi-aksi teror telah berulang kali menimbulkan kekacauan. Banyak darah yang sudah tertumpah dan tak terhitung orang-orang tidak berdosa yang kehilangan anggota tubuhnya atau terbunuh. Namun tetap saja, umat manusia masih belum mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang tragis ini. Di banyak tempat di dunia ini, teror terus berlangsung sebagai akar-akar aksi anarki yang mematikan. Terdapat sejumlah ayat al-Qur’an yang relevan dengan pokok pembahasan ini. Dalam Surat ar-Rum, dinyatakan bahwa kekacaubalauan tersebut telah menimpa dunia ini karena apa yang telah diperbuat oleh tangan manusia: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.s. ar-Rum: 41). Kita harus menambahkan bahwa ayat ini adalah sebagai peringatan bagi diri kita akan sebuah kebenaran yang sangat penting. Rasa sakit dan perih yang timbul dari kesalahankesalahan yang dibuat oleh umat manusia adalah suatu bentuk peluang untuk membantu mereka agar meninggalkan ke-salahan-kesalahan ini. Singkatnya, kini kita sedang hidup pada abad kekacaubalauan dan ketidakteraturan di mana lagi-lagi tanda lain dari Akhir Zaman yang dapat dikenali. Tanda ini adalah sebuah peringatan keras agar manusia hendaknya segera mulai menjalani kehidupan mereka sesuai dengan ajaran-ajaran moral dari al-Qur’an. << kembali lanjut >> Di dalam hadis, Nabi saw. telah menggambarkan tentang peperangan dan teror yg bertebaran didunia, dan diriwayatkan bahwa kejadian-2 spt. itu adalah tanda-2 dari Hari Kiamat. Pada saat ini, disetiap belahan dunia, perang regional sekaligus perang sipil semarak dimana-mana. Banyak negara di dunia berjuang melawan aksi teror yg dilakukan oleh warganya. Di tempat-2 spt Checny, kuburan massal dapat ditemukan, dan orang-2 tua, anak-2 kecil, dan bayi sangat menderita. Bentuk teror dan konflik semacam ini menyita perhatian kita dan mesti dipertimbangkan sbg. salah satu diantara tanda-2 Hari Kiamat. Kejadian-2 yg sudah di prediksikan sebelumnya dalam hadis tsb. menjadi alasan kuat bagi setiap orang untuk menjadi bahan pemikiran, dan dari situ dapat mengambil pelajaran. Fakta bahwa tanda-2 yg telah diriwayatkan dalam hadis Nabi saw. menjadi suatu kenyataan, dan fakta bahwa dunia kita yg dipenuhi dengan panorama seperti ini adalah peringatan bagi umat manusia untuk kembali ke ajaran al-Quran, Keadan yg dirasakan oleh orang-2 didunia ini sekarang adalah suatu kesempatan yg penting bagi mereka unt. mempertimbangkan kembali kekacauan yg mereka alami, dan mengambil pelajaran dari hal itu dan tidak memberi kesempatan untuk mengulangi kembali kesalahan mereka.
Post a Comment