Makna Hijrah yang Sebenarnya

🕌 Materi Ceramah Jumat: Makna Hijrah yang Sebenarnya

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، سيدنا محمدٍ، وعلى آله وصحبه أجمعين. أما بعد.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Karena hanya dengan takwa, hidup kita akan penuh keberkahan dan akhir kehidupan kita akan berakhir dengan husnul khatimah.

Saudara-saudara seiman yang berbahagia,

Tema khutbah kita hari ini adalah tentang Hijrah yang Sebenarnya.

Kita semua tentu mengenal peristiwa hijrah Nabi Muhammad ﷺ dari Makkah ke Madinah. Peristiwa itu bukan hanya sebuah perpindahan tempat, tetapi juga menjadi simbol perubahan, perjuangan, dan pembaharuan hidup ke arah yang lebih baik.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ (رواه البخاري)

“Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari)

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa makna hijrah tidak hanya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi berpindah dari gelap menuju terang, dari maksiat menuju taat, dari keburukan menuju kebaikan.

Hijrah berarti meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya — sekecil apa pun itu.
Inilah hijrah yang sejati: perubahan hati dan perilaku menuju ridha Allah.

🌿 1. Hijrah dari Maksiat Menuju Taat

Hijrah bukan berarti harus pindah kota atau negara, tetapi pindah dari kebiasaan buruk menuju perbuatan baik.
Dari malas shalat menjadi rajin shalat, dari suka berbohong menjadi jujur, dari menunda amal menjadi segera beramal.
Setiap kali kita meninggalkan dosa, itulah hijrah.

🌿 2. Hijrah dari Tradisi Jahiliah Menuju Akhlak Islam

Dalam kehidupan modern, banyak kebiasaan yang tidak sesuai dengan nilai Islam — seperti budaya pamer, saling menghina di media sosial, atau mengikuti tren yang menjauhkan diri dari Allah.
Hijrah berarti berani berkata tidak pada keburukan, meski banyak yang melakukannya.
Karena ukuran kebenaran bukanlah jumlah yang mengikuti, tetapi ridha Allah yang kita cari.

🌿 3. Hijrah dari Kelemahan Iman Menuju Keteguhan Iman

Hijrah juga berarti memperkuat keyakinan.
Dari iman yang lemah menuju iman yang kokoh, dari hati yang lalai menuju hati yang selalu mengingat Allah.
Hijrah iman ini harus diperbarui setiap hari dengan dzikir, tilawah, dan amal saleh.

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Hijrah adalah proses sepanjang hayat. Selama masih hidup, kita dituntut untuk terus memperbaiki diri.
Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Allah Maha Pengampun dan Maha Menerima taubat.

Allah berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 53:

“Katakanlah (wahai Muhammad), wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Maka, jangan pernah merasa terlambat untuk berhijrah.
Mulailah dari hal kecil: memperbaiki shalat, menjaga lisan, menahan amarah, dan memperbanyak istighfar.

Penutup:

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa berhijrah — bukan hanya secara lahir, tetapi juga batin; bukan hanya berubah di awal tahun, tetapi istiqamah sepanjang hayat.

اللهم اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه، ووفقنا لما تحب وترضى، واهدنا إلى صراطك المستقيم، وثبتنا على طاعتك حتى نلقاك وأنت راضٍ عنا يا أرحم الراحمين

آمين يا رب العالمين

Tidak ada komentar