Sumber Cahaya Kebumian

Sumber Cahaya Kebumian

Bila sesuatu yang dapat mendatangkan cahaya penglihatan kepada lainnya patut dinamakan Siraj Munir, dapatlah dinyatakan bahwa sesuatu yang darinya sang pelita itu memperoleh cahayanya sepantasnyalah dinamakan “Api”. Pada dasarnya, semua pelita ke-bumi-an hanyalah mengambil sinarnya dari cahaya-cahaya alam atas, sedangkan ruh suci Nabi ini “ ...... minyaknya nyaris bersinar walau pun tidak disentuh api”. Namun ia akan menjadi “cahaya di atas cahaya” bila tersentuh “Api”.

Maka dari itu, dialah sepatutnya yang menyulutkan (cahaya) untuk ruh-ruh ke-bumi-an dari ruh-ruh Ilahiah di alam atas yang dilukiskan oleh Ali bin Abi Thalib dan Abdullah Bin Abbas (radhiyallahu ;anhuma), ketika keduanya berkata : “Allah Swt, mempunyai malaikat yang memiliki tujuh puluh ribu mulut, pada setiap mulut ada ada tujuh puluh ribu lidah, dengan itu semua malaikat tersebut bertasbih kepada Allah.”

Dialah pula yang diperbandingkan dengan seluruh malaikat selainnya dalam firman Allah:

“Pada hari ruh dan malaikat berdiri bersaf-saf .....
(QS. Al-Naba’ 78 : 38).

Maka jika ruh-ruh Ilahiah di alam atas itu merupakan sumber nyala segala pelita bumi, tidaklah ada perumpamaan yang lebih tepat baginya kecuali “Api”, dan itu tak dapat dibayangkan lebih dekat dari api yang berada di balik “gunung” (Thur Sina).

Tidak ada komentar