KHUTBAH JUMAT – “Digeret ke Neraka: Penyesalan yang Terlambat”
KHUTBAH JUMAT –
“Digeret ke Neraka: Penyesalan yang Terlambat”
BAGIAN PERTAMA
الحمدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى، وَقَدَّرَ فَهَدَى، نَحْمَدُهُ حَقَّ حَمْدِهِ، وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ… فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,
Pada khutbah hari ini kita mengambil pelajaran besar dari gambaran dahsyat digeretnya manusia ke neraka, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Daqā’iq al-Akhbār dan ditegaskan dalam Al-Qur’an.
Allah Ta’ala berfirman:
1. Azab bagi para pendosa dan orang kafir
وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُّقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ * سَرَابِيلُهُم مِّن قَطِرَانٍ وَتَغْشَىٰ وُجُوهَهُمُ النَّارُ
(Ibrahim: 49–50)
“Engkau melihat para pendosa pada hari itu dibelenggu dengan rantai. Pakaian mereka dari cairan aspal, dan wajah mereka diselimuti api.”
Dalam riwayat disebutkan bahwa musuh-musuh Allah digiring dengan:
wajah hitam,
mata melotot,
mulut terkunci,
tubuh dibelenggu dengan rantai,
diseret bersama setan,
dipukul dengan cambuk besi.
Ini ditegaskan Allah:
2. Cambuk-cambuk besi yang memukul mereka
وَلَهُمْ مَّقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ * كُلَّمَا أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
(Al-Hajj: 21–22)
Umat Nabi Muhammad ﷺ yang Bermaksiat
Jama’ah rahimakumullah…
Riwayat juga menggambarkan bahwa sebagian umat Nabi Muhammad ﷺ, yang di dunia mengaku beriman tetapi bergelimang maksiat dan menunda taubat, akan digiring menuju neraka.
Namun mereka tidak:
dibelenggu,
diseret bersama setan,
dihina wajahnya,
dikunci mulutnya.
Tetapi tetap digiring oleh para malaikat karena dosa-dosa mereka.
Mereka dituntun:
yang tua dan pemuda ditarik jenggotnya,
wanita ditarik ubun-ubunnya.
Mereka menjerit penuh penyesalan:
واشيبَتاه واضعفاه
“Aduh ubanku, aduh lemahnya aku.”
واشباباه واحسنَ صورتاه
“Aduh masa mudaku, aduh tampannya rupaku.”
وافيضحتاه واهتكَ سترَاه
“Aduh maluku, aduh terbukanya kehormatanku.”
Semua jeritan ini menunjukkan bahwa:
masa tua yang tak bertobat adalah penyesalan,
masa muda penuh maksiat adalah bencana,
kehormatan yang disia-siakan menjadi kehinaan.
Allah pun telah memperingatkan:
3. Penyesalan ahli neraka
وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنتُ تُرَابًا
(An-Naba’: 40)
“Orang kafir berkata: ‘Aduhai, seandainya aku dulu hanyalah tanah.’”
Dialog dengan Malaikat Malik
Ketika sampai di hadapan penjaga neraka, Malaikat Malik bertanya:
مَنْ أَنْتُمْ؟
“Siapa kalian?”
Mereka berkata:
نَحْنُ مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ
“Kami dari umat Nabi Muhammad.”
Namun Malaikat Malik berkata:
أَمَا كَانَ لَكُمْ فِي الْقُرْآنِ زَاجِرٌ عَنِ الْمَعَاصِي؟
“Bukankah Al-Qur’an telah memperingatkan kalian dari maksiat?”
4. Menyesal karena tidak mau mendengar ayat-ayat Allah
لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
(Al-Mulk: 10)
“Mereka berkata: ‘Seandainya dulu kami mau mendengar dan berpikir, niscaya kami tidak menjadi penghuni neraka.’”
Tangisan Mereka yang Terlambat
Di tepi neraka, mereka meminta:
يَا مَالِكُ ائْذَنْ لَنَا نَبْكِي عَلَى أَنْفُسِنَا
“Wahai Malik, izinkan kami menangisi diri kami.”
Mereka menangis hingga kehabisan air mata, lalu menangis darah.
Malaikat Malik berkata:
مَا أَحْسَنَ هٰذَا الْبُكَاء لَوْ كَانَ فِي الدُّنْيَا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، مَا مَسَّتْكُمُ النَّارُ الْيَوْمَ
“Alangkah baiknya tangisan ini jika dulu dilakukan di dunia karena takut kepada Allah. Niscaya hari ini kalian tidak akan disentuh neraka.”
Seruan Khutbah Pertama
Wahai hamba Allah…
Sesungguhnya taubat tidak boleh ditunda,
Menjadi umat Nabi tidak otomatis menyelamatkan,
Al-Qur’an harus diamalkan, bukan hanya dibaca,
Umur, masa muda, kehormatan – semuanya akan dimintai pertanggungjawaban.
اتَّقُوا اللَّهَ، وَعُودُوا إِلَيْهِ قَبْلَ أَنْ نُسَاقَ إِلَى مَوَاقِفِ النَّدَامَةِ.
أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ… فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH JUMAT – BAGIAN KEDUA
الحمدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَمْدًا يَوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيدَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ.
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah…
Khutbah pertama telah mengingatkan kita tentang kedahsyatan siksa neraka dan penyesalan yang terlambat.
Maka khutbah kedua ini mengajak kita untuk segera bertaubat sebelum ajal menutup pintu kesempatan.
5. Taubat harus segera, tidak boleh ditunda
Allah berfirman:
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ
(An-Nisā’: 17)
“Sesungguhnya taubat itu diterima bagi orang-orang yang segera bertaubat setelah berbuat dosa.”
6. Syafaat Nabi diberikan bagi yang tidak meremehkan dosa
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنِّي ادَّخَرْتُ شَفَاعَتِي لِأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِي»
(HR. Tirmidzi)
"Aku menyiapkan syafaatku bagi pelaku dosa besar dari umatku."
— selama mereka tidak mati dalam keadaan meremehkan dosa dan menolak taubat.
Seruan Khutbah Kedua
Maka wahai kaum muslimin…
Gunakan masa muda untuk taat,
Gunakan masa tua untuk memperbanyak amal,
Jaga kehormatan dan jauhi maksiat,
Perbanyak istighfar sebelum datang hari ketika air mata pun tidak berguna.
Doa Penutup
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ،
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا، وَاسْتُرْ عُيُوْبَنَا، وَاغْفِرْ ذُنُوْبَنَا،
اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ،
وَاجْعَلْ آخِرَ كَلَامِنَا مِنَ الدُّنْيَا لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
عِبَادَ اللَّهِ…
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ…
فَاذْكُرُوا اللَّهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
Post a Comment