Digeret ke Neraka: Penyesalan yang Terlambat

Materi Ceramah: “Digeret ke pNeraka: Penyesalan yang Terlambat”
(Disusun dari riwayat-riwayat dalam Daqā’iq al-Akhbār, diperkuat Al-Qur’an & Hadis Sahih)

Pendahuluan

الحمدُ للهِ الَّذي خَلَقَ فَسَوَّى، وَقَدَّرَ فَهَدَى، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Ceramah ini mengangkat gambaran dahsyat tentang digiringnya manusia ke neraka, terutama umat Nabi Muhammad ﷺ yang bermaksiat namun tidak bertaubat, sebagaimana digambarkan dalam Daqā’iq al-Akhbār.
Tujuannya bukan menakut-nakuti, tetapi menghidupkan rasa takut kepada Allah, sebagaimana firman-Nya:
Dalil 1 – Al-Hasyr: 21
 وَلَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ 
"Seandainya Al-Qur’an itu Kami turunkan kepada gunung, niscaya engkau akan melihatnya tunduk dan pecah berkeping-keping karena takut kepada Allah."

1. Digiringnya Musuh-Musuh Allah ke Neraka.
Riwayat menyebutkan bahwa orang-orang kafir dan para pendosa yang tidak bertaubat akan digiring dengan wajah hitam, mata membelalak, mulut terkunci, dan tubuh dibelenggu.

Gambaran ini sejalan dengan firman Allah:
Dalil 2 – Ibrahim: 49–50
وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُّقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَاد* سَرَابِيلُهُم مِّن قَطِرَانٍ وَتَغْشَىٰ وُجُوهَهُمُ النَّارُ 
"Engkau melihat para pendosa pada hari itu dibelenggu dengan rantai. Pakaian mereka dari cairan aspal, dan muka mereka diselimuti api."

Dalil 3 – Al-Hajj: 21–22

 وَلَهُمْ مَّقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ * كُلَّمَا أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ 
"Dan bagi mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka ingin keluar dari neraka, mereka dikembalikan ke dalamnya (dan dikatakan), ‘Rasakanlah azab yang membakar ini’.”

2. Umat Nabi Muhammad ﷺ yang Bermaksiat

Dalam riwayat disebutkan bahwa sebagian umat Nabi ﷺ yang melakukan dosa besar dan tidak bertaubat juga digiring menuju neraka.

Namun berbeda dengan orang kafir, keadaan mereka masih menunjukkan bekas kemuliaan sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ:

wajah tidak hitam,
mata tidak melotot,
tidak dibelenggu,
tidak digandengkan dengan setan.
Namun tetap digiring oleh malaikat karena dosa-dosa yang belum ditaubatkan.
Dalil 4 – Hadis tentang Syafaat Umat Nabi

Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
«لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ، فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ، وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي»
(HR. Bukhari & Muslim)

"Setiap nabi memiliki satu doa mustajab. Semua nabi telah menggunakan doanya, dan aku menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku."
Namun — syafaat ini tidak diberikan kepada orang yang meremehkan dosa dan menunda taubat.
3. Bagaimana Malaikat Menyeret Mereka?

Rasulullah ﷺ menggambarkan:
Para lelaki tua dan pemuda ditarik dengan jenggotnya.
Para wanita ditarik dengan rambut dan ubun-ubunnya

Dan mereka menjerit:
Penyesalan orang tua
واشيبَتاه، واضعفاه
"Aduh ubanku, aduh lemahnya diriku."

Penyesalan para pemuda
واشَباباه، واحسنَ صورتاه
"Aduh masa mudaku, aduh tampannya rupaku."

Penyesalan para wanita.
وافيضحتاه، واهتكَ سترَاه
"Aduh maluku, aduh tersingkapnya kehormatanku."
Ini menunjukkan bahwa:
masa tua, masa muda dan kehormatan yang tidak digunakan untuk taat menjadi sumber penyesalan.
Dalil 5 – An-Naba: 40
وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنتُ تُرَابًا 
"Orang kafir berkata: 'Aduhai, seandainya dulu aku hanyalah tanah’.”

4. Dialog Mengerikan dengan Malaikat Malik.
Ketika mereka tiba di hadapan penjaga neraka, Malaikat Malik, mereka ditanya:
مَنْ أَنْتُمْ؟
"Siapa kalian?"
Mereka menjawab:
نَحْنُ مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ
"Kami dari umat Nabi Muhammad ﷺ."
Lalu Malaikat Malik berkata:
أَمَا كَانَ لَكُمْ فِي الْقُرْآنِ زَاجِرٌ عَنِ الْمَعَاصِي؟
"Bukankah Al-Qur’an telah memperingatkan kalian dari maksiat?"

Ini menegaskan:
Ilmu tanpa amal tidak menyelamatkan.
Membaca Al-Qur’an tanpa taat tidak bermanfaat.
Menjadi umat Nabi bukan jaminan jika tidak kembali kepada Allah.

Dalil 6 – Al-Mulk: 10
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ 
"Mereka berkata: ‘Seandainya dulu kami mau mendengar dan berpikir, niscaya kami tidak termasuk penghuni neraka.’"

5. Tangisan Terakhir: Air Mata yang Terlambat
Ketika sudah berada di tepi neraka, mereka berkata:
يَا مَالِكُ ائْذَنْ لَنَا نَبْكِي عَلَى أَنْفُسِنَا
"Wahai Malik, izinkan kami menangisi diri kami!"
Malaikat Malik mengizinkan.
Mereka menangis hingga seluruh air mata habis, lalu menangis darah.

Lalu Malaikat Malik berkata:
مَا أَحْسَنَ هٰذَا الْبُكَاء لَوْ كَانَ فِي الدُّنْيَا مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، مَا مَسَّتْكُمُ النَّارُ الْيَوْمَ
"Alangkah indahnya tangisan ini jika dulu dilakukan di dunia karena takut kepada Allah. Niscaya hari ini kalian tidak akan tersentuh api neraka."

6. Penutup Ceramah

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Pelajaran yang bisa kita ambil:
1. Taubat tidak boleh ditunda.
Allah berfirman:
 إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ  (An-Nisā’: 17)
"Sesungguhnya taubat itu diterima dari orang yang segera bertaubat setelah berbuat dosa."
2. Jangan sia-siakan masa muda dan masa tua.
Pemuda dan orang tua yang tidak memanfaatkan waktunya untuk taat akan paling keras penyesalannya.
3. Menjadi umat Nabi adalah kemuliaan, tapi bukan jaminan.
Syafaat Nabi ﷺ diberikan kepada:
yang menjaga tauhid,
yang menjauhi dosa besar,
atau yang bertaubat sebelum ajal datang.
4. Menangislah karena takut kepada Allah.
Tangisan di dunia
menyelamatkan.
Tangisan di akhirat tidak berguna.

Doa Penutup

اللهم اجعلنا من التائبين المقبولين، ولا تجعلنا من الغافلين النادمين، وارزقنا خشيتك في السر والعلانية، واجعل آخر كلامنا من الدنيا لا إله إلا الله محمد رسول الله.

آمين يا رب العالمين

Tidak ada komentar