Sekiranya tak ada Rahmah ini, niscaya manusia takkan mampu mengenal Tuhannya, sebab “takkan mengenal Tuhannya kecuali siapa yang telah mengenal dirinya sendiri.”. mengingat bahwa manusia merupakan satu di antara bekas-bekas (produk) Rahmah ini, ia pun menyerupai citra Al-Rahman dan bukannya citra Allah. Dapatlah disimpulkan bahwa Hadhrat Ilahi tidak sama dengan Hadhrat Al-Rahman, tidak sama dengan Hadhrat Sang Raja dan tidak sama pula dengan Hadhrat Rububiyyah. Karena itulah, Allah Swt., memerintahkan agar kita melindungkan diri dengan Hadhrat-hadhrat ini semuanya seperti dalam firman-Nya:
“Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhan manusia; Raja manusia; Sesembahan manusia; dari kejahatan setan yang biasa bersembunyi ...
(QS. Al-Nas 114 : 1-4).
Sekiranya bukan karena makna ini, maka sabda Nabi Saw:
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam menyerupai citra Al-Rahman”, tidak tepat jika ditinjau dari susuna kata-katanya. Bahkan, sepatutunya beliau menggunakan kata-kata “menyerupai citra Allah”. Namun kata-kata beliau, seperti diriwayatkan dalam kumpulan hadis sahih, adalah “menyerupai citra Al-Rahman”. Nah, untuk menjelaskan perbedaan antara hadhrat Sang Raja dan Hadhrat Rububiyyah memerlukan uraian amat panjang, maka sebaiknya kita tinggalkan saja, cukup badi Anda contoh sekadar ini saja, sebab ini adalah samudra luas tanpa batas. Tapi bila Anda merasa tidak enak disebabkan misal-misal ini, puaskanlah dirimu dengan firman Allah Swt:
“Allah telah menurunkan air dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya.”
(QS. Al-Ra’d 13 : 17).
Telah diriwayatkan dalam tafsirnya bahwa yang diamksud dengan “air” pada ayat tersebut ialah ma’rifat, dan yang dimaksud dengan “lembah-lembah” ialah kalbu manusia.
Post a Comment