Pengaruh Cinta dan Benci dalam Kehidupan

Pengaruh Cinta dan Benci dalam Kehidupan

Pengaruh Cinta dan Benci dalam Kehidupan

Berita Dunia – Masalah benci dan cinta dalam kehidupan adalah salah satu pembahasan yang banyak ditekankan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

Cinta karena Allah dan benci karena Allah merupakan salah satu dari adab penting dalam gaya hidup seorang muslim, yang dampaknya terhadap kehidupan tidak dapat dipungkiri. Memang, kita hidup di dunia di mana setiap orang terlibat dengan masalah ini, yaitu cinta dan benci dalam kehidupan kita. Kita akan menyambut sesuatu yang kita sukai, atau merasa ingin menjauhi sesuatu yang kita benci. Jika seseorang berada di luar kedua kondisi ini, yaitu di dunia yang tidak lepas dari keburukan dan kebaikan, maka dapat dipastikan dia tidak akan menemukan dunia itu, ataupun dia sedang terganggu mentalnya. Dan tentunya dia harus segera melakukan sesuatu untuk memperbaiki dirinya.

Pentingnya cinta dan benci di dalam Al-Qur’an

Jika kita akrab dengan ayat-ayat Al-Qur’an, kita bisa mengetahui kedudukan yang indah dan pentingnya pembahasan ini dalam firman-Nya. Misalnya, ayat yang mengajak manusia untuk berteman dan mencintai para kekasih Allah, seperti firman-Nya dalam surat As-Shuro, ayat 23:

قُلْ لاَ أَسْئَلُکُمْ عَلَیْهِ أَجْراً إِلاَّ الْمَوَدَّةَ فِی الْقُرْبى
Artinya: “Katakanlah: Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang terhadap kerabat dekatku (Ahl-bait).“

Ayat yang indah ini memberikan kesaksian akan kedudukan tinggi dan berharga atas cinta. Ketika Nabi Muhammad SAW bersabar menghadapi semua kepahitan dan kesulitan dalam menjalankan agama, pada akhirnya Allah menyuruhnya untuk mengatakan: Aku tidak meminta apa-apa dari kalian kecuali kecintaan kalian; maka nilai dan kedudukan tinggi dari akhlak yang indah yang menjadi tolok ukur dalam kehidupan Islam ini menjadi jelas.

Selain itu, dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasr, ayat 10 Allah SWT berfirman:

والَّذِینَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ یَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِینَ سَبَقُونَا بِالْإِیمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِی قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِینَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّکَ رَؤُوفٌ رَّحِیمٌ
Artinya: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.

Betapa indahnya ayat ini yang telah menjelaskan tugas kita, sehingga dengan adanya ayat ini, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk menyimpan kedengkian atau membenci saudara seiman dan seagama kita, berapa banyak masalah yang kita harus tanggung dikarenakan sudah tidak adanya rasa cinta pada diri Kita sendiri, terlebih Allah SWT dalam QS-Al-Hijr: 47 juga berfirman:

وَنَزَعْنَا مَا فِی صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِینَ
Artinya: “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.”

Efek positif cinta dalam kehidupan

1) Memperkuat semangat untuk kebaikan Hubungan cinta dan persahabatan seperti sebuah kekuatan yang mendorong manusia dalam meraih kedudukan tinggi di mata Allah SWT, dan dapat meningkatkan semangat untuk mencapai tujuan. Sebenarnya, ada banyak hal yang menjadi penghalang manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya yang disebabkan tidak adanya gairah dan cinta dalam dirinya. Berapa banyak orang yang karena memiliki kecintaan yang tulus bisa mengatasi kesulitannya dan tidak ada keraguan dalam dirinya dalam menjalani jalan Ilahi dan mencapai kebahagiaan.

2) Memperkuat hubungan

Satu lagi yang merupakan efek berharga dari cinta dalam kehidupan adalah bahwa cinta dapat memelihara dan memperkuat hubungan yang sehat dan religius antara keluarga dan masyarakat. Berapa banyak keluarga yang bisa menjalani kehidupan yang harmonis dan tenang disebabkan adanya unsur ini dalam kehidupan mereka. Banyak perceraian dan perang adalah karena tidak adanya kekuatan yang berharga ini.

Efek negatif dari cinta

Meskipun kecintaan kepada kebaikan dan orang baik sangat dianjurkan dalam ayat dan riwatat , namun jika cinta ini tidak berada dalam koridor yang benar dan normal maka akan bisa membinasakan manusia itu sendiri. Dalam hal ini Sayyidina Ali (ra) berkata: “Kebinasaan bagi dua orang yang mencintai dan membenci secara berlebihan, dan dua orang karena saya akan binasa, yang menganggapku teman secara berelebihan dan memusuhiku dengan menebarkan permusuhannya.”

Kebencian dalam kehidupan

Salah satu atribut agama Islam yang paling indah dan berharga adalah mengungkapkan kebencian kepada musuh demi menghindari keburukan. Sebenarnya, jika manusia tidak memiliki kebencian atas tindakan buruk, maka kebencian ini sendiri yang akan menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan kotor dan jahat. Karena tidak adanya kekuatan untuk menolak keburukan dalam hidup bisa membuat seseorang menjadi lemah dan rentan. Sebenarnya, kebencian dan penolakan sebagai salah satu kekuatan preventif dapat menjaga manusia dari berbuat dosa dan maksiat, oleh karena itu, salah satu dari hukum amar makrum nahi munkar adalah mengungkapkan kebencian dan penolakan atas kejahatan, seperti dalam firman-Nya:

یَا وَیْلَتَى لَیْتَنِی لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِیلًا
Artinya: “Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).” (QS: Al-Furqon: 28)

Dan firman-Nya:

((بَراءَةٌ مِنَ اللَّهِ وَ رَسُولِهِ إِلَى الَّذینَ عاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِکینَ ))
Artinya: “(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka). (QS-At-Taubah: 1)

Bagi orang-orang berilmu dan yang memiliki pandangan luas, sudah jelas bagi mereka bahwa cinta dan kebencian adalah dua unsur berharga dan efektif dalam kehidupan seorang muslim. Satu-satunya hal yang harus menyertai kedua unsur berharga ini adalah untuk menjaga keberlangsungan dan kekokohannya di jalur penalaran yang benar atas agama. Jika cinta dan kebencian tidak melanggar batas akal dan agama, pasti akan sangat membantu dan konstruktif.

Tidak ada komentar