LARANGAN MENGADA-ADA DALAM AGAMA

🕌 KHUTBAH JUMAT: LARANGAN MENGADA-ADA DALAM AGAMA

Khutbah Pertama

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.

أما بعد،
فيا أيها الناس، أوصيكم ونفسي المقصرة المذنبة بتقوى الله عز وجل، فاتقوا الله حق تقاته، ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini, marilah kita renungi salah satu hadits Nabi kita yang agung, diriwayatkan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : "مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ"
“Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan darinya, maka ia tertolak.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan:

 "مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ"
“Barang siapa yang melakukan suatu perbuatan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amalan itu tertolak.”

Jamaah yang dimuliakan Allah,
Hadits ini sangat singkat, namun mengandung prinsip yang sangat besar dalam agama Islam — yaitu bahwa segala bentuk ibadah harus bersandar pada dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ﷺ.

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala dalam surat Al-Māidah ayat 3:
 "الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا"
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Kuridai Islam sebagai agamamu.”

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam sudah lengkap, tidak perlu ditambah-tambah atau dikurangi. Maka siapa pun yang menambah dalam urusan agama, berarti ia seolah-olah menganggap bahwa Islam masih kurang sempurna — dan ini adalah bentuk pelecehan terhadap kesempurnaan agama Allah.

Bahaya Mengada-ada dalam Agama

Rasulullah ﷺ telah memperingatkan kita dalam banyak hadits agar menjauhi perbuatan bid‘ah. Dalam setiap khutbahnya beliau sering bersabda:
 "فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ"
“Sesungguhnya setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid‘ah, dan setiap bid‘ah adalah kesesatan.”

Perhatikanlah wahai kaum Muslimin,
Bahwa dalam agama ini tidak semua yang baru disebut bid‘ah, melainkan hanya perkara baru dalam urusan ibadah dan keyakinan yang tidak memiliki dalil dari syariat.

Adapun hal-hal baru dalam urusan dunia — seperti teknologi, sarana dakwah, atau administrasi — tidak termasuk dalam larangan ini, selama tidak bertentangan dengan syariat.

Namun apabila seseorang menambah bentuk ibadah baru, bacaan baru, atau ritual baru yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, maka perbuatan itu tertolak di sisi Allah, walau niatnya baik.

Karena keikhlasan saja tidak cukup tanpa mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ.
Dua syarat agar amal diterima di sisi Allah adalah:
1. Ikhlas karena Allah
2. Sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ (ittiba‘).

🌿 Ittiba’ Lebih Baik daripada Ibtida’
Rasulullah ﷺ telah menegaskan dalam sabdanya:
 "تركت فيكم أمرين، لن تضلوا ما إن تمسكتم بهما، كتاب الله وسنتي"
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara; kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya: Kitab Allah dan Sunnahku.”
Inilah jalan keselamatan umat Islam: berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, bukan mengikuti hawa nafsu atau tradisi yang tidak berdasar.
Karena itu, setiap Muslim hendaknya berhati-hati dalam beribadah, jangan sampai terjebak dalam amalan yang indah di mata manusia, tetapi tertolak di sisi Allah.

Khutbah Kedua
الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، ولا عدوان إلا على الظالمين، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

Ma‘asyiral Muslimin rahimakumullah,
Hadits ini memberikan pelajaran penting bagi kita agar beragama dengan ilmu, bukan dengan kebiasaan.
Karena kebiasaan tanpa ilmu bisa menjerumuskan kita kepada perbuatan bid‘ah, sedangkan ilmu menuntun kita kepada jalan sunnah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو ردٌّ"
“Barang siapa yang beramal tanpa tuntunan kami, maka amalan itu tertolak.
Maka marilah kita luruskan niat dan amal kita, agar setiap ibadah kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala.

🌺 Doa dan Harapan

اللهم إنا نسألك علماً نافعاً، وعملاً متقبلاً، وقلباً خاشعاً، ولساناً ذاكراً، ورزقاً واسعاً حلالاً طيباً.
اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه.
اللهم اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه.
اللهم توفّنا على الإسلام والسنة، واحشرنا في زمرة نبيك محمدٍ ﷺ، برحمتك يا أرحم الراحمين.

عباد الله،
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون

Tidak ada komentar