Rahmat Allah untuk Orang Sakit & Kisah Pemuda Bani Israil

CERAMAH: Rahmat Allah untuk Orang Sakit & Kisah Pemuda Bani Israil

Pendahuluan

الحمد لله رب العالمين، حمداً كثيراً طيباً مباركاً فيه، كما يحب ربنا ويرضى.
والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه ومن والاه.

Jamaah yang dimuliakan Allah,
Sakit adalah keadaan yang berat, melemahkan, dan terkadang membuat diri merasa tidak berdaya. Namun di balik itu, Islam mengajarkan bahwa sakit bagi seorang mukmin adalah rahmat, ampunan, dan kesempatan meninggikan derajat.
Hadits-hadits Nabi ﷺ menunjukkan bahwa Allah tidak mengurangi pahala seorang hamba walaupun ia tidak mampu melakukan ibadah seperti ketika sehat. Bahkan Allah memberi lebih.

1. Orang Sakit Ditulis Amal Terbaiknya Ketika Sehat
Rasulullah ﷺ bersabda:
النَّبِيَّ ﷺ قَالَ
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ أَمَرَ اللهُ تَعَالَى الْمَلَائِكَةَ: أَنْ اكْتُبُوا لِعَبْدِي أَحْسَنَ مَا كَانَ يَعْمَلُ فِي الصِّحَّةِ وَالرَّخَاءِ.**
Artinya:
“Apabila seorang hamba yang beriman sakit, Allah memerintahkan para malaikat: Tulislah untuk hamba-Ku itu amal terbaik yang biasa ia lakukan ketika sehat dan lapang.”
(HR. Abu Umamah — diriwayatkan dalam berbagai kitab fada’il)
Maknanya:
Jika seseorang rutin shalat malam, sedekah, zikir, atau ibadah lain saat sehat,
Lalu ketika sakit ia tidak mampu,
➡ Allah tetap menuliskan pahala penuh seperti dahulu ia amalkan.
Ini menunjukkan luasnya rahmat Allah terhadap hamba yang diuji dengan sakit.

2. Sakit Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat
Dalam hadis shahih Nabi ﷺ bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا سَقَمٍ وَلَا حَزَنٍ، حَتَّى الْهَمِّ يُهِمُّهُ، إِلَّا كَفَّرَ اللهُ بِهِ مِنْ خَطَايَاهُ
Artinya:
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan, sakit, kesusahan, kesedihan, bahkan kegundahan, kecuali Allah menghapus dengan semua itu sebagian dari dosa-dosanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan dalam riwayat lain, Nabi ﷺ bersabda:
حُمَّى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ كَفَّارَةُ سَنَةٍ
Artinya:
“Demam sehari semalam adalah penghapus dosa selama satu tahun.”

3. Penjelasan Hadis: Malaikat Mengambil Empat Hal Saat Hamba Sakit

Dalam riwayat fada’il disebutkan bahwa ketika seorang mukmin sakit, Allah mengutus empat malaikat:
1. Malaikat yang mengambil kekuatan tubuhnya → sehingga ia terasa lemah.
2. Malaikat yang mengambil lezatnya makanan → sehingga makanan tidak terasa enak.
3. Malaikat yang mengambil cahaya wajahnya → sehingga tampak pucat.
4. Malaikat yang mengambil dosa-dosanya → sehingga ia menjadi bersih dari dosa.
Lalu ketika Allah hendak menyembuhkannya:
Kekuatan dikembalikan
Kenikmatan makanan dikembalikan
Cahaya wajah dikembalikan
Namun dosa-dosanya tidak dikembalikan.
Malaikat bertanya:
"Ya Rabb, yang lain Engkau perintahkan mengembalikan apa yang diambilnya, mengapa dosa tidak Engkau perintahkan supaya kuberikan kembali?"
Allah menjawab:
لَا يَحْسُنُ مِنْ كَرَمِي أَنْ أَرُدَّهَا إِلَى عَبْدِي بَعْدَ أَنْ تَعِبَ فِي الْمَرَضِ
Artinya:
“Tidak pantas menurut kemurahan-Ku untuk mengembalikan dosa-dosanya setelah ia bersusah payah dengan sakitnya.”
Inilah keluasan rahmat Allah.

4. Dalil Al-Qur’an: Kesabaran Dibalas Tanpa Batas
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
(QS. Az-Zumar: 10)
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan diberikan pahala mereka tanpa perhitungan.”
Sakit adalah salah satu ladang kesabaran terbesar, maka pahalanya pun tanpa batas.

5. Kisah Pemuda Fasik dari Bani Israil: Rahmat Allah Mengalahkan Segala Dosa
Jamaah yang dirahmati Allah,
Dalam hadis riwayat hikayat, disebutkan kisah seorang pemuda fasik dari Bani Israil:
Ia melakukan banyak maksiat
Diusir dari kotanya atas perintah Allah
Diusir pula dari kampung lain
Hingga ia hidup sendirian di padang tandus
Di sana ia sakit keras
Tak ada ibu, ayah, istri, atau anak-anak yang menemani.
Dalam kesakitan itu ia berkata:
اللهم إن قطعتني عن أهلي فلا تقطعني عن رحمتك
Artinya:
“Ya Allah, jika Engkau memutuskan hubunganku dengan keluargaku, maka janganlah Engkau putuskan aku dari rahmat-Mu.”
Ia menangis menyesali dosanya dan memohon ampun.
Lalu Allah mengirim:
Bidadari seperti ibunya
Bidadari seperti istrinya
Anak-anak seperti anaknya
Malaikat seperti ayahnya

Mereka menemaninya hingga ia meninggal dalam keadaan tenang dan bertaubat.
Allah berfirman kepada Musa as.:
إِنَّهُ وَلِيٌّ مِنْ أَوْلِيَائِي، رَحِمْتُهُ بِأَنِينِهِ فِي مَرَضِهِ وَغُرْبَتِهِ
Artinya:
“Ia adalah salah satu wali-Ku. Aku merahmatinya karena rintihannya ketika sakit dan keterasingannya.”

Allah memerintahkan Musa as. untuk:
Memandikan
Mengkafani
Menshalatkan pemuda tersebut

Kisah ini mengajarkan bahwa:
Taubat di akhir hidup dapat mengubah seluruh keadaan seseorang
Allah tidak memandang masa lalu, tapi kondisi hati saat kembali kepada-Nya

6. Hikmah Besar dari Cerita Ini
1. Allah tidak membiarkan rintihan orang sakit sia-sia
2. Orang terasing, yang jauh dari keluarga, lebih besar rahmat Allah untuknya
3. Taubat dengan hati yang hancur lebih Allah cintai
4. Sakit dapat menjadi jalan menuju derajat wali Allah
5. Rahmat Allah lebih luas dari dosa manusia sebesar apa pun

Penutup
Jamaah yang berbahagia,
Sakit bukan hukuman, tetapi:
Penghapus dosa
Penambah pahala
Tanda perhatian Allah
Kesempatan kembali kepada-Nya

Mari kita tutup dengan doa.
Doa Penutup
اللهم رب الناس، أذهب البأس، واشفِ أنت الشافي، لا شفاء إلا شفاؤك، شفاءً لا يغادر سقماً.
اللهم اجعل مرضنا ومرضى المسلمين رفعة للدرجات وتكفيراً للسيئات.
اللهم اختم حياتنا بحسن الخاتمة، ولا تحرمنا من رحمتك الواسعة.
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.
والحمد لله رب العالمين

Tidak ada komentar