SUKA BERANGAN-ANGAN
SUKA BERANGAN-ANGAN
Segala
puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, dan aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa
dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusanNya. Wa Ba’du:
Allah telah mengecam suatu kaum yang
terlalu berangan-angan yang panjang sehingga melalaikan mereka dari beramal
untk hari akhirat sehingga ajal mereka datang secara tiba-tiba sementara mereka
tenggelam dalam kelalaian. Akhirnya mereka berangan-angan seandainya umur
mereka dipanjangkan agar bisa berbuat kebaikan mengejar ketertinggalan mereka
namun hal itu sangat mustahil terjadi. Firman Allah Ta'ala:
$yJt/
uqt
tûïÏ%©!$#
(#rãxÿ2
öqs9
(#qçR%x.
tûüÏJÎ=ó¡ãB
ÇËÈ
öNèdös
(#qè=à2ù't
(#qãèGyJtGtur
ãLÏiÎgù=ãur
ã@tBF{$#
(
t$öq|¡sù
tbqçHs>ôèt
ÇÌÈ
2. Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti
di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang
muslim. 3. Biarkanlah mereka (di dunia
ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), Maka
kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).[1]
Panjang angan angan adalah keinginan
yang keras kepada dunia secara berkesinambungan dan terus terjun padanya yang
dibarengi dengan berpaling dari kepentingan akhirat.[2]
Raslullah saw telah mengabarkan bahwa
banyak kaum yang berangan-angan yang panjang sehingga melebihi batas ajal
mereka.
Dari Buraidah ra berkata: Nabi saw
telah membuat sebuah garis di hadapan kami lalu beliau berkata: Ini adalah
angan-angan dan ini adalah ajalnya, pada saat dia tenggelam dalam
angan-angannya akhirnya ajalnya menjemputnya". [3]
Dan hal yang sungguh menakjubkan bagi
anak Adam adalah setiap kali ajalnya mendekat angan-angannyapun semakin
memanjang, keinginannya semakain menambah dan ingin dengan keduniaan dan tidak
ada seorangpun yang bisa selamat darinya kecali orang yang selamatkan oleh
Allah, dan jmlah mereka sangat sedikit.
Dari
Abi Hurairah ra berkata: Aku telah mendengar Nabi saw bersabda: Akan senantiasa
hati orang yang tua menjadi muda dalam dua perkara: cinta dunia dan dan panjang
angan-angan dengan dunia".[4]
Sebagaian besar makhluk ini tidak bisa
terlepas dari kekangan panjang angan-angan, kalaulah bukan karena angan-angan
maka seseorang tidak akan bisa menikmati kehidpan dunia selamanya. Seorang
penyair berkata:
Aku
mencela jiwa ini karena angan-angan yang selalu aku intai
Alangkah
sempitnya hidup ini tanpa dibarengi luasnya angan-angan
Ibnu Hajar berkata: Di dalam
angan-angan itu tersimpan rahasia yang sangat indah, sebab tanpa angan-angan
maka seseorang tidak merasakan kenikmatan di dalam hidup ini, jiwanya tidak
tentram dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan dunianya, namun yang tercela
adalah membiarkannya melewati batas dan tidak mempersiapkan diri untuk akhirat,
maka barangsiapa yang selamat darinya tidak dibebankan untuk menghilangkanya
secara keseluruhan.[5]
Maka orang yang berakal adalah oarng
yang tidak terbawa oleh angan-angannya yang panjang dan tidak pula melupakan
kenikmatan yang telah dijanjikan oleh Allah bagi setiap jiwa yang hidup.
FirmanAllah Ta'ala:
@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#s ÏNöqpRùQ$# 3 $yJ¯RÎ)ur cöq©ùuqè? öNà2uqã_é& tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# ( `yJsù yyÌômã Ç`tã Í$¨Y9$# @Åz÷é&ur sp¨Yyfø9$# ôs)sù y$sù 3 $tBur äo4quyÛø9$# !$u÷R$!$# wÎ) ßì»tFtB Írãäóø9$# ÇÊÑÎÈ
185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah
beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.[6]
Dari Abdullah bin Umar ra dia berkata:
Rasulullah saw memgang pundakku dan berkata: Jadilah engka di dunia ini
seaka-akan orang asing dan sedang melewati perjalanan. Dan Ibnu Umar berakta:
Apabila engkau berada pada waktu pagi maka janganlah menunggu waktu sore dan
apabila engkau berada di waktu sore maka janganlah mennggu waktu pagi, dan
mamfaatkanlah waktu sehatmu untuk waktu sakitmu, dan mamfaatkanlah hidupmu
untuk kematianmu". Imam Tirmidzi menambahkan: Dan anggpalah dirimu sebagai penghuni kubur,
sesungguhnya wahai Abdullah engkau tidak mengetahui apakah namamu pada keesokan
harinya.[7]
Ibnu Rajab berkata: Hadits ini adalah
dasar yang agung dalam pembahasan tentang memendekkan angan-angan duniawi sebab
tidak pantas bagi seiorang yang beriman menjadikan dunia ini sebagai tempat
kampong halaman dan tempat tinggal, akan tetapi keadaan yang seharusnya adalah
dia sekan-akan sedang berada dalam sebuah perjalanan yang sedang mempersiapkan
kendaraannnya untuk segera berangkat.[8]
Seorang lelaki memaski rmah Abu Dzar
lalu dia mengamati rumah dan seisinya. Maka lelaki tersebut berakta: Wahai Abu
Dzar di manakah barang-barang kalian?.
Lalu Abu Zar menjawab: Sesungguhnya kita memiliki rumah yang senantiasa
kita kejar. Lalu lelaki itu berkata: Akan tetapi engkau tetapa membutuhkan
prbekalan selama kita hidup di sini. Maka Ab Zar berkata: Sesungguhnya tuan
trumah tidaka akan pernah meninggalkan kita padanya.[9]
Dari Al-Hasan menceritakan pada saat
Salman sedang dijemput kematian diapun menangis dan berkata: Sesungguhnya
Rasulullah saw telah mengikat kita dengan sebuah janji namun kita telah
meninggalkan janji kita tersebut bahwa bekal salah seorang di antara kita pada
saat dia berada di dunia seperti perbekalan seorang yang sedang mengadakan
perjalanan. Dan al-Hasan berkata: kemudian kami melihat harta yang
ditinggalkannya setelah kematiannya, maka jumlah apa ayng ditinggalkannya
duapuluhan dirham atau tigapuluhan dirham.[10]
Maka hendaklah bagi orang yang berakal
untuk memanfaatkan masa hidupnya, sebab dia tidak mengetahui kalau jatahnya tinggal sedikit.
Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata: Apa yang berlalu dari dunia ini adalah impian
dan apa yang akan datang adalah angan-angan sementara waktu berlalu di antara
keduanya dengan sia-sia".[11]
Panjang angan-angan akan melahirkan
kemalasan dalam taat kepada Allah, mengulur-ulur waktu untuk bertaubat,
cendrung dengan dunia, melupakan akhirat, hati menjadi keras, sebab hati
menjadi lunak dan bersih dengan mengingat kematian, alam kubr, pahala dan siksa
serta kedahsyatan hari kiamat, firman Allah Ta'ala:
tA$sÜsù ãNÍkön=tã ßtBF{$# ôM|¡s)sù öNåkæ5qè=è% ( ÇÊÏÈ
16. Kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu hati mereka menjadi keras. [12]
Oleh
karena itlah Ali ra berkata: Sesungguhnya perkara yang paling aku takutkan
terhadap kalian adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun
mengikuti hawa nafsu maka hal itu bisa memalingkan seseorang dari kebenaran dan
panjang angan-angan akan membuat seseorang lupa dengan akhirat, duania pergi
menjauh sementara akhirat datang menjmput maka jadilah kalian sebagai orang
yang cinta akhirat dan janganlah menjadi budak dunia, sesungguhnya hari ini
adalah kesempatan untuk beramal dan bkan untuk dihisab dan diakherat kelak
adalah hari untuk dihisab bukan untuk beramal[13]
Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad dan kepada seluruh keluarga dan shahabatya.
[1] QS. Al-Hijr: 2-3
[2] Ensklopedi
Nadhratun na'im fi makarimi akhlaqi rasul saw: 11/4857
[3] HR. Al-Bukhari
nno: 6418
[4] HR. Bukhari no:
6420
[5] Fathul Bari:
11/237
[6] QS. Ali Imron: 185
[7] Sunan Turmudzi:
2333
[8] Jami'ul ulm wal
hikam: hal. 377
[9] Jami'ul ulm wal
hikam: hal. 377
[10] Musnad Imam Ahmad:
5/438 dan Shahih Ibnu Hibban: 2480
[11] Nudhratn Na'im:
10/4865
[12] QS. Al-Hadid: 16
[13] Shahihl Bukhari:
no: 6416
Post a Comment