Ciri-ciri Orang Yang Bertaubat
Ciri-ciri Orang Yang Bertaubat
خصال التائبين
قال الحافظ ابن كثير رحمه الله: وخصال التائب قد ذكرها الله في آخر سورة براءة، فقال: ﴿التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ﴾.
Al-Hafiz Ibnu Katsir Raẖimahullāh berkata bahwa ciri-ciri orang yang bertobat telah disebutkan oleh Allah di akhir surat al-Bara’ah (at-Taubah). Allah berfirman:
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ
Artinya:
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah…” (QS. At-Taubah: 112)
فلا بد للتائب من العبادة والاشتغال بالعمل للآخرة، وإلا فالنفس همامة متحركة، إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل، فلا بد للتائب من أن يبدل تلك الأوقات التي مرت له في المعاصي بأوقات الطاعات، وأن يتدارك ما فرط فيها، وأن يبدل تلك الخطواتِ بخطوات إلى الخير، ويحفظ لحظاتِه وخطواتِه، ولفظاتِه وخطراتِه…
Orang yang bertobat harus beribadah dan menyibukkan diri dengan amalan akhirat, karena jika tidak, jiwa manusia adalah keinginan yang terus bergerak, sehingga jika Anda tidak menyibukkannya dalam kebenaran, jiwa Anda yang akan menyibukkan Anda dalam kebatilan.
Orang yang tobat harus mengganti waktu-waktunya yang dulu dia lalui dalam maksiat dengan waktu-waktu dalam ketaatan, menyempurnakan apa yang dahulu dia lalaikan, mengganti langkah-langkah yang dulu dengan langkah-langkah menuju kebaikan, dan menjaga setiap detik, langkah, kata, dan pikirannya.
ثم قال الله تعالى: ﴿الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ﴾ الآية.
Kemudian Allah Subẖānahu wa Ta’ālā berfirman:
الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ
Artinya:
“…memuji (Allah), berpuasa, rukuk, sujud…” hingga akhir ayat surat at-Taubah: 112.
فهذه خصال التائب كما قال تعالى: ﴿التَّائِبُونَ﴾.
Inilah ciri-ciri orang yang bertobat, sebagaimana firman-Nya:
التَّائِبُونَ
Artinya:
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat…” (QS. At-Taubah: 112)
فكأن قائلًا يقول: من هم؟ قيل: هم العابدون السائحون إلى آخر الآية، وإلا فكل تائب لم يتلبس بعد توبته بما يقربه إلى من تاب إليه فهو في بعد وإدبار، لا في قرب وإقبال، كما يفعل من اغتر بالله من المعاصي المحظورات، ويدع الطاعات، فإن ترك الطاعات وفعل المعاصي أشد وأعظم من ارتكاب المحرمات بالشهوة النفسية.
Seolah-olah seseorang bertanya: “Siapa mereka?” Lalu dijawab: “Mereka adalah orang-orang yang beribadah, berpuasa…” dan seterusnya.
Jika tidak demikian, setiap orang yang bertobat tapi setelah tobatnya tidak menyibukkan diri dengan apa yang bisa mendekatkan dirinya kepada Zat Yang Menerima tobatnya, maka hakikatnya dia sedang jauh dan berpaling, bukan dekat dan mendekat. Ini seperti orang yang teperdaya dengan (ampunan) Allah sehingga berbuat dosa-dosa yang terlarang dan meninggalkan ketaatan, karena meninggalkan ketaatan dan melakukan kemaksiatan seperti ini lebih berat dan besar akibatnya daripada melakukan larangan karena mengikuti hawa nafsu.
فالتائب هو من اتقى المحذورات، وفعل المأمورات، وصبر على المقدورات”. البداية والنهاية (9/164)
Jadi, orang yang bertobat adalah orang yang menjauhi larangan-larangan-Nya, menjalankan perintah-perintah-Nya, dan bersabar dengan semua ketetapan-Nya. (Al-Bidāyah wa an-Nihāyah, 9/164)
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin al-Abbad al-Badr
Sumber: https://www.al-badr.net/muqolat/6696
Post a Comment