Telah kami sebutkan sebelum ini bahwa segala sesuatu yang dapat melihat dirinya sendiri serta meihat benda lainnya lebih utama menyandang nama “cahaya”. Jika ada yang dapat melihat dirinya sendiri dan benda lainnya dan di samping itu masih dapat pula membuat sesuatu lainnya melihat benda lainnya, maka tentunya lebih utama menyandang nama “cahaya” daripada sesuatu yang tak mampu memengaruhi benda lainnya sama sekali. Bahkan lebih patut dinamakan siraj munir (pelita menerangi) disebabkan pelimpahan cahayanya atas lainnya.
Nah, kekhasan seperti ini terdapat pada ar-Ruh al-Qudsiy an Nabawy (Ruh Suci Nabi saw.) sebab dengan perantaranya terlimpahlah cahaya-cahaya pengetahuan atas diri makhluk. Dengan itu pula dapatlah dipahami mengapa Allah Swt., menamakan Muhammad Saw., Siraj Munir (Pelita Menerangi). Adapun para Nabi semua adalah pelita-pelita; demikian pula para ulama, tetapi tentunya di antara mereka terdapat perbedaan tingkatan tak terbilang.
Post a Comment