Al-Basthu dan Al-Qobdhu

Al-Basthu dan Al-Qobdhu

بسطكَ كى لا يُبْقِيك مع القبضِ وقبضكَ كى لا يترُككَ معَ البسطِ واخْرَجكَ عَنْهماكى لاتكون لشىءٍدونهُ

90.Allah melapangkan bagimu, supaya kamu tidak selalu dalam kesempitan (qobdh). dan Allah telah menjadikan kamu sempit supaya kamu tidak hanyut(terlena dalam kelapangan(basth). dan Allah melepaskan kamu dari keduanya, supaya kamu tidak tergantung kepada sesuatu selain Allah."

  1. Syarah
  2. Arti Hikmah ini, Allah selalu membuat macam-macam keadaan hatimu, supaya kamu selalu sadar dan fana’, yakni,tidak melihat keadaanmu itu.

    Jadi Qobdhu (kesempitan itu untuk ahli Bidayah, seumpama tidak ada Qobdhu tentu tidak bisa melatih/mencegah dari kebiasaan dan kesenangan nafsu. Sedangkan maqom Basthu, bagi orang yang masuk permulaan futuh, supaya tidak kendor kekuatannya dan angauta badannya bisa digunakan untuk sesuatu yang disenangi yaitu pemberian dari Allah dan dan tanda-tanda ridho dari Allah. Sedangkan maqom I’TIDAL, itu bagi orang yang berada pada ahir suluknya, supaya keadaannya bisa tetap (tidak berubah) dan bersih amalnya,dan selalu di sisiAllah, tanpa ada ‘illat.

    Allah merubah-rubah keadaan dari sedih ke gembira, dari sakit ke sehat, dari miskin kekaya dari gelap keterang dan seterusnya, supaya mengerti bahwa kita tidak bisa lepas dari hukum dan ketentuan-Nya. dan supaya kita selalu berdiri diatas landasan LAA-HAULAA-WALAA-QUWWATA ILLAA-BILLAH.

    firman Allah:

    لِكيْلا تأ ْسَوْاعلٰى ماَ فاَتَكُم ولا تَفرَحُوْا بِماَ اٰتَكمُ ْ

    " Supaya kamu tidak sedih(menyesal) terhadap apa yang terlepas dari tanganmu, dan tidak gembira atas apa yang di berikan kepadamu".


    العَارِفوُنَ اِذاَ بُسِطوُ اَخـْوَفَ مِنْهُمْ اِذاَ قبَضَُوا وَلاَ يَقِفُ علىَحُدُودِ الاَدَبِ فى الْبَسْطِ الاَّ قلِيْلٌ

    91. "al-'Arifun(Orang yang ma'rifat billah) jika merasa lapang, itu lebih khawatir/takut kepada Allah, dari pada jika berada dalam kesempitan, dan tidak dapat berdiri tegak dibatas-batas adab dalam keadaan lapang (basthu) kecuali hanya sedikit sekali".

    1. Syarah
    2. Dalam kitab ‘Latho-iful minan’ Syeih Ibnu Ato-illah berkata: “ Keadaan basthu itu menggelincirkan kaki para lelakinya Allah (orang sholih),. Jadi keadaan Basthu menjadikan sebab para ‘Arifin menambah kehati-hatiannya, dan kembali pada Allah. Sedangkan keadaan Qobdhu itu lebih dekat dengan keselamatan, karena itu sudah menjadi kedudukan hamba. Karena hamba selalu dalam genggaman dan kekuasaan Allah”.

      Abu bakar Assidiq ra. berkata: “kami diuji dengan kesukaran, maka kami kuat bertahan dan sabar. tetapi ketika kami diuji dengan kesenangan (kelapangan), hampir tidak tahan/sabar”.

      Syeikh Yusuf bin Husain ar-razy menulis surat kepada Al-Junaidy: “Semoga Allah tidak memberimu rasa kelezatan hawa nafsumu,jika engkau merasakan kelezatan,maka tidak akan merasakan kebaikan untuk selamanya”.


      البَسْطُ تاءْخُذُ النَّفْسُ مِنْهُ حَظَّهاَ بِوُجُودِ الفَرَحِ والقبضُ لاَ حَظَّ للنَّفْسِ فِيْهِ

      92." Didalam keadaan lapang (bashtu),hawa nafsu dapat mengambil bagiannya karena gembira, sedang dalam keadaan sempit (qobdhu) tidak ada bagian sama sekali untuk hawa nafsu".

      1. Syarah
      2. Hikmah ini menjelaskan hikmah sebelumnya tentang sulitnya menjaga adab/tatakrama kepada Allah dikala keadaan Basthu,maka dari itu sedikit sekali orang yang bisa menepati adab kepada Allah dikala Basth.

        karena itu manusia lebih aman dalam kesempitan, karena hawa nafsu tidak dapat berdaya dan tidak dapat bagiannya.

        Syeih Abul Hasan Assayadzily ra. berkata: Alqobdhu wal Basthu ( susah /sedih dan senang dalam hati)itu selalu silih berganti dalam perasaan tiap hamba, bagaikan silih bergantinya siang dan malam.Dan sebabnya qobdhu(susahnya hati) itu salah satu dari tiga: karena dosa atau kehilangan dunia. atau dihina orang. maka jika seseorang merasa berdosa maka segeralah bertaubat. jika kehilangan dunia, maka harus rela dan menyerahkan kepada hukum Allah. dan jika dihina orang harus sabar. dan jagalah dirimu jangan sampai kamu merugikan orang lain,

        Dan apabila terjadi qobdh yang tidak di ketahui penyebabnya, maka harus tenang dan menyerah kepadaAllah. insya Allah tidak lama akan sirna masa gelap dan berganti dengan terang, adakalanya terangnya bintang, yaitu ilmu. atau sinar bulan yaitu tauhid. atau matahari yaitu ma'rifat. tetapi jika tidak tenang di masa gelap(qobdh) mungkin akan terjerumus kedalam kebinasaan.

        Adapun masalah basthu(riang/senangnya hati), maka sebabnya adalah satu dari tiga ini: karena bertambahnya kelakuan ibadah/taat dan bertambahnya ma'rifat atau bertambahnya kekayaan atau kehormatan dan yang ke tiga karena pujian dan sanjungan orang kepadanya.

        maka adab seorang hamba :jika merasa bertambah kelakuan ibadahnya dan ilmu ma'rifatnya, harus merasa bahwa itu semata-mata karunia dari Allah,dan berhati-hati jangan sampai merasa bahwa itu dari hasil usahanya sendiri. dan jika mendapat tambahnya harta dunia, maka ini pula sebagai karunia dari Allah juga, dan harus waspada jangan sampai terkena bahayanya. adapun jika mendapat pujian dari orang lain kepadamu, maka kehambaanmu harus bersyukur kepada Allah yang telah menutupi kejelekanmu/aibmu, sehingga orang lain hanya melihat kebaikanmu.

Tidak ada komentar